DI
LEMBAGA FARMASI PUSKESAD (LAFIAD)
(BANDUNG, 28 NOVEMBER – 23 DESEMBER 2022)
DISUSUN OLEH:
ANAS FATURRAHMAN PUTRA
N014 22 1119
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
FARMASI INDUSTRI
DI
DISETUJUI OLEH
Dra. Ermina Pakki, M.Si., Apt. Drs. Burhanuddin Taebe, M.Si., Apt.
NIP. 19606061988032002 NIP. 194807271979031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan inayah-Nya
Desember sebagai salah satu syarat dalam kelulusan Program Studi Profesi
serta dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari adanya beberapa kendala
dan hambatan yang terjadi. Tetapi, dengan adanya bantuan dan arahan dari
berbagai pihak laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin
Industri dan Ibu Ermina Pakki, M.Si., Apt selaku Kordinator Praktek Kerja
Mayor CKM Randi Kristiana, S.Si., M.Si., Apt. selaku lapangan di Lembaga
Farmasi PUSKESAD.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
2. Bapak Abdul Rahim, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt selaku ketua Program
iii
4. Bapak Mayor CKM Randi Kristiana, S.Si., M. Si., Apt. selaku
Angkatan Darat
Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu
di Lafi Puskesad.
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
Makassar, 2023
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1 Latar Belakang...............................................................................................1
I.2 Tujuan PKPA Farmasi Industri.....................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM...............................................................................3
II.1 Sejarah Lembaga Farmasi Puskesad............................................................3
II.2 Visi dan Misi................................................................................................5
II.3 Organisasi Perusahaan.................................................................................5
II.4 Produk Lafi Puskesad...................................................................................7
II.5 Sertifikat CPOB Lafi Puskesad....................................................................7
II.6 Aspek-Aspek CPOB di Lafi Puskesad.........................................................8
BAB III GAMBARAN KHUSUS SISTEM ALIH DAYA FORMULASI OBAT
BARU.....................................................................................................................15
III.1 Defenisi Alih Daya...................................................................................15
III.2 Syarat Alih Daya.......................................................................................16
III.3 Tujuan dari suatu alih daya / outsourcing.................................................16
III.4 Dasar hukum pengaturan alih daya (Outsourcing)...................................17
III.5 Pemberi Kontrak.......................................................................................17
III.6 Penerima Kontrak.....................................................................................18
III.7 Alih Daya di Lafi Puskesad.....................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................20
BAB V PENUTUP................................................................................................23
V.1 Kesimpulan.................................................................................................23
v
V.2 Saran...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu pelayanan kesehatan untuk menghasilkan obat yang aman dan
bermutu adalah industri farmasi. Industri farmasi berdasarkan Peraturan BPOM
No.34 tahun 2018 adalah badan usaha yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau
bahan obat. Industry farmasi merupakan salah satu industri strategis yang
menyangkut kesehatan manusia. Melalui perannya dalam bidang pembuatan obat,
industri farmasi dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Industri farmasi memiliki moral dan tanggung jawab sosial untuk senantiasa
menghasilkan produk obat yang memenuhi standar mutu, khasiat, dan keamanan.
Fungsi industri farmasi yaitu dalam pembuatan obat/bahan obat, pendidikan dan
pelatihan dan penelitian dan pengembangan. Pembuatan obat adalah seluruh
tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal
dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian
mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan. Industri farmasi menjadi salah
satu industri yang dikontrol dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik dalam segi perizinan, produksi,
peredaran, maupun kualitas obat yang diedarkan (1).
1
2
penyimpanan dan pengiriman obat yang baik, pengawasan mutu, inspeksi diri;
audit mutu; dan audit persetujuan pemasok, keluhan dan penarikan produk,
dokumentasi, kegiatan alih daya, dan kualifikasi dan validasi (1)
Salah satu aspek penting pada CPOB yaitu alih daya. Industri farmasi yang
ikut dalam penyediaan obat adalah Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan
Darat. Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan Darat merupakan suatu
industri farmasi milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD)
yang memproduksi obat-obatan sesuai dengan CPOB yang diperuntukkan hanya
untuk prajurit dan Pegawai Negara Sipil Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat (4). Namun seiring dengan berjalannya waktu Lembaga Farmasi Pusat
Kesehatan Angkatan Darat juga telah memproduksi beberapa jenis obat yang yang
telah diregistrasi dan dapat dikonsumsi untuk masyarakat umum.
Oleh karena itu, dengan memulainya industri Lafi Puskesad memproduksi
sedian obat yang dapat di pasarkan maka meningkat pula persaingan dalam dunia
bisnis antar perusahaan industri sehingga menuntut suat perusahaan untuk
berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan produk dan jasa
yang terkait dengan kompetensi utamanya. Adanya konsentrasi terhadap
kompetensi utama dari perusahaan, akan dihasilkan sejumlah produk dan jasa
memiliki kualitas yang memiliki daya saing di pasaran. Untuk melaksanakan hal
tersebut maka perlunya dilaksanakan prinsip dalam CPOB yang benar satunya
yaitu alih daya. Outsourcing (Alih Daya) diartikan sebagai pemindahan atau
pendelegasian beberapa proses produksi dari satu divisi ke divisi lain dengan
memperhatikan standar operasional prosedur yang tepat
Berdasarkan hal tersebut, maka pada pelaksanaan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) Farmasi Industri di Lembaga Farmasi PUSKESAD (LAFIAD)
diharapkan agar mahasiswa calon apoteker dapat melihat penerapan CPOB dan
mengetahui sistem alih daya formulasi obat baru di Lembaga Farmasi
PUSKESAD (LAFIAD).
3
yang didirikan pada tahun 1818 di Jakarta, tanggal 28 Oktober 1928 pindah ke
Bandung. Pada tanggal 23 Januari 1950 dibentuk panitia pengalihan dari MSL
kepada TNI AD, pada tanggal 1 Juni 1950 dilaksanakan serah terima MSL
berdasarkan telegrafisch order No. 13579 tanggal 8 Mei 1950 dari chief generale
penetapan hari jadi Lafi Ditkesad. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Dirkesad
13 September 1960 terhitung mulai tanggal 8 Juni 1960 LKAD dan DOAD
3
4
Jankesad.
kembali menjadi Lafi Puskesad. Terhitung mulai tanggal 30 Januari 2004 Lafi
Gudang Utara No. 25 Bandung dengan luas tanah 6.562 m2 dan luas bangunan
3.382 m2.
Obat yang Baik (CPOB) dan Surat Keputusan Dirjen POM No.
544/A/SK/XII/1989 Tentang Penerapan CPOB. Oleh karena itu, pada tahun 1995
Jalan udang Utara No. 26 Bandung dengan luas tanah 12.152 m2 dan luas
dengan RIP yang sudah disetujui tersebut. Pada tahun 2000, Lafi Puskesadtelah
selanjutnya pada tahun 2001 diperoleh 1 sertifikat CPOB untuk sediaan serbuk
5
injeksi steril antibiotik β-laktam dan turunannya, serta pada tanggal 1 Juni 2006
diperoleh 5 sertifikat CPOB untuk fasilitas non β- laktam yaitu sediaan tablet
serbuk oral non-antibiotika dan cairan obat oral non-antibiotika. Terhitung hingga
tahun 2021, Lafi Puskesadmemiliki 7 sertifikat CPOB yang terdiri dari Sertifikat
untuk Sediaan Tablet dan Tablet salut Non- β-laktam, Sertifikat CPOB untuk
Sediaan Kapsul Keras Non- β-laktam, Sertifikat CPOB untuk Sediaan Cairan Obat
Luar Non- β-laktam, Sertifikat CPOB untuk Sediaan Cairan Oral Non- β-laktam,
Sertifikat CPOB untuk Sediaan Tablet Antibiotik Penisilin dan Turunannya dan
Turunannya.
II.2 Visi dan Misi
memenuhi kebutuhan obat yang bermutu, Aman, dan Berkhasiat bagi TNI, PNS
berikut :
No. Perkasad/219/XII /2007 tanggal 10 Desember 2007 dapat dilihat pada gambar
Organisasi dan Tugas Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Orgas
PA AHLI KABAGMINLOG
ES. PELAYANAN
KASI TUUD
ES. PELAKSANA
Keterangan:
KALAFI : Kepala Lembaga Farmasi
WAKALAFI : Wakil Kepala Lembaga Farmasi
PA. AHLI : Pewira Ahli
KABAG MONLOG : Kepala Bagian Adminitrasi Logistik
KASI TUUD : Kepala Sesti Tata Usaha dan Urusan
Dalam
KAINSTAL LITBANG : Kepala Instalasi Penelitian dan
Pengembangan
KAINSTAL PROD : Kepala Instalasi Produksi
KAINSTAL WASTU : Kepala Instalasi Pengawasan Mutu
7
Jenis produk yang diproduksi oleh LAFIAD terdiri dari obat-obat yang
telah diregistrasi seperti Amoxad, Ponstad, Fimol dan belum teregistrasi yaitu
Ampi, Thianfi, Folax, Buscofiad, Clofenad, Dexad, Dextro, Ifenad, Imodiad,
Lafihistin, Lafitens, Metron, Neolafimag, Neuralgad, Lafiodin yang bentuk
sediaannya terdiri dari beberapa jenis berupa tablet, kaplet, kapsul, sirup kering,
cairan obat luar, cairan oral dan salep obat luar yang kemudian digunakan untuk
keperluan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) (4).
II.6.2 Personalia
Sanitasi dan higiene diterapkan pada ruang lingkup produksi obat untuk
mencegah timbulnya pencemaran potensial. Dengan menjamin sanitasi dan
higiene maka mutu produk yang diproduksi semakin baik. Ada beberapa ruang
lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan dan
perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan segala sesuatu yang dapat
merupakan sumber pencemaran produk.
LAFIAD selalu memberikan pembinaan dan upaya untuk memotivasi para
personil agar dapat disiplin dan mempunyai kesadaran sendiri dalam menerapkan
prinsip-prinsip sanitasi dan higiene untuk kebersihan produk obat, peralatan, dan
lingkungan kerja, serta kesehatan personil itu sendiri secara rutin saat hendak
melakukan produksi dan selesai produksi. Dalam proses produksi, personil
menggunakan pakaian khusus berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang dilengkapi
dengan masker, penutup kepala, baju, sepatu dan google (kaca mata pelindung).
Gedung produksi beta laktam, non beta laktam, sefalosporin dan lab
biovak di LAFIAD memiliki sanitasi yang baik dan selalu dibersihkan secara
berkala sesuai dengan prosedur tetap pembersihan yang telah ditetapkan.
II.6.6 Produksi
15
16
Semua catatan terkait dengan kegiatan alih daya, misal catatan pengolahan,
analisis dan distribusi, serta sampel pembanding hendaklah disimpan oleh atau
disediakan untuk Pemberi Kontrak. Semua catatan yang relevan untuk penilaian
mutu produk, bila terjadi keluhan atau cacat produk atau penyelidikan kasus
dugaan pemalsuan, hendaklah dapat diakses dan ditetapkan dalam prosedur yang
dibuat oleh Pemberi Kontrak.
Kontrak hendaklah mencakup izin bagi Pemberi Kontrak untuk
menginspeksi kegiatan alih daya yang dilaksanakan oleh Penerima Kontrak atau
pihak ketiga yang telah disetujui Bersama (1).
III.2 Syarat Alih Daya
1. Hendaklah dibuat kontrak tertulis yang meliputi semua kegiatan alih daya,
produk atau pekerjaan dan semua pengaturan teknis terkait.
2. Semua pengaturan untuk kegiatan alih daya termasuk usulan perubahan
teknis atau perubahan lain hendaklah sesuai dengan peraturan regulasi
dan Izin Edar untuk produk terkait.
3. Jika pemegang Izin Edar dan Izin Industri Farmasi tidak sama,
Pengaturan yang tepat hendaklah dibuat dengan mempertimbangkan
semua prinsip yang dijelaskan dalam bab ini dan mengikuti peraturan
yang berlaku
4. Pembuatan obat alih daya di Indonesia hanya dapat dilakukan oleh
industri farmasi yang memiliki sertifikat CPOB yang berlaku yang
diterbitkan oleh Badan POM
III.3 Tujuan dari suatu alih daya / outsourcing
.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu aspek CPOB yang perlu diterapkan di Lafi Puskesad adalah alih
daya. Kegiatan alih daya pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu toll out dan toll
in. Toll out adalah kerjasama antara suatu industri farmasi dengan industri farmasi
lain. Sebelum pelaksanaan toll in, pihak pemberi kontrak terlebih dahulu
melakukan audit terhadap Lafi Puskesad untuk melihat fasilitas yang dimiliki
akan datang, hendaklah memproduksi sediaan obat yang dapat di pasarkan secara
komersil atau diproduksi secara terus menerus dan juga Alat, Fasilitas, serta
Personalia yang sangat menunjang sesuai standar yang ditetapkan oleh CPOB.
aktivitas penciptaan produk dan jasa yang terkait dengan kompetensi utamanya.
20
21
dihasilkan sejumlah produk dan jasa memiliki kualitas yang memiliki daya saing
di pasaran. Dalam iklim persaingan usaha yang makin ketat, perusahaan berusaha
solusinya adalah dengan sistem outsourcing, dimana dengan sistem ini perusahaan
badan penyedia jasa, dimana badan penyedia jasa tersebut melakukan proses
disepakati oleh para pihak dan bagian yang berperan dalam kualifikasi instalasi di
merupakan milik pemerintah yang memproduksi obat hanya dalam sektor TNI
dan belum melakukan produksi untuk diperjual belikan secara komersil terlebih
diantaranya berupa alih teknologi formulasi obat baru yang dilakukan oleh
Litbang ke Produksi dimana prosedur ini berlaku untuk transfer formulasi obat
diberikan kepada bagian Litbang, Pastitu, dan Wastu dengan tugas membuat
protokol tata cara alih farmasi dari Litbang ke produksi, memastikan dokumen
dan proses yang diberikan berjalan dengan efektif dan efisien, serta mengawasi
22
proses produksi mulai dari tahap awal sampai produk jadi. Akan tetapi, jika Lafi
V.1 Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
1. BPOM. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. 2018.
2. BPOM. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan Pengawas
Obat dan Makanan, Jakarta.
3. Mayor Ckm (K) Rumdani, Erna. S.Gz. 2022. “Kepangkatan Militer dan
Organisasi Lafi Puskesad”. Personal Communication: 04 Oktober 2022, Lembaga
Farmasi Puskesad
4. Letkol Ckm Budianto, Agung Kuntjoro. S.Si.,Apt 2022. “Fasilitas dan Proses
Produksi”. Personal Communication: 06 Oktober 2022, Lembaga Farmasi
Puskesad.
5. Lettu Ckm Fitri, Elmi. S.Farm.,M.Sc.,Apt. 2022. Pemastian Mutu. Personal
Communication: 12 Oktober 2022, Lembaga Farmasi Puskesad.
6. Letkol Ckm Wuryantaka, Tedy. M.Si.,Apt 2022. “Pengawasan Mutu”.
Personal Communication: 07 Oktober 2022, Lembaga Farmasi Puskesad.
7. Mayor Ckm Nandang. S.E. 2022. “Sistem Penunjang Industri Farmasi dan
Pengelolahan Limbah”. Personal Communication: 07 Oktober 2022, Lembaga
Farmasi Puskesad.
8. Letkol Ckm Budianto, Agung Kuntjoro. S.Si.,Apt 2022. “Fasilitas dan Proses
Produksi”. Personal Communication: 06 Oktober 2022, Lembaga Farmasi
Puskesad.
9. Kapten Ckm (k) Mulyani, S.T. 2022. “Penyimpanan Bahan Baku Dan Produk
Jadi Serta Sistem Gudang”. Personal Communication: 13 Oktober 2022, Lembaga
Farmasi Puskesad.
10. Lettu Ckm (K) Zulfana, Arafah. S.Si.,Apt. 2022. Audit Vendor. Personal
Communication: 05 Oktober 2022, Lembaga Farmasi Puskesad.
11. Barirah, Ranti Hashna, S.Farm.,Apt. 2022. “Manajemen Resiko Mutu dan
Sistem Dokumentasi”. Personal Communication: 12 Oktober 2022, Lembaga
Farmasi Puskesad.
12. Mayor Ckm Kristiana, Randy. S.Si., Apt 2022. “Kualifikasi dan Kalibrasi”.
24
25
26
27