1
1
Disusun oleh :
GALUH BARLIAN
NIM. 164101484010094
BANJARMASIN
2018
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA LAPANGAN
di
Disusun oleh:
GALUH BARLIAN
NIM. 164101484010094
2018
LEMBAR PENGESAHAN
DI
3. BPOM
Disusun oleh:
GALUH BARLIAN
NIM. 164101484010094
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
MENGETAHUI
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam laporan kunjungan
Laporan kunjungan industri ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan
dan hambatan selama mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
laporan ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan
Banjarmasin,Desember 2018
GALUH BARLIAN
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 3
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA LAPANGAN ........................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 8
1.1 Maksud dan Tujuan ................................................................................................ 8
1.2 Pengertian – pengertian .......................................................................................... 9
BAB II URAIAN OBJEK KUNJUNGAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN .......... 17
2.1 PT. Martina Berto ................................................................................................. 17
2.1.1 Lokasi Pabrik .............................................................................................. 20
2.1.2 Struktur Organiasi di Perusahaan Martha Tilaar Grup ........................ 21
2.1.3 Proses Produksi / Pembuatan .................................................................... 24
2.1.4 Pengujian Mutu........................................................................................... 25
2.1.4.1 Pemeriksaan raw material ...................................................................... 26
2.1.4.2 Pemeriksaan Packaging material .......................................................... 27
2.1.4.3 Pemeriksaan bulk work in process ........................................................ 28
2.1.4.4 Pemeriksaan mikrobiologi ..................................................................... 28
2.1.4.5 Pemeriksaan in process control dan outgoing product. ....................... 29
2.1.5 Distribusi...................................................................................................... 30
2.1.6 Pengolahan Limbah .................................................................................... 30
2.1.7 Daftar Produk (BRAND) .......................................................................... 32
2.1.8 Divisi PT Martina Berto Tbk ..................................................................... 33
2.2 PT. INDOFARMA (Persero) Tbk......................................................................... 80
2.2.1 Struktur Organisasi PT. Indofarma (Persero) Tbk ............................. 85
2.2.2 Visi dan Misi PT. Indofarma (Persero) Tbk ......................................... 86
2.2.3 Moto PT. Indofarma (Persero) Tbk ...................................................... 87
2.2.4 Logo PT. Indofarma (Persero) Tbk....................................................... 87
2.2.5 Kebijakan Mutu ...................................................................................... 88
2.2.6 Kedudukan, Fungsi dan Peranan .......................................................... 89
2.2.7 Lokasi dan Fasilitas ................................................................................ 90
2.2.8 Produk PT. Indofarma (Persero) Tbk .................................................. 92
2.2.9 Pelaksanaan Kegiatan di PT. Indofarma (Persero) Tbk ..................... 93
2.3 BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM) ....................... 153
2.3.1 Struktur Organisasi BPOM ......................................................................... 155
2.3.2 Tugas dan Fungsi BPOM ............................................................................ 156
2.3.3 Kewenangan BPOM ................................................................................... 158
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 166
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 169
BAB I
PENDAHULUAN
adalah untuk memenuhi Sistem Kredit Semester (SKS) perkuliahan dan memenuhi
persyaratan mengikuti ujian akhir, agar setelah lulus calon Ahli Madya Farmasi
farmasi.
Farmasi.
kembali.
1. Apoteker
2. Industri Farmasi
Industri Farmasi. Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin
bahan obat.
perundang-undangan.
4. Perbekalan Farmasi
farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, obat asli
5. Pekerjaan Farmasi
6. Bahan Baku
7. Pengemasan
9. Imunoserum
kuman atau bisa ular atau mengikat kuman atau virus atau antigen lain yang
10. Karantina
2, 2013).
Produk ruahan adalah tiap bahan-bahan yang telah selesai diolah dan
tinggal memerlukan satu atau lebih tahap pengelolaan lebih lanjut untuk
Produk antara adalah tiap bahan atau campuran bahan yang masih
memerlukan satu atau lebih tahap pengelolaan lebih lanjut untuk menjadi
16. Kosmetik
kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
Limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) adalah sisa suatu
tentang Industri Farmasi. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral dan
pengalaman.
20. Sterilisasi
bahan atau alat atau tempat dapat bebas dari semua jasad renik atau
mikroba baik yang patogen atau yang tidak patogen bersama dengan
obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), alat kesehatan dan kosmetika.
22. Batch
Batch adalah jumlah produk yang mempunyai sifat dan mutu yang
Nomor batch adalah penandaan yang terdiri dari angka huruf atau
2003).
ekonomi.
26. Vaksin
2013).
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah
dan jamu dengan nama dagang Sariayu. Awalnya Ibu Martha Tilaar membuka
usaha salon kecantikan kecil di depan rumah pada tahun 1970. Sejak dari salon kecil
ini sudah dimulai usaha untuk membuat dan memasarkan jamu-jamuan komersial.
disebut Total Beauty Concept. Berdasarkan konsep ini maka dibuat suatu
produk yang menggunakan bahan-bahan dari alam tetapi diproses dengan teknologi
modern dan diterima oleh wanita modern saat ini. Tahun 1977 Martha Tilaar
bersama mitra usaha yaitu Bernard Pranata (almarhum) dan Theresia Harsini
produk kecantikan dan jamu modern. Tahun 1981 telah diproduksi 46 jenis produk
kontrak untuk internal dan eksternal. Tahun 1996 PT Martina Berto menjadi pabrik
kosmetik pertama di Indonesia yang memperoleh ISO 9001 certification dan ISO
2000, perusahaan ini menjadi satu-satunya pendiri Global Compact PBB dari Asia,
juga mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB (Cara Produksi
kosmetika Yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional Yang Baik).
a. Visi
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa (Beauty & Spa) yang
terkemuka di dunia dengan produk yang bernuansa ketimuran dan alami, melalui
kepentingan lainnya.
b. Misi
kecantikan dan spa yang bernuansa ketimuran dan alami dengan standar
5. Memanfaatkan metode operasi, sistim dan teknologi yang efisien dan efektif
jangka menengah di kawasan Asia Pasifik dengan produk dan merek pilihan,
dan fokus jangka panjang di pasar global. Nilai utama dari PT Martina Berto
tantangan pekerjaan.
Saat ini PT. Martina Berto, Tbk memiliki 2 pabrik dengan lokasi
b) Martina Berto PlantII, terletak di Gunung Putri didirikan pada tahun 1994
Martina Berto Plant I fokus pada produksi produk kosmetik, perawatan tubuh, dan
makanankesehatan.
koleksitanaman obat dan kosmetika seluas 0,7 hektar terletak di Sawangan dan
kebun pengembangan dan produksi tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar
terletak di Cikarang.
2.1.2 Struktur Organiasi di Perusahaan Martha Tilaar Grup
yang mencakup:
martha tilaar group memiliki dua anak perusahaan yang memproduksi dan
pemasaran, kedua perusahaan terus berkembang menjadi bagian dari martha tilaar
c. Pelayanan
Group juga memiliki anak perusahaan yang menawarkan pelayanan jasa di bidang
lokal maupun internasional untuk salon dan spa, PT Creative Style yang merupakan
daya manusia.
d. Proses Produksi
ISO 9001, ISO 14001, CPKB, dan Good Manufacturing Practices (GMP). Semua
produk yang dihasilkan akan diteliti dibagian Research and Development (RnD).
e. Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan Bahan baku berupa simplisia yang berasal dari supplier dan bahan
baku berupa herba ekstrak diolah mandiri dari kebun yang dikelola di gunung Putri.
Bahan baku berupa minyak yang diambil sarinya dengan kadar tertentu diperoleh
Sebelum bahan baku diproses, bahan baku terlebih dahulu ditimbang, diuji
fisik, lalu dibersihkan kemudian disortir dengan kadar air 5%. Bila memenuhi
Bahan Baku disimpan berdasarkan jenisnya yaitu liquid, wax, dan granular,
parfum, zat warna, dan serbuk. Bahan baku parfum biasanya disimpan dalam ruang
baku dengan logo Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disimpan dalam ruang
khusus yang terpisah dari penyimpanan bahan baku lainnya dengan dilengkapi
secondary containment.
Produksi kosmetik yang dilakukan di PT. Martina Berto Tbk. ada 4 macam
yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif pembuatan sediaan
kosmetik.
a. Bedak Tabur
ditambah talk dan bahan tambahan lalu siap untuk diperiksa ketebalan dan zat –zat
yang ada disediaan tersebut. Jika memenuhi standar maka siap untuk dikemas.
Setelah dikemas dilakukan lagi pemeriksaan apakah sesuai dengan standar quality
control. Jika memenuhi maka akan dipasarkan, dan jika tidak memenuhi standar
b. Bedak Padat
kemudian dicetak langsung pada wadahnya dengan tekanan tertentu, semua proses
paraffin di tambah zat pewarna dan minyak zaitun. Lalu dilumerkan pada suhu
sesuai dengan standar quality control. Jika memenuhi maka akan dipasarkan, dan
jika tidak memenuhi standar akan dikembalikan ke ruangan R&D. Bila sesuai maka
dimasukkan kedalam kemasan dan dilewatkan pada api khusus untuk menghasilkan
lipstik yang mengkilap, membuat tekstur lipstik yang rata, dan agar warna menjadi
lebih cerah. Kemudian dilakukan Quality Control (QC) untuk memeriksa warna,
process control meliputi pemeriksaan terhadap produk ruahan dan produk antara
outgoing product meliputi pemeriksaan terhadap produk yang telah dikemas dalam
inner/master box.
Standar yang ditetapkan adalah standar mutu internal yang dibuat oleh R&D.
d. pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan dilakukan terhadap setiap bahan baku yang datang dari supplier.
Staf QC bertugas menyampling bahan baku yang telah diberi status karantina.
Jumlah sampel yang disampling adalah n+1 (n=kemasan) untuk jumlah kemasan
diatas 20 buah. Sedangkan kemasan dalam jumlah dibawah 20 maka akan diperiksa
secara keseluruhan. Bahan baku yang diperiksa meliputi bahan baku cair, wax atau
granular, serbuk, zat warna, dan parfum. Acuan pada pemeriksaan bahan baku
adalah standar bahan baku internal yang ditetapkan R&D standardisasi. Setiap hasil
pemeriksaan
spesifikasi pemeriksaan
c. Label hold (warna jingga) untuk pemeriksaan yang memerlukan keputusan
keruang penyimpanan bahan baku. Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada
dilakukan pemeriksaan ulang. Setiap bahan baku memiliki masa periksa ulang yang
berbeda.
Bahan baku cair mempunyai masa periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk
bahan yang tidak sensitif dan 3 bulan untuk bahan yang sensitif. Bahan baku serbuk
mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan
6 bulan untuk bahan yang senstif. Sedangkan bahan baku parfum mempunyai
Pemeriksaan packaging material terdiri dari wadah kemas dan kemas cetak.
kebocoran, berat, daya cengkram, uji printing, body text, dan uji fungsi. Uji
Pemeriksaan kemas cetak meliputi warna, bentuk, dimensi, uji printing, body text,
jenis material, berat jenis, daya rekat, dan uji fungsi terhadap wadah. Bahan kemas
cetak yang datang dari supplier , dibuatkan Bon Penerimaan Pembelian Barang
(BPPB) oleh petugas gudang dan masuk ke dalam ruang karantina. Apabila dari
pemeriksaan.
yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH, densitas, warna, titik leleh, dan
bulk dry antara lain homogenitas, warna, densitas, moisture content, dan titik leleh
karena resiko kontaminasi dapat berasal dari berbagai sumber meskipun dalam
Biasanya dilakukan satu bulan sekali untuk parameter mikrobiologi dan satu
juga dilakukan pada ruang produksi, air untuk mencuci, dinding, dan lantai serta
mesin produksi.
Pemeriksaan IPC dilakukan pada tahap awal, tengah, dan akhir pengemasan.
c. Hasil penimbangan,
d. Kesesuaian kemasan,
e. Penampilan produk,
f. Fungsi kemasan,
g. Kelengkapan kemasan,
disesuaikan nama produk dan nama pada inner box, nomor batch, nomor
kelengkapan produk.
2.1.5 Distribusi
a. Pemasaran Langsung
Pengolahan limbah dilakukan agar limbah yang keluar dari proses produksi
telah terpakai, sisa sampling dari QC, dan hasil pencucian wadah produk
ruahan. Pengolahan limbah cair yaitu semua limbah cair akan dimasukkan
Lemak
Limbah WWT
cair P Tangki
Aerasi
Air +NAOH
untuk diolah kembali ke PPLI (Pusat Pengolahan Limbah Indonesia) tiap tiga
bulan.
Kumpulkan
Limbah PPLI
diwadah
B3
make-up liptik
badan
9. Jamu Garden
a) Product appraisal
Bagian ini fokus pada uji keamanan dan khasiat terhadap produk baru.Setiap
Sebelum membuat klaim khasiat terhadap produk baru, yang paling penting
yaitu tes tempel terbuka dan tes tempeltertutup. Tes tempel tertutup
wash.
lain :
pertama kali olehPT. Martina Berto. Dalam hal ini diperiksa apakah
dokumen yang menyertai bahan baku tersebut lengkap atau tidak, seperti
ditambahkan atau dicari metode alternatif lain yang lebih aplikatif atausesuai
terkait bahan harus jelas. Misalnya ‘store in cold temperature’ , dalam hal ini
Bahan baku baru yang telah dibuat standar internalnya oleh R &
produksi.
marketing atau juga ideyang berasal dari R & D sendiri. Ide yang berdasarkan
dilakukan. Selain 3 aktivitas besar yang ada, aktivitas lain yang dilakukan oleh
Indonesia.
produk reference,harga produk dan bentuk kemasan yang diinginkan. R&D product
matahari,dibawah lampudisplay, disimpan dalam kulkas suhu 10°C dan dalam oven
suhu50°C serta pada suhu kamar. Produk tertentu seperti eyeshadow danblush
dankompatibilitas, dan hasil uji panel baik maka formula trial produk tersebut akan
Pada skala ini dilakukan pembuatan produk yang lebih besar (biasanya 30-50
kg). Hal ini bertujuan untuk mengetahui masalahyang mungkin terjadi apabila
sebanyak 6 tahap. Dari keenam tahaptersebut, jika 3 tahap sudah memenuhi syarat
maka hal ini menunjukkan formulatrial tersebut dapat diproduksi dalam jumlah
B. Divisi Manufacturing
1) Procurement
a. Purchasing
Purchasing merupakan subdivisi yang menangani segala sesuatu
ditanganiantara lain :
lainnya,
promosi,
Inventory Control ),
yang diinginkan.
halantara lain :
1) spesifikasi
2) harga
3) supplier
time (waktu tunggu) ke bagian PPIC agar dapat menghitung kebutuhan bahan
bagian purchasing sesuai dengan formulir kebutuhan bahan (FKB) yang telah
Terkait dengan barang yang dipesan, maka PPIC dapat mengeluarkan memo
maju, memo tunda, dan memo batal. Memo maju berarti meminta barang pesanan
dikirm lebih awal, memo tunda berarti meminta barang pesanan ditundawaktu
bulan berjalan dari distributor ternyata lebih besar dari perencanaan yang telah
kekurangan barang di gudang maka PPIC juga menghitungbuffer stock yang harus
Rencana produksi yang telah dibuat oleh PPIC akan diperiksa oleh
bagian produksi dengan memperhatikan jumlah tenaga dan waktu yang dibutuhkan
untuk produksi. Apabila rencana produksi yang dibuat oleh PPIC disetujui maka
bulan berjalan dan kebutuhan pada 2 bulan berikutnya. Pada bulan berjalan maka
goods yang diterima dari distributor ini kemungkinan dapat lebih besar atau lebih
kecildari perencanaan. Oleh karena itu pada bulan tersebut PPIC akan
product . Incoming material meliputi pemeriksaan terhadap bahan baku dan bahan
dan produk antara( work in process) serta penga pengawasan di line produksi dan
datang dari supplier . Staf QC yang bertugassebagai sampler bahan baku yang akan
menyampling bahan baku yang telah diberi status karantina. Jumlah sampel yang
kebutuhan pemeriksaan.
diperiksameliputi bahan baku cair, wax atau granular, serbuk, zat warna, dan
parfum.
Setiap hasil uji diberi label status sesuai hasil pemeriksaannya. Labelstatus
penyimpanan bahan baku.Untuk menjaga kualitas bahan baku yang ada dilakukan
pemeriksaanulang. Setiap bahan baku memiliki masa periksa ulang yang berbeda.
Bahan baku cair mempunyai masa periksa ulang (PU) 6 bulan sekali untuk bahan
yang tidak sensitif dan 3 bulan untuk bahan yang sensitif. Bahan baku serbuk
mempunyaimasa periksa ulang 1 tahun sekali untuk bahan yang tidak sensitif dan
R&D. Packaging material terdiri dari wadah kemas dan kemas cetak.Kemas cetak
cengkram, uji printing,body text , dan uji fungsi. Ujikebocoran wadah yang
dilakukan ada 3 macam yaitu uji kebocoran positif, ujikebocoran negatif, dan uji
jenis wadah kemas. Biasanya wadah botol dilakukan ujikemas positif dan negatif,
dimensi, uji printing,body text , jenis material, berat jenis, daya rekat, dan uji fungsi
terhadap wadah.
Bahan kemas cetak yang datang dari supplier , dibuatkan BPPB (Bon
produk antara baik liquid dandry. Bulk WIP disampling oleh staf QC yang
bulk liquid berdasarkan SPR (standar produk ruahan) yang ditetapkan oleh R&D
dan hasilnya dicatat dalam buku hasil pemeriksaan serta diberi nomor CA dan label
status.Bulk liquid yang sudah memenuhi persyaratkan dari standar dapat langsung
bulk liquid akan diberikan status hold dan dilakukan penelusuran. Bulk dengan
yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH, densitas, warna, titik leleh, dan
homogenitas.
langsung dikemas. Parameter untuk pemeriksaan bulk dry antara lain homogenitas,
karena resiko kontaminasi dapat berasal dari berbagai sumber meskipun dalam
produk sudah mengandung bahan antimikroba.Selain pemeriksaan produk, juga
dilakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap bahan baku dan bahan kemas yang
rentan terhadap pertumbuhan mikroba. Bahan baku tertentu seperti bahan yang
kaya akan air dan nutrisi makanan untuk mikroba juga dilakukan pemeriksaan
antara lain Angka LempengTotal (ALT), angka kapang dan khamir, serta bakteri
Biasanya dilakukan satu bulan sekali untuk parameter mikrobiologi dan satu
juga dilakukan pada ruang produksi, air untuk mencuci, dinding, dan lantai serta
mesin produksi. Hal ini berkaitan dengan salah satu aspek pada CPKB yaitu sanitasi
dan higienisitas.
danoutgoing product . Pemeriksaan IPC dilakukan pada tahap awal, tengah, dan
akhir pengemasan.
petunjuk kemas)
c) Hasil penimbangan
d) Kesesuaian kemasan
e) Penampilan produk
f) Fungsi kemasan
g) Kelengkapan kemasan
disesuaikan nama produk dan nama pada inner box , nomor batch, nomor
kelengkapan produk.
D. Production/ Produksi
ISO 9001, ISO 14001, Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), and Good
oleh bagian PPIC. Dari rencana produksi ini bagian produksi akan menghitung
jumlah jam orang yang diperlukan berdasarkan standar jam orang yang telah
ditetapkan oleh bagian IE (Industrial Engineering ). Jam orang adalah jumlah jam
tersebut. Hal ini berkaitan dengan efisiensi dan produktifitas perusahaan. Dalam
pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang bahan baku
kebutuhan sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan akandiperiksa ulang oleh
produksi. Jika semua bahan telah siap, produksi akan mengolah bahan tersebut
sesuai dengan LPP (Lembar Petunjuk Proses). Tiaplangkah LPP yang telah
dilaksanakan kemudian diparaf oleh operator dan pengawas yang bersangkutan dan
Proses pencucian dan sanitasi mesin produksi dilakukan setiap pergantian batch
tim dari QC untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir prosessebelum
dapat diteruskan untuk pengemasan dan jika kurang memenuhi, bagian produksi
dicatat LPP dan didokumentasikan. Produk ruahan yang telah dinyatakan lulus oleh
Bahan baku berupa simplisia yang berasal dari supplier dan bahan baku
berupa herba ekstrak diolah mandiri dari kebun yang dikelola di gunung Putri.
Bahan baku berupa minyak yang diambil sarinya dengan kadar tertentu diperoleh
dari supplier dalam bentuk sediaan yang sudah jadi.Sebelum bahan baku diproses,
bahan baku terlebih dahulu ditimbang, diuji fisik, lalu dibersihkan kemudian
disortir dengan kadar air 5%. Bila memenuhi persyaratan maka bahan baku dapat
diproses.
2. Proses Pembuatan
dimulai dari suatu ide, yang oleh pihak laboratorium kemudian dibuat formulanya
1. Bentuk Padat
Termasuk bedak tabur, bedak padat, pemulas mata, pemulas pipi, dan
lipstik.
a. Bedak Tabur
dikemas.
b. Bedak Padat
tambah zat pengikat dan zat pelicin lalu dicetak langsung pada wadahnya
ditambah zat pengikat, zat pelicin dan zat pewarna lalu dicetak langsung
d. Lipstik
paraffin, zat pewarna dan minyak zaitun. Dilumerkan pada suhu tertentu
wangian.
untuk dicetak.
permukaannya.
a. Lotion
b. Krim
sampai homogen.
3. Pengujian Mutu
tersebut mempunyai mutu yang baik atau memenuhi standar dan untuk
jadi dan bahan jadi. Quality Control (QC) meliputi penentuhan pH,
b. Pengujian kemurnian.
a. Bedak tabur
- Homogenitas
- Kadar air
b. Bedak padat
antar bets yang sama terjadi, dan titik yang tepat dimana
POM, 2012).
- Dispersi Warna
POM, 2012).
-Pay Off
pecah.
-Uji Tekanan
seragam.
- Tes Keretakan
c. Lipstik
2. Penentuan pH sediaan
(Syamsuni, 2007).
5. Uji oles
pengolesan .
6. Pemeriksaan homogenitas
7. Uji iritasi
3. Pengukuran pH sediaan
(Ansel, 1985).
6. Pengukuran viskositas
2011).
kecepatan 0,25 tetes per detik lalu diamati secara visual dan
tahun.
sebagainya.
warna 2 tahun.
pemeriksaan.
d. Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi menjadi perhatian penting
3. Hasil penimbangan,
4. Kesesuaian kemasan,
5. Penampilan produk,
6. Fungsi kemasan,
7. Kelengkapan kemasan,
kelengkapan produk.
E. Pengemasan
1. Sediaan Padat
tabung.
Bedak tabur : Dikemas dalam wadah yang
produk masing-masing.
2. Sediaan Cair
F. Distribusi
1. Pemasaran Langsung
penjualan lewat telepon, email diminta atau tidak diminta, dan katalog
mail, leaflet, iklan outdoor, brosur dan kupon (Widha Utawi, 2010).
2010).
G. Plant Engineering
oleh plant engineering melaluui kerja sama dengan bagian QC dan R&D.
cair. Air yang digunakanuntuk produksi adalah air PAM yang telah
minggu oleh QC dan jika didapatkan bahwa aquademin telah jenuh, maka
proses produksi aman bagi lingkungan. Limbah cair dari hasil proses
produksi berupa sisa pencucian mesin yang telah terpakai, sisa sampling
dari QC, dan hasil pencucian wadah produk ruahan. Limbah yang termasuk
I. Gudang /Warehouse
akan mengeluarkan status (-), (+), dan (=). Barangdengan status (-) akan
liquid ,wax,dan granular, parfum, zat warna, dan serbuk. Terdapat ruang
khusus yang disediakan untuk penyimpanan bahan baku parfum dan bahan
bahan baku dengan logo B3disimpan dalam ruang khusus yang terpisah dari
containment . Selain kedua ruang khusus ini, gudang juga memiliki ruangan
dikembalikan ke supplier .
Setiap ada rencana produksi maka gudang akan menerima formula
dan jumlah bahan yang diperlukan. Maka bahan ini akan disiapkan dan
ditimbang oleh gudang sesuai dengan formula yang diminta. Bahan dan
formula yang telah disiapkan akan dicek kembali oleh pengawas di gudang
F. Pengolahan Limbah
1. Limbah Padat
Jenis limbah padat : Kertas, kayu, kain, karet, kulit tiruan, plastik,
Padat :
a. Penimbunan
b. Insinerasi
Adalah pembakaran sampah/Iimbah padat menggunakan
c. Dibuat Kompos
d. Daur Ulang
(Nusa, 2011).
Secara riilnya limbah langsung dibakar, contoh limbah
2. Limbah Cair
sampah. Jenis limbah cair : air sisa cucian, air sisa pabrik, sisa
berbahaya maka akan diuji dulu kadarnya, dan yang tidak melewati
(BUMN) yang berada di bawah Departemen Kesehatan, berdiri pada tahun 1918
berupa unit produksi kecil dari Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda dengan
kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain kasa pembalut yang dilakukan di
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Pada tahun 1931, pabrik
berkembang dengan bertambahnya jenis produksi, yaitu obat suntik dan tablet.
Sejalan dengan itu pada tahun 1935 lokasi pabrik dipindahkan ke Jalan Tambak No.
Indonesia, pada tahun 1942 pabrik obat Manggarai diambil alih dan dikelola oleh
tahun 1950, pabrik obat Manggarai diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu
(Baperkes), disamping dua badan lain, yaitu Depo Farmasi Pusat dan Lembaga
Unit Operatif setingkat Direktorat Jenderal Farmasi. Tugas pokok dari pabrik ini
RI. Pada tahun 1969-1975 pabrik direnovasi dan tahun 1975 dikeluarkan Surat
lanjut dari Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 dan 45 tahun 1974.
Namun pabrik farmasi Departemen Kesehatan ini tidak tercakup dalam keputusan
tersebut sehingga statusnya tidak jelas. Hal ini berlangsung hingga tahun 1978.
Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah tanggal 15 November 1978
dalam hal ekonomi dan keuangan, harga obat mendadak melambung tinggi
pengadaan obat dalam jumlah yang cukup serta memenuhi persyaratan mutu,
keamanan dan distribusi yang merata serta harga terjangkau sesuai kemampuan dan
daya beli masyarakat. Maka pabrik farmasi ini diaktifkan kembali sesuai dengan
Pada tahun 1979, pabrik ini ditetapkan sebagai Pusat Produksi Farmasi
pula bahwa Pusat Produksi Farmasi bertugas membantu usaha pemerintah dalam
Obatobatan yang dimaksud bersifat esensial, artinya bahwa obat tersebut banyak
pelayanan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Pada tahun 1980 mulai
Farma (Perum Indofarma) yang direalisasikan pada tanggal 1 April 1988 dengan
mulai dibangunnya pabrik baru yang modern seluas 20 hektar sesuai dengan konsep
dan persyaratan CPOB yang berlokasi di desa Gandasari, Cibitung, Bekasi dengan
dan meningkatkan daya saing. Pada tahun 1996-1997 dilakukan renovasi pada
bagian Litbang. Tahun 1999 dibangun Extraction Plant dan selesai awal tahun 2000,
serta pendirian anak perusahaan PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM) sebagai
cabang di seluruh Indonesia. Tahun 2000 dibangun pabrik makanan bayi di Lippo
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode saham INAF serta resmi
menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT. Indofarma (Persero) Tbk.
Dalam rangka untuk merealisasikan visi dan misi perusahaan, maka mulai
2001 telah dilaksanakan antara lain dengan Oxford Natural Product (England),
Praporn Darsut Ltd (Thailand), Lupin (India), Guangda Produksi (Cina), Cowick
generik, melainkan juga obat dengan nama dagang baik etikal maupun OTC (Over
The Counter), obat tradisional (herbal) dan makanan kesehatan. Manajemen PT.
struktur bisnis, pada tahun 2007 perusahaan mengoptimalkan fungsi bisnis yang
ada melalui restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi luas kepada PT.
IGM, terutama dalam hal penggarapan penjualan. Dengan demikian PT. Indofarma
(Persero) Tbk dapat lebih memfokuskan diri pada kegiatan produksi sedangkan PT.
IGM pada kegiatan distribusi/ penjualan produk farmasi dan alat kesehatan.
Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat PT. Indofarma (Persero) Tbk
profesional melalui program pembangunan sumber daya manusia yang terarah, agar
standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini, PT. Indofarma (Persero)
Tbk sejak tahun 2008 mulai melaksanakan renovasi fasilitas produksi di Cibitung.
Pada tahun 2009, telah masuk pada tahap penyelesaian. Dampak positif
PT. Indofarma (Persero) Tbk dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
dibantu oleh empat orang staf direksi, yaitu Direktur Produksi, Direktur Umum dan
membawahi bidang dan tiap bidang membawahi beberapa seksi. Selain itu, ada
beberapa bagian yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama (non
Visi PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah menjadi perusahaan yang berperan
secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solosi
untuk masyarakat.
tinggi.
c. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sehingga memiliki
menjalankan visi dan misi tersebut yaitu “dilandasi ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kita tingkatkan kualitas kesehatan bangsa”. Insan Indofarma memiliki
nilai-nilai inti yang telah disepakati bersama dan dianut serta mencerminkan budaya
perseroan.
tidak terbatas. Keluasan pengabdian diperluas dengan gradasi warna yang memiliki
dimensi yang luas. Upaya pelayanan perseroan pada masyarakat tersirat pada ritme
dari garis luas dan lengkung. Kesatuan garisnya memberikan kesan melindungi dan
saling mendukung, artinya perseroan siap melindungi masyarakat dari penyakit dan
yang sudah ada, mengikuti perkembangan zaman dan inovatif tetapi mengikuti
internal.
c. Mutu dibangun dalam Sistem Manajemen Mutu terpadu oleh semua pihak
d. Mutu terutama ditentukan oleh faktor manusia, oleh karena itu pendidikan dan
mutu.
2.2.6 Kedudukan, Fungsi dan Peranan
PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah suatu Badan Usaha Milik Negara
generik berlogo yang terbesar di Indonesia. PT. Indofarma (Persero) Tbk sebagai
umum.
perusahaan.
obat esensial.
b. Adanya motto perusahaan yaitu “Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”, yang
c. PT. Indofarma (Persero) Tbk menjadi tempat pelatihan tenaga farmasis dan
industri farmasi.
Seluruh fasilitas produksi farmasi dan obat herbal dirancang sesuai konsep
CPOB dan CPOTB dimana dibangun diatas tanah seluas ± 20 hektar di Cibitung,
Bekasi, Jawa Barat. Pabrik lainnya yaitu pabrik makanan bayi seluas ± 0,25 hektar
di Cikarang. Pabrik dan kantor pusat PT. Indofarma (Persero) Tbk terletak di Jalan
Indofarma No. 1, Desa Gandasari, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi, dengan luas
tanah 2.000.000 m2 dan luas bangunan 28.035 m2. Bagian-bagian tersebut dapat
1. Kantor Pusat 20
3. Kantin 300
4. Koperasi 60
6. Masjid 441
7. Laboratorium 1.440
gudang
Sistem tata ruang produksi non steril dibagi dua, yaitu kelas empat dan kelas
tiga. Kelas empat meliputi gudang, koridor yang menghubungkan gudang produk
jadi dan daerah pengemasan sekunder. Daerah ini ditandai dengan lantai yang dicat
epoksi agar kotoran tidak mudah melekat dan dinding mudah dibersihkan. Kelas
tiga merupakan daerah yang terkait langsung dengan proses produksi, misalnya
berdasarkan produk etikal, OTC dan alat kesehatan. Produk-produk tersebut antara
lain:
orang lain, kerja sama tim serta kesetaraan atas kesempatan dan penghargaan.
A. Direktorat Produksi
direktur yang membawahi tujuh bidang, dimana setiap bidang dipimpin oleh
seorang manajer yang dibantu oleh asisten manajer dan supervisor. Struktur
1. Bidang Produksi I
seksi Seksi Solid I, Seksi Solid II, Seksi Pengemasan dan Seksi Herbal. Struktur
PRODUKSI I
(Persero) Tbk.
Tanggung jawab masing-maing seksi dibidang produksi I sebagai berikut:
a. Seksi Solid I, bertanggung jawab dalam pembuatan massa tablet dan kapsul.
b. Seksi Solid II, bertanggung jawab dalam pencetakan tablet/ filling kapsul.
non ß-laktam.
penyediaan bahan yang sesuai rencana dan tepat waktu akan menjamin kualitas
yaitu:
faktor yang menentukan, yaitu perencanaan produksi yang baik, formula, metode,
proses produksi yang handal dan tervalidasi, mesin-mesin yang terkualifikasi dan
terawat, personil yang kompeten, bahan baku yang tersandarisasi dan lingkungan
a. Merencanakan produksi.
pelaksanaannya.
Produksi dan Pengendalian Persediaan) yang berisi item produk dan jumlahnya.
kapasitas mesin, personel dan waktu kerja. RPB selanjutnya di break down menjadi
RPM (Rencana Produksi Mingguan). RPB maupun RPM yang telah disetujui oleh
(Perintah Kemas). PP dan CPB (Catatan Produksi Bets) digunakan sebagai bon
permintaan bahan baku kepada bagian penyimpanan/ LBA (Logistik Bahan Awal).
IPC (In Proces Control), kemudian dilakukan serah terima bahan baku kepada
Dokumen yang menyertai proses produksi yaitu CPB pengolahan dan pengemasan.
Setelah diperoleh produk ruahan, bidang Produksi I membuat Bukti Penyerahan
Produk Ruahan (BPPR) untuk bidang PPPP sebagai dasar untuk dibuat PK
(Perintah Kemas). BPPR dibuat setelah produk ruahan dinyatakan memenuhi syarat
laboratorium melalui IPC. Setiap kegiatan harus berdasarkan prosedur tetap yang
berlaku dan setiap tahap dilakukan IPC, baik oleh personel produksi maupun
Closed Sistem, yaitu sistem vertikal tertutup dimana proses produksi dilakukan
dan produksinya besar sehingga efisiensi tenaga tercapai. Keuntungan sistem ini
adalah dapat meminimalkan terjadinya kontaminasi silang, bets dapat dibuat dalam
kapasitas besar, efisiensi dari segi waktu, tenaga, tempat maupun energi.
a. Seksi Solod I
Seksi ini bertugas dalam persiapan pengolahan, penyiapan bahan awal, dan
pembuatan massa. Pembuatan massa meliputi pembuatan massa tablet dan kapsul
non β laktam. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke lantai tiga bersama CPB
berputar (rotatif sieve) dan filter untuk memisahkan partikel besar. Kemudian
dimasukkan ke dalam bin sebagai penampung. Bahan dalam bin dibawa dengan
forklift dan siap dibuat massa melalui proses mixing yang dilakukan dengan
menggunakan mixer diosna di lantai II. Setelah homogen, campuran diperiksa oleh
petugas IPC, sementara menunggu hasil uji, wadah campuran diberi label karantina.
Permintaan Penerimaan
PP dari PPPP
bahan ke LBA bahan dari LBA
Keterangan:
PP (Perintah Pengolahan)
b. Seksi Solid II
Seksi ini berada di lantai II, bertugas melakukan pencetakan massa tablet dan
pengisian kapsul dari seksi solid I (pembuatan massa) yang telah dinyatakan lolos
uji, sampai menjadi produk ruahan yang lolos uji dan siap dikemas. Tahap-tahap
yang dilakukan oleh seksi pencetakan dapat dilihat pada skema berikut:
Massa dari Pengujian Penyalutan
Percetakan
solid I tablet tablet inti tablet
Pengujian
Pengisian
produk ruah
kapsul
Penyerahan
ke pengemasan
bersama BPPR
dilakukan selama proses berlangsung dan sewaktu-waktu oleh IPC agar produk
ruahan yang sudah lolos uji diserahkan ke seksi pengemasan dari seksi Solid II
untuk dikemas menjadi produk jadi. Seksi Pengemasan Proses pengemasan adalah
bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan
melindungi obat terhadap kelembaban, suhu, cahaya, iklim, dan benturan. Selain
itu kemasan juga mempengaruhi daya tarik produk terhadap konsumen. Skema
Pengemasan sekunder
dan tersier
Jika ditinjau dari waktu dikeluarkannya PP dan PK, dikenal dua proses yaitu:
a. In line process yaitu proses dimana hasil produksi langsung dikemas dalam
bahan awal sampai menjadi produk dalam kemasan akhir, proses tidak
terputus. Proses ini diterapkan dalam sirup cair, sirup kering, salep dan
oralit.
baik, yaitu:
- Melindungi produk.
- Image baru.
- Promosi.
- Sumber informasi.
blister.
b. Bahan pengemas sekunder, yaitu bahan pengemas yang tidak
dari gudang bila berupa karton akan dilakukan penyablonan yang berisi
nama produk, nomor bets, expired date,sedangkan untuk etiket dan kotak
Produk ruahan yang akan dikemas dan bahan kemas yang diterima dari
Jenis pengemasan yang digunakan disesuaikan dengan sifat produk ruahan dan
misalnya uji kebocoran strip, blister, dan pengisian kedalam sachet. Selanjutnya
Pengolahan Bets, catatan sanitasi, catatan produksi harian yang terdiri dari kontrol
1. Seksi Herbal
tradisional yang bahan bakunya dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri nama produk
berawal “Pro”, misalnya Prolipid, Probagin dan Prouric. Obat tradisional yang
bahan baku yang diimpor nama produknya berawalan “Bio”, misalnya Biovision,
ekstrak menggunakan tiga metode yaitu spray dryer, dehumidifier, dan vaccum
dryer. Sistem produksi sesuai dengan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik). Produksi herbal di PT. Indofarma (Persero) Tbk berupa horizontal close
system.
Bahan baku dipenuhi dengan cara membeli langsung dari supplier, melalui
petani binaan atau bekerja sama dengan institusi lain. Bahan baku tersebut harus
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh PT. Indofarma (Persero) Tbk seperti
kadar air (lebih kecil dari 10%), kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut dalam
alkohol (tergantung simplisia) mengacu kepada buku resmi yang ditetapkan yaitu
Materia Medika Indonesia. Bahan pendukung produksi terdiri dari pelarut seperti
etanol dan air yang digunakan untuk ektraksi, bahan penolong (aerosil, amilum
cellulosa), dan bahan pengemas (botol plastik, kapas steril, etiket, silika gel,
tiga seksi, yaitu Seksi β laktam, Seksi Salep, Sirup, Serbuk (SSS) dan Seksi
Produksi Steril.
Struktur organisasi bidang produksi II dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
PRODUKSI II
Gambar 2.8 Struktur Organisasi Bidang Produksi II PT. Indofarma (Persero) Tbk.
kapsul dan sirup kering β laktam, salep, sirup, serbuk, dan produk steril sesuai
serbuk seperti oralit. Sedangkan untuk produksi sediaan β-laktam, salep dan sirup
produk akhir diproses dalam lantai yang sama, karena sediaan yang diproduksi
mempunyai inti β laktam. Bentuk sediaannya berupa tablet, kapsul, dan sirup
kering. Gedung dan fasilitas produksi β laktam secara fisik dipisahkan dari
berikut:
Produksi sirup kering di seksi β laktam meliputi sirup kering Ampisilin 125
mg/5 ml dan sirup kering Amoksisilin 125 mg/5 ml. Proses produksi sirup kering
dilakukan secara In Line Process, yaitu proses produksi yang menjadi satu kesatuan
proses mulai dari pengisian sampai pengemasan. Alur proses pembuatan sediaan
7. Pengemasan.
Botol yang datang dari supplier terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan. Ruang
tempat pengisian massa sirup kering memerlukan kelembaban tertentu, yaitu tidak
boleh lebih dari 50%. Hal ini untuk menjaga kualitas massa serbuk kering agar
mempunyai aliran yang baik, menjaga kestabilan zat aktif dan mengendalikan
kering dalam botol setiap 15 menit sejumlah masing-masing 2 botol dan dibuat peta
kendali untuk dicantumkan dalam Catatan Pengolahan Bets. Bagian IPC juga
Proses produksi dilakukan secara In Line Process, yaitu proses produksi yang
menjadi satu kesatuan proses mulai dari pengisian sampai pengemasan. Alur proses
pembuatan sediaan sediaan tablet dan kapsul derivat β laktam hampir sama dengan
produksi tablet dan kapsul non β laktam. Seksi Sediaan Salep, Sirup dan Serbuk
Seksi Salep, Sirup dan Serbuk memproduksi sediaan salep kulit, krim, serbuk, sirup
a. Salep
b. Krim
c. Serbuk
kadar air.
homogenitas.
pengujian.
d. Sirup cair
syarat.
induk.
e. Sirup kering
didalam diosna.
Untuk pembuatan sirup kering ini, kelembaban udara diatur sedemikian rupa
sehingga kurang dari 50%, menggunakan alat dehumiditifier. Massa sirup kering
yang telah memenuhi syarat dimasukkan kedalam botol, pengisian sirup kering ini
masih dilakukan secara manual. Setelah dilakukan pengisian, botol ditutup, diberi
dipimpin oleh seorang asisten manager yang membawahi dua subseksi, yaitu:
secara aseptis).
a. Ruang kelas I merupakan ruang kelas di bawah LAF (Laminar Air Flow) yang
partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 100
partikel/feet kubik.
b. Ruang kelas II sama dengan ruang kelas I tetapi tanpa LAF. Jumlah cemaran
partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 10.000
partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 100.000
d. Ruang kelas IV dengan persyaratan harus bersih secara visual, jumlah partikel
tidak dikendalikan.
dilengkapi dengan sistem air lock, air shower, pass box dan sistem air handling unit
(AHU) yang memiliki peranan dalam pengaturan suhu, kelembaban, tekanan dan
ruangan dengan kelas yang lebih tinggi memiliki tekanan yang lebih tinggi dari
membawahi dua seksi, yaitu seksi Pengadaan Bahan I dan seksi Pengadaan Bahan
Tbk.
baku (bahan aktif dan bahan penolong) baik yang dibeli dari luar negeri,
Pengadaan dihadapkan pada dua hal yang berbeda, yaitu mutu dan harga.
Dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi dapat tergantung pada mutu bahan
awalnya. Demikian pula mengenai harga jual produk sangat dipengaruhi oleh harga
perolehannya. Pada umumnya mutu dan harga berbanding lurus, mutu bahan awal
yang baik akan mempunyai harga yang tinggi. Dengan demikian menjadi suatu
tantangan untuk mendapatkan bahan bermutu baik dengan harga relatif rendah.
Terlebih lagi bagi PT. Indofarma (Persero) Tbk yang mengemban misi sebagai
produsen utama obat generik berlogo yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat
luas. Bidang Pengadaan melayani permintaan bahan farmasi dan nonfarmasi yang
sangat kompleks. Oleh karena itu tanpa adanya spesifikasi yang jelas, prosedur dan
sistem administrasi yang baik, maka akan sulit mencapai hasil yang diinginkan.
seleksi dan evaluasi rekanan, pengadaan barang non bahan awal dan investasi dan
pengadaan sampel bahan awal dan suplies khusus. Bidang pembelian dan
dilakukan dalam pengadaan barang/ bahan berkualitas dengan cara membeli sesuai
spesifikasi dan membuat daftar approved supplier/ producers. Untuk bahan aktif,
bahan pengemasan dan bahan penolong mengikuti spesifikasi yang telah dibuat
bidang Pemastian Mutu dan Litbang, sedangkan untuk mesin dan pemeliharaan
membawahi empat seksi yaitu seksi Perencanaan, evaluasi dan workshop, seksi
Pemeliharaan, seksi Rekayasa dan seksi Utilities. PT. Indofarma (Persero) Tbk
peralatan produksi. Struktur organisasi dapat dilihat pada pagan dibawah ini:
Teknik &
Pemeliharaan
Perencanaan dan
Pemeliharaan Rekayasa Utilities
evaluasi &
workshop
antara lain:
a. Listrik
perusahaan sendiri.
b. Air
filter ini tersusun dalam suatu tabung (vessel) dengan bagian bawah
tabung diberikan pasir sebagai alas tabung, filter ini sering juga
warna, bau dan rasa dalam air. Selanjutnya air dihilangkan kation dan
udara, jumlah partikel dan pola aliran udara sesuai dengan yang
yang dialirkan berasal dari campuran udara balik (return air) dan udara
luar (fresh air). Blower/ static pressure fan berfungsi menggerakkan
sumber panas pada pengeringan granul (dengan oven atau fluid bed
dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi empat seksi, yaitu seksi
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku dan Pengemas, seksi Perencanaan dan
PPPP
Tbk.
menghasilkan produk dengan mutu, harga, jumlah, dan waktu serta pelayanan yang
tepat.
awal, produk ruah, dan produk jadi untuk terpenuhinya permintaan marketing, serta
pengaturan agar tidak terjadi over stock atau out of stock. Hubungan kerja PPPP
Marketing
Pengadaan
Gambar 2.12 Hubungan Kerja Bidang PPPP dengan Bidang lain di PT. Indofarma
(Persero) Tbk.
Alur proses kegiatan bidang PPPP dibagi menjadi dua tahap, yaitu alur
proses perencanaan dan alur proses pengendalian bahan. Alur proses perencanaan
dimulai dari bidang Pemasaran menyerahkan rencana penjualan satu tahu kepada
bidang PPPP. Berdasarkan hal tersebut PPPP membuat rencana produksi satu tahun
serta rencana kebutuhan satu tahun dan dimintakan persetujuan kepada Direktur
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disusun setiap tahun kemudian
dijabarkan dalam Konsep Rencana Produksi Periodik (KRPP) dan Konsep Rencana
dibuat Rencana Produksi Bulanan (RPB). RPB ini digunakan untuk menyiapkan
Perintah Produksi (PP) dan Perintah Kemas (PK) serta penyiapan Surat Pesanan
Penyerahan Produk Ruah (BPPR), selanjutnya keluar Perintah Kemas (PK) dan
produksi dan ditujukan antara lain kepada bidang PPPP sebagai informasi untuk
data dan analisa (ramalan penjualan, kapasitas produksi, stok produk antara, ruah
dan jadi), menyusun rencana produksi, evaluasi rencana produksi secara periodik,
Seksi Toll Manufacturing dibagi menjadi dua, toll out (dimana perusahaan
membuat produk ke pabrik farmasi lain) dan toll in (dimana perusahaan menerima
membawahi lima seksi, yaitu seksi Formulasi, seksi Metode Analisa, seksi Herbal,
LITBANG
Matode Pengembangan
FORMULASI Herbal Registrasi
analisa Kemasan
(Persero) Tbk.
produk baru, peningkatan daya saing produk existing dan upaya peningkatan daya
saing dengan perusahaan farmasi lain. Tugas bidang ini, antara lain:
e. Desain kemasan.
Seksi Formulasi
c. Penelitian formula.
melakukan reformulasi, yaitu memperbaiki formula dari produk yang sudah ada
dengan tujuan menghasilkan produk yang lebih baik. Selain itu juga mencari dan
produksi, menguji stabilitas produk baru serta membuat prosedur kerja tetap untuk
produk baru, sehingga dapat dipertimbangkan oleh direksi. Marketing, SBD, proses
produk, seleksi bahan baku aktif dan penolong, trial uji stabilitas, scalling up ke
skala produksi. Proses lahirnya produk baru dimulai dengan adanya usulan dari
bagian pemasaran atau divisi lain. Usulan tersebut dibahas oleh tim produk baru
yang terdiri antara lain dari bidang SBD, Litbang, PPPP, Produksi, Pemastian Mutu
dan Pemasaran. Tim produk baru mendiskusikan mengenai bentuk sediaan, dosis,
rencana kemasan dan rencana peluncuran produk. Selain itu bagian Litbang juga
bertugas memilih spesifikasi bahan, trial formula, desain kemasan, penyiapan alat,
dokumen registrasi dan uji stabilitas. Produk baru yang telah siap didaftarkan ke
a. Studi Pustaka.
dan teknik pembuatan yang baik sesuai dengan bentuk sediaan dan
akan digunakan.
b. Screening Bahan.
dari segi proses dan biaya serta mempunyai nilai kompetitif dari
kompetitor.
d. Penyediaan Bahan
kesediaan bahan.
g. Praregistrasi.
h. Uji BE.
i. Registrasi.
Bidang penelitian dan pengembangan juga melakukan reformulasi terhadap
yang sudah ada hal ini terjadi karena adanya masalah yang timbul pada produk
a. Memilih dan mempersiapkan metode analisis untuk bahan aktif, bahan baku
penolong, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi,
ketepatan, ketelitian yang tinggi, sama atau lebih ketat persyaratannya dari
produk reformulasi. Untuk melakukan uji stabilitas produk dapat dilakukan dengan
cara:
a. Accelerated Test atau uji stabilitas dipercepat dengan menggunakan alat
reaksi.
b. Real Time dilakukan dengan memantau tiga bets pertama (formula trial)
Seksi Herbal
Seksi ini mempunyai tugas menyiapkan formula dan proses pembuatan obat
b. Trial formula.
e. Menyusun metode analisis bahan baku, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi.
pertama).
Seksi Registrasi
b. Proses pembuatan.
c. Metode analisa.
e. Data stabilitas.
f. Referensi (literature).
h. Data farmakologi.
c. Kondisi penyimpanan.
d. Sifat produk.
e. Sifat bahan.
Untuk obat-obat generik, desain kemasan telah ditentukan oleh pemeritah
1990.
enam seksi, yaitu seksi Pengujian Bahan Awal, seksi Pengujian Mikrobiologi, seksi
IPC (In Process Control) dan Pengujian Produk, seksi Pengendalian Sistem, seksi
Kalibrasi dan Validasi dan seksi Pengendalian Proses dan Evaluasi Pasca Produksi.
QC/QA
Tbk.
awal, produk antara, produk ruahan serta produk jadi, berdasarkan hasil pengujian.
dalam pemastian mutu. Selain itu, bidang Pemastian Mutu bertanggung jawab
terhadap mutu sampai dihasilkan obat jadi dan dilakukannya evaluasi terhadap
bidang pemastian mutu bekerja sebelum, selama dan setelah proses produksi.
g. Evaluasi Catatan Pengolahan Bets dan sarana penunjang (udara, air, gas,
listrik).
produksi.
h. Pengujian bahan awal dimulair pada saat barang datang di gudang. Bahan
a. Bahan Baku
penerimaan.
b. Bahan Pengemas
regristrasi.
kaca.
(virus, jamur, ragi, algae, dan protozoa). Uji mikrobiologi bertujuan mengetahui
sejauh mana suatu produk atau penunjang produksi (bahan awal, peralatan,
a. Air, yang berasal dari tanah, air hujan, dan tanaman yang membusuk
c. Operator, yang berasal dari keringat, hidung (nafas), dan air ludah.
a. Uji Potensi
hambatan pertumbuhan yang sama pada biakan jasad renik yang peka dan
jasad renik (mikroba) hidup atau mempunyai daya hidup dalam produk
steril, baik terhadap produk yang dihasilkan aseptis atau secara sterilisasi
pembenihan.
dimasukkan dalam media pembenihan. Uji ini meliputi uji air untuk
renik.
2. Pengujian endotoksin (tes LAL)
yaitu:
diinkubasi.
lempeng.
Tugas seksi IPC dan Pengujian Produk meliputi pengujian terhadap produk
a. Tablet
Produk antara, uji yang dilakukan adalah identifikasi, distribusi partikel atau
ukuran partikel, bulk density, tapping density, waktu alir serbuk, dan kadar zat aktif.
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, waktu hancur,
b. Kapsul
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, waktu hancur,
kekerasan, diameter atau tebal, kadar zat aktif, dan disolusi. Produk ruahan, uji yang
dilakukan yaitu keseragaman bobot, waktu hancur, kadar zat aktif, dan disolusi.
c. Injeksi
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu kejernihan, pH, dan kadar Produk
ruahan, uji yang dilakukan yaitu kejernihan, keseragaman volume, pH, kadar, dan
sterilitas.
d. Oralit
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu distribusi ukuran partikel, bulk
density, tapping density, kadar air, dan homogenitas. Produk ruahan, uji yang
Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu bobot jenis, pH, kadar, dan
keseragaman bobot, kekuatan penutup botol, kadar, pH, bobot jenis, dan kandungan
f. Sirup kering
Produk antara, uji yang dilakukan yaitu kadar zat aktif, kadar air,
kekentalan, pH, dan bobot jenis. Produk ruahan, uji yang dilakukan yaitu kadar air,
Sub bidang ini merupakan bidang yang baru dalam struktur organisasi PT.
sistem manajemen mutu menurut CPOB dan ISO yang digunakan PT. Indofarma
sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Tugas dari bidang ini adalah
kalibrasi dan validasi, bekerjasama dengan Bidang Litbang Produk dan Bidang
Pemastian Mutu.
Seksi ini bertugas untuk mengendalikan semua proses mulai dari in process
control selama proses produksi, pengendalian dan evaluasi bila ada penyimpangan
going, annual product review, dan penanganan keluhan konsumen. Hal ini
dilakukan agar semua proses yang berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
penimbangan bahan awal sampai produk jadi yang siap didistribusikan. Tugas
pokok bagian In Process Control (IPC) antara lain analisis fisik, sampling, kontrol
(Persero) Tbk dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh asisten manajer
dan supervisor, dibagi dalam empat bidang, yaitu Bidang SDM, Bidang Logistik
Bahan Awal, Bidang Logistik Produk Jadi dan Bidang Umum. Struktur ooganisasi
Industrial
Relation Bahan Produk
baku & jadi
People ADM
Developement gudang Pelayanan Operasional
HR System
Bahan Pelayanan rumah tangga
Pengema
Compensation s & Spare Pemeliharaan &
& benefits part Perbaikan
Dispensing
Bagian SDM dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi empat seksi,
yaitu Seksi Industrial Relation, Seksi People Development, Seksi HR System dan
Seksi Compensation and Benefits. Berdasarkan dari data Bidang SDM, karyawan
PT. Indofarma (Persero) Tbk, baik karyawan tetap maupun karyawan Tenaga
Harian Lepas (THL) jumlahnya ±1.200 orang yang terbagi dalam beberapa unit,
yaitu Non Direktorat, Direktorat Produksi, Direktorat Umum dan SDM, Direktorat
membawahi tiga seksi, yaitu Seksi Bahan Baku dan Administrasi Gudang, Seksi
Bahan Pengemas dan Sparepart dan Seksi Dispensing. Bidang Logistik Bahan
Awal berfungsi untuk memastikan agar bahan awal (bahan baku dan bahan kemas)
untuk produk-produk farma maupun obat tradisional (ekstrak dan simplisia), health
food, spare part, reagensia dan supplies produksi tersimpan dengan aman, rapi dan
bahan kemas, spare part serta supplies produksi yang diperlukan oleh bidang-
bidang terkait sesuai dengan permintaan, dan pendistribusian barang-barang yang
memenuhi syarat, barang yang tidak memenuhi syarat dan lain-lain) dan
pengeluaran barang (prinsip FEFO/ FIFO mencakup bahan baku, bahan kemas,
supplies, spareparts, ekstrak). Sasaran mutu yang dinilai dari akurasi stock dan
c. Spesifikasi bahan
d. Safety (keselamatan)
Meliputi barang (tidak terkontaminasi dan tidak rusak), orang (tidak luka,
e. Security (keamanan)
Meliputi barang (dijaga agar tidak hilang), orang (diberi asuransi) dan alat
f. Lingkungan
agar bahan baku tersimpan dengan aman dan terjaga kualitasnya, pendistribusian
a. Gudang utama
yang relatif stabil pada suhu tersebut. Gudang ini meliputi gudang bahan baku,
pengemas, penolong, spare part dan perlengkapan, etiket, ruang penimbangan dan
karantina.
untuk menyimpan barang–barang yang tidak stabil pada suhu kamar, seperti
Gudang ini terletak dalam satu bangunan yang terpisah dari gudang utama.
d. Gudang solven
Seksi Bahan Pengemas dan Spare Part berfungsi untuk memastikan agar
bahan kemas untuk farma maupun obat tradisional (ekstrak dan simplisia), health
food dan spare part tersimpan dengan aman, rapi dan terjaga kualitasnya. Selain itu,
memastikan agar proses dispensing, pendistribusian bahan kemas, spare part serta
dengan SO. Seksi ini terbagi menjadi dua subseksi yang dikepalai oleh supervisor
yaitu subseksi bahan kemas dan subseksi spare part dan transito.
Seksi Dispensing
permintaan. Seksi ini dibagi lagi menjadi dua seksi yaitu subseksi mobile dan non
yang diperlukan.
membawahi satu seksi, yaitu Seksi Produk Jadi. Bidang ini berfungsi untuk
memastikan agar produk jadi dan promo material tersimpan dengan aman, rapi, dan
terjaga kualitasnya dan mendistribusikan produk jadi dan promo material sesuai
4. Bidang Umum
Bidang Umum dipimpin oleh seorang manejer yang membawahi tiga seksi,
yaitu Seksi Pelayanan Operasional, Seksi Pelayanan Rumah Tangga dan Seksi
kebutuhan sarana produksi. Selain keempat bidang ini, Direktorat Umum dan SDM
juga membawahi langsung dua bidang, yaitu Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) dan Poliklinik/ Apotik. Seksi Pelayanan Operasional Ruang
dan Kesehatan Kerja (LK3). Tujuan pengelolaan LK3 yaitu mengelola dan
terkendali, aman dan nyaman serta terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja
dalam kerja bisa dihindarkan atau diminimalkan. Untuk mewujudkan hal tersebut,
yang aman dan sehat yang jauh dari kemungkinan–kemungkinan yang buruk yang
accident.
Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan padat. Untuk menjaga kelestarian
lingkungan, maka limbah tersebut harus ditangani dengan sebaikbaiknya.
a. Limbah Padat
Limbah padat dibagi menjadi dua, yaitu limbah padat B3 (Bahan Berbahaya
pembakar). Jenis material yang dibakar adalah serbuk obat, debu dari
Limbah padat Non B3, terdiri dari kardus, drum kardus tempat bahan
baku, drum berbahan plastik tempat bahan baku cair. Limbah ini
dijadikan SHU (Sisa Hasil Usaha). Limbah dapat non B3 dari produksi
herbal yang berupa daun kering diproses menjadi kompos yang baik
b. Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair bertujuan agar air limbah hasil produksi aman dan
Tbk dibagi
menjadi tiga bagian:
yang masuk ke IPAL farma berasal dari tiga saluran, yaitu limbah cair
yang berasal dari produksi non betalaktam, limbah cair yang berasal
dari produksi betalaktam, limbah cair yang berasal dari utilities yang
Tbk, yaitu pH 6-9, TSS 75 mg/L, COD 150 mg/L dan BOD 75 mg/L.
pabrik. Tanah tempat rembesan ini tersusun dari ijuk, batu apung, dan
mengolah limbah yang berasal dari air hujan. Limbah ini dialirkan ke
dan cleaning service. Sedangkan seksi Pemeliharaan dan Perbaikan bekerja dalam
menjaga dan memelihara peralatan atau fasilitas yang digunakan oleh perusahaan.
Umum dan SDM. Ruang lingkup bidang PKBL yaitu memberikan bantuan dan
menjadi lembaga pembinaan usaha kecil yang dapat mengangkat citra PT.
efisien, profitable dan dapat mendukung usaha dan mengangkat citra PT. Indofarma
(Persero) Tbk.
C. Direktorat Pemasaran
bidang dimana setiap bidang dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh
asisten manajer, yaitu Bidang Pemasaran Reguler I, Bidang Pemasaran Reguler II,
Support.
PEMASARAN
Produk produk
Audit
CRM
Marketing
Key
Account Penjualan
Penjualan
Produk
Gambar 2.16 Struktur Organisasi Direktorat Pemasaran PT. Indofarma (Persero) Tbk.
nama dagang, lisensi, obat tradisional serta obat merek dagang. Untuk memenuhi
dipasarkan produk lainnya hasil kerja sama berbagai pihak termasuk kerjasama
dengan luar negeri, yaitu alat kesehatan dan diagnostic kit. Obat generik berlogo
pasar yang cukup besar yaitu 80% dari jumlah penduduk di Indonesia. Menanggapi
hal tersebut, PT. Indofarma (Persero) Tbk berusaha memasyarakatkan obat generik
melaui promosi sosial (Social promotion). PT. Indofarma (Persero) Tbk adalah
untuk obat generik. PT. Indofarma (Persero) Tbk mempunyai sekitar 300 tenaga
pemasaran terlatih dan professional serta didukung oleh jaringan distribusi sendiri
personalia harus diperhatikan untuk memperoleh strategi yang paling tepat dalam
kebijakan yang diambil di bidang pemasaran. Dari segi produk PT. Indofarma
(Persero) Tbk menghasilkan obat esensial bagi pola penyakit yang sekarang ada di
Indonesia. PT.Indofarma (Persero) Tbk memproduksi obat dalam skala besar yang
memungkinkan dapat menurunkan biaya produksi sehingga harga jualpun dapat
ditekan.
D. Direktorat Keuangan
Seksi System Development, dan Seksi Infrastucture and Security (yang tergabung
dalam Pool IT Group). Bidang akuntansi membawahi tiga seksi yaitu Seksi
keuangan membawahi dua seksi yaitu Seksi pajak & Asuransi dan Seksi Treasury.
pelaporan manajemen.
E. Non Direktorat
Struktur organisasi non direktorat dibagi menjadi lima bidang, yaitu Bidang
Manajemen Resiko, Compliance and GCG Starf Ahli, Bidang Satuan Pengawasan
yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan
eksternal (perekonomian, fluktuasi nilai tukar, persaingan usaha, harga bahan baku
lingkungan dan produk yang rusak). GCG (Good Corporate Governance) atau tata
kelola perusahaan yang baik menurut Kementrian BUMN adalah suatu proses dan
antara lain dengan cara dibentuknya bidang Supply Chain Management (SCM)
Dengan ditingkatkannya fungsi SCM ini, diharapkan kualitas stok dapat diperbaiki,
yang mana yang akan diproduksi adalah yang betul-betul dibutuhkan oleh pasar.
Sehingga dapat dipastikan stok yang ada digudang obat jadi PT. Indofarma
telah diakui lebih dari 150 negara, didirikan pada tahun 1947 yang berpusat di
bahasa perdagangan yang sama. Penetrasi antar sektor industri karena tidak ada
yang baru dengan standarisasi terminologi dan pengumpulan data. Sebagai kondisi
mutunya. Dokumen dalam sistem manajemen mutu ISO 9001 biasanya berisi
kebijakan mutu (Quality Policy), sasaran mutu (Quality Objectives), dan pedoman
mutu (Quality Manual). Sedangkan sistem manajemen mutu itu sendiri mencakup
antara lain, yaitu customer contracts, rekrutmen dan pelatihan karyawan, design dan
pengembangan produk dan jasa, produksi dan pengiriman produk, pemilihan
pencegahan.
A. Latar Belakang
beragam pertanyaan yang diajukan oleh konsumen dan dengan semakin banyaknya
jenis produk obat dan makanan yang diproduksi membuat konsumen semakin sulit
syarat utama beredarnya produk obat dan makanan di Indonesia yaitu aman,
memberikan informasi yang cepat, tepat, akurat dan termutakhir kepada Konsumen.
pelayanan publik juga menjadi indikator utama bagi masyarakat untuk menilai
dimulai dari aspek yang paling mendasar yaitu menampung aspirasi masyarakat
pelayanan publik.
Oleh karena itu BPOM sebagai Badan Publik melaksanakan peningkatan
wadah Unit Layanan Pengaduan Konsumen baik di Pusat BPOM maupun Unit
Pelaksana Teknis (Balai Besar/Balai POM) di seluruh Indonesia yang saat ini telah
diperkuat juga dengan layanan Contact Center HALO BPOM 1500533, yang tujuan
yang bersifat ilmiah maupun segala masalah yang berkaitan dengan pengawasan
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan salah satu unit
a. Visi :
Menjadi institusi pengawas obat dan makanan yang inofatif, kredibel, dan
b. Misi :
nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman tata cara pengisisn jabatan pimpinan tinggi
madya dan pratama di lingkungan badaan pengawasan obat dan makan adalah
sebagai berikut :
PUSAT PUSAT
PUSAT PUSAT
PENGUJIAN Riset
Penyidikan Informasi
OBAT & obat&
obat & obat &
MAKANAN makanan
makanan makanan
NASIONAL
secara terbuka dan dapat diikuti oleh setiap pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Daerah.
undangan. Obat dan Makanan terdiri atas obat, bahan obat, narkotika, psikotropika,
prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan
olahan.
Beredar;
Makanan;
BPOM;
10. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas
memiliki kewenangan :
makro.
farmasi.
6. Penetapan pedoman penggunaan konservasi, pengembangan dan
masyarakat. Unit ini berada di BPOM Pusat serta Balai Besar/Balai POM seluruh
Indonesia.
kemanfaatan, dan mutu serta aspek legalitas produk Obat, Obat tradisional,
Selain itu ULPK juga menerima pengaduan yang berkaitan dengan produk Obat,
Tangga (PKRT) yang tidak memenuhi syarat, ilegal, dan atau salah penggunaannya
Visi ULPK
Menjadi Unit Kerja Yang Profesional Dan Cepat Tanggap dalam rangka
Internasional.
Lini.
konsumen
Kegiatan Unit Layanan Pengaduan Konsumen terdiri dari pelayanan lisan dan
tertulis terhadap pengaduan, keluhan dan informasi yang masuk dari konsumen
melalui Contact Center HALO BPOM 1500533 maupun ULPK seluruh Indonesia.
Layanan informasi dan pengaduan dilakukan melalui konsumen datang
langsung (walk-in), telepon, SMS, faksimili, email, surat; dan media sosial twitter
serta pada saat kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi yang dilaksanakan di
terdokumentasi dan dilaporkan kepada Sestama Badan POM dalam bentuk Resume
Harian yang digunakan sebagai masukan untuk memperkuat sistem peringatan dini
khasiat/manfaat, dan mutu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berupaya
dan menyeluruh. Salah satu konsep dasar SisPOM adalah pengawasan oleh
untuk membeli dan menggunakan suatu produk. Dalam hal ini pelayanan
instansi pemerintah lain, pelaku usaha, konsumen, LSM, Asosiasi dan pihak
akademisi dapat terlaksana melalui suatu wadah komunikasi dua arah antara BPOM
dengan publiknya, yaitu melalui suatu Unit yang secara struktural berada di Bagian
koordinasi Sekretaris Utama BPOM yang lebih dikenal dengan nama Unit Layanan
BPOM, sehingga ULPK menjadi lini terdepan dan sebagai image maker BPOM
publiknya/stakeholdersnya.
ULPK BPOM yang layanannya saat ini telah diperkuat dengan Contact
Center HALO BPOM 1500533 serta layanan ULPK di 31 Balai Besar/Balai POM
based). Infomasi dan masukan dari publik merupakan sistem peringatan dini (early
sampling pengawasan obat dan makanan. Pengaduan dan informasi konsumen yang
dilakukan oleh ULPK baik di Pusat melalui kegiatan sosialisasi dan promosi ke
beberapa sekolah, komunitas ibu-ibu PKK, lintas sektor terkait, dan masyarakat
melalui kegiatan Pameran, Iklan Layanan Masyarakat, Talk Show, Siaran Pers dan
adil dan transparan, serta tanggap terhadap keluhan dengan tetap mengutamakan
perlindungan masyarakat dari produk obat dan makanan yang berisiko terhadap
kesehatan.
Motto ULPK
berikut :
1. Telepon :1500533
2. SMS :081.21.999.533
3. Faksilimili : 021-4263333
4. Email : hallobpom@pom.go.id
5. twiter : @HaloBPOM1500533
6. Instagram : HaloBPOM 1500533Atau
diseluruh Indonesia .
berikut :
PEMOHON BPOM
Pengaduan
Konsumen/permintaan
Pengaduan
informasi beserta
Konsumen/permintaa
sampel (jika ada)dan
n informasi :
mencatat identitas
1.telpon
pemohon,sampel
2.email/website
produk,tanggal
3.faxsimili
pengaduan/permintaan
4.surat
informasi dan tanda
5.tatap muka
tangan petugas
lengkap Belum
Menerima
Validasi
informasi lengkap
Memberikan
Klarifikasi
Klarifikasi
Pembahasan/
Rujukan
Pemberian informasi
tindak lanjut
pengaduan/permintaa
n informasi,melalui:
1.telpon
Menerima informasi 2.email/website
3.faxsimili
4.surat
5.tatap muka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya Kunjungan Kerja Lapangan (KKL), maka
berikut :
telah ditetapkan;
d. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang
jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana
yang terrsedia;
benar;
f. Pencatatan dilakukan secara manual atau alat pencatat selama pembuatan