OLEH:
NIM : 70100119001
Kelas : A1
JURUSAN FARMASI
GOWA
2022
NAMA PRODUK : RITU-ALL
Filosofi : Yang dimana terdiri dari dua suku kata RITU DAN ALL
Kata ritu sendiri diambil dari 4 huruf pertama dari zat aktif
yaitu rituximab sedangkan untuk penggunaan kata all dari
bahasa inggris yang artinya semua. Besar harapan dari obat
yg dibuat dalam semua komponen yg terdapat didalam obat
ini bisa berefek dan dapat menyembuhkan semua keluhan
sakit berdasarkan indikasi nya.
FARMAKOLOGI
Rituximab adalah antibody monoclonal chimeric terhadap antigen CD20 yang digunakan
dalam pengobatan limfoma non-hodgkin (Sweetman, 2009 : 768). Rituximab menargetkan
antigen CD20 yang diekspresikan oleh sel-B. CD20 merupakan molekul yang secara universal
diekspresikan oleh sel-B normal dalam segala tahap perkembangannya, mulai dari tahap pra-sel-
B, sel plasma dewasa hingga pada kebannyakan sel-B yang mengalami keganasan (Stashenko et
al., 1980; Anderson et al., 1984 in Freeman et al., 2018).
Molekul CD20 secara luas berada pada permukaan sel-B. Jadi, antibody monoclonal
yang diarahkan ke CD20 tidak dapat bergantung pada pengiriman bagian sitotoksik ke dalam sel,
melainkan konsekuensi dari pengikatan antigen CD20 dan perekrutan respon inang ke sel yang
teropsonisasi (Freeman et al., 2018 : 30).
Rituximab akan mengikat secara spesifik pada bagian sel CD20 dari sel limfosit B
dengan memicu tiga jenis proses, yakni apoptosis sel limfosit atau Complement-Dependent
Cytotoxicity atau Antibody-Dependent Cell-Mediated Citotoxicity sehingga menyebabkan
kematian sel (Indrayuni et al., 2021 : 2).
Rituximab disebut sebagai antibody tipe I, dimana antibody jenis ini memiliki
karakteristik yakni melokalisasi CD20 ke bentuk lipid dan tampaknya memberikan efek Direct
Cell Death yang minimal tetapi menginduksi sitotoksisitas yang terdiri atas dua, yakni CDC dan
ADCC (Freeman et al., 2018 : 30).
Pemberian obat secara intravena atau langsung ke dalam pembuluh darah tidak
mengalami absorbsi, maka semua obat (dosis yang diberikan) yang ada dalam sediaan masuk ke
dalam tubuh (Nasution, A, 2015 : 3). Rituximab adalah dua kompartemen dengan waktu paruh
rata-rata 87 ± 18 jam dan distribusi volume 1,3 L (Indrayuni et al., 2021 : 2).
Pada jurnal lain, disebutkan bahwa kinetika distribusi antibodi dipengaruhi oleh laju
transpor konvektif, pengikatan ke situs jaringan, dan laju katabolisme dalam jaringan. Setelah
pemberian secara intravena, terjadi distribusi pada tingkat pembuluh darah jaringan. Difusi
Rituximab melintasi sel endotel vaskular sangat lambat dan pergerakan Rituximab melalui atau
di antara membran sel terutama terjadi melalui mekanisme transelular (endositosis) atau
paraseluler, yaitu transpor konvektif antibodi dalam pergerakan aliran cairan. Volume distribusi
RTX pada kondisi tunak kira-kira 9,6 L. Karena volume plasma hanya 3–3,5 L, ini menunjukkan
bahwa mAb terdistribusi ke ruang ekstraseluler jaringan, kecuali SSP (Golay et al., 2013 : 829-
830).
Rituximab menunjukkan farmakokinetik yang bergantung pada dosis. Pada dosis 375
mg/m2, waktu paruh serum rata-rata adalah 76 jam setelah satu dosis dan 206 jam setelah dosis
terakhir, dengan variasi interindividual yang sangat besar (Goodman & Gillman, 2002 : 857).
Rituximab diberikan dalam bentuk intravena (Sweetman, 2009 : 768) yang langsung
memasuki sirkulasi sistemik, sehingga metabolism Rituximab terjadi di peredaran darah, dimana
untuk bentuk sediaan intravena, hampir seluruh bahan obat diubah menjadi metabolit dengan
konsentrasi mendekati 100% (Nasution, A, 2015 : 61 dan 65).
Sebuah studi yang dilakukan pada antibodi IgG1 menemukan bahwa ukuran
agregat yang dihasilkan oleh kedua metode tersebut sebanding (Mahler et al. 2005).
Disimpulkan bahwa uji throughput yang lebih tinggi dapat dibangun dengan
menggunakan pengadukan yang dianalisis dengan pengukuran absorbansi. Dalam
penelitian tersebut, sampel yang diaduk menunjukkan absorbansi yang jauh lebih tinggi
dan spesies partikel kedua dalam DLS, yang menunjukkan bahwa tekanan pengadukan
menghasilkan jumlah agregat protein yang lebih kecil yang lebih tinggi. Sementara
Mahler menemukan polisorbat 80 melindungi terhadap agregasi, sampel yang diaduk
mengalami peningkatan kekeruhan dan lebih banyak produk agregat terdeteksi oleh DLS
dibandingkan dengan formulasi bebas surfaktan. Polysorbate 80 menstabilkan agregat
kecil dan mencegah kemajuan lebih lanjut dalam proses agregasi (S.J.shine, 2010)
3. Pendapar (Histidine)
Buffer digunakan untuk mencegah perubahan kecil pada pH larutan yang dapat
mempengaruhi kelarutan dan stabilitas protein. Buffer terdiri dari garam senyawa ionik, yang
paling umum adalah asetat, sitrat, dan fosfat. Selain buffer asetat, sitrat dan fosfat, pada
produk antibody monoclonal, digunakan asam amino sebagai pendapar (Hovgaard, Sven, &
Weert, 2013).
Histidin telah ditemukan menjadi komponen penyangga yang sangat baik untuk antibodi
monoklonal yang stabil secara maksimal di sekitar pH 6. pKa histidin adalah 6.0, yang
membuatnya menjadi penyangga yang ideal pada pH 6,0. Histidin adalah satu-satunya asam
amino dengan pH 7,4 dalam kisaran penyangganya; oleh karena itu, telah ditemukan
pentingnya dalam formulasi parenteral yang membutuhkan buffering dalam kisaran pH
fisiologis (Hovgaard, Sven, & Weert, 2013). 10 mM histidin adalah buffer yang umum
digunakan (misalnya, formulasi akhir Rituximab) (Karow, Sven, & Garidel, 2013).
DOSIS RITUXIMAB
Di Inggris untuk pengobatan limfoma folikular refrakter atau limfoma kambuhan, dosis
rituximab adalah 375 mg/m2 secara intravena sekali seminggu sebanyak 4 dosis. Sedangkan di
US, biasanya diberikan sebanyak 8 dosis. Di beberapa Negara lain, pasien dapat diberikan
retreatment setelah kambuh sebanyak 4 dosis (Sweetman, 2009 : 768).
Menurut Goodman & Gillman (2008), dosis antibody monoclonal Rituximab adalah infus
intravena 375 mg/m2 per minggu selama 4 minggu (Goodman & Gillman, 2008 : 859).
Dosis Rituximab yang dianjurkan menurut Ansel 10 th Edition adalah 375 mg/m2
diberikan sebagai infus intravena setiap minggu selama empat dosis (hari 1, 8, 15, dan 22). Dan
dapat juga diberikan pada pasien rawat jalan (Ansel, 2014 : 704).
Adapun bentuk sediaan monoclonal antibody Rituximab biasanya dalam single-dose
vials larutan injeksi 10 mg/mL, yang biasanya berada dalam 10 mL atau 50 mL vial (Medscape).
Hal ini juga dikuatkan pada Ansel 10 th Edition, dimana dijelaskan bahwa Rituximab tersedia
dalam single-unit vials 10 dan 50 mL (10 mg/mL) (Ansel, 2014 : 704). Dalam hal ini dilansir
dari BNF Edisi 74 dan 81, volume sediaan yang paling umum digunakan adalah 10 mL (BNF,
2021: 929; BNF, 2018 : 820). Sehingga :
1mL 10 mg
Dalam 10 mL mengandung = x = 100 mg
10 mL x mg
Ansel, H. C. (2014). Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems 10th Edition.
Lippincott Williams & Willkins. Baltimore, USA
BNF. (2018). British National Formulary 74th Edition. Royal Pharmaceutical Society BMA.
London, UK
BNF. (2021). British National Formulary 81st Edition. Royal Pharmaceutical Society BMA.
London, UK
Dirjen POM. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta, Indonesia
European Medicines Agency. (2020). Guideline on The Quality of Water for Pharmaceutical
Use. Netherland
Freeman, C. L. et al. (2018). A Tale of Two Antibodies : Obinutuzumab versus Rituximab. British
Journal of Hematology Review : 29-45
Golay, J. et al. (2013). Lessons for The Clinic from Rituximab Pharmacokinetics and
Pharmacodynamics. Landes Bioscience Volume 5 Issue 6 : 826-837
Goodman & Gillman. (2008). Manual Farmakologi dan Terapi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta, Indonesia
Hovgaard, L., Sven, F., & Weert, a. M. (2013). Pharmaceutical Formulation Development of Peptides
and Proteins 2nd Edition. U.S: CRC Press.
Karow, A. R., Sven, B., & Garidel, P. (2013). Buffer Capacity of Biologics—From Buffer Salts to
Buffering by Antibodies. American Institute of Chemical Engineers Biotechnol. Prog., 2013, Vol.
29, No. 2, 484.
Indrayuni, et al. (2021). A Review On : Novel Drug Delivery Technology of Rituximab. World
Journal of Pharmaceutical Research Volume 10 Issue 2 : 1-5
MSDS Regulation European Chemical Agencies Number 1907. (2006). Material Safety Data
Sheet : Rituximab. USA