1. Deskripsi
Sifat Fisikokimia : Suspensi berwarna putih, yang diproduksi dari jaringan sel ragi yang
mengandung gene HBsAg, yang dimurnikan dan diinaktivasi melalui
beberapa tahap proses fisiko kimia seperti ultrasentrifuse,
kromatografi kolom, dan perlakuan dengan formaldehid
Vaksin Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasi dan
bersifat non-infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansnula
polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. Bagian virus yang mengkode
HBsAg dimasukkan kedalam yeast, dan selanjutnya dikultur. Vaksin hepatitis B yang
diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian keamanan, imunogenisitas dan
evaluasi klinis. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari plasma yaitu siklus
produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh.
2. Indikasi
Imunisasi aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Vaksin ini tidak
dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus lain seperti Hepatitis A, C atau virus
lain yang diketahui menginfeksi hati. Dapat diberikan pada semua usia dan
direkomendasikan terutama untuk orang-orang yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi
virus Hepatitis B termasuk :
1. Petugas kesehatan: dokter, dokter gigi, dokter ahli bedah, perawat, perawat gigi, ahli
kebersihan gigi, petugas paramedis yang kontak dengan pasien, staf unit hemodialisis,
hematologi dan onkologi, petugas laboratorium yang menangani darah dan sampel klinis
lain, petugas pemakaman dan kamar mayat, petugas bank darah dan fraksinasi plasma, ahli
siropodis, petugas kebersihan yang menangani pembuangan, petugas gawat darurat dan
petugas ambulans.
2. Pasien.
Pasien yang sering menerima transfusi darah dan produk darah lainnya seperti pada unit
hemodialisa dan onkologi, penderita thallasemia, sickle-cell anaemia, sirosis dan
haemofilia,dan lain lain
3. Petugas lembaga ;
Orang yang sering kontak dengan kelompok beresiko tinggi: narapidana dan petugas
penjara, petugas di lembaga untuk penderita gangguan mental.
4. Orang yang beresiko tinggi karena aktivitas seksualnya :
Orang yang berhubungan seks secara berganti-ganti pasangan, orang yang terkena penyakit
kelamin, homoseks, kaum tuna susila.
5. Penyalahgunaan obat suntik
6. Orang dalam perjalanan ke daerah endemisitas tinggi
7. Keluarga yang kontak dengan penderita Hepatitis B akut atau kronik.
8. Bayi yang lahir dari ibu pengidap (carrier).
.4. Farmakologi
Absorpsi : pada studi pemberian vaksin Hepatitis B secara intramuskuler, menunjukkan
bahwa anti-HBs terdapat di serum dalam waktu 2 minggu, puncaknya setelah 6 bulan dan
bertahan selama kurang lebih 3 tahun
Distribusi : tidak diketahui apakah HBsAg yang terdapat dalam vaksin Hepatitis B,
menembus plasenta atau tidak.
Eliminasi : disposisi akhir HBsAg dan anti HBs setelah pemberian vaksin Hepatitis B secara
intramuskuler, belum ditentukan.
5. Stabilitas Penyimpanan
Vaksin harus disimpan pada suhu 2-8°C dan harus terlindung dari cahaya. Vaksin jangan dibekukan,
penyimpanan di atas atau di bawah suhu 2-8°C akan menurunkan potensi. Daluwarsa 26 bulan.
6. Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin
Hepatitis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai
kejang. Tetapi vaksinasi dapat diberikan kepada penderita infeksi ringan
7. Efek Samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Keluhan
sistemik seperti demam, sakit kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan
disebabkan oleh pemberian vaksin.
8. Interaksi :
- Dengan Obat Lain :
Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan serempak dengan Hepatitis B
imunoglobulin pada tempat penyuntikan terpisah. Dan juga dapat diberikan bersama-sama
dengan vaksin DTP, OPV, dengan menggunakan jarum suntik dan lokasi penyuntikan yang
terpisah,dan tidak mengganggu respon imun terhadap vaksin-vaksin tersebut. Obat-obat
imunosupresan (kortikotropin, kortikosteroid, alkylating agents, antimetabolites, radiasi) :
menurunkan respon terhadap vaksin Hepatitis B.
- Dengan Makanan : -
Pengaruh :
- Terhadap Kehamilan : Kategori C. Efek antigen terhadap janin belum diketahui dan
karena itu vaksinasi terhadap wanita hamil tidak direkomendasikan, kecuali pada keadaan
risiko tinggi.
- Terhadap Ibu Menyusui : Risiko pada bayi minimal. Tidak tersedia data penggunaan
pada manusia, namun vaksin dapat digunakan selama masa menyusui.
- Terhadap Anak-anak : -
- Terhadap Hasil Laboratorium : -
9. Peringatan dan Perhatian
• Efek antigen terhadap janin belum diketahui dan karena itu vaksinasi terhadap wanita hamil tidak
direkomendasikan, kecuali pada keadaan resiko tinggi
• Epinephrine sebaiknya selalu tersedia untuk penanganan reaksi anafilaktik
• Mengingat masa inkubasi virus Hepatitis B panjang ada kemungkinan terjadi infeksi yang
tidak diketahui pada saat vaksinasi.
• Jangan diberikan pada daerah gluteal atau intra-dermal karena tidak akan memberikan respon
imun yang optimal, dan jangan diberikan secara intravena.
• Pada pasien dialisis dan orang yang mempunyai kelemahan sistem imun, respon antibodi
mungkin tidak cukup setelah vaksinasi dasar, karena itu perlu diberikan vaksinasi ulang.
9. Mekanisme Aksi
Menstimulasi imunitas aktif terhadap infeksi virus Hepatitis B (HBV). HBsAg yang
terdapat di dalam vaksin, meningkatkan produksi antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs);
anti-HBs menetralkan HBV sehingga infeksi atau sifat patogeniknya dihambat.
10. Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial multi dosis 2,5 ml
SUCHI RAHMADANI
B 4 / 18
1351810284
BROSUR OBAT
KEMASAN OBAT
12. Kesimpulan
Vaksin hepatitis B merupakan vaksin rekombinan pertama yang berhasil dikembangkan di
Indonesia.
Manfaat vaksin hepatitis b adalah untuk pencegahan hepatitis B. Immunisasi hepatitis B
dibagi menjadi 2, yaitu: Immunisasi Aktif diberikan pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg
positif, dan Immunisasi Pasif, pemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan
immunisasi pasif dimana daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang
infeksius dengan menggumpalkannya.
Vaksin Hepatitis B Tipe kedua dibuat dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA); vaksin
ini dibuat dengan menggunakan sintesa HBsAg dengan menggunakan Saccharomyces
cerevisiae (ragi yang biasa dipakai untuk membuat kue), ke dalam ragi ini di insersi plasmida
yang berisi gen HBsAg. Kombinasi imunoprofilaksis pasif-aktif antara hepatitis B
immunoglobulin (HBIG) dengan vaksin terbukti dapat merangsang terbentuknya anti-HBs
sebanding dengan vaksin yang diberikan sendiri.