Abstrak
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit infeksi virus yang dapat menyebabkan
masalah serius pada kesehatan. Prevalensi penderita hepatitis B dengan HbsAg positif
terus meningkat terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia dengan
prevalensi sebesar 1,2% pada 2013. Penggunaan vaksinasi sebagai cara preventif
mencegah meningkatnya prevalensi hepatitis B terus diserukan. Rekomendasi WHO
untuk mencantumkan vaksinasi hepatitis B sebagai program wajib dalam vaksinasi
nasional negara anggota-anggotanya diharapkan dapat menurunkan persentase
prevalensi penyakit ini. CDC melalui Advisory Committee on Immunization Practice
(ACPI) juga memberikan beberapa rekomendasi baik terkait dosis maupun waktu
pemberian vaksinasi ini. Dalam pelaksanaannya, efektivitas dari pemberian vaksinasi
terus diamati di berbagai negara dengan melakukan studi berbasis komunitas sebagai
evaluasi dari program vaksinasi secara masal yang dilakukan di masing-masing
negara. Studi dilakukan di berbagai negara yang sudah mencantumkan vaksinasi
hepatitis B sebagai bagian vaksinasi wajib nasionalnya, antara lain, Amerika Serikat,
Taiwan, China, dan Mesir. Hasil yang didapatkan dari studi tersebut memberikan
harapan baik dalam upaya menurunkan prevalensi hepatitis B. Pemberian vaksinasi
pada masa bayi yang berkelanjutan dinyatakan efektif memberikan dampak proteksi
sampai beberapa dekade pascavaksinasi tersebut. Hal tersebut tentu sinergis dengan
upaya menurunkan prevalensi penyakit hepatitis B.
Isi
Studi lain di Cina memberikan hasil yang serupa. Studi terkait dengan
vaksinasi hepatitis B yang pertama kali dimasukkan pemerintah Cina ke dalam
program imunisasi rutin pada tahun 1992, di Provinsi Henan. Survei dilakukan pada
tahun 2012 untuk mengevaluasi efek perlindungan dari vaksinasi hepatitis B untuk
populasi lahir selama 15 tahun sebelumnya. Analisis serologi mengungkapkan bahwa
prevalensi HBsAg dan anti-HBc adalah, 0,8% dan 2,6% masingmasing. Prevalensi
HBsAg pada anak di bawah usia 5 tahun adalah 0,5%, menunjukkan penurunan dari
96% dibandingkan dengan rata-rata prevalensi HBsAg nasional pada tahun 1992.
Tingkat prevalensi HBsAg pada orang di bawah usia 15 tahun telah menurun secara
signifikan di Provinsi Henan setelah dua dekade vaksinasi. Sehingga jutaan infeksi
virus hepatitis B kronis telah dicegah.
Eksipien adalah komponen inert yang dirancang untuk melindungi bahan aktif
dari denaturasi selama proses pembuatan, penyimpanan, dan pengiriman serta
meningkatkan efektivitas vaksin. Tanpa penambahan eksipien, vaksin dapat
kehilangan aspek efikasi, stabilitas, dan keamanan. Di bawah ini, kelas umum
eksipien dan perannya dalam vaksin.
Adjuvant, meningkatkan efektivitas vaksin dengan mengurangi jumlah atau
durasi dosis, memperpanjang memori sistem kekebalan atau mengatur respons
sel
Dikutip dari halaman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut penjelasan
komponen yang umumnya ada pada vaksin:
1. Antigen
Semua vaksin mengandung komponen aktif (antigen) yang berfungsi memicu respons
imun, atau bahan lainnya yang dirancang untuk membuat komponen aktif tersebut.
Antigen ini terbuat dari bagian-bagian kecil organisme penyebab penyakit, misalnya
protein atau gulanya. Selain itu antigen bisa juga terbuat dari organisme penyebab
penyakit yang utuh, namun dalam bentuk yang sudah dilemahkan.
2. Pengawet
Pengawet yang umum digunakan untuk vaksin adalah 2-phenoxyethanol. Senyawa ini
sudah lama digunakan dalam berbagai produk bayi karena tidak terlalu beracun bagi
manusia.
3. Stabilizer
Stabilizer adalah senyawa yang dipakai untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antar
komponen dan mencegah vaksin menempel pada wadah. Stabilizer yang biasa
dipakai mulai dari gula (laktosa, sukrosa), asam amino (glisina), dan protein
(rekombinan albumin manusia dari ragi).
4. Surfaktan
5. Senyawa pengencer
Air steril umum digunakan di dalam vaksin sebagai pengencer. Tujuannya agar
konsentrasi bahan yang ada di dalam vaksin sesuai sebelum digunakan.
6. Senyawa pembantu
Kesimpulan
6. Morton RF, Hebel JR, McCarter R. Panduan Studi Epidemiologi dan Biostatika.
Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. hlm 24-26.
12. Salama II, Sami SM, Said ZN, El-Sayed MH, El Etreby LA, Emam T.
Effectiveness of hepatitis B virus vaccination program in Egypt: Multicenter national
project. World J Hepatol. Okt 2015; 7(22):2418-2426.
14. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Satgas Imunisasi IDAI: Jadwal Imunisasi
Rekomendasi IDAI. Sari Pediatri. 2000; 2(1).