DI
LEMBAGA FARMASI PUSKESAD (LAFIAD)
(BANDUNG, 31 OKTOBER – 25 NOVEMBER 2022)
DISUSUN OLEH :
OVIANA KRISTIONO
N014221077
DI
OVIANA KRISTIONO
N014221077
DISETUJUI OLEH
Dra. Ermina Pakki, M.Si., Apt. Muhammad Aswad, S.Si., M.Si.,Ph.D., Apt.
NIP. 19606061988032002 NIP. 199403052022043001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus oleh karena
Kasih dan Anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Lembaga Pusat Kesehatan Angkatan Darat Farmasi periode
31 Oktober – 25 November 2022. Laporan ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat selesai berkat bantuan dari
berbagai pihak yang selalu senantiasa mendukung dan membimbing dalam
penyelesaian Praktek Kerja Profesi Apoteker oleh karena itu, penulis ingin
berterimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. rer-nat. Marianti A. Manggau, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin, Makassar.
2. Bapak Abdul Rahim, S,Si,, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker.
3. Ibu Dra. Ermina Pakki, M.Si., Apt. selaku Koordinator PKPA Farmasi Industri.
4. Bapak Apt. Muhammad Aswad,M.Si., Ph.D selaku pembimbing PKPA
Farmasi Industri.
5. Bapak Lettu CKM Elni Fitri, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Pembimbing
Lapangan di Lembaga Farmasi Puskesad.
6. Pimpinan, staff di LAFI PUSKESAD yang telah bekerjasama dalam
membimbing dan menerima kami untuk melakukan praktik kerja profesi apoteker
di LAFI PUSKESAD.
7. Kedua orangtua terkasih Bapak Kristiono Adi dan Ibu Yolanda Rosita
Lasut yang sudah memberikan dukungan, doa dan kasih yang begitu besar
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan PKPA serta laporan PKPA
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan. ini
Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat diperlukan dalam
penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap kiranya laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 2022
Penyusun
Oviana Kristiono
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Umum............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Khusus............................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM
II.1 Sejara Lembaga Farmasi Pusat
Kesehatan Angkatan Darat (LAFI PUSKESAD)...................................... 2
II.2 Visi dan Misi LAFI PUSKESAD............................................................. 3
II.3 Produk LAFI PUSKESAD........................................................................ 3
II.4 Sertifikat CPOB di LAFI PUSKESAD...................................................... 4
II.5 Penerapan Aspek CPOB di LAFI PUSKESAD......................................... 5
BAB III GAMBARAN KHUSUS
III.1 Bagian Administrasi Logistik (BAGMINLOG)...................................... 12
III.2 Instalasi Penyimpanan............................................................................. 12
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 13
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan................................................................................................ 18
V.2 Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19
LAMPIRAN..................................................................................................... 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin usaha dari Menteri
Kesehatan dalam melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
Pembuatan obat merupakan serangkaian kegiatan dalam menghasilkan obat yang
meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi pengemasan,
pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk
didistribusikan (4)
Dalam Permenkes nomor 1799 tahun 2010 dikatakan bahwa industri farmasi
wajib memenuhi persyaratan CPOB. CPOB adalah Cara Pembuatan Obat yang
Baik merupakan pedoman cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan
agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan
penggunaannya (4)
Pada industri farmasi apoteker terlibat langsung dalam setiap kegiatan
proses produksi obat yang baik. Maka, hal inilah yang melatarbelakangi
dilakukakannya Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di industri farmasi
khususnya di Lembaga Farmasi Angkatan Darat (LAFI AD) periode 31 Oktober -
25 November 2022 dengan tujuan mengenal peran apoteker di industri farmasi
serta memahami. penerapan CPOB di industri farmasi.
I.2 Tujuan Umum
Untuk melihat penerapan CPOB secara lansung di Lembaga Farmasi Pusat
Kesehatan Angkatan Darat (LAFI PUSKESAD)
1
BAB II
TINJAUAN UMUM
2
3
II.5 Penerapan Aspek - Aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
di Lafi Puskesad
II.5.2 Personalia
Personalia CPOB yang diterapkan di LAFI Puskesad
dilakukan dengan menetapkan tiga orang Apoteker sebagai personel
kunci yang terkualifikasi dan bertanggung jawab, yaitu Kepala bagian
Pemastian Mutu (QA), Kepala Instalasi Pengawasan Mutu (QC) dan
Kepala Instalasi Produksi, masing-masing personil memiliki tugas dan
tanggung jawab yang telah dikoordinasikan.
Pelatihan CPOB bagi personil Lafi Puskesad merupakan wujud
komitmen untuk menjamin mutu serta khasiat obat yang diproduksi.
Pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan teori dasar pelatihan
maupun pedoman CPOB yang ditetapkan pemerintah dan prosedur
tetap yang dibuat oleh Lafi Puskesad sendiri. Hasil dari pelatihan
tersebut didokumentasikan sebagai bukti telah mengikuti pelatihan.
Personil yang terlibat dalam proses produksi dilakukan pelatihan
setiap 6 bulan atau setahun sekali untuk meningkatkan kinerja sehingga
mutu produk akan senantiasa terjamin
II.5.3. Bangunan dan Fasilitas
Bangunan dan fasilitas di Lafi Puskesad telah memenuhi persyaratan CPOB
Pemilihan lokasi bangunan Lafi Puskesad telah memenuhi persyaratan CPOB
dimana transportasi mudah, memiliki fasilitas air dan listrik, ketersediaan tenaga
kerja yang cukup, bebas pencemaran dan tidak mencemari lingkungan
Bangunan dan fasilitas Lafi Puskesad dikelola oleh Instalasi pemeliharaan
dan sistem penunjang (Instalhar dan sisjang). Instalhar dan sisjang bertanggung
jawab pada bagian pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, pengawasan
mutu dan sistem penunjang lainnya seperti sistem pengolahan air (SPA), Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan Heating, Ventilation and Air Conditioning
(HVAC).
Bangunan produksi β-laktam terpisah dengan bangunan non β-laktam.
dengan tujuan untuk mengendalikan risiko alergi (sensitivitas tinggi) dan cross
7
dan higiene maka mutu produk yang diproduksi semakin baik. Ada
beberapa ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya,
bahan pembersih dan disinfeksi serta segala sesuatu yang dapat
menyebabkan cemaran produk.
II.5.6. Produksi
Proses produksi obat di Lafi Puskesad tidak dilakukan secara
terus menerus dikarenakan proses produksi dilakukan berdasarkan
permintaan Pusat Kesehatan Angkatan Darat (disesuaikan dengan
kebutuhan TNI AD) dan rencana produksi tahunan. Kegiatan produksi
dilakukan di 2 tempat yang berbeda berdasarkan bahan aktif obat, yaitu
beta-laktam dan non beta-laktam. Setiap kegiatan produksi dilakukan
proses IPC (In Process Control) untuk menjamin mutu obat selama
proses produksi dan dilakukan oleh personil bagian produksi Proses
produksi obat dilakukan berdasarkan Batch Record.
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama proses produksi
sudah tercantum dalam Batch Record dan setiap hasil dari suatu proses
harus dituliskan dalam Batch Record sebagai bentuk dokumentasi dan
acuan dalam kegiatan produksi sehingga hasil produk jadi sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan Produk yang dihasilkan dari
Lafi Puskesad antara lain Amoxad, Stopfluad, Neodiare, Fimol,
Neuralgad, Neolafimag, Ponstad, dan Neurobiad.
II.5.7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan salah satu bagian yang penting
dari CPOB untuk memberikan kepastian bahwa produk secara
konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Pengawasan mutu di Lafi Puskesad dipimpin oleh Instalasi Pengawasan
Mutu (Instalwastu) LAFI PUSKESAD bertugas dalam pengawasan
mutu terhadap obat hasil produksi LAFI PUSKESAD meliputi semua
fungsi analisis. Prosedur pengujian terhadap obat-obatan yang
dihasilkan oleh Lafi Puskesad telah terdokumentasi dengan baik
9
II.5.10. Dokumentasi
Sistem dokumentasi di LAFI PUSKESAD sudah cukup baik
dilihat dari Prosedur Pengolahan Induk dan Prosedur Pengemasan
10
keempat uji diatas, metode Analisis lain seperti uji disolusi obat atau
penetuan ukuran partikel untuk bahan aku aktif juga dilakukan validasi.
3). Validasi Pembersihan
Pada proses pembersihan di Lafi Puskesad dilakukan sebelum dan
setelah produksi selesai. Validasi Pemnbersihan dilaksanakannya untuk
permukaan alat yang bersentuham langsung dengan produk. Hal yang
dikerjakan adalah melihat efektifitas pembersihan, penentuan batas
kandungan residu suatu produk, bahan pembersih, dan cemaran mikroba
.
2). Kegiatan Kualifikasi di Lafi Puskesad meliputi empat hal yaitu :
1). Kualifikasi Desain
Tujuan Kualifikasi Desain adalah untuk menjamin dan
mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang
akan dipasang atau dibangun (rancang bangun) sesuai dengan ketentuan
atau spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku
dicantumkan pada desain. Jadi, Kualifikasi Desain dilaksanakan pada
mesin, peralatan produksi atau sarana penunjang.
2). Kualifikasi Instalasi
Kualifikasi Instalasi Dilakukan Terhadap Fasilitas, Sistem, dan
Peralatan Baru Atau Yang Dimodifikasi. Kualifikasi Instalasi Dilakukan
Dengan Menyesuaikan Alat Dan Sarana Penunjang Lainnya Dengan
Manual Book Dari Masing-Masing Alat. Bagian Yang Berperan Dalam
Kualifikasi Instalasi Di Lafi Puskesad Adalah Bagian Instalasi
Pemeliharaan Dan Sistem Penunjang.
3). Kualifikasi Operasional
Kegiatan Kualifikasi Operasional di Lafi puskesad mencakup
kalibrasi, prosedur pengoperasian dan pembersihan, pelatihan operator dan
ketentuan perawatan preventif. Setelah Kualifikasi Operasional selesai
dilakukan selanjutnya dibuat suatu persetujuan tertulis yang menyatakan
bahwa alat tersebut dapat bekerja sesuai dengan spesifikasinya.
4). Kualifikasi Kinerja
12
12
13
Lalu, gudang bahan baku cairan digunakan untuk menyimpan bahan yang
sifatnya cair, bukan zat aktif (≤ 30°C). Pada penyimpanan bahan baku produk
betalaktam maka bahan zat aktif langsung disimpan pada gedung betalaktam
sedangkan, bahan tambahan disimpan di gudang penyimpanan. Tujuan dipisahkan
agar tidak terjadi kontaminasi antara bahan zat aktif non-betalaktam dan
betalaktam. Terakhir untuk gudang produk jadi digunakan menyimpan produk
yang telah selesai diproduksi (≤ 30°C).
Pengeluaran barang pada instalsimpan menggunakan sistem First in First
Out, First Expired First Out (FIFO/FEFO). Untuk pengeluaran barang yang akan
digunakan dalam kegiatan produksi dilakukan setelah keluarnya Perintah
Pengeluaran Material dari Puskesad dengan jumlah serta jenis yang diperlukan
dalam produksi.
14
15
CPOB dimana transportasi mudah, memiliki fasilitas air dan listrik, ketersediaan
tenaga kerja yang cukup, bebas pencemaran dan tidak mencemari lingkungan.
Bangunan di Lafi Puskesad terdiri dari bangunan produksi β-laktam dan non β-
laktam. Pada bangunan produksi β-laktam dan non β-laktam dibuat terpisah
dengan alasan untuk menghindari kontaminasi silang antar produk serta fasilitas
laboratorium yang dibuat terpisah dari area produksi. Hal ini sudah sesuai dengan
persyaratan pada CPOB yaitu tata letak dan desain ruangan harus dibuat
sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi kekeliruan, kontaminasi silang
serta kesalahan lain.
Pada ruangan produksi β-laktam dan non β-laktam terlihat bahwa dinding
serta lantai yang permukaan rata dan bebas dari retakan, penggunaan cat epoxy
pada dinding, tiap sudut ruangan dibuat melengkung tidak terdapatnya saluran
terbuka. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembersihan ruangan serta
menghindari dari penumpukan debu. Ruangan produksi di LAFI-AD dibedakan
menjadi beberapa kelas yaitu A,B, C,dan D yang digunakan sebagai ruang
pengolahan produksi sediaan steril (Sefalosporin) sedangkan ruang kelas E
sebagai tempat pengolahan produk non-steril (non β-laktam) dan pengemasan
primer produk (non β-laktam dan β-laktam). Kelas F sebagai ruang pengemasan
produk sekunder dan kelas G sebagai ruang ganti pegawai pria dan wanita,
gudang bahan baku, gudang bahan pengemas, gudang cairan dan ruang
administrasi.
Peralatan di LAFI-AD telah sesuai dengan pedoman pada CPOB dimana
perlatan pada ruang produksi menggunakan bahan stainless steel dan bersifat inert
yaitu, tidak menimbulkan reaksi antara bahan produksi dengan alat produksi.
Kemudian, dilakukan perawatan dan kalibrasi alat secara rutin setiap 6 bulan
sekali. Terdapat prosedur tetap (protap) pada setiap peralatan yang bertujuan
untuk mengurangi kesalahan penggunaan alat pada waktu produksi, serta protap
pembersihan untuk mencegah kontaminasi dari bahan sebelumnya yang
digunakan dengan bakteri yang tidak diinginkan serta protap pemeliharaan alat
tujuannya yaitu agar alat dapat bekerja dengan baik. Kemudian, setiap selesai
dilakukan produksi peralatan selalu dilakukan pembersihan sebelum digunakan
16
kembali.
Produksi yang dilakukan di LAFI-AD telah sesuai dengan pedoman pada
CPOB dimana bahan awal yang digunakan sebelumnya melalui tahap
pemeriksaan mutu terlebih dahulu kemudian baru dapat disetujui untuk digunakan
pada proses produksi. Pada tiap bahan terdapat batch record fungsi batch record
adalah sebagai dokumen pencatatan pemasukan dan pengeluaran bahan, nomor
bets, tanggal kadaluwarsa, serta keterangan pemasok. Setiap bahan memiliki
catatan batch record sendiri sehingga, produk yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang sudah ditetapkan. Setiap personil yang terlibat dalam proses
produksi wajib mencatat setiap kegiatan pada batch record dengan tujuan seluruh
kegiatan terdokumentasi dengan baik dan meminimalisir kesalahan pada kegiatan
produksi.
Sanitasi dan higienitas di LAFI-AD telah sesuai dengan pedoman pada
CPOB. Hal ini terlihat dari bangunan fasilitas dimana setiap hari dilakukan
pembersihan pada sekitar gedung produksi maupun area produksi, setiap peralatan
yang telah digunakan dalam kegiatan produksi segera dibersihkan dan disterilkan
kembali biasanya menggunakan larutan alcohol 70% sebelum digunakan kembali,
tersedianya ruang ganti pakaian serta loker untuk para personel menyimpan
pakaian sebelum masuk ke dalam area produksi, para personel menggunakan
pakaian pelindung lengkap dengan tujuan menjaga tidak bersentuhan langsung
dengan bahan maupun produk yang dapat mempengaruhi mutu produk
Pengawasan mutu di LAFI-AD dilakukan oleh Instalasi Pengawasan Mutu
(INSTALWASTU). Instalwastu di LAFI-AD sudah menerapkan sesuai pedoman
pada CPOB hal ini terlihat dari tugas yang dilakukan oleh instalwastu yaitu
berhubungan dengan menyetujui ataupun menolak bahan awal bahan pengemas,
produk antara, produk ruahan, produk dan produk jadi, melakukan pengujian pada
setip sampel produk. Instalwastu memiliki laboratorium untuk melakukan
pengujian sampel produk obat yaitu, laboratorium kimia, ruang uji fisika,
laboratorium mikrobiologi, serta ruang timbang dimana tempat dilakukannya
penimbangan sampel, lalu ada ruang instrument, ruang penyimpanan sampel
pertinggal dan ruang reagensia. Setiap alat yang digunakan dalam pengujian selalu
17
dilakukan kalibrasi bertujuan agar hasil yang di dapatkan bernilai valid dan dapat
dipercaya
Inspeksi diri di LAFI-AD telah sesuai dengan pedoman pada CPOB. Inspeksi
diri dilakukan untuk menilai seluruh aspek produksi dan pengawasan mutu telah
memenuhi persyaratan CPOB. Inspeksi diri dilakukan minimal sekali dalam
setahun Tim inspeksi diri di LAFI ditunjuk langsung oleh Kepala Lembaga
Farmasi Puskesad (KALAFI) yang berjumlah 3 orang atau lebih. Tim inspeksi
yang ditunjuk bersifat independent yaitu, tidak berkaitan dengan instalasi yang
akan diinspeksi. Audit mutu di LAFI-AD dilakukan oleh BPOM atau dengan
pihak luar.
Penanganan keluhan dan penarikan terhadap produk di LAFI-AD belum
pernah dilakukan oleh pihak LAFI dikarenakan obat yang diproduksi hanya
digunakan pada kalangan TNI saja dan idak diperjualbelikan secara bebas pada
masyarakat, serta belum pernah ditemui masalah pada obat yang distribusikan.
Dokumentasi di LAFI-AD telah sesuai dengan pedoman pada CPOB dimana
seluruh kegiatan dilakukan pendokumentasian dengan baik. Mulai dari kegiatan
pengadaan, produksi hingga pendistribusian produk terdokumentasi. Dokumen
berupa batch record, protap produksi, operasional, perawatan, gedung, alat dan
peralatan penunjang lainnya, spesifikasi bahan dan produk, metode serta prosedur
analisis.
Kualifikasi dan validasi yang dilakukan di LAFI-AD telah sesuai dengan
pedoman CPOB. Validasi dilakukan sesuai prosedur dan hasilnya
didokumentasikan. Kualifikasi dilakukan sebagai pembuktian bahwa alat yang
digunakan sudah sesuai dan beroperasi dengan baik.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI PUSKESAD)
merupakan industri farmasi angkatan darat dibawah naungan pemerintah
yang telah menerapkan CPOB dalam proses produksi.
V.2 Saran
Dalam pkpa yang diadakan di LAFI-AD sebaiknya mahasiswa boleh terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang berlangsung di LAFI-AD.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
ES. PIMPINAN
KALAFI
WAKA
PA AHLI KABAGMINLOG
ES. PELAYANAN
KASI TUUD
ES. PELAKSANA
20
21