Anda di halaman 1dari 17

EKSPONEN DAN

LOGARITMA

NAMA : NAILAH RIFDA F. T.


KELAS : X-4
ABSEN : 27
Sejarah Eksponen

John Napier (1550-1617) adalah penemu dari bilangan


berpangkat. Dia merupakan seorang bangsawan dari
Merchiston, Skotlandia, yang juga
merupakan penemu dari bilangan logaritma yang memiliki
hubungan dengan bilangan eksponen atau berpangkat
Proses penemuan konsep eksponen sebenarnya sudah
dimulai dari zaman Euclid, seorang matematikawan Yunani
yang dikenal sebagai Bapak Geometri.
Namun, penggunaan eksponen secara modern yang
pertama kali dicatat sejarah, dilakukan oleh Michael Stifel,
seorang matematikawan Inggris dalam bukunya
“Arithmetica Integra” pada tahun 1544.
Potret Michael Stifel (Doc.
Wikimedia Commons)
Definisi Eksponen

Menurut The Britannica Dictionary, eksponen adalah, "Sebuah simbol yang


ditulis di atas dan di sebelah kanan suatu bilangan untuk menunjukkan
berapa kali bilangan itu akan dikalikan dengan dirinya sendiri".

Dari definisi ini, kita jadi tahu kalau Eksponen adalah suatu bentuk perkalian
dengan bilangan yang sama kemudian di ulang-ulang.

Dengan kata lain yaitu perkalian yang diulang-ulangEksponen bisa juga kita
kenal sebagai bilangan berpangkat
Sifat-Sifat Eksponen
1) Pangkat Penjumlahan
▪ am + an = am+n (perkalian eksponen dengan basis yang sama, maka pangkatnya harus ditambah)
▪ Contoh: 42 . 43 = 42 + 3 = 45

2) Pangkat Pengurangan
▪ am : an = am – n (pembagian eksponen dengan basis yang sama, maka pangkatnya harus dikurang)
▪ Contoh: 45 : 43 = 45 – 3 = 42

3) Pangkat Perkalian
▪ (am)n = am x n (jika bilangan berpangkat dipangkatkan lagi, maka pangkatnya harus dikali)
▪ Contoh: (42)3 = 42 x 3 = 46
Sifat-Sifat Eksponen

4) Perkalian Bilangan yang 5) Perpangkatan pada Bilangan Pecahan


Dipangkatkan Untuk bilangan pecahan yang dipangkatkan, maka bilangan
(a . b)m = am . bm (perkalian bilangan pembilang dan penyebutnya harus dipangkatkan semua,
yang dipangkatkan, maka masing- dengan syarat nilai "b" atau penyebutnya tidak boleh sama
masing bilangan tersebut dengan 0.
dipangkatkan juga) Contoh:

Contoh: (3. 5)2 = 32. 52


▪ 6) Pangkat Negatif 7) Pangkat Pecahan
Pada sifat ini, kamu bisa lihat, terdapat akar n dari
▪ Pada sifat ini, jika (an)di bawah itu positif, maka saat am. Nah, ketika diubah jadi eksponen, akar n
dipindahkan ke atas menjadi negatif. Begitu juga menjadi penyebut dan pangkat m menjadi
sebaliknya, jika (an) di bawah itu negatif, maka saat pembilang, dengan syarat nilai n harus lebih
dipindahkan ke atas menjadi positif. besar atau sama dengan dua (n ≥ 2)

Contoh
Contoh
▪ Contoh

8) Pangkat Nol
a0 = 1. Untuk sifat yang satu ini, syaratnya nilai a tidak boleh sama dengan 0 ya, karena
kalo a = 0, maka hasilnya tidak terdefinisi
Fungsi Eksponen
• Definisi Fungsi Eksponen
Sebuah fungsi eksponen dinyatakan dengan f(x) = n × aˣ dimana a adalah bilangan pokok, a > 0, a
≠ 1, n adalah bilangan real tak nol dan x adalah sebarang bilangan real.

• Pertumbuhan Eksponen
sebuah model pertumbuhan kuantitas, yaitu saat tingkat pertumbuhan sebanding dengan besar
kuantitas itu sendiri.
Fungsi pertumbuhan eksponen dituliskan dengan f(x) = aˣ dengan a > 1

• Peluruhan Eksponen
Fungsi eksponen tidak hanya menggambarkan pertumbuhan yang yang signifikan dari waktu ke
waktu.Fungsi eksponen juga menggambarkan penurunan secara konsisten pada periode wakrtu
tertentu.

Fungsi peluruhan eksponen dapat dituliskan sebagai f(x) = n × aˣ, dengan 0 < a < 1, n bilangan real
tak nol, x adalah sebarang bilangan real.
Bentuk Akar

▪ Hubungan Bilangan Pangkat ▪ Merasionalkan bentuk akar


dan Akar. ▪ Untuk merasionalkan bentuk
akar, maka yang dapat dilakukan
adalah dengan mengalihkannya
▪ Untuk setiap bilangan pangkat dengan bentuk akar sekawannya.
rasional m/n, dimana m dan n
adalah bilangan bulat dan n>0,
didefinisikan aᵐ/ⁿ = ( ⁿ√a)ᵐ atau ▪ Untuk merasionalkannya bentuk
aᵐ/ⁿ = ⁿ√aᵐ a/√b dilakukan dengan cara
mengalihkan dengan
sekawannya yaitu √b/√b
Bentuk Akar

Bilangan Irrasional Bilangan Rasional


 Bilangan real yang bukan bilangan ▪ Bilangan Rasional adalah Bilangan
Rasional. rasional merupakan bilangan yang
dinyatakan sebagai perbandingan dua
▪ Bilangan rasional merupakan bilangan bulat a dan b, ditulis a/b
bilangan yang mengandung pecahan dengan syarat b ≠ 0.
desimal tak terhingga dan tak
berpola ▪ Bilangan rasional terdiri atas bilangan
bulat, bilangan pecahan biasa, dan
▪ Contoh: bilangan pecahan campuran.

√2= 1,41421356237309504… ▪ contoh bilangan rasional seperti 1/2,


2/3, 5/7, 12/7 dan lainnya.
π = 3,14 atau π = 22/7
Contoh Soal Eksponen

1. (32)3=32x3=36
2. (6a3)2 : 2a4 = ...

= 18a2
Sejarah Logaritma

Kata “Logaritma “ berasal dari kata Yunani yaitu Logos (berpangkat)


dan Aritmhos(bilangan). Logaritma ditemukan kurang lebih abad
ke-17 oleh John Napier (1550 – 1617) di Skotlandia dalam bukunya
yang berjudul Minifici Logarithmorum Canonis Descriptio. Bersama
Joost Burgi (1552 -1632)dengan bukunya Aritmetische Und
Geometrische Progress Tabulen tahun 1620 .
Bila Napier pendekatannya lewat aljabar maka Burgiss
menggunakan lewat pendekatan geometri. Henry Briggs (1561 -
1633) seorang professor Geometri dari Okford mendiskusikan
Logaritma membuat perhitungan lebih mudah . Logaritma menurut
Napier tidak berbasis sepuluh dan menyarankan agar metode yang
dikenal sekarang ini. Briggs juga yang mengenalkan istilah
“mantise” dan ”characteristic”
Potret John Napier (Doc.
Wikimedia Commons)
Definisi Logaritma

Logaritma adalah suatu invers atau kebalikan


dari pemangkatan (eksponen) yang
digunakan untuk menentukan besar pangkat
dari suatu bilangan pokok. Dengan
mempelajari logaritma kita bisa mencari
besar pangkat dari suatu bilangan yang
diketahui hasil pangkatnya.
Bentuk Umum Logaritma

Jika a"-x maka "log x = n

Keterangan:

a = jumlah pohon (basis), kondisi: a>0 dan a#1*

x=bilangan yang dicari nilai logaritmanya (numerus), syarat: x>0

n= besar pangkat/ nilai logaritma


Sifat Sifat Logaritma
Contoh Soal Logaritma

1.
Contoh Soal Logaritma

2.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai