Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KELOMPOK 5

“METODE BERUSAHA DARI OWNING ECONOMY TO

SHARING ECONOMY”

A. Apa itu Owning Economy To Sharing Economy

1. Pengertian "Dari Owning To Sharing"?


Menurut arti dari bahasanya, Owning berarti (kepemilikan) sedangkan
pengertian sharing economy adalah istilah berasal dari kata “sharing” yang berarti
berbagi dan “economy” artinya ekonomi. Lebih lengkapnya, sharing economy
adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan pemanfaatan teknologi dan internet
untuk memfasilitasi individu dalam peminjaman atau penyewaan suatu aset
kepada pihak lain. Tujuan utama sharing economy adalah untuk memberikan akses
atau layanan dengan penyediaan fasilitas melalui platform digital. Harapannya,
kegiatan ini bisa meningkatkan efisiensi sumber daya dan menghindari potensi
buruk dari lingkungan karena konsumsi tidak terkontrol.
Konsep (Owning) ialah memiliki usaha sendiri atau perorangan serta dikelola
secara mandiri, sehingga segala sesuatu yang terjadi ditanggung dan dirasakan
sendiri, seperti untung dan rugi ataupun investasi. Sedangkan, konsep (Sharing)
merupakan usaha bersama dalam bentuk kolaborasi. Konsep (Owning) sendiri
merupakan konsep usaha yang lama, jadi apabila konsep (Owning) beralih ke
konsep (Sharing) dalam arti lingkup usahanya masih sama dan tidak berganti
justru akan mendapatkan manfaat yang lebih baik.

B. Konsep Sharing Economy & Cara Kerjanya


Seperti yang dibahas sebelumnya, garis besar konsep sharing economy adalah
berbagi dan menguntungkan sesama. Namun ternyata, kegiatan ini tak terbatas pada itu
saja. Adapun konsep sharing economy adalah sebagai berikut.
1. Saling Berbagi
Utamanya, konsep kerja sharing economy adalah agar seluruh masyarakat
bisa saling berbagi manfaat atas aset atau jasa yang dimiliki. Salah satu contoh
sharing economy di konsep ini adalah aplikasi ojek online. Dengan menggunakan
aplikasi ini, semua orang dapat menggunakan alat transportasi untuk melakukan
perjalanan, termasuk orang yang tidak memiliki kendaraan.
2. Kepercayaan Sesama
Berikutnya, konsep sharing economy adalah kepercayaan sesama. Saat
menggunakan salah satu produk sharing economy, kita mempercayakan
keamanan dan kenyamanan layanan langsung kepada pemberi layanan, bahkan
meski orang tersebut tidak kita kenal. Oleh karena itu, perusahaan dengan
konsep sharing economy biasanya melakukan seleksi dan verifikasi identitas
ketat terhadap para pekerjanya.

3. Real Sharing
Konsep real sharing merupakan konsep berbagi kemudahan dengan
menyediakan berbagai pengetahuan dan informasi secara sukarela. Di dalam
konsep sharing economy, pengumpulan data dilakukan dengan mudah, tanpa
perlu mengeluarkan dana besar. Sebagai contoh, Anda ingin menggunakan
layanan sebuah aplikasi gratis. Kemudian untuk registrasi, Anda dengan
sukarela memberikan nama dan email kepada provider aplikasi tersebut.

4. Gift Sharing
Gift sharing adalah konsep berbagi fasilitas layanan atau produk agar
penerima manfaat nantinya mampu membalasnya di masa depan. Misalnya uji
coba trial 30 hari gratis pada suatu layanan. Harapannya, para pengguna
menikmati layanan sehingga bergabung dalam paket berbayar.

C. Kelebihan dan Kekurangan Sharing Economy


o Kelebihan sharing economy adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Pekerja Freelance Semakin Pesat
Kelebihan sharing economy pertama adalah berkembang pesatnya profesi
freelance (pekerja lepas waktu). Perkembangan konsep ekonomi ini
memudahkan pertemuan antara pemilik aset dan calon penggunanya. Akhirnya,
pemilik aset pun dengan mudah menjadi pekerja freelance yang menyewakan
produk/jasanya ke pengguna.

2. Pebisnis Dapat Bekerja Bersama dalam Satu Lingkungan


Perkembangan freelance membuat banyak perusahaan lebih mudah merekrut
pekerja dari belahan dunia mana saja. Jika biasanya perusahaan membutuhkan
tempat guna menampung pekerja secara offline, sharing economy membuat hal
ini tidak terlalu dibutuhkan.
Akhirnya, berdirilah berbagai co-working space sebagai pusat perkumpulan
banyak perusahaan sekaligus. Perusahaan penyewa co-working space umumnya
adalah bisnis-bisnis yang hanya membutuhkan kantor call center atau rujukan di
peta online.

3. Efisiensi Sumber Daya Alam untuk Industri


Poin berikutnya kelebihan sharing economy adalah efisiensi sumber daya
alam. Berkurangnya pembangunan perkantoran mengakibatkan lebih banyak
lahan dapat dilestarikan. Selain itu, tidak adanya kewajiban menempatkan
pekerja di satu tempat akan mengurangi penggunaan bahan bakar, karena
pekerja dapat bekerja bahkan tanpa keluar rumah.

4. Tingkat Pengangguran
Terakhir, kelebihan sharing economy adalah membuka banyak peluang
pekerjaan sehingga tingkat pengangguran menjadi menurun. Perkembangan
sharing economy membuat berbagai industri bisnis baru bermunculan,
sehingga lapangan pekerjaan juga bertambah.

o Kekurangan Sharing Economy


1. Sulitnya Mencari Pekerja Skill Tinggi
Kekurangan sharing economy yang pertama adalah sulitnya menemukan
pekerja dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Di era perkembangan digital
seperti ini, perusahaan membutuhkan pekerja-pekerja dengan skill tinggi untuk
bisa terus bertahan. Masalahnya, tidak semua masyarakat dapat memenuhi
tuntutan skill tersebut.

2. Minim Stabilitas Kerja


Poin berikutnya kekurangan sharing economy adalah minimnya stabilitas dan
keamanan kerja. Peningkatan kebutuhan freelance membuat semakin banyak
masyarakat tidak memiliki pekerjaan tetap. Karena freelance umumnya hanya
digunakan jasanya saat ada permintaan. Jika tidak ada, maka para pekerja
freelance pun akan menganggur, tanpa kejelasan kapan akan mendapat
pekerjaan lagi.

3. Belum Punya Regulasi Tetap


Terakhir, kekurangan sharing economy adalah tidak adanya regulasi tetap
mengaturnya, terutama dari segi ketenagakerjaan. Misalnya dari segi
penggajian, nominal pendapatan ditentukan dengan kesepakatan pekerja dan
pemberi kerja, tanpa ada batasan minimal. Berbeda halnya dengan sistem
ketenagakerjaan konvensional yang dilindungi undang-undang.

D. Contoh Sharing Economy di Kehidupan Sehari-Hari


1. Rental Economy
Poin pertama contoh sharing economy adalah rental economy, kegiatan ekonomi
yang berfokus pada bisnis penyewaan. Perusahaan di bidang rental economy
umumnya akan mengadakan kerjasama dengan beberapa pemilik aset sekaligus dan
membuat platform guna menyewakan aset tersebut. Contoh perusahaan dengan
konsep rental economy adalah AirBnB.

2. Peer-to-peer Economy
Contoh sharing economy satu ini sedikit mirip dengan rental economy. Akan
tetapi, dalam peer-to-peer economy, transaksi dilakukan langsung antara pemilik
aset dan penyewa/pembelinya tanpa perantara. Meski demikian, transaksi tersebut
dilakukan dalam platform pihak ketiga. Contoh bisnis dengan konsep peer-to-peer
economy adalah platform marketplace.

3. On-demand Economy
On-demand economy adalah contoh sharing economy dengan penyediaan sumber
daya dilakukan berdasarkan permintaan. Jika tidak ada permintaan, maka sumber
daya tidak akan tersedia. Oleh karenanya, sifat transaksi dalam on-demand
economy sangat terkustomisasi. Contoh transaksi on-demand economy misalnya
jasa penulisan, terjemahan, voice over, desain grafis, dan sebagainya.

4. Crowdfunding
Contoh sharing economy yang keempat adalah crowdfunding, aktivitas
pengumpulan uang guna mendanai aktivitas tertentu, dengan atau tanpa profit.
Pada sistem crowdfunding, donatur dan penerima donor dipertemukan dalam
sebuah platform pihak ketiga dan melakukan serah terima dana melalui platform
tersebut.

5. Open-Source Platform
Terakhir, contoh sharing economy adalah open-source platform, salah satu
penerapan sharing economy dengan usia tertua. Open-source platform adalah
sebuah media yang menyediakan berbagai produk gratis untuk digunakan publik.
Pembuat karya dalam open-source platform biasanya didasari motif non-profit,
karena tidak menarik biaya pada pengguna karyanya.

E. Konsumsi Kolaboratif
Zaman sekarang, hampir semua barang bisa disewakan. Dari dulu kita sudah
mengenal istilah indekost. Atau sewa rumah. Juga perpustakaan. Kini urusan sewa-
menyewa sudah menyentuh ke barang-barang seperti mainan anak-anak, apartemen
atau kantor, mobil dan sepeda motor, alat-alat bercocok-tanam dan rumah tangga,
bahkan barang-barang mewah seperti perhiasan, sepatu, atau tas bermerk untuk
dipakai nampang di pesta. Tanpa disengaja, hal ini menunjukkan pergeseran nilai
kepemilikan suatu barang dalam masyarakat kita menuju ke sebuah konsep yang
dikenal sebagai konsumsi kolaboratif.

1. Apa itu Konsumsi Kolaboratif?


Konsumsi kolaboratif adalah suatu model ekonomi yang didasarkan pada
pembagian, pertukaran, penjualan, peminjaman, pemberian, atau penyewaan akses
terhadap suatu produk, dengan tidak membeli untuk memiliki produk tersebut
sepenuhnya. Konsep ini diunggulkan oleh Rachel Botsman dan Roo Rogers dalam
What Is Mine Is Yours: How Collaborative Consumption Is Changing The Way We
Live sebagai sebuah revolusi sosioekonomi baru dalam cara kita mengonsumsi
barang.
Setiap hari masyarakat mengaplikasikan konsep konsumsi kolaboratif baik dalam
bentuk barter secara tradisional, memberikan pinjaman uang, menyewakan sesuatu,
saling bertukar hadiah maupun barang-barang bekas ataupun berdagang pada
umumnya, yang mana hal tersebut dapat diwujudkan melalui bantuan teknologi
serta keberadaan komunitas peer to peer (Botsman & Rogers, 2010: 19).
Konsumsi kolaboratif turut serta membantu masyarakat untuk menghemat uang,
ruang, dan waktu dengan beralih dari fokus terhadap ownership kepada sharing.
Bahkan disaat bersamaan mereka dapat kembali menjadi mahluk sosial yang
seutuhnya dengan kembali bersosialisasi melalui budaya kolaboratif. Selain
memberi dampak signifikan pada sosial, konsumsi kolaboratif juga berdampak pada
lingkungan melalui peningkatan efisiensi, mengurangi sampah, mendorong
pengembangan produk yang lebih baik, dan menyeimbangkan antara konsumsi dan
produksi (Botsman & Rogers, 2010: 19).

2. Bagaimana Cara Konsumtif Kolaboratif Bisa Terjadi?


Ada tiga cara utama sebuah konsumsi kolaboratif bisa terjadi:
a) Jaringan redistribusi. Intinya adalah mendistribusikan ulang barang-barang
bekas. Bisa dibilang e-Bay adalah salah satu pelopor dalam mencetuskan
teknologi ini, dan membuka suatu pasar redistribusi yang mahaluas bagi orang-
orang untuk menjual dan menawarkan produk-produk mereka.

b) Sistem layanan produk. Sistem ini memungkinkan konsumen untuk berbagi


kepemilikan dan biaya-biaya yang berkenaan atas suatu produk. Contohnya ya
sewa-menyewa tadi itu. Juga membeli suatu barang secara patungan untuk
dipakai bersama atau bergantian. Eh, nebeng mobil teman setiap berangkat dan
pulang kerja juga termasuk sistem ini, loh. Tapi jangan asal nebeng—ingatlah
bahwa konsepnya adalah berbagi kepemilikan dan biaya.

c) Gaya hidup kolaboratif. Ini adalah sebuah sistem di mana para konsumen saling
menukar aset non-produk, semisal waktu, ruang, atau keahlian. Misalnya,
penggunaan forum-forum diskusi untuk saling menawarkan jasa dan keahlian
yang bisa dimanfaatkan oleh peserta lain.

F. Dinamika Perubahan Zaman


Dunia telah mengalami berbagai sistem ekonomi. Dimulai dari sistem ekonomi pasca
revolusi Prancis hingga era ekonomi modern sampai dengan ditemukannya internet.
Kemudian muncul konsep sharing economy dimana seseorang bisa menjadi konsumen
dan produsen pada saat yang bersamaan.

1. Revolusi Prancis
Pada tahun pertengahan 1700-an hingga awal 1800-an, Revolusi Prancis
mengubah sejarah modern di dunia. Didorong tingkat ekonomi rakyat yang tidak
semakin membaik, menjadikan sebuah gerakan yang sangat besar. Perubahan
secara garis besar mengganti wajah monarki absolut yang dipimpin oleh Raja Louis
XVI yang sebagai kepala pemerintahan negara yang absolut.
Revolusi Perancis juga menunjukkan betapa kuat nya kekuatan rakyat yang
mayoritas dengan sebesar 98% untuk melawan golongan otoriktrat kerajaan
sebesar 2% mengontrol seluruh keputusan kepemerintahan. Hasilnya adalah
kejatuhan pada pemimpin monarki dan menjadikan Prancis negara yang demokrasi,
by the people for the people.

2. Era Ekonomi Modern


Pada saat ini, situasi perekonomian secara makro hampir menyerupai era pra-
revolusi prancis. Dalam konteks ekonomi, hanya beberapa jumlah golongan
pengusaha yang menikmati keuntungan dari sistem ekonomi modern.
Sistem ekonomi modern mengajarkan tentang perusahaan harus
mensejahterakan shareholder nya. Dengan justifikasi with great risk come great
margin, sekelompok orang tertentu memanfaatkan sistem ekonomi modern
tersebut untuk memperkaya diri nya sendiri.

3. Era Modern: Internet dan Kelahiran Ekonomi Digital


Di awal tahun 2000 an Internet mulai menjadi salah satu bagian kita yang tidak
dapat di pisahkan. Walau pertama kali diciptakan pada tahun 1962 dan langsung
diperuntukkan untuk keperluan pertahanan Amerika Serikat, perjalanan internet
menjadi sangat krusial dengan menghasilkan sistem ekonomi digital.
Secara simpel, sharing economy dapat memotong kebutuhan kita terhadap
kebutuhan yang kita perlukan tanpa harus membeli barang/jasa untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dengan internet, individu dapat dipertemukan supply dan
demand nya. Tentunya, kita bisa meng-utilisasikan aset secara maksimal sehingga
tidak terjadi waste/kerugian.

G. Platform Kepercayaan

1. Apa itu Platform Kepercayaan?


Ekonomi platform adalah aktivitas ekonomi dan sosial yang difasilitasi oleh
platform. Platform tersebut biasanya penjualan online atau kerangka kerja
teknologi. Sejauh ini jenis yang paling umum adalah "platform transaksi", juga
dikenal sebagai "mak comblang digital". Contoh platform transaksi termasuk
Amazon, Airbnb, Uber, dan Baidu . Jenis kedua adalah "platform inovasi", yang
menyediakan kerangka kerja teknologi umum yang dapat dibangun oleh orang lain,
seperti banyak pengembang independen yang bekerja pada platform Microsoft.
Saat ini, perkembangan sharing economy terjadi sangat cepat dalam beberapa
tahun terakhir. Hasil dari perkembangan tersebut bisa dilihat dari hadirnya
berbagai jenis transaksi online atau digital. Bahkan, sharing economy pada saat ini
mengacu pada kegiatan interaksi business to business atau B2B.
Selain itu, perkembangan sharing economy juga bisa dilihat dari banyaknya
platform ekonomi yang turut bergabung, seperti coworking platform, peer to peer
lending platform, freelance platform, mode platform, dll.

 Coworking platform sendiri adalah perusahaan yang hadir dengan


memberikan sharing economy dengan menyediakan ruang terbuka bersama
para freelancer, pebisnis, dan karyawan yang bisa melakukan pekerjaannya
di rumah.
 Peer To Peer Lending Platform adalah perusahaan yang bisa membantu
setiap orang untuk meminjamkan uangnya pada perusahaan lain dengan
bunga yang lebih rendah dan jangka waktunya pun relatif sangatlah
transparan.
 Platform Mode adalah situs yang bisa membantu seseorang untuk menjual
ataupun menyewa suatu desain dan juga pakaiannya. Terakhir, Freelance
Platform adalah situs yang membantu para pekerja freelance untuk
mendapatkan proyek pekerjaan dalam spektrum yang lebih luas.
Selain beberapa platform tersebut, saat ini konsep dari sharing economy
juga sudah menyentuh pada kegiatan bisnis sewa menyewa. Contohnya
adalah perusahaan AirBnB yang mana setiap anggota di dalamnya bisa
menyewa kamar ataupun rumah yang memang diinginkannya.

2. Apa Manfaat dari Platform?


Adapun manfaat yang akan didapatkan apabila pelaku usaha menggunakan
platform, yaitu:
1. Target atau kampanye bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup,
dan bahkan kebiasaan;
2. Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi
atau perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai;
3. Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional
4. Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis;
5. Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu;
6. Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen
yang melakukan pembelian online;
7. Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi
terjadi secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina
relasi dan menumbuhkan kepercayaan konsumen.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, di dalam dunia bisnis pada era digital seperti saat ini, sharing economy
sebenarnya seringkali diartikan ke dalam suatu aktivitas yang berbasis peer to peer
atau biasa disebut dengan ( P2P). Tujuan utama dari P2P ini sendiri adalah agar
perusahaan bisa membagikan akses suatu produk yang di fasilitasi oleh platform
digital dengan dasar komunitas. Sehingga akan bermanfaat untuk meningkatkan
semangat dalam melakukan berbagai tindakan efisiensi secara konsumtif dengan
bersamaan dan meminimalisir adanya resiko buruk yang bisa berdampak pada
lingkungan karena adanya konsumsi yang tidak bisa dikendalikan.
Perkembangan sharing economy sendiri terjadi sangat cepat dalam beberapa
tahun terakhir. Hasilnya bisa kita lihat sendiri dari hadirnya berbagai jenis transaksi
online maupun digital. Bahkan saat ini sharing economy juga sudah mengacu pada
interaksi business atau B2B. Adapun Co-working Platform yang menyediakan ruang
terbuka bersama untuk sharing economy ini diantaranya seperti Freelance,
Pebisnis, dan Karyawan yang melakukan pekerjaanya dirumah.

B. Saran
Kita sebaiknya tetap mengikuti perkembangan zaman, jangan ketinggalan dengan
perkembangan dan kecanggihan teknologi sekarang ini karena waktu terus berjalan
mengikuti perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai