Dosen Pengampu:
Dr. Syahriyah Semaun, S.E.,M.M
Disusun oleh :
2023
i
KATA PENGANTAR
Kelompok II
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan …………………………………….…………… 51
B. Saran …………………………………………………………. 52
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah ringkasan proses akuntansi selama tahun buku
yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau
aktivitas perusahaan.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran
kemajuan (progress report) perusahaan secara periodic. Jadi, laporan keuangan
bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan
keuangan terdiri atas data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta
yang telah dicatat, prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi.1
Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dengan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (PAPSI). Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu
memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Kekurangan
perhatian PSAK dan PAPSI dalam masalah syari’ah juga terdapat dalam hal
fungsi laporan keuangan memfasilitasi DPS untuk memeriksa dana non-halal
yang diterima oleh bank. Dana non-halal berdasarkan PSAK no.59 dan PAPSI
digabung dengan dana qardh. Penggabungan dapat menimbulkan persoalan
syari’ah berupa tercampurnya yang haq dan batil. Ketiadaan pemisahaan akan
menyebabkan kurangnya perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian dana
non-halal di masa yang akan datang.2
Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam
proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi
1
H. Dadang Husen Sobana, Manajemen Keuangan Syar’iah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2018,
hlm 101.
2
Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm 83.
1
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana
(kas) perusahaan dalam periode tertentu.3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya meliputi:
1. Bagaimana konsep analisis laporan keuangan konvensional?
2. Bagaimana konsep analisis laporan keuangan syari’ah?
3. Apa perbedaan antara analisis laporan keuangan konvensional dan analisis
laporan keuangan syari’ah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep analisis laporan keuangan konvensional
2. Untuk mengetahui konsep analisis laporan keuangan syari’ah
3. Untuk mengetahui perbedaan antara analisis laporan keuangan konvensional
dan analisis laporan keuangan syari’ah
3
Sofyan Syafri Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 1999,
hlm 105.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan
keuangan tersebut tentunya.
Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya kita
mengenal beberapa macam laporan keuangan seperti :
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan modal
Laporan catatan atas laporan keuangan
Laporan arus kas4
4
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, hlm 66-
67.
4
Harga Pokok penjualan adalah harga pokok produksi ditambah dengan
persediaan barang awal dikurangi persediaan barang akhir.
f. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham
g. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal balik
saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan
h. Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. Laporan ini
menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang
mempengarhui kas atau ekuivalen kas. Laporan ini jarang dipergunakan.
Laporan ini merupakan rekomendasi Trueblood Commite Tahun 19745
5
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
hlm 106-107.
5
maksudnya neraca dibuat dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan, namun
yang pasti, biasanya akhir tahun atau kuartal.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam
tiga bagian, yaitu:
Aktiva lancar
Aktiva tetap
Aktiva lainnya
Modal setor
Laba yang ditahan
Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari
atas ke bawah untuk neraca berbentuk skontro (account form). Sisi kanan
terdiri dari aktiva dan sisi kiri terdiri kewajiban dan ekuitas. Adapun untuk
neraca yang berbentuk laporan (report form) penyusunannya dimulai dari atas
secara berurutan ke bawah yaitu dimulai dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu mulai
dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang
terkandung dalam aktiva lancar adalah kas, bank, surat-surat berharga,
piutanag, sediaan, dan lainnya.
Kemudian aktiva tetap dibagi dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud. Komponen dalam aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan,
mesinm kendaraan, peralatan dan lainnya, sedangkan dalam aktiva tidak
berwujud seperti paten, goodwill, opsi dan lainnya. Dan posisi yang paling
bawah diisi oleh aktiva lainnyam artinya tidak tergolong aktiva lancar maupun
6
aktiva tetap. Sebagai contoh bangunan dalam proses, piutang jangka panjang,
tanah dalam penyelesaian, uang jaminan dan lainnya.
Di sisi sebelah kiri neraca, berisi kewajiban (utang) dan modal (ekuitas)
perusahaan. Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro (account form).
Komponennya dimulai dari kewajiban (utang) jangka pendek (lancar), artinya
utang yang memiliki janhka waktu tidak lebih dari satu tahun seperti utang
dagangan, utang wesel dan utang bank.
Selanjutnya, di bawah utang jangka pendek adalah utang jangka
panjang. Utang jangka panjang merupakan utang yang memiliki jangka waktu
lebih dari 1 tahun seperti; obligasi, hipotek atau utang bank dengan jangka
waktu lebih atau diatas 1 tahun.
Posisi yang terakhir disisi kiri neraca adalah modal perusahaan atau
ekuitas. Komponen dari modal terdiri dari antara lain modal setor, laba
ditahan, cadangan laba, hibah atau lainnya.
Secara garis besar komponen neraca dapat digambarkan sebagai berikut:
7
d) Peralatan
e) Kendaraan
f) Akumulasi penyusutan, dan
g) Aktiva tetap lainnya
2) Aktiva tetap tidak berwujud :
a) Godwill
b) Hak cipta
c) Lisensi, dan
d) Merek dagang
3) Aktiva lainnya terdiri dari antara lain :
a) Gedung dlam proses
b) Tanah dalam penyelesain
c) Piutang jangka panjang
d) Uang jaminan
e) Uang muka investasi, dan
f) Lainnya
4) Aktiva lainnya terdiri dari:
a) Gedung dlam proses
b) Tanah dalam penyelesain
c) Piutang jangka panjang
d) Uang jaminan
e) Uang muka investasi, dan
f) Lainnya
8
5) Biaya yang masih harus dibayar
6) Utang sewa guna usaha
7) Utang dividen
8) Utang gaji, dan
9) Utang lancar lainnya
b. Utang jangka panjang terdiri dari :
1) Utang hipotek
2) Utang obligasi
3) Utang bank jangka panjan, dan
4) Utang jangka panjang lainnya
c. Ekuitas terdiri dari :
1) Modal saham
2) Agio saham
3) Laba ditahan
4) Cadangan laba
5) Modal sumbangan
Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aktiva dan
pasiva harus seimbang atau sama. Artinya, jumlah aktiva harus sama dengan
kewajiban dan modal. Unyuk menentukan persamaan neraca dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
9
Dalam Menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa
bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Di samping itu, bentuk neraca
yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya,
penyusunan neraca didasrkan kepada bentuk yang telah distandarisasi,
terutama untuk tujuan pihak luat perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca. Perusahaan dapat
memilih salah satu dari bentuk, yaitu :
1) Bentuk skontro (account form)
2) Bentuk laporan (report form)
3) Bentuk lainnya yang disesuaikan dengan keinginan perusahaan.
Neraca berbentuk skontro yang merupakan bentuk seperti huruf ”T”.
Oleh karena itu, sering juga disebut T form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke
dalam 2 posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan terdapat
kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan
dengan bentuk horizontal.
Bentuk report form atau bentuk laporan sering disebut juga bentuk
vertical. Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus
kebawah yaitu mulai dari aktiva lancar, seperti kas, bank, efek terus
komponen aktiva tetap, komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban
lancar, komponen utang jangka panjang, dan terakhir adalah komponen modal
(ekuitas).
Untuk lebih jelasnya masing-masing bentuk necara, berikut ini contoh
dari masing-masing bentuk tersebut, yaitu :
10
1. Bentuk skontro atau horizontal (account form)
Neraca
AKTIVA PASIVA
Peralatan 1.500
11
Total utang jangka
Total aktiva tetap 7.000 6.500
panjang
Gedung dalam
1.000 Modal setor 6.500
proses
Neraca
Aktiva Lancar
Kas 3.000
Bank 2.500
Piutang 3.500
Sediaan 2.000
12
Aktiva Tetap
Tanah 1.000
Bangunan 2.500
Mesin-mesin 2.000
Peralatan 1.500
Aktiva Lainnya
Utang Lancar
13
Utang Jangka Panjang
Obligasi 2.000
Hipotek 1.500
Modal
6.500
14
Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari aktiva yang paling lancar
artinya yang paling mudah untuk dicairkan.
Aktiva tetap, merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang
digunakan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Secara garis besar, aktiva
tetap dibagi dua macam, yaitu: aktiva tetap yang berwujud (tampak fisik)
seperti: tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan lainnya dan Aktiva tetap yang
tidak berwujud (tidak tampak fisik) dan merupakan hak yang dimiliki
perusahaan, contoh hak paten, merek dagang, goodwill, lisensi, dan lainnya.
Aktiva lainnya, merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat
digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada
dalam aktiva lainnya adalah seperti: bangunan dalam proses, piutang jangka
panjang, tanah dalam penyelesaian, dan lainnya.
Utang lancar, merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak
lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal
dari 1 tahun. Oleh karena itu, utang lancar disebut juga utang jangka pendek.
Komponen utang lancar antara lain terdiri dari utang dagang, utang bank
maksimal 1 tahun, utang wesel, utang gaji, dan utang jangka pendek lainnya.
Utang jangka panjang, merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak
lain yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun. Artinya jatuh tempo utang
tersebut relatif lebih panjang dari utang lancar. Penggunaan utang jangka
panjang biasanya digunakan untuk investasi yang juga lebih dari I tahun.
Komponen yang ada dalam utang jangka panjang adalah seperti obligasi,
hipotek, utang bank yang lebih dari 1 tahun, dan utang jangka panjang
lainnya.
Kas, merupakan uang tunai yang dimiliki perusahaan dan dapat segera
digunakan setiap saat. Kas merupakan komponen aktiva lancar paling
dibutuhkan guna membayar berbagai kebutuhan yang diperlukan. Jumlah
uang kas yang ada diperusahaan. Apabila uang kas terlalu banyak, sedangkan
penggunaannya kurang efektif, maka akan terjadi uang menganggur.
Bank, merupakan tempat perusahaan menyimpan uang menitipkan
uangnya dalam bentuk sirnpana bank seperti rekening giro dan rekening
15
tabungan. Menyimpan uang di bank lebih menguntungkan jika dibandingkan
dengan memegang uang tunai. Pertama, menyimpan uang di bank perusahaan
akan memperoleh penghasilan dari bunga atau jasa simpanan yang diberikan
oleh bank. Kedua, menyimpan uang di bank juga relatif aman dari kehilangan
atau kerusakan. Dan ketiga, saat ini menyimpan uang di bank juga sangat
mudah dicairkan yaitu 24 jam sehari dan 7 hari dalam 1 minggu di berbagai
mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di berbagai pelosok atau
tempat-tempat strategis.
Surat-surat berharga, merupakan harta perusahaan yang ditanamkan
dalam bentuk kertas berharga dan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun.
Keuntungan memiliki surat-surat berharga antara lain juga memperoleh bunga
atau jasa atas surat-surat berharga tersebut. Kemudian surat berharga juga
dapat diperjualbelikan atau dijaminkan ke bank untuk memperoleh uang tunai.
Surat-surat berharga juga dikenal dengan nama efek. Contoh surat-surat
berharga adalah sertifikat deposito, saham, obligasi dan dapat segera
diuangkan (dijual) jika dibutuhkan.
Piutang, merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang
memiliki jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. Piutang ini terjadi akibat dari
penjualan barang atau jasa kepada konsumennya secara angsuran (kredit).
Jenis piutang dibagi dua, yaitu: piutang dagang dan wesel tagih. Piutang
dagang adalah tagihan yang diakibatkan penjualan barang ke langganan,
sedangkan piutang wesel tagih adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain
karena adanya suatu perjanjian tertulis (wesel).
Sediaan, merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan
dalam suatu tempat (gudang). Sediaan merupakan cadangan perusahaan untuk
proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan. Jenis sediaan dibagi dua
yaitu: untuk perusahaan dagang adalah semua barang yang doperjuangkan,
sedangkan untuk perusahaan manufaktur adalah barang mentgah, barang
dalam proses, dan barang jadi.
Penghasilan atau pendapatan yang masih harus diterims, yaitu dalam
melakukan transaksi penjualan biasanya pembayarak dilakukan di samping
16
secara tunai juga sering dilakukan secara kredit (angsuran) atau pembayaran
dibelakang. Pembayaran secara angsuran sering kali sudah jatuh tempo dan
sudah menjai hak perusahaan tetapi langganan belum membayar. Dengan kata
lain, penghasilan atau pendapatan yang sudah merupakan hak perusahaan
namun belum diterima pembayarannya saat ini, akibat pelanggan belum
membayar.
Biaya yang dibayar di muka (persekot), merupakan biaya atau
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh sesuatu barang
dan jasa dari pihak lain yang akan datang. Artinya, barang belum diterima
tetapi sudah dipesan dan dibayar uang muka sebagai tanda jadi. Pengeluaran
ini belum merupakan biaya dalam periode ini.
Utang lancar, merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak
lain karena memperoleh pinjaman (kredit) dari suatu lembaga keuangan
(bank). Utang juga dapat terjadi karena pembelian suatu barang atau jasa yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran. Utang lancar juga disebut utang
jangka pendek karena jangka waktu penge,baliannya tidak lebih dari 1 tahun.
17
Utang pajak, merupakan pajak perusahaan kas Negara (pajak terutang).
Utang pajak ini memang belum menyetor atau memang terjadi pajak pada
periode sebelumnya. Selama utang pajak ini belum disetor kekas Negara,
maka tetap berada di Sisi pasiva lancar.
Biaya yang masih harus dibayar, merupakan biaya atau kewajiban
perusahaan yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Artinya, biaya ini
sebenarnya sudah jatuh tempo pembayarannya, akan tetapi karena suatu hal
belum terbayar. Biaya ini tetap harus sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak pada saat tertentu.
Penghasilan yang diterima di muka, merupakan penerimaan uang oleh
perusahaan namun belum direalisasi barang atau jasanya. Artinya, perusahaan
sudah menerima pembayaran atas penjualan barang atau jasa tetapi
pengiriman atau pemberian barang atau jasa belum dilakukan oleh perusahaan.
Utang jangka panjang yang hampir jatuh tempo, maksudnya utang yang
memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun, namun sudah hampir jatuh tempo
dan segera harus dibayar.
18
Modal (Ekuitas), merupakan hak yang dimiliki perusahaan. Komponen
modal yang tercliri dari: modal setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan
laba, dan Iainnya.
Modal setor, merupakan setoran modal dari pemilik perusahaan dalam
bentuk saham dalam jumlah tertentu. Artinya dari keseluruhan saham yang
dimiliki oleh perusahaan sudah dijual dan uangnya harus disetor sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Laba ditahan (laba yang belum dibagi), merupakan laba atau keuntungan
perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya ada keuntungan
perusahaan yang belum dibagikan dividennya dan masih disimpan sampai
waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.
Cadangan laba, merupakan bagian dari laba perusahaan yang tidak
dibagi ke pemegang saham pada periode ini, akan tetapi sengaja dicadangkan
perusahaan untuk laba periode berikutnya.
19
jika sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, maka
dikatakan perusahaan dalam kondisi rugi. Komponen Iainnya yang ada dalam
laporan laba rugi adalah pajak dan laba per lembar saham.
Pengertian laporan laba rugi menurut James C. van Horne merupakan
ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri
dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari
penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk 1
tahun atau tiap semester 6 bulan atau 3 bulan.
Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi terdiri dua jenis yaitu :
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha
utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok
(usaha sampingan) perusahaan.
Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya dalam laporan laba rugi
juga terdiri dua jenis, yaitu:
1. Pengeluaran biaya yang dibebankan clari usaha pokok (usaha utama)
perusahaan
2. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan clari luar usaha pokok (usaha
sampingan) perusahaan
Agar lebih jelas, berikut ini beberapa komponen yang terdapat dalam
suatu laporan laba rugi antara Iain:
a. Penjualan (Pendapatan).
b. Harga Pokok Penjualan (H.P.P).
c. Laba Kotor.
d. Biaya Operasi terdiri dari:
1) Biaya umum
2) Biaya penjualan
3) Biaya sewa
4) Biaya administrasi, dan
5) Biaya operasi lainnya
20
e. Laba Kotor Operasional
f. Penyusutan (Depresiasi)
g. Pendapatan Bersih Operasi
h. Pendapatan Lainnya
i. Laba sebelum Bungan dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and
Tax)
j. Biaya Bunga terdiri dari :
1) Bunga wesel
2) Bunga bank
3) Bunga hipotek
4) Bunga obligasi
5) Bunga lainnya
k. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)
l. Pajak
m. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax)
n. Laba per lembar saham (Earning per Share)
Komponen Jumlah
21
Biaya Operasi
Biaya lainnya 25
Penyusutan 70
Biaya Bunga
Pajak 20% 80
22
Namun penyusunan tidak dibuat dalam bentuk yang sembarangan akan tetapi
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Dalam praktiknya laporan laba rugi dapat disusun dalam 2 bentuk:
Komponen Jumlah
23
Biaya pokok Rp xx
Pajak xx
Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step dapat dilihat sebagai berikut ini:6
Komponen Jumlah
Biaya Operasional
6
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, hlm 67-
86.
24
Laba Bersih Operasional Xxxxxx
Xxxxx
Pajak Xx
Dalam FASB Statement no. 95 muncul lagi Cash Flow statement atau
Laporan Arus Kas yang harus sudah diterapkan pada pelaporan tahun buku
1989. Dalam laporan ini transaksi kas dikelompokkan pada tiga bagian:
25
Laporan kas ini dapat disusun dengan dua cara:
- Direct Method
- Indirect Method
26
akafl datang, karena informasinya dapat digunakan untuk melakukan prediksi
di masa yang akan datang.7
7
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
hlm 118-120.
27
g. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
h. Informasi keuangan Iainnya.
l. Bersifat historis.
2. Menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya,
laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahtın
ke belakang (tahun atatı periode sebelumnya).
Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian (tidak lengkap),
tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu
perusahaan.
Selanjutnya data masa lalü perusahaan yang ditampilkan dalam laporan
keuangan merupakan kombinasİ dari :
28
Fakta yang telah dicatat, artinya laporan keuangan disusun atau dibuat
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta darİ catatan akuntansi.
Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa
lalü yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos
yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya
transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalü tersebut misalnya:
jumlah uang kas, jumlah uang di bank, jumlah sediaan, jumlah piutang,
jumlah tanah, jumlah utang, dan jumlah komponen laporan keuangan lainnya.
Dengan demikian, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan
keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh ke deparı. Artinya,
ada pos-pos yang tidak dicatat, sehingga tidak tampak dalam laporan
keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-
kontrak penjualan clan pembelian yang telah disetujui.
Kemudian yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam
akuntansi, artinya pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas
didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi. Dengan kata Iain, bahwa catatan dalam laporan keuangan tidak
dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan,
akan tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak Iain agar laporan
keuangan yang dibuat perusahaan untuk memudahkan penyusunan,
pemeriksaan, dan keseragaman.
Sebagai contoh alokasi biaya yang dinilai berdasarkan harga belinya
atau harga pasar pada saat tanggal penyusunan Iaporan keuangan. Demikian
juga dengan piutang dan sediaan setiap pencatatan juga ditentukan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Hal-hal Iain yang juga digunakan dalam menyusun raporan keuangan
adalah kebiasaan seperti:
1. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus, dengan demikian
nilai yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk
29
perusahaan yang masih berjalan dan harga didasarkan pada saat terjadi
peristiwa. Artinya, jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan bukan
harga nyata atau realisasi pada saat dijual sekarang atau dilikuidasi.
2. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya, semua transaksi
atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan
perbedaan antara nilai dari berbagai tahun-tahun sebelumnya.
Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya, karena
dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah-ubah dari waktu
ke waktu.
30
terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan
yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan),
kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki.
Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan 'yang diterima dan
jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian,
dapat diketahüi bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama
periode tertentu clari laporan laba rugi yang disajikan.
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti, sehingga dapat dipahami
dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis terhadap
laporan keuangan tersebut. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama
dari analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan
analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah
perusahaan dapat mencapai target yang telah direncakanan sebelumnya atau
tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
kelemahan ini, maka manajemen akan dapat memperbaiki menutupi
kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dijadikan modal
selanjutnya ke depan. Yang jelas dengan adanya kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki, maka akan tergambar kinerja manajemen selama ini.
Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen dengan mengetahui
keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tentang apa
yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke dengan cara menutupi
kelemahan yang ada, mempertahankan yang sudah sesuai dengan yang
diinginkan, dan berupaya untuk meningkatkan Iagi kekuatan yang sudah
diperolehnya selama ini.
Dalam melakukan analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara
dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat, hasil yang
diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau
31
rumus yang akan digunakan akan berakibat yang hendak dicapai tidak akurat.
Kemudian hasil perhitungan, dianalisis dan interprestasikan, sehingga
diketahui posisi keuangan sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan
secara teliti, mendalam, dan jujur.
Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan
menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu keuangan.
Kemudian analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan mengalisis
laporan keuangan yang dimiliki dalam periode. Di samping itu, analisis
laporan keuangan dapat dilakukan antara beberapa periode (misalnya 3 tahun).
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode
dengan menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu laporan. dapat pula
dilakukan antara satu laporan dengan laporan yang Iainnya. Hal ini dilakukan
agar akan lebih tepat untuk menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari
periode ke periode selanjutnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya
analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat
dari analisis laporan keuangan adalah :
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
32
6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
33
terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai,
yaitu :
34
penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat
masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Analisis tren merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke
periode sehingga akan teriihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu
naik. turun atau tetap, serta seberapa besar perubahan yaitu naik, turun atau
tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang harus dihitung dalam
presentase.
Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan
untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan
keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui:
35
Analisis laba kotor, merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari periode kesatu periode. Kemudian juga
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas atau break
even point. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi
berapa penjualan atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan
pada berbagai tingkat penjualan.8
8
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, hlm 66-
97.
36
2. Komponen – komponen Laporan Keuangan Syariah
a. Neraca
9
Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm 83-86.
37
Laporan ekuitas berasal dari transaksi dengan pemegang saham
seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan bank syariah selama
periode yang bersangkutan.
10
Drs. Wiyoko Slamet, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syarariah, Jakarta:
PTGrafindo, 2005, hlm 164-172
38
1) Sumber dana zakat, infak, dan shadaqah yang berasal dari:
a) Zakat dari bank syari’ah
b) Zakat dari pihak luar bank syari’ah
c) Infak, dan
d) Shadaqah
2) Penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah untuk:
a) Miskin
b) Hamba sahaya
c) Orang yang terlilit utang (gharim)
d) Fakir
e) Orang yang baru masuk islam (muallaf)
f) Orang yang berjihad (fisabilillah)
g) Orang yang dalam perjalanan (ibnusabil), dan
h) Amil
3) Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infak, dan shadaqah
4) Saldo awal dana zakat, infak, dan shadaqah, dan
5) Saldo akhir dana zakat, infak, dan shadaqah
39
(Nama Perusahaan Misal Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah
Untuk tahun yang terakhir xxxx (tahun) xxxx (tahun lalu)
40
Zakat dan sumbangan yang
belum dibagikan pada awal x.xxx.xxx ..
tahun
Zakat dan sumbangan yang x.xxx.xxx ..
belum dibagikan pada akhir
tahun
x.xxx.xxx ..
x.xxx.xxx ..
====== =====
41
a) Infak
b) Shadaqah
c) Denda, dan
d) Pendapatan non halal
2) Penggunaan dana qardhul hasan untuk:
a) Pinjaman
b) Sumbangan
3) Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
4) Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan, dan
5) Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan11
(Nama Bank)
Saldo awal
Sumber-sumber dana
qardhul hasan
xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari rekening
koran
xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan
11
Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm 88-89.
42
yang dilarang syariah
(haram)
xxx.xxx xxx.xxx
Sumber diluar bank
Penyelesaian rekening
koran
xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx
Total penggunaan selama
tahun ini
xxx.xxx xxx.xxx
43
Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx
44
Pada sisi aktiva: Sisi pasiva:
Piutang jual beli Dana pihak ketiga
- Mudharabah Giro wadi’ah
- Salam Tabungan wadi’ah
- Istishna Deposito wadi’ah
- lainnya Investasi tidak terlihat
Pembiayaan Tabungan mudharabah
- Mudharabah Deposito mudharabah
- Musyarakah
Equity
Ada pula perbedaan konsep standar neraca bank syari’ah, yaitu sebagai
berikut :
1. Pada laporan keuangan bank konvensional selain laporannya sama (neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan cash flow, sedangkan pada
bank syari’ah, ada beberapa tambahan laporan keuangan, seperti laporan
sumber dan penggunaan dana ZIS sebagai zakat infak sedekah yang akan
disalurkan melalui qardh, sedangkan pada bank konvensional tidak, laporan
sumber dana penggunaan dana qardh sebagai pengemban fungsi social juga,
laporan perubahan dana investasi tidak terikat karena bank sebagai agen
syari’ah.
2. Pada bank konvensional tidak ada pinjaman qardh, yaitu pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali, meminjamkan
uang tanpa mengharapkan imbalan, bukan transaksi komersial.
3. Terdapat distribusi bagi hasil karena tujuan bank syari’ah berdasarkan bagi
hasil, jual beli dan sewa.
45
Pada laporan laba rugi bank syari’ah dan konvensional terdapat perbedaan
sebagai berikut:12
7. Pendapatan operasional
8. Beban nonoperasional
9. Laba bersih
12
H. Dadang Husen Sobana, Manajemen Keuangan Syar’iah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2018,
hlm 102-104.
46
CONTOH LAPORAN KEUANGAN BAIK KONVENSIONAL (PT BANK
MANDIRI)
47
Sumber : PT Bank Mandiri PERSERO (Tbk)
Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2022 dan 2021
48
CONTOH LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH INDONESIA
49
Sumber : PT Bank Syariah Indonesia Tbk
Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2022
50
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
1. Neraca
51
Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu
periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu
B. Saran
1. Untuk Perusahaan
a. Agar suatu perusahaan ataupun bank berjalan dengan baik maka sebaiknya
laporan keuangan haruslah tetap berjalan dan tertata dengan baik, karena
laporan keuangan merupakan kewajiban perusahaan untuk membuat dan
melaporkan keuangan pada periode tertentu, dengan adanya laporan
keuangan maka perusahaan dapat melihat kelebihan dan kelemahan
keuangan yang dimiliki.
b. Sebaiknya suatu perusahaan dalam mempublish laporan keuangannya
memberikan penjelasan atas istilah-istilah yang masih sulit dipahami
masyarakat umum, agar laporan keuangan bisa tersampaikan dengan jelas
kepada masyarakat.
2. Untuk Pemerintah
Agar tetap memberikan dukungan dan pengawasan atas kinerja analisa
laporan keuangan suatu perusahaan.
52
DAFTAR PUSTAKA
53