Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


KONVENSIONAL DAN ENTITAS SYARIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan Syariah

Dosen Pengampu:
Dr. Syahriyah Semaun, S.E.,M.M

Disusun oleh :

Mustika Ayu Safitri


2220203860102013

Andi Riska Amalia Novianti Putri


2220203860102012

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH PASCASARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan Konvensional dan Entitas Syariah”. Salawat serta salam tidak lupa
penulis haturkan kepada junjungan, Rasullullah Muhammad SAW yang
syafaatnya senantiasa kita harapkan di akhirat kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


Keuangan Syariah. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Kelompok II

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ……………………….……………….…………………… i

Kata Pengantar ……………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ……………………………………..……………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………….…………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………….……………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………..……………………………. 2

C. Tujuan Penulisan …………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………. 3

A. Analisis Laporan Keuangan Konvensional ………………… 3

B. Analisis Laporan Keuangan Syariah ………………………… 36

C. Perbedaan Laporan Keuangan Bank Syari’ah dan Bank


Konvensional ………………………………………………... 44

BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 51

A. Kesimpulan …………………………………….…………… 51

B. Saran …………………………………………………………. 52

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 53

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah ringkasan proses akuntansi selama tahun buku
yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau
aktivitas perusahaan.
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran
kemajuan (progress report) perusahaan secara periodic. Jadi, laporan keuangan
bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan
keuangan terdiri atas data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta
yang telah dicatat, prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi.1
Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dengan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (PAPSI). Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu
memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah. Kekurangan
perhatian PSAK dan PAPSI dalam masalah syari’ah juga terdapat dalam hal
fungsi laporan keuangan memfasilitasi DPS untuk memeriksa dana non-halal
yang diterima oleh bank. Dana non-halal berdasarkan PSAK no.59 dan PAPSI
digabung dengan dana qardh. Penggabungan dapat menimbulkan persoalan
syari’ah berupa tercampurnya yang haq dan batil. Ketiadaan pemisahaan akan
menyebabkan kurangnya perhatian untuk mengupayakan pengeliminasian dana
non-halal di masa yang akan datang.2
Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam
proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi

1
H. Dadang Husen Sobana, Manajemen Keuangan Syar’iah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2018,
hlm 101.
2
Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm 83.

1
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana
(kas) perusahaan dalam periode tertentu.3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya meliputi:
1. Bagaimana konsep analisis laporan keuangan konvensional?
2. Bagaimana konsep analisis laporan keuangan syari’ah?
3. Apa perbedaan antara analisis laporan keuangan konvensional dan analisis
laporan keuangan syari’ah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep analisis laporan keuangan konvensional
2. Untuk mengetahui konsep analisis laporan keuangan syari’ah
3. Untuk mengetahui perbedaan antara analisis laporan keuangan konvensional
dan analisis laporan keuangan syari’ah

3
Sofyan Syafri Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 1999,
hlm 105.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Laporan Keuangan Konvensional


1. Pengertian Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui


kinerja perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu, sebelum kita
menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami
hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan.
Seperti diketahui bahwa laporan keuangan, merupakan kewajiban setiap
perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu.
Apa yang dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi
dan posisi perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak
kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan
menentukan Langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan,
dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun
kekuatan yang dimilikinya. Disamping itu, juga untuk memanfaatkan peluang
yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul
sekarang dan di masa yang akan datang.
Secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah :

Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini


atau dalam suatu periode tertentu.

Maksud dari laporan keuangan yang meununjukkan kondisi perusahaan


saat ini adalah merupakan kondisi keuangan perusahaan terkini. Kondisi
perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu
(untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya
laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan
untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas
dilakukan 1 tahun sekali. Di samping itu dengan adanya laporan keuangan,

3
kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan
keuangan tersebut tentunya.
Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya kita
mengenal beberapa macam laporan keuangan seperti :

 Neraca
 Laporan laba rugi
 Laporan perubahan modal
 Laporan catatan atas laporan keuangan
 Laporan arus kas4

2. Jenis Laporan Keuangan


Jenis laporan keuangan utama dan pendukungnya ini dapat disebutkan
sebagai berikut:

a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada


suatu tanggal tertentu
b. Perhitungan laba/rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu
c. Laporan sumber dan penggunaan dana. Disini dimana sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode
d. Laporan arus kas. Di sini digambarkan sumber dana penggunaan kas
dalam suatu periode
e. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. Dalam
hal tertentu Harga Pokok Produksi (HPPd) ini disatukan dalam laporan
Harga Pokok Penjualan (HPPj)
HPPj = HPPd + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

4
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, hlm 66-
67.

4
Harga Pokok penjualan adalah harga pokok produksi ditambah dengan
persediaan barang awal dikurangi persediaan barang akhir.
f. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham
g. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal balik
saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan
h. Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. Laporan ini
menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang
mempengarhui kas atau ekuivalen kas. Laporan ini jarang dipergunakan.
Laporan ini merupakan rekomendasi Trueblood Commite Tahun 19745

3. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi


perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan
keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode
tertentu, misalnua 1 tahun. Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu
untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Biasanya hal ini
sering dilakukan pihak manajemen untuk dalam kondisi perusahaan pada saat
tertentu.
Pengertian neraca menurut James C.van Horne adalah ringkasan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertenty yang menunjukkan total aktiva
dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa neraca merupakan
ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis
besarnya dan tidak mendetail. Kemudian neraca juga menunjukkan posisi
keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan
(ekuitas) pada saat tertentu. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi
(jumlah dan jenis) harta, utang dan modal perusahaan. Pada tanggal tertentu,

5
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
hlm 106-107.

5
maksudnya neraca dibuat dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan, namun
yang pasti, biasanya akhir tahun atau kuartal.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam
tiga bagian, yaitu:

 Aktiva lancar
 Aktiva tetap
 Aktiva lainnya

Kemudian kewajiban (utang) dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :

 Kewajiban lancar (utang jangka pendek)


 Utang jangka Panjang

Adapun komponen modal terdiri dari :

 Modal setor
 Laba yang ditahan

Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari
atas ke bawah untuk neraca berbentuk skontro (account form). Sisi kanan
terdiri dari aktiva dan sisi kiri terdiri kewajiban dan ekuitas. Adapun untuk
neraca yang berbentuk laporan (report form) penyusunannya dimulai dari atas
secara berurutan ke bawah yaitu dimulai dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu mulai
dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang
terkandung dalam aktiva lancar adalah kas, bank, surat-surat berharga,
piutanag, sediaan, dan lainnya.
Kemudian aktiva tetap dibagi dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud. Komponen dalam aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan,
mesinm kendaraan, peralatan dan lainnya, sedangkan dalam aktiva tidak
berwujud seperti paten, goodwill, opsi dan lainnya. Dan posisi yang paling
bawah diisi oleh aktiva lainnyam artinya tidak tergolong aktiva lancar maupun

6
aktiva tetap. Sebagai contoh bangunan dalam proses, piutang jangka panjang,
tanah dalam penyelesaian, uang jaminan dan lainnya.
Di sisi sebelah kiri neraca, berisi kewajiban (utang) dan modal (ekuitas)
perusahaan. Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro (account form).
Komponennya dimulai dari kewajiban (utang) jangka pendek (lancar), artinya
utang yang memiliki janhka waktu tidak lebih dari satu tahun seperti utang
dagangan, utang wesel dan utang bank.
Selanjutnya, di bawah utang jangka pendek adalah utang jangka
panjang. Utang jangka panjang merupakan utang yang memiliki jangka waktu
lebih dari 1 tahun seperti; obligasi, hipotek atau utang bank dengan jangka
waktu lebih atau diatas 1 tahun.
Posisi yang terakhir disisi kiri neraca adalah modal perusahaan atau
ekuitas. Komponen dari modal terdiri dari antara lain modal setor, laba
ditahan, cadangan laba, hibah atau lainnya.
Secara garis besar komponen neraca dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Aktiva lancar terdiri dari :


1) Kas
2) Rekening pada bank (rekening giro dan rekening tabungan)
3) Deposito berjangka (time deposit)\
4) Surat-surat berharga (efek-efek)
5) Piutang
6) Pinjaman yang diberikan
7) Sediaan
8) Biaya yang dibayar di muka
9) Pendapatan yang masih harus diterima, dan
10) Aktiva lancar lainnya
b. Aktiva tetap terdiri dari:
1) Aktiva tetap berwujud, yaitu :
a) Tanah
b) Mesin
c) Bangunan

7
d) Peralatan
e) Kendaraan
f) Akumulasi penyusutan, dan
g) Aktiva tetap lainnya
2) Aktiva tetap tidak berwujud :
a) Godwill
b) Hak cipta
c) Lisensi, dan
d) Merek dagang
3) Aktiva lainnya terdiri dari antara lain :
a) Gedung dlam proses
b) Tanah dalam penyelesain
c) Piutang jangka panjang
d) Uang jaminan
e) Uang muka investasi, dan
f) Lainnya
4) Aktiva lainnya terdiri dari:
a) Gedung dlam proses
b) Tanah dalam penyelesain
c) Piutang jangka panjang
d) Uang jaminan
e) Uang muka investasi, dan
f) Lainnya

Kemudian komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar


dalam posisi pasiva sebagai berikut :

a. Utang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari ;


1) Utang dagang
2) Utang wesel
3) Utang bank
4) Utang pajak

8
5) Biaya yang masih harus dibayar
6) Utang sewa guna usaha
7) Utang dividen
8) Utang gaji, dan
9) Utang lancar lainnya
b. Utang jangka panjang terdiri dari :
1) Utang hipotek
2) Utang obligasi
3) Utang bank jangka panjan, dan
4) Utang jangka panjang lainnya
c. Ekuitas terdiri dari :
1) Modal saham
2) Agio saham
3) Laba ditahan
4) Cadangan laba
5) Modal sumbangan

Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aktiva dan
pasiva harus seimbang atau sama. Artinya, jumlah aktiva harus sama dengan
kewajiban dan modal. Unyuk menentukan persamaan neraca dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL

Sebagai contoh misalnya:

Total aktiva Rp20.000.000,-

Total kewajiban (utang lancar dan jangka panjang) Rp12.500.000,-

Total ekuitas Rp 7.500.000,-

Sehingga persamaan neraca dapat disusun:

Rp20.000.000,- = Rp12.500.000,- + Rp 7.500.000,-

9
Dalam Menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa
bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Di samping itu, bentuk neraca
yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya,
penyusunan neraca didasrkan kepada bentuk yang telah distandarisasi,
terutama untuk tujuan pihak luat perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca. Perusahaan dapat
memilih salah satu dari bentuk, yaitu :
1) Bentuk skontro (account form)
2) Bentuk laporan (report form)
3) Bentuk lainnya yang disesuaikan dengan keinginan perusahaan.
Neraca berbentuk skontro yang merupakan bentuk seperti huruf ”T”.
Oleh karena itu, sering juga disebut T form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke
dalam 2 posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan terdapat
kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan
dengan bentuk horizontal.
Bentuk report form atau bentuk laporan sering disebut juga bentuk
vertical. Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus
kebawah yaitu mulai dari aktiva lancar, seperti kas, bank, efek terus
komponen aktiva tetap, komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban
lancar, komponen utang jangka panjang, dan terakhir adalah komponen modal
(ekuitas).
Untuk lebih jelasnya masing-masing bentuk necara, berikut ini contoh
dari masing-masing bentuk tersebut, yaitu :

10
1. Bentuk skontro atau horizontal (account form)

PT ROY AKASE, Tbk

Neraca

Per 31 Desember 2008

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Utang Lancar

kas 3.000 Utang wesel 500

Bank 2.500 Utang dagang 2.500

Surat-surat berharga 1.000 Utang bank 1 tahun 2.750

Piutang 3.500 Utang pajak 250

sediaan 2.000 Dan lain-lain

Total aktiva lancar 12.000 Total utang lancar 6.000

Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang

Tanah 1.000 Obligasi 2.000

Bangunan 2.500 Hipotek 1.500


Utang Bank 3
Mesin-mesin 2.000 3.000
tahun
Peralatan 1.500

Peralatan 1.500

11
Total utang jangka
Total aktiva tetap 7.000 6.500
panjang

Aktiva Lainnya Ekuitas

Gedung dalam
1.000 Modal setor 6.500
proses

Total aktiva lainnya 1.000 Laba ditahan 1.000

Total Ekuitas 7.500

Total Aktiva 20.000 Total Pasiva 20.000

2. Bentuk laporan atau vertical (report form)

PT ROY AKASE, Tbk

Neraca

Per 31 Desember 2008

Aktiva Lancar

Kas 3.000

Bank 2.500

Surat-surat berharga 1.000

Piutang 3.500

Sediaan 2.000

Total Aktiva Lancar 12.000

12
Aktiva Tetap

Tanah 1.000

Bangunan 2.500

Mesin-mesin 2.000

Peralatan 1.500

Total Aktiva Tetap 7.000

Aktiva Lainnya

Gedung dalam proses 1.000

Total Aktiva Lainnya 1.000

Total Aktiva 20.000

Utang Lancar

Utang wesel 500

Utang dagang 2.500

Utang bank 2.750

Utang pajak 250

Total Utang Lancar 6.000

13
Utang Jangka Panjang

Obligasi 2.000

Hipotek 1.500

Utang bank 3 tahun 3.000

Total Utang Jangka Panjang 6.500

Modal

6.500

Cadangan laba 1.000

Total Modal 7.500

Total Pasiva 20.000

Penjelasan dari masing-masing komponen yang ada di neraca mulai dari


aktiva, kewajiban, dan modal adalah sebagai berikut:
Aktiva, merupakan harta atau kekayaan (asset) yang dimiliki oleh
perusahaan, baik pada saat tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri dari aktiva
lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.
Aktiva lancar, merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat
diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama 1 tahun. Aktiva
lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibangingkan dengan aktiva
lainnya. Jika perusahaan membutuhkan uang membayar sesuatu yang segera
harus dibayar misalnya utang yang sudah jatuh tempo, atau pernbayaran atas
pembelian suatu barang atau jasa, dapat diperoleh dari aktiva lancar.
Komponen yang ada di aktiva lancar terdiri clari kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, sediaan, sewa dibayar dimuka, clan aktiva lancar lainnya.

14
Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari aktiva yang paling lancar
artinya yang paling mudah untuk dicairkan.
Aktiva tetap, merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang
digunakan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Secara garis besar, aktiva
tetap dibagi dua macam, yaitu: aktiva tetap yang berwujud (tampak fisik)
seperti: tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan lainnya dan Aktiva tetap yang
tidak berwujud (tidak tampak fisik) dan merupakan hak yang dimiliki
perusahaan, contoh hak paten, merek dagang, goodwill, lisensi, dan lainnya.
Aktiva lainnya, merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat
digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada
dalam aktiva lainnya adalah seperti: bangunan dalam proses, piutang jangka
panjang, tanah dalam penyelesaian, dan lainnya.
Utang lancar, merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak
lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal
dari 1 tahun. Oleh karena itu, utang lancar disebut juga utang jangka pendek.
Komponen utang lancar antara lain terdiri dari utang dagang, utang bank
maksimal 1 tahun, utang wesel, utang gaji, dan utang jangka pendek lainnya.
Utang jangka panjang, merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak
lain yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun. Artinya jatuh tempo utang
tersebut relatif lebih panjang dari utang lancar. Penggunaan utang jangka
panjang biasanya digunakan untuk investasi yang juga lebih dari I tahun.
Komponen yang ada dalam utang jangka panjang adalah seperti obligasi,
hipotek, utang bank yang lebih dari 1 tahun, dan utang jangka panjang
lainnya.
Kas, merupakan uang tunai yang dimiliki perusahaan dan dapat segera
digunakan setiap saat. Kas merupakan komponen aktiva lancar paling
dibutuhkan guna membayar berbagai kebutuhan yang diperlukan. Jumlah
uang kas yang ada diperusahaan. Apabila uang kas terlalu banyak, sedangkan
penggunaannya kurang efektif, maka akan terjadi uang menganggur.
Bank, merupakan tempat perusahaan menyimpan uang menitipkan
uangnya dalam bentuk sirnpana bank seperti rekening giro dan rekening

15
tabungan. Menyimpan uang di bank lebih menguntungkan jika dibandingkan
dengan memegang uang tunai. Pertama, menyimpan uang di bank perusahaan
akan memperoleh penghasilan dari bunga atau jasa simpanan yang diberikan
oleh bank. Kedua, menyimpan uang di bank juga relatif aman dari kehilangan
atau kerusakan. Dan ketiga, saat ini menyimpan uang di bank juga sangat
mudah dicairkan yaitu 24 jam sehari dan 7 hari dalam 1 minggu di berbagai
mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di berbagai pelosok atau
tempat-tempat strategis.
Surat-surat berharga, merupakan harta perusahaan yang ditanamkan
dalam bentuk kertas berharga dan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun.
Keuntungan memiliki surat-surat berharga antara lain juga memperoleh bunga
atau jasa atas surat-surat berharga tersebut. Kemudian surat berharga juga
dapat diperjualbelikan atau dijaminkan ke bank untuk memperoleh uang tunai.
Surat-surat berharga juga dikenal dengan nama efek. Contoh surat-surat
berharga adalah sertifikat deposito, saham, obligasi dan dapat segera
diuangkan (dijual) jika dibutuhkan.
Piutang, merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang
memiliki jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. Piutang ini terjadi akibat dari
penjualan barang atau jasa kepada konsumennya secara angsuran (kredit).
Jenis piutang dibagi dua, yaitu: piutang dagang dan wesel tagih. Piutang
dagang adalah tagihan yang diakibatkan penjualan barang ke langganan,
sedangkan piutang wesel tagih adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain
karena adanya suatu perjanjian tertulis (wesel).
Sediaan, merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan
dalam suatu tempat (gudang). Sediaan merupakan cadangan perusahaan untuk
proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan. Jenis sediaan dibagi dua
yaitu: untuk perusahaan dagang adalah semua barang yang doperjuangkan,
sedangkan untuk perusahaan manufaktur adalah barang mentgah, barang
dalam proses, dan barang jadi.
Penghasilan atau pendapatan yang masih harus diterims, yaitu dalam
melakukan transaksi penjualan biasanya pembayarak dilakukan di samping

16
secara tunai juga sering dilakukan secara kredit (angsuran) atau pembayaran
dibelakang. Pembayaran secara angsuran sering kali sudah jatuh tempo dan
sudah menjai hak perusahaan tetapi langganan belum membayar. Dengan kata
lain, penghasilan atau pendapatan yang sudah merupakan hak perusahaan
namun belum diterima pembayarannya saat ini, akibat pelanggan belum
membayar.
Biaya yang dibayar di muka (persekot), merupakan biaya atau
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh sesuatu barang
dan jasa dari pihak lain yang akan datang. Artinya, barang belum diterima
tetapi sudah dipesan dan dibayar uang muka sebagai tanda jadi. Pengeluaran
ini belum merupakan biaya dalam periode ini.
Utang lancar, merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak
lain karena memperoleh pinjaman (kredit) dari suatu lembaga keuangan
(bank). Utang juga dapat terjadi karena pembelian suatu barang atau jasa yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran. Utang lancar juga disebut utang
jangka pendek karena jangka waktu penge,baliannya tidak lebih dari 1 tahun.

Utang dagang, merupakan kewajiban perusahaan karena pembelian


barang secara kredit (angsuran). Artinya, perusahaan membeli barang
dagangan yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
Eiasanya utang dagang ini memiliki jangka waktu pembayarannya maksimal
atau paling lama 1 tahun atau sesuai perjanjian.

Utang bank, merupakan sejumlah uang yang diperoleh perusahaan dari


lembaga keuangan bank dan pembayarannya secara angsuran sesuai perjanjian
kedua belah pihak. Utang bank yang termasuk dalam utang lancar adalah yang
memiliki jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun. Adapun apabila melebihi dari
1 tahun, maka dikategorikan dalam komponen utang jangka panjang.
Utang wesel, merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak Iain akibat
adanya perjanjian tertulis, yang dilakukan oleh perusahaan untuk membayar
sejumlah uang tertentu, dalam waktu tertentu pula (diatur dengan undang-
undang). Biasanya jangka waktu pembayarannya atau sesuai perjanjian.

17
Utang pajak, merupakan pajak perusahaan kas Negara (pajak terutang).
Utang pajak ini memang belum menyetor atau memang terjadi pajak pada
periode sebelumnya. Selama utang pajak ini belum disetor kekas Negara,
maka tetap berada di Sisi pasiva lancar.
Biaya yang masih harus dibayar, merupakan biaya atau kewajiban
perusahaan yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Artinya, biaya ini
sebenarnya sudah jatuh tempo pembayarannya, akan tetapi karena suatu hal
belum terbayar. Biaya ini tetap harus sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak pada saat tertentu.
Penghasilan yang diterima di muka, merupakan penerimaan uang oleh
perusahaan namun belum direalisasi barang atau jasanya. Artinya, perusahaan
sudah menerima pembayaran atas penjualan barang atau jasa tetapi
pengiriman atau pemberian barang atau jasa belum dilakukan oleh perusahaan.

Utang jangka panjang yang hampir jatuh tempo, maksudnya utang yang
memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun, namun sudah hampir jatuh tempo
dan segera harus dibayar.

Utang jangka panjang, merupakan kewajiban perusahaan yang jangka


waktunya lebih dari 1 tahun. Artinya, perusahaan memperoleh pinjaman dari
pihak Iain baik bank maupun lembaga keuangan lainnya dan memiliki jangka
waktu pembayaran melebihi dari 1 tahun.
Obligasi, merupakan utang perusahaan kepada pihak lain yang memiliki
jangka waktu lebih dari I tahun. Utang ini timbul karena perusahaan
menerbitkan obligasi tertentu kemudian dijual kepada pihak Iain. Bagi
perusahaan di samping harus mengembalikan dana obligasi setelah jatuh
tempo juga membayar bunga yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hipotek, merupakan utang perusahaan yang dijamin dengan aktiva tetap
tertentu. Hipotek biasanya diterbitkan dalam jangka waktu yang relatif
panjang di atas 1 tahun.

18
Modal (Ekuitas), merupakan hak yang dimiliki perusahaan. Komponen
modal yang tercliri dari: modal setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan
laba, dan Iainnya.
Modal setor, merupakan setoran modal dari pemilik perusahaan dalam
bentuk saham dalam jumlah tertentu. Artinya dari keseluruhan saham yang
dimiliki oleh perusahaan sudah dijual dan uangnya harus disetor sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Laba ditahan (laba yang belum dibagi), merupakan laba atau keuntungan
perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya ada keuntungan
perusahaan yang belum dibagikan dividennya dan masih disimpan sampai
waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.
Cadangan laba, merupakan bagian dari laba perusahaan yang tidak
dibagi ke pemegang saham pada periode ini, akan tetapi sengaja dicadangkan
perusahaan untuk laba periode berikutnya.

4. Laporan Laba Rugi


Jenis laporan keuangan Iainnya selain neraca adalah laporan laba rugi.
Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, utang
dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-hasil
usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah
pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata
Iain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah
pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan
dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.
Laporan laba rugi memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh
perusahaan di samping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode.
Kemudian melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya
(nilai uangnya) dalam periode yang sama. Dari jumlah pendapatan dan biaya
ini akan terdapat selisih, jika dikurangkan Selisih dari jumlah pendapatan dan
biaya ini kita sebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari
jumlah biaya, maka dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung), namun

19
jika sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, maka
dikatakan perusahaan dalam kondisi rugi. Komponen Iainnya yang ada dalam
laporan laba rugi adalah pajak dan laba per lembar saham.
Pengertian laporan laba rugi menurut James C. van Horne merupakan
ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri
dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari
penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk 1
tahun atau tiap semester 6 bulan atau 3 bulan.
Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi terdiri dua jenis yaitu :
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha
utama) perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok
(usaha sampingan) perusahaan.
Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya dalam laporan laba rugi
juga terdiri dua jenis, yaitu:
1. Pengeluaran biaya yang dibebankan clari usaha pokok (usaha utama)
perusahaan
2. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan clari luar usaha pokok (usaha
sampingan) perusahaan
Agar lebih jelas, berikut ini beberapa komponen yang terdapat dalam
suatu laporan laba rugi antara Iain:
a. Penjualan (Pendapatan).
b. Harga Pokok Penjualan (H.P.P).
c. Laba Kotor.
d. Biaya Operasi terdiri dari:
1) Biaya umum
2) Biaya penjualan
3) Biaya sewa
4) Biaya administrasi, dan
5) Biaya operasi lainnya

20
e. Laba Kotor Operasional
f. Penyusutan (Depresiasi)
g. Pendapatan Bersih Operasi
h. Pendapatan Lainnya
i. Laba sebelum Bungan dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and
Tax)
j. Biaya Bunga terdiri dari :
1) Bunga wesel
2) Bunga bank
3) Bunga hipotek
4) Bunga obligasi
5) Bunga lainnya
k. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)
l. Pajak
m. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax)
n. Laba per lembar saham (Earning per Share)

Contoh laporan laba rugi PT YUMIKO MAHARANI,Tbk. Untuk


periode 2008 dapat dilihat sebagai berikut:

PT YUMIKO MAHARANI, Tbk.


Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2008
(dalam jutaan)

Komponen Jumlah

Total Penjualan 2.850

Harga pokok penjualan 1.900

Laba Kotor 950

21
Biaya Operasi

Biaya umum dan administrasi 125

Biaya penjualan 250

Biaya lainnya 25

Total biaya operasi 400

Laba Kotor Operasi 550

Penyusutan 70

Pendapatan Bersih Operasi 620

Pendapatan lainnya 130

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 750

Biaya Bunga

Bunga bank 250

Bunga obligasi 100

Total biaya bunga 350

Laba sebelum pajak (EBT) 400

Pajak 20% 80

Laba sebelum bunga dan pajak (EAIT) 320

Bentuk laporan laba rugi dapat disusun biasanya sesuai dengan


keinginan dan tujuan perusahaan dan bentuk umum yang sering digunakan.

22
Namun penyusunan tidak dibuat dalam bentuk yang sembarangan akan tetapi
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Dalam praktiknya laporan laba rugi dapat disusun dalam 2 bentuk:

1. Bentuk tunggal (single step)


2. Bentuk majemuk (multiple step)

Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama single step, merupakan


gabungan dari jumlah seluruh penghasilan baik pokok (operasional) maupun
diluar pokok (non operasional) dijadikan satu. Sehingga factor pengurangnya
adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya,
dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan
biaya usaha dan diluar usaha.
Selanjutnya, bentuk multiple step, merupakan pemisahan antara
komponen usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional).
Artinya, terlebih dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya
pokok, kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penghasilan
diluar pokok dengan biaya diluar pokok.

PT ROY AKASE, Tbk.

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2008

Komponen Jumlah

Pendapatan pokok (operasional) Xxxxxx

Pendapatan diluar usaha pokok Xxxxx

Total pendapatan Xxxxxxxx

Harga pokok penjualan Rp xx

23
Biaya pokok Rp xx

Biaya diluar usaha pokok Rp x

Total Biaya xxxxxx

Laba bersih sebelum pajak (EBT) xxxxx

Pajak xx

Laba bersih setelah pajak (EAT) xxxxxx

Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step dapat dilihat sebagai berikut ini:6

Komponen Jumlah

Total penjualan (operasional) Xxxxxx

Harga pokok penjualan Xxxxx

Laba Kotor Operasional Xxxxxxxx

Biaya Operasional

Biaya umum dan administrasi Xxxx

Biaya penjualan Xxxx

Biaya lainnya Xxxx

Total biaya operasional Xxxxx

6
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, hlm 67-
86.

24
Laba Bersih Operasional Xxxxxx

Pendapatan non-operasi Xxxxx

Biaya non-operasi Xxx

Xxxxx

Laba bersih sebelum pajak (EAT) Xxxxxx

Pajak Xx

Laba bersih sebelum pajak (EBT) Xxxxxx

5. Laporan Arus Kas


Yang sering menjadi masalah dalam laporan ini adalah mengenai
pengertian dana.
Dana dapat diartikan macam-macam yaitu:

- Dana adalah Kas


- Dana adalah Aktiva Cepat (Quick Asset)
- Dana adalah Moneter Asset
- Dana adalah Aktiva Lancar
- Dana adalah Modal Kerja
- Dana diartikan sebagai keseluruhan Aktiva.

Dalam FASB Statement no. 95 muncul lagi Cash Flow statement atau
Laporan Arus Kas yang harus sudah diterapkan pada pelaporan tahun buku
1989. Dalam laporan ini transaksi kas dikelompokkan pada tiga bagian:

- Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi


- Transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan
- Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi

25
Laporan kas ini dapat disusun dengan dua cara:

- Direct Method
- Indirect Method

Dalam SAK dijelaskan dua konsep dana:

- Dana dalam arti kas (cash basis fund statement)


- Dana dalam arti modal kerja (working capital basis fund statement)

Dalam Trueblood Committe disarankan laporan lain yang disebutkan


laporan kegiatan keuangan. Dalam laporan ini dicantumkan semua transaksi
dan kejadian perusahaan Yang mempunyai konsekuensi kas. Namun anjuran
ini tampaknya tidak sampai mempengaruhi badan yang mengeluarkan prinsip
akuntansi, sehingga tidak sampai diwajibkan sebagai salah satu laporan
keuangan utama.
Orang sering memberikanjenis laporan keuangan lain seperti:

- Daftar laba ditahan (Retained Earning Statement.)


- Daftar perubahan modal (Capital Statement).
- Daftar perhitungan laba pokok (Cost of factured Statement).

Menurut penulis daftar ini semua merupakan pendukung (supporting


Statement) dari laporan keu utama. Bukan laporan yang berdiri sendiri.

Sejak tahun 1930 penekan utama akuntansi adalah orientasi pengukuran


dan pengakuan pendapatan (Inc statement). Namun kerangka konsep yang
dikembangkan FASB yang berdiri tahun 1973 penekanan akuntansi ber
kepada orientasi Asset Liability (Balance Sheet). Kemu setelah keluarnya
FASB Statement No. 95 dan perkemb an yang sangat cepat pada konsep Cash
Flow Accoun maka penekanan akuntansi mengarah pada orientasi

Para ahli menjelaskan bahwa Neraca adalah yang menggambarkan


keadaan masa kini, Laba/Rugi menggambarkan keadaan masa lalu dan
Laporan perubahan Dana (Arus Kas) menggambarkan keadaan masa yang

26
akafl datang, karena informasinya dapat digunakan untuk melakukan prediksi
di masa yang akan datang.7

6. Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan


Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah
pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan
yang hendak tercapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen
perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi
kpentingan berbagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode
tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak untuk
kebutuhan perusahaan maupun secara berkala (rutin). Yang jelas bahwa
laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak
dalam dan Iuar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) Yang


dimiliki perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.

7
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
hlm 118-120.

27
g. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
h. Informasi keuangan Iainnya.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, maka


akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Kemudian laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, akan
tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan
saat ini. Caranya dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio
keuangan yang lazim dilakukan.
Di samping memiliki tujuan seperti yang telah dikemukakan di atas,
laporan keuangan juga memiliki sifat tertentu. Demikian pula dengan
Pencatatan yang dilakukan dalam menyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Dalam praktiknya sifat laporan
keuangan dibuat:

l. Bersifat historis.
2. Menyeluruh.

Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya,
laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahtın
ke belakang (tahun atatı periode sebelumnya).
Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian (tidak lengkap),
tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu
perusahaan.
Selanjutnya data masa lalü perusahaan yang ditampilkan dalam laporan
keuangan merupakan kombinasİ dari :

1. Fakta yang telah dicatat.


2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.
3. Pendapat pribadi.

28
Fakta yang telah dicatat, artinya laporan keuangan disusun atau dibuat
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta darİ catatan akuntansi.
Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa
lalü yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta yang tercatat dalam pos-pos
yang ada di laporan keuangan dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya
transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalü tersebut misalnya:
jumlah uang kas, jumlah uang di bank, jumlah sediaan, jumlah piutang,
jumlah tanah, jumlah utang, dan jumlah komponen laporan keuangan lainnya.
Dengan demikian, segala sesuatu yang tercermin dalam laporan
keuangan merupakan fakta historis. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh ke deparı. Artinya,
ada pos-pos yang tidak dicatat, sehingga tidak tampak dalam laporan
keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau kontrak-
kontrak penjualan clan pembelian yang telah disetujui.
Kemudian yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam
akuntansi, artinya pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas
didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi. Dengan kata Iain, bahwa catatan dalam laporan keuangan tidak
dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan,
akan tetapi harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi. Tujuannya tidak Iain agar laporan
keuangan yang dibuat perusahaan untuk memudahkan penyusunan,
pemeriksaan, dan keseragaman.
Sebagai contoh alokasi biaya yang dinilai berdasarkan harga belinya
atau harga pasar pada saat tanggal penyusunan Iaporan keuangan. Demikian
juga dengan piutang dan sediaan setiap pencatatan juga ditentukan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Hal-hal Iain yang juga digunakan dalam menyusun raporan keuangan
adalah kebiasaan seperti:
1. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus, dengan demikian
nilai yang tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk

29
perusahaan yang masih berjalan dan harga didasarkan pada saat terjadi
peristiwa. Artinya, jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan bukan
harga nyata atau realisasi pada saat dijual sekarang atau dilikuidasi.
2. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya, semua transaksi
atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan
perbedaan antara nilai dari berbagai tahun-tahun sebelumnya.
Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya, karena
dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah-ubah dari waktu
ke waktu.

Pendapat pribadi, artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan


keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, namun Penggunaan dari dasar
dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen perusahaan. Artinya juga
pendapat atau juclglllent ini juga tergantun , dari kemampuan dari para
pembuatnya yang kemudian dikombinasika dengan fakta serta dalil-dalil
akuntansi yang disetujui
Sebagai contoh cara-cara untuk menaksir piutang dapat digunaka salah
satu dari metode yang tersedia. Demikian juga untuk menentukan harga pokok
sediaan mana yang akan dipakai. Contoh Iain adalah menentukan metode
penyusutan yang akan digunakan dan penentuan umur aktiva juga sangat
tergantung dari pendapat pribadi. Pendapat pribadi biasanya didasarkan
kepada pengalaman masa lalu seseorang.
Baik prosedur, kebiasaan, anggapan atau pendapat pribadi ini harus
dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Namun segala sesuatunya tidak
kaku dan dapat di rubah dengan penjelasan alasan dan di laporan keuangan
tersebut, sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami dan tidak terjadi
kesalahpahaman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.

7. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta
dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan

30
terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan
yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan),
kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki.
Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan 'yang diterima dan
jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian,
dapat diketahüi bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama
periode tertentu clari laporan laba rugi yang disajikan.
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti, sehingga dapat dipahami
dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis terhadap
laporan keuangan tersebut. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama
dari analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan
analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah
perusahaan dapat mencapai target yang telah direncakanan sebelumnya atau
tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
kelemahan ini, maka manajemen akan dapat memperbaiki menutupi
kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dijadikan modal
selanjutnya ke depan. Yang jelas dengan adanya kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki, maka akan tergambar kinerja manajemen selama ini.
Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen dengan mengetahui
keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tentang apa
yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke dengan cara menutupi
kelemahan yang ada, mempertahankan yang sudah sesuai dengan yang
diinginkan, dan berupaya untuk meningkatkan Iagi kekuatan yang sudah
diperolehnya selama ini.
Dalam melakukan analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara
dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat, hasil yang
diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau

31
rumus yang akan digunakan akan berakibat yang hendak dicapai tidak akurat.
Kemudian hasil perhitungan, dianalisis dan interprestasikan, sehingga
diketahui posisi keuangan sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan
secara teliti, mendalam, dan jujur.
Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan
menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu keuangan.
Kemudian analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan mengalisis
laporan keuangan yang dimiliki dalam periode. Di samping itu, analisis
laporan keuangan dapat dilakukan antara beberapa periode (misalnya 3 tahun).
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode
dengan menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu laporan. dapat pula
dilakukan antara satu laporan dengan laporan yang Iainnya. Hal ini dilakukan
agar akan lebih tepat untuk menilai kemajuan atau kinerja manajemen dari
periode ke periode selanjutnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya
analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat
dari analisis laporan keuangan adalah :
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan


perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.

4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu


dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu


penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau

32
6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.

8. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan


Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan
teknik analisis yang tepat. Tujuan dari penentuan metode dan teknik analisis
yang tepat adalah agar laporan kcuangan tersebut dapat memberikan hasil
Yang maksimal. Selain itu, bagi para pengguna (pihak yang kepentingan),
hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterprestasikannya.
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan. diperlukan
langkahlangkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan,
agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau
prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan
selengkap mungkin baik untuk I periode maupun beberapa periode.

2) Melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus


tertentu, secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-
benar tepat. Rumus-rumus yang digunakan merupakan rumus-rumus
yang sudah biasa atau dengan standar yang digunakan.

3) Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada


dalam laporan keuangan secara cermat.

4) Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran


yang telah dibuat.

5) Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

6) Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil


analisis tersebut.

Selanjutnya, setelah dilakukan prosedur atau langkah untuk melakukan


analisis keuangan, maka ditentukan metode analisisnya. Dalam praktiknya

33
terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai,
yaitu :

a. Analisis vertikal (statis).

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya


1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang
ada, dalam satu peri0de. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu
periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari period eke periode
tidak diketahui.

b. Analisis horizontal (dinamis)

Analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan


untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan
perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

Kemudian disamping metode yang digunakan untuk menganalisis


laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Analisis Perbandingan antava Laporan Keuangan.
2) Analisis Trend.
3) Analisis Persentase Per Komponen.
4) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana.
5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas.
6) Analisis Rasio.
7) Analisis Laba Kotor.
8) AnalisisTitik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even Point).

Analisis perbandingan antara laporan keuangan, merupakan analisis ini


dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
Artinya minimal 2 periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui
perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau

34
penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat
masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing
kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Analisis tren merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke
periode sehingga akan teriihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu
naik. turun atau tetap, serta seberapa besar perubahan yaitu naik, turun atau
tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang harus dihitung dalam
presentase.
Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan
untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan
keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui:

- Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total


aktiva.
- Struktur permodalan.
- Komposisi biaya terhadap penjualan.

Analisis sumber dan penggunaan dana, merupakan analisis yang


dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan
dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal
kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu
periode.
Analisis sumber dan penggunaan kas, merupakan merupakan analisis
yang digunakap untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan
penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu
Analisis rasio, merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan pos-pos yang ada dalam satu Iaporan keuangan atau pos-pos antara
Iaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.

35
Analisis laba kotor, merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari periode kesatu periode. Kemudian juga
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas atau break
even point. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi
berapa penjualan atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan
pada berbagai tingkat penjualan.8

B. Analisis Laporan Keuangan Syariah

Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dengan Pedoman


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah
Indonesia (PAPSI). Oleh karena itu, laporan keuangan harus mampu
memfasilitasi semua pihak yang terkait dengan bank syariah.

1. Macam-macam Laporan Keuangan Syariah


Laporan keuangan syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan ekuitas
e. Laporan perubahan dana investasi terikat
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah
g. Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
h. Catatan atas laporan keuangan

8
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010, hlm 66-
97.

36
2. Komponen – komponen Laporan Keuangan Syariah
a. Neraca

Unsur-unsur nerasa meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak


terikat, dan ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada
catatan atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri
dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak
terikat, dilakukann secara terpisah

b. Laporan laba rugi

Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya, penyajian


dalam laporan laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos
pendapatan dan beban.

c. Laporan arus kas

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 : Laporan Arus


Kas dan PSAK 31 : Akuntansi Keuangan9
Laporan arus kas yang menggambarkan arus kas perusahaan selama
satu periode tertentu dimana transasksi kas dikelompokkan pada:

1) Transaksi kegiatan operasi


2) Transasksi kegiatan pembiayaan
3) Transaksi kegiatan investasi

d. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas disajikan sesuai dengan PSAK 1 :


Penyajian Laporan Keuangan
Perubahan ekuitas bank syariah menggambarkan peningkatan atau
penurunan asset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.

9
Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm 83-86.

37
Laporan ekuitas berasal dari transaksi dengan pemegang saham
seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan bank syariah selama
periode yang bersangkutan.

e. Laporan perubahan dana investasi terikat


Perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat
berdaarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan
jenisnya.10

f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah

Zakat adalah Sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki


(pembayar zakat) untuk diserahkan kepada mustahiq (penerima zakat).
Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari
harta yang memenuhi kriteria wajib zakat. Pada prinsipnya wajib zakat
adalah shahibulmal. Bank dapat bertindak sebagai amil zakat.
Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan
shadaqah meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka
waktu, serta saldo akhir dana zakat, infak, dan shadaqah pada tanggal
tertentu. Sumber dana zakat, infak, dan shadaqah berasal dari bank dan
pihak lain yang diterima bank untuk disalurkan kepada yang berhak.
Penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah aberupa penyaluran kepada
yang berhak sesuai dengan prinsip syariah. Saldo dana zakat, infak, dan
shodaqah adalah dana zakat, infak dan shadaqah yang belum dibagikan
pada tanggal tertentu.
Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat,
infak, dan shadaqah sebagai komponen utama laporan keuangan, yang
menunjukkan:

10
Drs. Wiyoko Slamet, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syarariah, Jakarta:
PTGrafindo, 2005, hlm 164-172

38
1) Sumber dana zakat, infak, dan shadaqah yang berasal dari:
a) Zakat dari bank syari’ah
b) Zakat dari pihak luar bank syari’ah
c) Infak, dan
d) Shadaqah
2) Penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah untuk:
a) Miskin
b) Hamba sahaya
c) Orang yang terlilit utang (gharim)
d) Fakir
e) Orang yang baru masuk islam (muallaf)
f) Orang yang berjihad (fisabilillah)
g) Orang yang dalam perjalanan (ibnusabil), dan
h) Amil
3) Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infak, dan shadaqah
4) Saldo awal dana zakat, infak, dan shadaqah, dan
5) Saldo akhir dana zakat, infak, dan shadaqah

39
(Nama Perusahaan Misal Bank)
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah
Untuk tahun yang terakhir xxxx (tahun) xxxx (tahun lalu)

catatan xxxx (tahun) xxxx


Unit Moneter (tahun)
Unit
Moneter
Sumber-sumber zakat dan
sumbangan
Zakat jatuh tempo dari bank
Zakat jatuh tempo dari pemilik x.xxx.xxx ..
rekening
Sumbangan xxx.xxx
Total sumber zakat xxx.xxx
Penggunaan zakat dan x.xxx.xxx ..
sumbangan
Zakat untuk fakir dan miskin
Zakat untuk ibnusabil xxx.xxx ..
Zakat untuk gharimin dan
membebaskan budak xxx.xxx ..
Zakat untuk muallaf
Zakat untuk fisabilillah xx.xxx ..
Zakat untuk amil zakat (biaya xxx.xxx ..
administrasi dan umum)
Total penggunaan dana xxx.xxx ..
Kenaikan (penurunan) sumber-
sumber terhadap penggunaan xxx.xxx ..

40
Zakat dan sumbangan yang
belum dibagikan pada awal x.xxx.xxx ..
tahun
Zakat dan sumbangan yang x.xxx.xxx ..
belum dibagikan pada akhir
tahun
x.xxx.xxx ..

x.xxx.xxx ..

====== =====

Sumber : Muhammad (2014:100)

g. Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan


Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
meliputi sumber, penggunaan dana qardhul hasan selama jangka waktu
tertentu, dan saldo qardhul hasan pada tanggal tertentu.
Sumber dana qardhul hasan berasal dari bank atau dari luar bank.
Sumber dana qardhul hasan dari luar berasal dari infak dan shadaqah dari
pemilik, nasabah, atau pihak lainnya. Penggunaan dana qardhul hasan
meliputi pemberian pinjaman baru selama jangka waktu tertentu dan
pengembalian dana qardhul hasan temporer yang disediakan pihak lain.
Saldo tertentu dan pengembalian dana qardhul hasan dan dana qardhul
hasan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana
qardhul hasan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang
menunjukkan:
1) Sumber dana qardhul hasan yang ebrasal dari penerimaan :

41
a) Infak
b) Shadaqah
c) Denda, dan
d) Pendapatan non halal
2) Penggunaan dana qardhul hasan untuk:
a) Pinjaman
b) Sumbangan
3) Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
4) Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan, dan
5) Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan11

(Nama Bank)

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Untuk tahun yang terakhir xxxx (tahun) xxxx (tahun lalu)

catatan xxxx (tahun) xxxx


(tahun)
Unit Moneter
Unit
Moneter

Saldo awal

Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx

Sumber-sumber dana
qardhul hasan
xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari rekening
koran

xxx.xxx xxx.xxx
Alokasi dari pendapatan

11
Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, hlm 88-89.

42
yang dilarang syariah
(haram)

xxx.xxx xxx.xxx
Sumber diluar bank

Total sumber dana


selama tahun ini xxx.xxx xxx.xxx

Penggunaan dana xxx.xxx xxx.xxx


qardhul hasan

Pinjaman kepada para


pelajar

Pinjaman kepada para


pengrajin

Penyelesaian rekening
koran
xxx.xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx.xxx
Total penggunaan selama
tahun ini

xxx.xxx xxx.xxx

Saldo akhir tahun

43
Pinjaman kebajikan xxx.xxx xxx.xxx

Dana tersedia untuk


pinjaman

xxx.xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx.xxx

Sumber : Muhammad (2014:101)

h. Catatan atas laporan keuangan


Laporan keuangan harus mengungkapn semua informasi dan
material yang perlu untuk menjadikan laporan keuangan tersebut
memadai, relevan dan bisa dipercaya (andal) bagi para pemakainya.

C. Perbedaan Laporan Keuangan Bank Syari’ah dan Bank Konvensional


Pada akuntansi bank syari’ah, aktiva kewajiban investasi tidak terikat
ekuitas, sedangkan pada bank konvensional, yaitu aktiva utang modal. Perbedaan
ini menunjukkan ada penambahan investasi tidak terikat yang berupa dana
investasi tidak terikat (mudharabah muthiaqah) terdiri atas tabungan mudharabah
dan deposito mudharabah.
Pos bank syari’ah pada akun piutang jual beli terdiri atas piutang
murabahah, piutang salam, piutang istishna,piutang qardh, sedangkan pada bank
konvensional nama akunnya piutang dagang.

44
Pada sisi aktiva: Sisi pasiva:
 Piutang jual beli  Dana pihak ketiga
- Mudharabah  Giro wadi’ah
- Salam  Tabungan wadi’ah
- Istishna  Deposito wadi’ah
- lainnya  Investasi tidak terlihat
 Pembiayaan  Tabungan mudharabah
- Mudharabah  Deposito mudharabah
- Musyarakah
 Equity

Ada pula perbedaan konsep standar neraca bank syari’ah, yaitu sebagai
berikut :
1. Pada laporan keuangan bank konvensional selain laporannya sama (neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan cash flow, sedangkan pada
bank syari’ah, ada beberapa tambahan laporan keuangan, seperti laporan
sumber dan penggunaan dana ZIS sebagai zakat infak sedekah yang akan
disalurkan melalui qardh, sedangkan pada bank konvensional tidak, laporan
sumber dana penggunaan dana qardh sebagai pengemban fungsi social juga,
laporan perubahan dana investasi tidak terikat karena bank sebagai agen
syari’ah.
2. Pada bank konvensional tidak ada pinjaman qardh, yaitu pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali, meminjamkan
uang tanpa mengharapkan imbalan, bukan transaksi komersial.
3. Terdapat distribusi bagi hasil karena tujuan bank syari’ah berdasarkan bagi
hasil, jual beli dan sewa.

45
Pada laporan laba rugi bank syari’ah dan konvensional terdapat perbedaan
sebagai berikut:12

Bank Konvensional Bank Syari’ah

1. Pendapatan bunga bersih 1. Pendapatan operasional


kegiatan syari’ah
2. Beban operasional
2. Pendapatan operasional
3. Laba operasional
setelah distribusi bagi

4. Pendapatan nonoperasional hasil untuk investor dana


tidak terikat
5. Beban nonoperasional
3. Beban penyisihan,
6. Laba setelah pajak penghapusan aktiva

7. Pajak penghasilan 4. Beban estimasi kerugian


dan kontigensi
8. Laba bersih

5. Beban operasional lainnya

6. Laba (rugi) operasional

7. Pendapatan operasional

8. Beban nonoperasional

9. Laba bersih

12
H. Dadang Husen Sobana, Manajemen Keuangan Syar’iah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2018,
hlm 102-104.

46
CONTOH LAPORAN KEUANGAN BAIK KONVENSIONAL (PT BANK
MANDIRI)

47
Sumber : PT Bank Mandiri PERSERO (Tbk)
Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2022 dan 2021

48
CONTOH LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH INDONESIA

49
Sumber : PT Bank Syariah Indonesia Tbk
Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2022

50
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui


kinerja perusahaan dalam suatu periode. Oleh karena itu, sebelum kita
menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami hal-
hal yang berkaitan dengan laporan keuangan. Inti dari laporan keuangan adalah
menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode. Dalam praktiknya kita mengenal beberapa macam laporan keuangan
seperti :

1. Neraca
2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan catatan atas laporan keuangan

5. Laporan arus kas

Laporan keuangan syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen


berikut:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan arus kas

4. Laporan perubahan ekuitas

5. Laporan perubahan dana investasi terikat

6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah

7. Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan

8. Catatan atas laporan keuangan

51
Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu
periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu

B. Saran
1. Untuk Perusahaan
a. Agar suatu perusahaan ataupun bank berjalan dengan baik maka sebaiknya
laporan keuangan haruslah tetap berjalan dan tertata dengan baik, karena
laporan keuangan merupakan kewajiban perusahaan untuk membuat dan
melaporkan keuangan pada periode tertentu, dengan adanya laporan
keuangan maka perusahaan dapat melihat kelebihan dan kelemahan
keuangan yang dimiliki.
b. Sebaiknya suatu perusahaan dalam mempublish laporan keuangannya
memberikan penjelasan atas istilah-istilah yang masih sulit dipahami
masyarakat umum, agar laporan keuangan bisa tersampaikan dengan jelas
kepada masyarakat.
2. Untuk Pemerintah
Agar tetap memberikan dukungan dan pengawasan atas kinerja analisa
laporan keuangan suatu perusahaan.

52
DAFTAR PUSTAKA

Husen Sobana, Dadang. 2018. Manajemen Keuangan Syari’ah. Bandung: CV


Pustaka Setia.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Muhammad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.

Slamet, Wiyoko. 2005. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syarariah,


Jakarta: PTGrafindo.
Syafri Harahap, Sofyan. 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT RajaGrafindo.

53

Anda mungkin juga menyukai