Anda di halaman 1dari 51

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (PSAK 1), LAPORAN ARUS KAS

(PSAK 2)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan
Prodi D4 Akuntansi

Dosen :
Khairaningrum Mulyanti, SPd, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 2
1. Andi Ahmad Fawzan ( 3154004 )
2. Andini Fatika Herina ( 3154007 )
3. Ivoni Indriani ( 3154013 )
4. Putri Afiifah ( 3154082 )

Kelas :D4 AK 4C

DIPLOMA IV AKUNTANSI KEUANGAN


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “
Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1 Asing & Laporan Arus Kas PSAK 2”
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Akuntansi pada
jurusan D4 Akuntansi Keuangan Politeknik Pos Indonesia. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan pikiran baik materi maupun pikirannnya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan referensi
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................2
1.2 Tujuan.....................................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup......................................................................................................3
1.4 Definisi....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................................6
2.1 Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1................................................................6
2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan................................................................................6
2.1.2 Komponen Lamporan Keuangan......................................................................7
2.1.3 Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan.........................................................7
2.1.4 Karakteristik Umum Laporan Keuangan.........................................................7
2.2 Laporan Arus Kas PSAK 2.................................................................................19
2.2.1 Manfaat Informasi Arus Kas...........................................................................19
2.2.2 Penyajian Laporan Arus Kas..........................................................................20
2.2.3 Komponen Kas dan Setara Kas......................................................................30
2.2.4 Contoh Ilustratif.............................................................................................31
2.3 Studi Kasus Perusahaan......................................................................................40
2.3.1 Profil Perusahaan............................................................................................40
2.3.2 Laporan Keuangan PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk..............................41
2.3.3 Pembahasan dari Hasil Analisis......................................................................47
BAB III..................................................................................................................49
PENUTUP.............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................50

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan suatu sistem dengan input data atau informasi dan
output berupa informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi pihak internal
dan eksternal. Input akuntansi merupakan transaksi transaksi atau bukti. Proses
akuntansi merupakan kegiatan identikasi, pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran sehingga menghasilkan laporan keuangan.
Dewan standar akuntansi keuangan atau DSAK memiliki kewenangan untuk
mengatur standar akuntansi keuangan. Indonesia dan untuk menyetujui
interpretasi standar tersebut. PSAK dimaksudkan untuk diterapkan oleh entitas
yang berorientasi profit. Laporan keuangan entitas memberikan informasi tentang
kinerja, posisi keuangan, perubahan entitas, arus kas, catatan atas laporan
keuangan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan
keuangan. Pengguna ini adalah investor dan calon investor, bank dan kreditur,
pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat umum. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
Kerangka dasar menurut PSAK menyajikan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. PSAK
adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. Menurut
PSAK No. 1 laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas. Dalam
pernyataan SAK atau PSAK No. 2 dinyatakan bahwa perusahaan harus menyusun
laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian pelaporan
keuangan. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi yang

4
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu unit usaha selama periode
tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi
tugas kelompok dari mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan jurusan D4
Akuntansi Keuangan Politeknik Pos Indonesia. Sedangkan tujuan dari PSAK 1
adalah untuk memastikan penyajian informasi yang dapat di perbandingkan
dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan dengan
menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Adapun tujuan dari PSAK 2 adalah
memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas
dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklarifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama satu
periode.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang akan dibahas dalam PSAK 1, yaitu :
a. entitas menerapkan pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan SAK. Pernyatan ini tidak
berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
b. SAK mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
transaksi spesifik dan peristiwa lain.
c. Pernyataan ini tidak diterapkan pada stuktur dan isi laporan keuangan
interim ringkas yang disusun sesuai PSAK 3: Laporan Keuangan Interim.
Akan tetapi, paragraf 15-35 diterapkan pada laporan keuangan interim
tersebut. Pernyataan ini diterapkan bagi seluruh entitas, termasuk entitas
yang menyajikan laporan keuangan konsolidasi sesuai PSAK 65: Laporan
Keuangan Konsolidasi dan entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri
sesuai dengan PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri.
d. Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang
berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas dengan
aktifitas nirlaba di sektor swasta atau sektor publik menerapkan pernyataan
ini, maka entitas tersebut mungkin perlu menyesuaikan deskripsi yang

5
digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan
laporan keuangan itu sendiri.
e. Serupa dengan hal tersebut, entitas yang tidak memiliki ekuitas
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan:
Penyajian (contohnya reksa dana) dan entitas modalnya bukan ekuitas
(contohnya koperasi) mungkin perlu menyesuaikan penyajian laporan
keuangan kepentingan peserta atau pemegang unit.
Dan dalam PSAK 2, yaitu:
a. Entitas menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian
takterpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan.
b. Pengguna laporan keuangan entitas berkepentingan untuk mengetahui
bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal
tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas entitas serta
apakah kas dapat dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di
lembaga keuangan. Pada dasarnya, entitas membutuhkan kas dengan
alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil
pendapatan utama (revenue-producing activites). Entitas membutuhkan
kas untuk melaksanakan usahanya, melunasi kewajiban, dan membagikan
deviden kepada investor. Sejalan dengan hal tersebut pernyataan ini
mensyaratkan seluruh entitas menyajikan laporan arus kas.
1.4 Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 1:
1) Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan deskripsi naratif atau
pemisahan pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan
dalam laporan keuangan tersebut.

6
2) Laba rugi adalah total penghasilan dikurangi beban, tidak termasuk
komponen-komponen penghasilan komprehensif lain.
3) Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai “laporan
keuangan”) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
4) Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri maupun
bersama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan
keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memperhatikan keadaan terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan
keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
5) Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklarifikasikan sebagai ekuitas.
6) Penghasilan komprehensif lain berisi pos-pos penghasilan dan beban
(termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diaukui dalam laba rugi
sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK.
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 2:
1) Aktivitas investasi adalah perolehan dan pele[pasan aset jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
2) Aktivitas operasi adalah aktivitas penhasil utama pendapatan entitas dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.
3) Aktivitas pendanaan adlah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
umlah serta komposisi kontribusi ekuitas dan pinjaman entitas.
4) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.
5) Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand
deposits).
6) Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid,
berjangka pendek, yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi
kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan
nilai yang tidak signifikan.

7
BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


2.1 Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1
2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan
dan kinerja keungan suatu entitas. Tujuan laporan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Disini yang bertugas memberikan informasi
adalah Perusahaan kepada Para Pemangku Kepentingan (stakeholders). Laporan
Keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaaan sumber daya yang dipercaya kepada mereka. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas yang meliputi
a) Aset
b) Liabilitas
c) Ekuitas
d) Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
e) Kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitas sebagai pemilik
f) Arus kas
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas
masa depan entitas dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya
kas dan setara kas.
Entitas dapat menyajikan suatu laporan tunggal untuk laba rugi dan
penghasilan komprehemsif lain, dengan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan bersama, dengan
bagian laba rugi disajikan terlebih dahulu diikuti secara langsung bagian
penghasilan komprehensif lain. Entitas dapat menyajikan bagian laba dalam suatu
laporan laba rugi tersendiri. Jika demikian, laporan laba rugi tersendiri tersebut
akan langsung mendahului laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif
yang dimulai dengan laba atau rugi.

8
Beberapa entitas menyajikan terpisah dari laporan keuangan, suatu kajian
keuangan oleh manajemen yang mendeskripsikan dan menjelaskan fitur utama
dari kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas, dan kondisi ketidakpastian
utama yang dihadapinya. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai :
a) Faktor dan pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan, termasuk
perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan entitas
terhadap perubahan tersebut an dampaknya, dan kebijakan investasi entitas
untuk memelihara serta meningkatkan kinerja keuangan, termasuk
kebijakan dividen.
b) Sumber pendanaan entitas dan target rasio liabilitas terhadap ekuitas.
c) Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan
sesuai dengan SAK.
2.1.2 Komponen Lamporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan pada Akhir Periode
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain selama periode
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
4. Laporan Arus Kas selama periode
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan Awal Periode Sebelumnya

2.1.3 Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan


Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian
Laporan Keuangan entitas. Manajemen entitas disini adalah manajemen dari suatu
perusahaan.

2.1.4 Karakteristik Umum Laporan Keuangan


a. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
Laporan Keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian
secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan
definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan dan beban yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan
SAK, dengan pengungkapan tambahan jika dibutuhkan, dianggap menghasilkan

9
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah dipatuhi terhadap SAK membuat
pernyataan secara ekspisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat mendeskripsikan bahwa
laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut
telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar
juga mensyaratkan entitas untuk :
a) Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan
PSAK 25. Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan. PSAK 25 mengatur hirarko pedoman otoritatif
yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam banyak hal tidak
terdapat PSAK yang secara spesifik mengatur suatu pos
b) Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, dengan cara
menyediakan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan,
dan mudah dipahami.
c) Menyediakan pengungkapan tambahan jika kepatuhan dengan
persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna
laporan keuangan untuk memahami dampak dari transaksi,
peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan
kinerja keuangan entitas.
Dalam penyajian LK harus dilakukan secara jujur, membuat pernyataan eksplisit
dan tanpa terkecuali terhadap SAK dalam CALK, serta tidak dapat memperbaiki
kebijakan akuntansi yang tidak tepat.
b. Kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian
tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas
menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain
melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilainnya)

10
mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau
kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang
dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.

c. Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan dengan dasar akrual kecuali laporan
arus kas. Pada dasar akrual, pendapatan atau beban diakui ketika pendapatan atau
beban tersebut telah terjadi. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan,
entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatn dan beban
(unsurr-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan keuangan.

d. Materialitas dan penggabungan


Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.
Sedangkan, maksud dari penggabungan adalah pengelompokan secara terpisah
berdasar sifat atau fungsi. Jika nilainya tidak material, penyajian bisa
digabung dengan pos lain yang sejenis dalam Laporan Keuangan atau disajikan
terpisah dalam catatan atas Laporan Keuangan.
e. Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK.
Entitas melaporkan secara tersendiri aset dan liabilitas, serta penghasilan
dan beban. Saling menghapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan
pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau

11
kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas masa
depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa
lain.

f. Frekuensi pelaporan
Entitas wajib menyajikan Laporan Keuangan lengkap setidaknya secara
tahunan. Jika akhir periode pelaporan berubah, maka entitas mengungkapkan
alasan penggunaan periode tersebut dan fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam
Laporan Keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.

g. Informasi komparatif
Terdapat 2 klasifikasi perbedaan informasi komparatif, yakni:
- Persyaratan Minimum Komparatif
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode terdekat
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi
komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode
sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.
- Tambahan Informasi Komparatif Sukarela
Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan SAK, sepanjang
informasi tersebut disiapkan sesuai dengan SAK.
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam Laporan Keuangan antar periode
dilakukan secara konsisten, kecuali:
 Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas
atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan

12
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; atau
 Perubahan tersebut diperkenankan dalam PSAK.

Komponen Laporan Keuangan


1. Laporan Posisi Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan adalah :
(a) Aset tetap
(b) Properti investasi
(c) Aset tak berwujud
(d) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada poin e,h, dan i
(e) Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
(f) Persediaan
(g) Piutang dagang dan piutang lain
(h) Kas dan setara kas
(i) Total aset yang diklarifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan
aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklarifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual.
(j) Utang dagang dan utang lain
(k) Provisi
(l) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam poin k
dan l
(m)Liabilitas dan aset untuk pajak kini
(n) Liabilitas dan aset pajak tangguhan
(o) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklarifikasikan
dimiliki untuk dijual.
(p) Kepentingan non pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
(q) Modal saham dan cadangan yang dapat diatrubusikan kepada pemilik
entitas induk.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar, dan liabilitas jangka
panjang atu jangka pendek, sebagai klarifikasi tersendiri dalam laporan posisi
keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak dikalrifikasikan sebagai
aset lancar (liabilitas jangka pendek).
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar apabila:
● Mengharapkan akan merealisasikan aset atau bermaksud menjualnya dalam
siklus operasi normal
●Mengharapkan merealisasikan aset 12 bulan setelah pelaporan
●Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan

13
●Kas atau setara kas, kecuali apabila dibatasi pertukarannya atau penggunaannya
untuk menyelesaikan liabilitas sekurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Diluar kategori ini dikelompokan sebagai aset tidak lancar.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek apabila:


●Mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normalnya
●Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka 12 bulan setelah
periode pelaporan
●Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
●Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklarifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut


sebagai liabilitas jangka panjang.
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk
biaya karyawan dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal.

2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain (Laporan
Penghasilan Komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain:
a. Laba rugi
b. Total penghasilan komprehensif lain
c. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
Jika entitas menyajikan Laporan Laba Rugi Terpisah, maka entitas tidak
menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan
komprehensif.
Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam Laporan Laba Rugi

14
dan Penghasilan Komprehensif Lain:
a. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
- Kepentingan nonpengendali; dan
- Pemilik entitas induk
b. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
- Kepentingan nonpengendali; dan
- Pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.

Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi


a. Pendapatan
b. Biaya keuangan
c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan).

Bagian Penghasilan Komprehensif Lain


Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah
penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan
berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas
asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan
dikelompokkan sesuai dengan SAK:
- Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
- Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-pos penghasilan dan
beban sebagai pos luar biasa dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lain atau dalam CALK.

15
●Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode
Yaitu perubahan aset atau liabilitas yang tidak memengaruhi laba pada periode
berjalan, yang disebabkan oleh :
>Selisih revaluasi aset tetap (PSAK 16 & ISAK 19)
>Perubahan nilai investasi sekuritas available for sales (PSAK 55)
>Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti (PSAK 24)
>Translasi laporan keuangan (PSAK 10)
>Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian lindung nilai arus kas (PSAK 55)

3. Laporan Perubahan Ekuitas


laporan perubahan ekuitas mencakup informasi sebagai berikut :
(a) total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukan
secara tersendiri jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dan kepada kepentingan nonpengendali.
(b) Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau penyajian
kembali secara retrospektif.
(c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara tersendiri mengungkapkan masing-masing perubahan
yang timbul :
- laba rugi
- penghasilan komprehensif lain
- transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menujukkan secara tersendiri kontribusi dan distribusi kepada pemilik dan
perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya
pengendalian.

4.Laporan Arus Kas


Informasi arus kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. Penjelasan detail
dijelaskan pada PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas.

16
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
(a) Menyajikan informasi dasar penyusunan Laporan Keuangan dan kebijakan
akuntansi, seperti dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam
estimasi
(b) Mengungkapkan informasi yang tidak disajikan dalam bagian manapun dalam
Laporan Keuangan tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami Laporan
Keuangan.
(c) menyediakan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatn atas laporan keuangan dengan urutan
sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan
dengan laporan keuangan entitas lain:
(a) Pernyataan kepatuhan terhadap SAK (lihat paragraf 16)
(b) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (lihat paragraf
117)
(c) Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, seusai dengan urutan penyajian
laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
(d) Pengungkapan lain, termasuk:
(i) Liabilitas kontinjensi (lihat PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontinjensi) dan komitmen kontraktual yang belum diakui; dan
(ii) Pengungkapan informasi nonkeuangan, contohnya tujuan dan kebijakan
manajemen risiko keunangan (lihat PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan).

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi


Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:
(a) Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan; dan
(b) Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami
laporan keuangan.

17
Penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna laporan
keuangan mengenai dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan
(sebagai contoh, biaya historis, biaya perolehan kini , nilai realisasi neto, nilai
wajar atau jumlah terpulihkan) karena dasar pengukuran yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan mempengaruhi analisis pengguna laporan keuangan
secara signifikan. Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran
dalam laporan keuangan, sebagai contoh ketika suatu kelas aset tertentu
direvaluasi, maka hal tersebut memadai dengan memberikan suati indikasi
kategori aset dan liabilitas dimana setiap dasar untuk pengukuran diterapkan.

Sumber Ketidakpastian Esimasi

Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai


masa depan, dan sumber utama lain dari ketidakpastian estimasi lain pada akhir
periode pelaporan, yang memiliki resiko signifikan yang mengakibatkan
penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas tersebut, catatan
atas laporan keuangan memasuki detil atas:
(a) Sifat; dan
(b) Jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Penentuan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan
estimasi dampak ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan
liabilitas tersebut pada akhir periode pelaporan. Sebagai contoh, dalam hal tidak
tersedianya harga pasar kini yang diobservasi, maka estimasi berorientasi masa
depan dibutuhkan untuk mengukur jumlah yang terpulihkan atas kelompok aset
tetap, dampak keusangan teknologi atas persediaan, provisi yang bergantung pada
hasil masa depan dari proses litigasi yang masih berjalan, dan liabilitas imblan
kerja jangka panjang seperti kewajiban pensiun. Estimasi tersebut melibatkan
asumsi tentang hal-hal tersebut karena penyesuaian risiko atas arus kas dan tingkat
diskonto, perubahan gaji dimasa depan dan perubahan harga dimasa depan
mempengaruhi biaya lain.

Modal

18
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam
mengelola modal.
Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa cara dan dapat bergantung
pada persyaratan permodalan yang berbeda. Sebagai contoh, entitas konglomerasi
mungkin mencangkup entitas yang melakukan aktivitas asuransi dan perbankan
dan entitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi di beberapa yurisdiksi.
Ketika gabungan pengungkapan persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola
tidak menyediakan informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahamn
pengguna laporan keuangan atas sumber permodalan entitas, maka entitas
mengungkapkan informasi tersendiri untuk setiap persyaratan modal yang berlaku
bagi entitas.

Pengungkapan lain

Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

(a) Jumlah deviden yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode serta jumlah terkait deviden per lembar saham; dan
(b) Jumlah deviden preferen yang tidak diakui.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di


bagian manapun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan
keuangan:

(a) Domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian dan alamat kantor
pusat entitas
(b) Deskripsi mengenai sifat operasi dan aktivitas utama entitas
(c) Nama enetitas induk dan nama entitas induk terakhir dalm kelompok usaha;
dan
(d) Bagi entitas yang memiliki umur terbatas, informasi tentang lama umur
entitas.

19
Etnitas menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 januari 2015.

Penarikan

Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan


Keuangan.

PEDOMAN IMPLEMENTASI

Pedoman Implementasi ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 1.

Ilustrasi Struktur Laporan Keuangan

PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengatur komponen laporan


keuangan dan persyaratan minimal pengungkapan dalam laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dan laporan perubahan
ekuitas. PSAK 1 juga menjelaskan lebih lanjut pos-pos yang disajikan baik dalam
komponen laporan keuangan yang relevan atau catatan atas laporan keuangan.
Pedoman ini menyediakan contoh sederhana tentang bagaimana persyaratan
PSAK 1 terkain laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan penghasilan
komprehensif lain, dan laporan perubahan ekuitasd dapat terpenuhi. Entitas dapat
mengubah urutan penyajian dan deskripsi yang digunakan untuk menjelaskan pos-
pos jika diperlukan untuk memenuhi keadaan tertentu.

Pedoman ini terbagi dalam tiga bagian. Paragraf PI03-PI06 menyediakan


contoh penyajian laporan keuangan. Paragraf PI07-PI09 menyediakan contoh
penentuan penyesuaian reklasifikasi atas aset keuangan yang dikategorikan
sebagai tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran. Paragraf PI10-PI11 meberikan contoh
pengungkapan modal.

20
2.2 Laporan Arus Kas PSAK 2
2.2.1 Manfaat Informasi Arus Kas
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, maka
laporan arus kas dapat menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam aset neto entitas, struktur keuangan
(termasul likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan
peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas
masa depan dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan
dampak penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah,
waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Informasi arus kas historis juga
berguna untuk meneliti ketepatan dari penilaian masa lalu atas arus kas masa
depan dan dalam menguji hubungan antara profitabilitas dan arus kas neto serta
dampak perubahan harga.
Kas dan setara kas
Setara kas dimiliki untuk tujuan memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi kualifikasi sebagai setara
kas, suatu investasi harus segera dapat dikonversikan menjadi kas dalam jumlah
yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yag tidak signifikan.
Oleh karena itu, suatu investasi umumnya memenuhi kualifikasi sebagai setara
kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, sebagai contoh, tiga bulan
atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk ekuitas tidak
termasuk setara kas, kecuali subtansi investasi dalam bentuk ekuitas tersebut
adalah setara kas, sebagai contoh, saham preferen yang diperoleh dalam suatu
periode singkat dari jatuh temponya dan tanggal penebusan yang telah di
tentukan.

21
Pinjaman bank umumnya dipertimbangkan sebagai aktivitas pendanaan.
Akan tetapi, dibeberapa negara, cerukan (bank overdraft) yang dibayarkan lagi
berdasarkan permintaan merupakan bagian yang takterpisahkan dari pengelolaan
kas entitas. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara
kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut dapat mengakibatkan saldo
bank sering berfluktuasi dari saldo positif menjadi penarikan berlebih.
Arus kas tidak termasuk perpindahan di antara pos-pos yang termasuk
dalam kas atau setara kas karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari
pengelolaan kas-kas termasuk investasi atas kelebihan kas dalam setara kas.

2.2.2 Penyajian Laporan Arus Kas


Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Klasifikasi arus kas
berdasarkan aktivitas menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk menilai dampak aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta
terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi ini juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Suatu transaksi tunggal dapat mencakup beberapa arus kas yang
diklasifikasikan secara berbeda. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank
mencakup keduanya, pokok pinjaman dan bunga, maka unsur bunga dapat
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan unsur pokok pinjaman
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
a) Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi adalah indikator utama
untuk menentukan apakah operasi entitas telah menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar
deviden, dan melakukan investasi baru tanpa bantuan sumber pendanaan dari luar.
Informasi tentang komponen spesifikasi atas arus kas operasi historis adalah

22
berguna, dalam hubungannya dengan informasi lain, dalam memperkirakan arus
kas operasi masa depan.
Arus kas dalam aktivitas operasi diperoleh terutama dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba
rugi. Bebrapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
(a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
(b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
(c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
(d) Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
(e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubunga denga
premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;
(f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas
pendanaan dan investasi; dan
(g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.

Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and
loans) untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, yang dalam hal ini
dapat disamakan dengan persedian yang diperoleh secara spesifik untuk dijual
kembali. Oleh karena itu, arus kas yang timbul dari pembelian dan penjualan
dalam transaksi efek yang diperjualbelikan atau diperdagangkan tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Serupa dengan hal tersebut, uang muka
(cash advances) dan pinjaman oleh lembaga keuangan, umumnya diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama
pendapatan lembaga keuangan tersebut.
b) Aktivitas investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi adalah
penting karena arus kas tersebut merepresentasikan sejauh mana pengeluaran yang
telah terjadi untuk sumber daya yang diintensikan untuk menghasilkan pengakuan
atas aset dalam laporan posisi keuangan yang memenuhi syarat untuk
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Beberapa contoh arus kas yang timbul
dari aktivitas investasi adalah:

23
a. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tidak berwujud, dan
aset jangka panjang lain. Pembayaran ini termasuk dalam kaitannya
dengan biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang
dibangun sendiri;
b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset
jangka panjang lain;
c. Pembayaraan kas untuk memperoleh instrumen utang dan instrumen
ekuitas entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
membayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas
entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain penerimaan
kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau dipeejualbelikan);
e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang
muka dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan);
f. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan
kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh
lembaga keuangan);
g. Pembayaran kas untuk future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts, kecuali jika konrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualabelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
h. Penerimaan kas dari future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts, kecuali jika konrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualabelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Jika suatu kontrak dicatat sebagai lindung nilai atas posisi arus kas teridentifikasi,
maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama
seperti arus kas dari posisi yang dilindung nilainya.

c) Aktivitas Pendanaan

24
Pengungkapan terpisah atas arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas aruskas masadepann
oleh apara penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan adalah:
(a.) penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lain;
(b.) pembayaran kas kepada pemilik untuk memperoleh atau menebus saham
entitas;
(c.) penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain;
(d.) pelunasan pinjaman; dan
(e. )pembayaran kas oleh lessee untuk menguranginsaldo liabilitas yang
berkaitah dengan sewa pembiyaan.

1. PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
salah satu dari metode berikut:
(a.) Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pembayaran kas bruto diungkapkan; atau
(b.)Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh transaksi yang bersifat nonkas,
penangguhan, atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk
operasi di masa lalu atau masa depan, dan pos penghasilan atau beban
yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode lagsung. Metode langsung menyediakan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan
oleh metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai
kelpompok utama atas penerimaan kas bruto dan pembayaran kas bruto dapat
ditentukan:
(a.) Dari catatan akuntansi entintas; ataua
(b.)Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan (penghasilan
bunga dan penghasilan serupa dan beban bunga dan beban serupa untuk

25
suatu lembaga keuangan) dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain untuk :
(i). Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode
berjalan;
(ii). Pos nonkas lain; dan
(iii). Pos lain dimana kasnya berdampak pada arus kas investasi dan
pendanaan.
Dalam metode metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi neto dari dampak:
(a.) Perubahan persediaan, piutang usaha dan utang usaha selama periode
berjalan;
(b.) Pos nonkas seperti penyusutan, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasikan, serta laba entitas asosiasi
yang belum didistribusikan; dan
(c.) Seluruh pos lain dimana kasnya berdampak pada arus kas investasi dan
pendanaan. Sebagai alternatif, arus kas neto dari aktivitas operasi dapat
disajikan berdasarkan metode tidak langsung dengan menyajikan
pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain serta perubahan dalam persediaan, piutang
usaha, dan utang usaha selama periode.

2. PELAPORAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI DAN


PENDANAAN
Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pembayaran kas bruto yang timbul dari aktivitas investasi dan pendanaan,
kecuali arus kas yang dideskripsikan dalam paragraf 22 dan 24 dilaporkan atas
dasar arus kas neto.

3. PELAPORAN ARUS KAS ATAS DASAR ARUS KAS NETO


Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
berikut ini dapatb di laporkan atas dasar arus kas neto:

26
(a.) Penerimaan dan pembayaran kas untuk kepentingan pelanggan jika arus
kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas
entitas; dan
(b.)Penerimaan dan pembayaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
jumlah yang besar, dan jangka waktu singkat.

Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas adalah:


(a.) Penerimaan dan pelunasan rekening giro bank;
(b.) Dana pelanggan yang dikelola oleh entita investasi; dan
(c.) Rental yang ditagih oleh pengelola untu kepentingan dari, dan selanjutnya
disetor kepada, pemilik properti.

Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas adalah uang muka yang dibuat
untuk, dan pelunasan atas:
(a.) Jumlah pokok yang berhubungan dengan kartu kredit nasabah;
(b.)Pembelian dan penjualan investasi; dan
(c.) Pinjaman jangka pendek lain, sebagai contoh, pinjaman jangka pendek
yang memiliki periode jatuh tempo dalam tiga bulanatau kurang.

Arus kas yang timbul dari aktivitas lembaga keuanganberikut ini dapat dilaporkan
atas dasar arus kas neto:
(a.) Penerimaan dan pembayaran kas dengan sehubungan dengan penerimaan
dan pelusaan deposito berjangka dengan jatuh temo yang tetap;
(b.) Penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lain;
dan
(c.) Pemberian dan pelunasan uang muka dengan pinjaman yang diberikan
kepada nasabah.

4. ARUS KAS DALAM VALUTA ASING


Arus kas yang timbul dari transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang
fungsional entitas dengan mengalikan jumlah valuta asing tersebut dengan kurs
antara mata uang fungsional dengan valuta asing pada tanggal transaksi arus kas.
Arus kas entitas di luar negeri dijabarkan berdasarkan kurs antara mata
uang fungsional dengan valuta asing pada tanggal tansaksi arus kas.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul dari
perubahan kurs valuta asing bukan merupakan arus kas. Akan tetapi, dampak

27
perubahan kurs atas kas dan setara kas dalam valuta asing dilaporkan dalam
laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setara
kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada, seandainya arus kas
tersebut telah dilaporkan dengan kurs pada akhir periode.

5. BUNGA DEVIDEN
Arus kas dari bunga dan deviden yang diterima dan dibayarkan, masing-
msing diungkapkan secara terpisahkan. Masing-masing diklasifikasikan secara
konsisten antara periode sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Jumlah bunga yang dibayarkan selama suatu periode diungkapkan dalam
laporan arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
atau yang dikapitalisasi sesuai PSAK 26: Biaya Pinjaman.
Bunga yang dibayarkan serta bunga dan deviden yang diterima oleh
lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Akan tetapi,
bagi entitas lain belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas ini. Bunga
yang dibayarkan serta bunga dan deviden yang diterima dapat diklasifikasikan
sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba rugi. Sebagai alternatif, bunga
yang dibayarkan serta bunga dan deviden yang diterima dapay diklasifikasikan
sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena merupakan biaya
perolehan sumber daya keuangan atau sebagai imbal hasil investasi.
Deviden yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai arus kas
pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai
alternatif, deviden yang dibayarkan dapat diklasifikasikan komponen arus kas dari
aktivitas operasi dengan maksud membantu pengguna untuk menentukan
kemampuan entitas membayar deviden dari arus kas operasi.

6. PAJAK PENGHASILAN

28
Arus kas yang timbul dari pajak penghasilan diungkap secara terpisah dan
diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali dapat
diindentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas investasi dan pendanaan.
Pajak penghasilan dikenakan atas tramsaksi yang menghasilkan arus kas
yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam
laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan dapat dengan mudah
diindentifikasi dengan aktivitas investasi atau pendanaan, namun arus kas pajak
penghasilan yang bersangkutan sering kali tidak praktis untuk diindentifikasikan
dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang
mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang dibayarkan biasanya diklasifikasikan
sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Akan tetapi, jika arus kas pajak tersebut
dapat diidentifikasi secara praktis dengan transaksi individual yang menimbulkan
arus kas, maka arus kas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan atau
investasi sesuain dengan jenis aktivitas tersebut. Jika arus kas pajak dialokasikan
pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah total pajak yang dibayar
diungkapkan.

INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, ENTITAS ASOSIASI, DAN


VENTURA BERSAMA
Jika akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi, ventura bersama atau
entitas anaka dicatat dengan menggunakan metode ekuitas atau metode biaya,
maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus kas hanya pad aarus
kas yang terjadi antara investor dan investee, sebagai contoh jumlah deviden dan
uang muka yang diterima.
Entitas yang melaporkan bagian kepentingannya dalam entitas asosiasi
atau ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas memasukan dalam
laporan arus kasnya, arus kas atas investasinya pad aentitas asosiasi atau ventura
bersama serta distribusi dan pembayaran atau peneriaan lain antara entitas tersebut
dengan entitas asosiasi atau ventura bersama.

29
PERUBAHAN KEPEMILIKAN DALAM ENTITAS ANAK DAN BISNIS
LAIN
Gabungan arus kas yang timbul dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak atau bisnis lain disajikan secara terpisah dan
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
40. Entitas pengungkapan hal-hal berikut, dalam gabungan, sehubungan dengan
perolehan dan kehilangan pengendalian ats entitas anak dan bisnis lain selama
suatu periode:
(a.) Jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima;
(b.) Bagian dari imbalan yang terdiri dari kas dan setara kas;
(c.) Jumlah kas dan setara kas dalam entitas anak atau bisnis lain dimana
pengendalian diperolehan atau hilang; dan
(d.)Jumlah aset dan liabilitas selain kas atau setara kas dalam entitas anak atau
bisnis laindimana pengendalian diperoleh atau hilang, diikhtisarkan
berdasarkan kategori utamanya.

Entitas investasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 65: Laporan


keuangan konsolidasian tidak perlu menerapkan paragraf 40(c) atau 40(d) untuk
investasi dalam entitas anak yang disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
Penyajian tersendiri atas dampak arus kas dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak dan bisnis lain sebagai pos tunggal, bersama-sama
dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan liabilitas yang diperoleh
atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut dengan arus kas
yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan lainnya. Dampak arus
kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan dari arus kas untuk
memperoleh pengendalian.
Jumlah gabungan kas yang dibayarkan atau diterima sebagai imbalan
untuk memperoleh atau kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lain
dilaporkan dalam laporan arus neto kas dan serta kas yang diperoleh atau
dilepaskan sebagai bagian dari transaksi, peristiwa atau perubahan keadaan.
Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang
tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian diklasifikasikan sebagai arus kas

30
dari aktivitas pendanaan, kecuali entitas anak dimiliki oleh entitas investasi,
sebagaimana didefinisikandalam PSAK 65: Laporan keuangan konsolidasian, dan
disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

TRANSAKSI NO KAS
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak mensyaratkan penggunaan
kas atau setara kas dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi tersebut
diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga
dapat menyediakan seluruh informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi
dan pendanaan tersebut.
Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap arus kas kini meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal
entitas. Tidak dimasukkannya transaksi ninkas dalam laporan arus kas ini
konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebagaimana pos tersebut tidak
mempengaruhi arus kas dalam periode kini. Beberapa contoh transaksi nonkas
adalah:
(a) Perolehan aset baik secara kredit atau melalui sewa pembiayaan;
(b) akuisisi suatu entitas melaui penerbitan instrumen ekuitas; dan
(c) konversi utang menjadi ekuitas.

2.2.3 Komponen Kas dan Setara Kas


Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas menyajikan
rekonsiliasijumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.
Oleh keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan peraturan perbankandi
seluruh dunia dan dalam rangka untuk kesesuaian dengan PSAK 1: Penyajian
LaporanKeuangan, entitas mengungkapkan kebijakan yang diadopsi dalam
menentukan komposisikas dan serta kas.
Dampak setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen
kas dan serta kas, sebagai contoh, perubahan dalam klasifikasi instrumen
keuanganyang sebelumnyadiperlakukan sebagai bagian dari portifolio investasi

31
entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

PENGUNGKAPAN LAIN
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifkan
yangtidak dapat digunakan oleh kelompok usaha, beserta pendapatan manajemen.
Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki olehentitas
tidak dapat digunakan oleh kelompok usaha. Contohnya, saldo kas dan setara kas
milik entitasanak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan kontrol
lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lain sehingga saldo kas tersebut tidak
dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lain.
Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami
posisi keuangan dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama
dengan pendapatan manajemen, dianjurkan dan mencakup :
(a) jumlah fasilitas pinjaman yang belu digunakan yang mungkin tersedia untuk
aktivitas operasi masa depan untuk menyelesaikankomitmen modal, dengan
mengindikasikanpembatasan pengguna fasilitas ini;
(b) dikosongkan;
(c) jumlah gabunga arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi
yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas
operasi; dan
(d) jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
dari setiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5: Segmen Operasi).

Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan pengguna untuk


memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara arus kas
bisnis sebagai suatu keseluruhan dan bagian komponennya serta ketersediaan dan
keragaman arus kas secara segmen.

TANGGAL EFEKTIF
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Penarikan

32
Pernyataan ini menggantikan PSAK 2 (2009): Laporan Arus Kas.

2.2.4 Contoh Ilustratif


Contoh ilustratif ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 2.

LAPORAN ARUS KAS UNTUK ENTITAS BUKAN LEMBAGA


KEUANGAN
Contoh ini hanya menampilkan jumlah periode kini. Jumlah yang sesuai
untuk periode sebelumnya disajikan sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan.
Informasi dari laporan laba rugi dan pengasilan kkomprehensif dan
laporan posisi keuangan disajikan untuk memerlihatkan penyusunan laporan arus
kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif atau laporan posisi keuangan disajikan sesuai dengan
pesyaratan pengungkapan dan penyajian sesuai PSAK lain.
Informasi tambahan berikut juga relevan untuk penyusunan laporan arus
kas:
 Semua saham entitas anak diperoleh dengan harga Rp590. Nilai wajar aset
yang diperoleh dan liabilitas diasumsikan sebagai berikut:
Rp
Persedian 100
Piutang Usaha 100
Kas 40
Aset tetap 650
Utang usaha 100
Utang jangka panjang 200
 Rp250 diperoleh dari penerbitan modal saham dan Rp250 diperoleh dari
pinjaman jangka panjang.
 Beban bunga Rp400, dan telah dibayar sebesar Rp170 selama periode
tersebut, Rp100 yang merupakan beban bunga periode sebelumnya juga
dibayar selama periode tersebut.
 Dividen yang dibayarkan Rp1.200.

33
 Liabiltas pajak pada awal dan akhir periode masing masing sebesar Rp400
dan Rp1.000 selama periode disisihkan Rp200 untuk tambahan pajak.
Pajak yang terutang dari dividen yang diterima berjumlah Rp100.
 Selama periode tersebut, entitas memperoleh aset tetap dengan harga
Rp1.250, Rp900 diperoleh dengan sewa. Pembayaran kas sebesar Rp350
untuk pembelian aset tetap.
 Pabrik dengan nilai buku Rp80 dan akumulasi penyusutan Rp60 dijual
harga Rp20.
 Piutang usah pada akhir 20X2 termasuk bunga piutang sebesar Rp100.

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk


periode yang berakhir 20X2.
Rp
Pendapatan 30.650
Beban pokok penjualan (26.000)
Laba bruto 4.650
Beban penyusutan (450)
Beban administratif dan penjualan (910)
Beban bunga (400)
Penghasilan investasi 500
Kerugian selilsih kurs (40)
Kaba sebelum pajak 3.350
Pajak penghasilan (300)
Laba neto 3.050
(a)Entitas tidak mengakui setiap komponen penghasilan komprehensif lain pada
periode yang berakhir 20X2
Laporan posisi keuangan konsolidasian pada akhir tahun 20X2
20X2
20X1
Rp Rp
Aset
Kas dan setara kas 230 160

34
Piutang usha 1.900 1.200
Persediaan 1.000 1.950
Investasi portofolio 2.500 2.500
Aset tetap 3.730 1.910
Akumulasi penyusutan (1.450) (1.060)
Aset tetap (neto) 2.280 850
Total aset 7.910 6.660
Liabilitas
Utang usaha 250 1.890
Utang bunga 230 100
Utang pajak penghasilan 400 1.000
Utang jangka panjang 2.300 1.040
Total liabiltas 3.180 4.030
Ekuitas
Modal saham 1.500 1.250
Saldo laba 3.230 1.380
Total ekuitas 4.730 2.630
Total liabilitas dan ekuitas 7.910 6.660
Laporan arus kas: Metode langsung (paragraf 18(a))

20X2
Rp
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 30.150
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (27.600)
Kas yang dihasilkan dari operasi 2.550
Pembayaran bunga (270)
Pembayaran pajak penghasilan (900)
Kas neto dari aktivitas operasi 1.380
Arus kas dari aktivitas investasi
Akuisisi entitas anak X dengan kas (catatan A) (550)

35
Pembelian aset tetap (catatan B) (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Penerimaan dividen 200
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi (480)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250
Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan 250
Pembayaran utang sewa pembiayaan (90)
Pembayaran dividen (1.200)
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790)
Kenaikan neto kas dan setara kas 110
Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) 120
Kas dan setara kas pada akhir periodde (catatan C) 230
(a)Pembayaran ini dapat juga dilaporkan sebagai arus kas dari aktivias operasi
Laporan arus kas: Metode tidak langsung (paragraf 18(b))
20X2
Rp
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba sebelum pajak 3.350
Penyesuaian untuk:
Penyusutan 450
Kerugian selisih kurs 40
Penghasilan investasi (500)
Beban bunga 400
3.740
Kenaikan piutang usaha dan piutan lain (500)
Penurunan persediaan 1.050
Penurunan utang usaha (1.740)
Kas yang dihasilkan dari operasi 2.550
Pembayaran bunga (270)

36
Pembayaran pajak penghasilan (900)
Kas neto dari aktivitas operasi 1.380
Arus kas dari aktivitas investasi
Akuisisi entitas anak X, dengan perolehan (550)
kas neto (catatan A)
Pembelian aset tetap (catatan B) (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Penerimaan dividen 200
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi (480)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250
Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan 250
Pembayaran utang sewa pemiayaan (90)
Pembayaran dividen (1.200)
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790)
Kenaikan neto kas dan setara kas 110
Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) 120
Kas dan setara kas pada akhir priode (catatan C) 230
(a) Pembayaran ini dapat juga ditamplkan sebagai arus kas dari aktivitas
operasi

Catatan atas Laporan Arus Kas (Metode Langsung dan Metode Tidak
Langsung)
A. Perolehan pengendalian atas entitas anak
Selama periode ini kelompok memperoleh pengendalian atas entitas anak
X. Nilai wajar aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih adalah
sebagai berikut:
Rp
Kas 40
Persediaan 100
Piutang usaha 100
Aset tetap 650
Utang usaha (100)

37
Utang jangka panjang (200)
Total harga beli 590
Dikurangi: Kas dari akuisisi entitas anak X (40)
Arus kas neto untuk memperoleh pengendalian 550
B. Aset tetap
Selama periode ini, kelompok memperoleh aset tetap dengan nilai
gabungan Rp1.250, dimana Rp900 diantaranya diperoleh melalui sewa
pembiayaan. Pembiayaan kas sebesar Rp350 digunakan untuk membeli
aset tetap.
C. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan saldo bank, serta investasi dalam
instrumen pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas meliputi
jumlah – jumlah dalam laporan posisi keuangan berikut ini:
20X2
20X1
Rp Rp
Kas dan saldo bank 40 25
Investasi jangka pendek 190 135
Kas dan setara kas yang dilaporkan 230 160
Sebelumnya
Dampak perubahan kurs valuta - (40)
Kas dan setara kas dinyatakan kembali 230 120
Kas dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank
sebesar Rp100 yang dimiliki oleh entitas anak dan tidak dapat digunakan
secara bebas oleh pemilik perusahaan (holding company) karena adanya
pembatasan arus mata uang.
Kelompok usaha mempunyai fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar
Rp2.000, dimana Rp700 di antaranya hanya dapat digunakan untk
ekspansi di masa depan.

D. Informasi segmen
Segmen A Segmen B
Segmen C
Rp Rp Rp
Arus kas dari:
Aktivitas operasi 1.520 (140) 1.380
Aktivitas investasi (640) 160 (480)
Aktivitas pendanaan (570) (220) (790)
310 (200) 110

38
Alternatif penyajian (metode tidak langsung)
Sebagai alternatif, dalam laporan arus kas dengan metode tidak langsung,
laba operasi sebelum perubahan modal kerja kadang – kadang disjaikan
sebagai berikut:

Rp
Pendapatan diluar penghasilan investasi 30.650
Biaya operasi diluar penyusutan (26.910)
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740
LAPORAN ARUS KAS UNTUK LEMBAGA KEUANGAN
1. Contoh ini hanya menampilkan jumlah periode berjalan. Jumlah
komparatif untuk periode terdekat sebelumnya disajikan sesuai dengan
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
2. Contoh penyajian dengan menggunakan metode langsung.
20X2

Rp
Arus kas dari aktivitas operasi 28.447
Penerimaan bunga dan komisi (23.463)
Pembayaran bunga 237
Pembayaran piutang yang sebelumnya telah dihapus (997)
Pembayaran kas kepada karyawan dan pemasok 4.224
(Kenaikan) penurunan dalam aset operasi:
Dana jangka pendek (650)
Deposito yang dimiliki untuk tujuan pengendalian moneter 234
Dana uang muka kepada pelanggan (288)
Kenaikan bersih piutang kartu kredit (360)
Efek jangka pendek lain yang diperjual belikan (120)
Kenaikan (penurunan) dalam liabilias operasi:
Deposito dari pelanggan 600
Sertifikat deposito yang diperjualbelikan (200)
Kas neto dari aktivitas operasi sebelum pajak penghasilan 3.440
Pajak penghasilan (100)
Kas neto dari aktivitas operasi 3.340

39
Arus kas dari aktivitas investasi
Peleasan Entitas Anak Y 50
Dividen yang diterima 200
Bunga yang diterima 300
Hasil penjualan efek yang tidak diperjualbelikan 1.200
Pembelian efek yang tidak diperjualbelikan (600)
Pembelian aset tetap (500)
Kas neto dari aktivitas investasi 650
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Penerbitan modal pinjaman 1.000
Penerbitan saham preferen oleh entitas anak 800
Pelunasan pinjaman jangka panjang (200)
Penurunan neto pinjaman lain (1.000)
Pembayaran dividen (400)
Kas neto dari aktivitas pendanaan 200
Pengaruh perubahan kurs mata uang pada kas dan setara kas 600
Kenaikan neto kas dan setara kas 4.790
Kas dan setara kas pada awal periode 4.050
Kas dan setara kas pada akhir periode 8.840

2.3 Studi Kasus Perusahaan


2.3.1 Profil Perusahaan
Kiprah ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum
menetapkan Architecten-Ingenicure-en Annnemersbedrijf “Associatie Selle en de
Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.), salah satu perusahaan milik
Belanda yang dinasionalisasi,menjadi PN Adhi Karya.Nasionalisasi ini ditujukan
untuk memacu pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Status ADHI berubah menjadi sebuah Perseroan Terbatas pada tanggal 1
Juni 1974 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman. ADHI
100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sampai pada akhir tahun 2003 saat

40
Negara Republik Indonesia melalui Menteri Negara BUMN, selaku Kuasa
Pemegang Saham, melepas 49% kepemilikannya atas saham ADHI untuk
ditawarkan kepada masyarakat melalui Initial Public Offering (IPO). Keputusan
tersebut diikuti oleh pendaftaran saham ADHI di Bursa Efek Jakarta (sekarang
BEI) yang sekaligus menjadikan ADHI sebagai BUMN konstruksi pertama yang
terdaftar pada bursa.

 Memantapkan Bidang Usaha

Mencermati kondisi eksternal termasuk kebutuhan dan keinginan


konsumen serta perkembangan kemampuan Perseroan dari waktu ke waktu, maka
setelah melalui kajian yang panjang, Perseroan menetapkan visi dan misi barunya.
Sejalan dengan itu ADHI menambah bidang usaha EPC yang merupakan extended
business dan bidang investasi sebagai expanded businessnya. Namun demikian,
jasa konstruksi tetap menjadi core business ADHI. Dalam mengembangkan
bisnisnya, ADHI selalu membatasi area pengembangannya disesuaikan dengan
kemampuan sumber daya yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar komitmen untuk
selalu memberikan kualitas pelayanan terbaik dapat dipertahankan. Dalam
kegiatan operasionalnya. ADHI didukung oleh sembilan divisi yang tersebar di
seluruh Indonesia dan Luar Negeri. Dimana beberapa divisi diarahkan sebagai
divisi spesialis, yaitu spesialis gedung, spesialis infrastruktur dengan teknologi
tinggi, dan spesialis EPC. ADHI mengelompokkan proyek proyek Jasa Konstruksi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1.Proyek Infrastruktur
Terdiri dari proyek-proyek infrastruktur seperti jalan dan jembatan, pengairan,
pembangkit listrik, pelabuhan, dan lain-lain.
2.Proyek Bangunan
Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan gedung bertingkat
seperti hotel dan perkantoran; pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit
dan sekolah; bangunan komersial; perumahan; kawasan industri dan manufaktur;
pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada gedung dan industri, transmisi kelistrika

41
dan gardu induk, otomatisasi bangunan, pembangkit listrik, tata udara dan tata
suara, radio, telekomunikasi, dan instrumentasi pemipaan.

2.3.2 Laporan Keuangan PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk


Laporan keuangan yang disajikan PT Adhi Karya (Persero),Tbk tahun
2017 merupakan Laporan keuangan interim konsolidasi berupa Laporan Posisi
Keuangan Interim Konsolidasian, Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim
Konsolidasian, Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian, Laporan Arus
Kas Interim Konsolidasian dan Catatan atas Laporan Keuangan Interim
Konsolidasian.

a. Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian


Tabel 2.1 Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian

42
Tabel 2.2 Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian

43
b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Interim Konsolidasian

44
Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Konsolidasian

45
c. Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian
Tabel 2.4 Laporan Ekuitas Interim Konsolidasian PT Adhi Karya

46
d. Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian
Tabel 2.5 Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian PT Adhi Karya

47
2.3.3 Pembahasan dari Hasil Analisis
Jika kita bandingkan antara laporan posisi keuangan PT. Adhi Karya
(Persero), Tbk seperti pada Tabel 2.1 dengan ilustrasi penyajian laporan posisi
keuangan menurut PSAK 1. Disana kita dapat melihat bahwasanya dalam
penyajian laporan posisi keuangan, PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah
menerapkan penyajian laporan posisi keuangan sebagaimana yang diilustrasikan
dalam PSAK 1. Hal ini bisa dibuktikan dengan pos-pos yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah mencakup
penyajian jumlah pos-pos sebagaimana yang ada di dalam PSAK 1 tentang
penyajian laporan keuangan.
Selain itu, PT. Adhi Karya (Persero), Tbk juga menyajikan aset lancar dan
tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi
tersendiri dalam laporan posisi keuangan sebagaimana dijelaskan dalam PSAK
tentang penyajian laporan keuangan.
Untuk laporan laba rugi dan penghasilan Komprehensif lain dalam PSAK
1 disebutkan bahwasanya informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi
sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh SAK, laporan laba rugi
mencakup pos-pos yang menyajikan berikut:

1. Pendapatan
2. Biaya keuangan

3. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura

4. Beban pajak

5. Operasiyangdihentikan

Jika kita bandingkan antara laporan laba rugi dan komprehensif lain PT.
Adhi Karya (Persero), Tbk seperti pada Tabel 2.3 dengan ilustrasi penyajian
laporan posisi keuangan menurut PSAK 1. Disana dapat di lihat bahwasanya
dalam penyajian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, PT. Adhi
Karya (Persero), Tbk sudah menerapkan penyajian laporan laba rugi dan

48
penghasilan komprehensif lain sebagaimana yang diilustrasikan dalam PSAK 1.
Hal ini bisa dibuktikan dengan pos-pos yang disajikan dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah
mencakup penyajian jumlah pos-pos sebagaimana dalam PSAK 1 tentang
penyajian laporan keuangan.
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk
juga sudah menerapkan sebagaimana yang ada di dalam PSAK 1. Kemudian
untuk Laporan Arus Kas sudah sesuai dengan PSAK 1 dan Laporan arus kas pada
PSAK 2. Untuk Catatan Atas Laporan Keuangan, secara umum, catatan atas
laporan keuangan suatu entitas berisi mengenai hal-hal atau penjelasan mengenai
komponen laporan keuangan yang tidak ditemukan pada bagian laporan keuangan
manapun beserta pos-pos tiap komponen secara singkat, jelas dan padat serta
sistematis.

49
BAB III

PENUTUP

Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan


dan kinerja keungan suatu entitas. Tujuan laporan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Komponen Laporan Keuangan terdiri dari :
Laporan Posisi Keuangan pada Akhir Periode, Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain selama periode, Laporan Perubahan Ekuitas
selama periode, Laporan Arus Kas selama periode, Catatan Atas Laporan
Keuangan, Laporan Posisi Keuangan Awal Periode Sebelumnya.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan pengguna mengembangkan
model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan dari
berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan
kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan dampak penggunaan
perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
PT Adhi Karya (Persero), Tbk, sudah menerapkan penyajian laporan posisi
keuangan sebagaimana yang diilustrasikan dalam PSAK 1 dan PSAK 2. Hal ini
bisa dibuktikan dengan pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi keuangan PT.
Adhi Karya (Persero), Tbk sudah mencakup penyajian jumlah pos-pos
sebagaimana yang ada di dalam PSAK 1 dan PSAK 2 tentang penyajian laporan
keuangan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Annual Report PT Adhi Karya (Persero), Tbk- Jakarta 2017


Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Standar
Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta : IAI

51

Anda mungkin juga menyukai