(PSAK 2)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan
Prodi D4 Akuntansi
Dosen :
Khairaningrum Mulyanti, SPd, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 2
1. Andi Ahmad Fawzan ( 3154004 )
2. Andini Fatika Herina ( 3154007 )
3. Ivoni Indriani ( 3154013 )
4. Putri Afiifah ( 3154082 )
Kelas :D4 AK 4C
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “
Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1 Asing & Laporan Arus Kas PSAK 2”
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Akuntansi pada
jurusan D4 Akuntansi Keuangan Politeknik Pos Indonesia. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan pikiran baik materi maupun pikirannnya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan referensi
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................2
1.2 Tujuan.....................................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup......................................................................................................3
1.4 Definisi....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................................6
2.1 Penyajian Laporan Keuangan PSAK 1................................................................6
2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan................................................................................6
2.1.2 Komponen Lamporan Keuangan......................................................................7
2.1.3 Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan.........................................................7
2.1.4 Karakteristik Umum Laporan Keuangan.........................................................7
2.2 Laporan Arus Kas PSAK 2.................................................................................19
2.2.1 Manfaat Informasi Arus Kas...........................................................................19
2.2.2 Penyajian Laporan Arus Kas..........................................................................20
2.2.3 Komponen Kas dan Setara Kas......................................................................30
2.2.4 Contoh Ilustratif.............................................................................................31
2.3 Studi Kasus Perusahaan......................................................................................40
2.3.1 Profil Perusahaan............................................................................................40
2.3.2 Laporan Keuangan PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk..............................41
2.3.3 Pembahasan dari Hasil Analisis......................................................................47
BAB III..................................................................................................................49
PENUTUP.............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................50
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu unit usaha selama periode
tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi
tugas kelompok dari mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan jurusan D4
Akuntansi Keuangan Politeknik Pos Indonesia. Sedangkan tujuan dari PSAK 1
adalah untuk memastikan penyajian informasi yang dapat di perbandingkan
dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan dengan
menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Adapun tujuan dari PSAK 2 adalah
memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas
dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklarifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama satu
periode.
5
digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan
laporan keuangan itu sendiri.
e. Serupa dengan hal tersebut, entitas yang tidak memiliki ekuitas
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan:
Penyajian (contohnya reksa dana) dan entitas modalnya bukan ekuitas
(contohnya koperasi) mungkin perlu menyesuaikan penyajian laporan
keuangan kepentingan peserta atau pemegang unit.
Dan dalam PSAK 2, yaitu:
a. Entitas menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian
takterpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan.
b. Pengguna laporan keuangan entitas berkepentingan untuk mengetahui
bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal
tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas entitas serta
apakah kas dapat dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di
lembaga keuangan. Pada dasarnya, entitas membutuhkan kas dengan
alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil
pendapatan utama (revenue-producing activites). Entitas membutuhkan
kas untuk melaksanakan usahanya, melunasi kewajiban, dan membagikan
deviden kepada investor. Sejalan dengan hal tersebut pernyataan ini
mensyaratkan seluruh entitas menyajikan laporan arus kas.
1.4 Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 1:
1) Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan deskripsi naratif atau
pemisahan pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan
dalam laporan keuangan tersebut.
6
2) Laba rugi adalah total penghasilan dikurangi beban, tidak termasuk
komponen-komponen penghasilan komprehensif lain.
3) Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai “laporan
keuangan”) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
4) Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri maupun
bersama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan
keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memperhatikan keadaan terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan
keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
5) Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklarifikasikan sebagai ekuitas.
6) Penghasilan komprehensif lain berisi pos-pos penghasilan dan beban
(termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diaukui dalam laba rugi
sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK.
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 2:
1) Aktivitas investasi adalah perolehan dan pele[pasan aset jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
2) Aktivitas operasi adalah aktivitas penhasil utama pendapatan entitas dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.
3) Aktivitas pendanaan adlah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
umlah serta komposisi kontribusi ekuitas dan pinjaman entitas.
4) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas.
5) Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand
deposits).
6) Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid,
berjangka pendek, yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi
kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan
nilai yang tidak signifikan.
7
BAB II
8
Beberapa entitas menyajikan terpisah dari laporan keuangan, suatu kajian
keuangan oleh manajemen yang mendeskripsikan dan menjelaskan fitur utama
dari kinerja keuangan dan posisi keuangan entitas, dan kondisi ketidakpastian
utama yang dihadapinya. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai :
a) Faktor dan pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan, termasuk
perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan entitas
terhadap perubahan tersebut an dampaknya, dan kebijakan investasi entitas
untuk memelihara serta meningkatkan kinerja keuangan, termasuk
kebijakan dividen.
b) Sumber pendanaan entitas dan target rasio liabilitas terhadap ekuitas.
c) Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan
sesuai dengan SAK.
2.1.2 Komponen Lamporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan pada Akhir Periode
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain selama periode
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
4. Laporan Arus Kas selama periode
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan Awal Periode Sebelumnya
9
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah dipatuhi terhadap SAK membuat
pernyataan secara ekspisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat mendeskripsikan bahwa
laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut
telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar
juga mensyaratkan entitas untuk :
a) Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan
PSAK 25. Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan. PSAK 25 mengatur hirarko pedoman otoritatif
yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam banyak hal tidak
terdapat PSAK yang secara spesifik mengatur suatu pos
b) Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, dengan cara
menyediakan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan,
dan mudah dipahami.
c) Menyediakan pengungkapan tambahan jika kepatuhan dengan
persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna
laporan keuangan untuk memahami dampak dari transaksi,
peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan
kinerja keuangan entitas.
Dalam penyajian LK harus dilakukan secara jujur, membuat pernyataan eksplisit
dan tanpa terkecuali terhadap SAK dalam CALK, serta tidak dapat memperbaiki
kebijakan akuntansi yang tidak tepat.
b. Kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian
tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas
menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain
melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilainnya)
10
mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau
kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang
dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
c. Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan dengan dasar akrual kecuali laporan
arus kas. Pada dasar akrual, pendapatan atau beban diakui ketika pendapatan atau
beban tersebut telah terjadi. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan,
entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatn dan beban
(unsurr-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan keuangan.
11
kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas masa
depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa
lain.
f. Frekuensi pelaporan
Entitas wajib menyajikan Laporan Keuangan lengkap setidaknya secara
tahunan. Jika akhir periode pelaporan berubah, maka entitas mengungkapkan
alasan penggunaan periode tersebut dan fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam
Laporan Keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.
g. Informasi komparatif
Terdapat 2 klasifikasi perbedaan informasi komparatif, yakni:
- Persyaratan Minimum Komparatif
Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode terdekat
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi
komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode
sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.
- Tambahan Informasi Komparatif Sukarela
Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan SAK, sepanjang
informasi tersebut disiapkan sesuai dengan SAK.
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam Laporan Keuangan antar periode
dilakukan secara konsisten, kecuali:
Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas
atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan
12
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; atau
Perubahan tersebut diperkenankan dalam PSAK.
13
●Kas atau setara kas, kecuali apabila dibatasi pertukarannya atau penggunaannya
untuk menyelesaikan liabilitas sekurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Diluar kategori ini dikelompokan sebagai aset tidak lancar.
14
dan Penghasilan Komprehensif Lain:
a. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
- Kepentingan nonpengendali; dan
- Pemilik entitas induk
b. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
- Kepentingan nonpengendali; dan
- Pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
15
●Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode
Yaitu perubahan aset atau liabilitas yang tidak memengaruhi laba pada periode
berjalan, yang disebabkan oleh :
>Selisih revaluasi aset tetap (PSAK 16 & ISAK 19)
>Perubahan nilai investasi sekuritas available for sales (PSAK 55)
>Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti (PSAK 24)
>Translasi laporan keuangan (PSAK 10)
>Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian lindung nilai arus kas (PSAK 55)
16
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
(a) Menyajikan informasi dasar penyusunan Laporan Keuangan dan kebijakan
akuntansi, seperti dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam
estimasi
(b) Mengungkapkan informasi yang tidak disajikan dalam bagian manapun dalam
Laporan Keuangan tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami Laporan
Keuangan.
(c) menyediakan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatn atas laporan keuangan dengan urutan
sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan membandingkan
dengan laporan keuangan entitas lain:
(a) Pernyataan kepatuhan terhadap SAK (lihat paragraf 16)
(b) Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (lihat paragraf
117)
(c) Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, seusai dengan urutan penyajian
laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
(d) Pengungkapan lain, termasuk:
(i) Liabilitas kontinjensi (lihat PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi,
dan Aset Kontinjensi) dan komitmen kontraktual yang belum diakui; dan
(ii) Pengungkapan informasi nonkeuangan, contohnya tujuan dan kebijakan
manajemen risiko keunangan (lihat PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan).
17
Penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna laporan
keuangan mengenai dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan
(sebagai contoh, biaya historis, biaya perolehan kini , nilai realisasi neto, nilai
wajar atau jumlah terpulihkan) karena dasar pengukuran yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan mempengaruhi analisis pengguna laporan keuangan
secara signifikan. Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran
dalam laporan keuangan, sebagai contoh ketika suatu kelas aset tertentu
direvaluasi, maka hal tersebut memadai dengan memberikan suati indikasi
kategori aset dan liabilitas dimana setiap dasar untuk pengukuran diterapkan.
Modal
18
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam
mengelola modal.
Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa cara dan dapat bergantung
pada persyaratan permodalan yang berbeda. Sebagai contoh, entitas konglomerasi
mungkin mencangkup entitas yang melakukan aktivitas asuransi dan perbankan
dan entitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi di beberapa yurisdiksi.
Ketika gabungan pengungkapan persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola
tidak menyediakan informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahamn
pengguna laporan keuangan atas sumber permodalan entitas, maka entitas
mengungkapkan informasi tersendiri untuk setiap persyaratan modal yang berlaku
bagi entitas.
Pengungkapan lain
(a) Jumlah deviden yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk terbit tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik
selama periode serta jumlah terkait deviden per lembar saham; dan
(b) Jumlah deviden preferen yang tidak diakui.
(a) Domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian dan alamat kantor
pusat entitas
(b) Deskripsi mengenai sifat operasi dan aktivitas utama entitas
(c) Nama enetitas induk dan nama entitas induk terakhir dalm kelompok usaha;
dan
(d) Bagi entitas yang memiliki umur terbatas, informasi tentang lama umur
entitas.
19
Etnitas menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 januari 2015.
Penarikan
PEDOMAN IMPLEMENTASI
20
2.2 Laporan Arus Kas PSAK 2
2.2.1 Manfaat Informasi Arus Kas
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, maka
laporan arus kas dapat menyediakan informasi yang memungkinkan pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam aset neto entitas, struktur keuangan
(termasul likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan
peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas
masa depan dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan
dampak penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah,
waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Informasi arus kas historis juga
berguna untuk meneliti ketepatan dari penilaian masa lalu atas arus kas masa
depan dan dalam menguji hubungan antara profitabilitas dan arus kas neto serta
dampak perubahan harga.
Kas dan setara kas
Setara kas dimiliki untuk tujuan memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi kualifikasi sebagai setara
kas, suatu investasi harus segera dapat dikonversikan menjadi kas dalam jumlah
yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yag tidak signifikan.
Oleh karena itu, suatu investasi umumnya memenuhi kualifikasi sebagai setara
kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, sebagai contoh, tiga bulan
atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk ekuitas tidak
termasuk setara kas, kecuali subtansi investasi dalam bentuk ekuitas tersebut
adalah setara kas, sebagai contoh, saham preferen yang diperoleh dalam suatu
periode singkat dari jatuh temponya dan tanggal penebusan yang telah di
tentukan.
21
Pinjaman bank umumnya dipertimbangkan sebagai aktivitas pendanaan.
Akan tetapi, dibeberapa negara, cerukan (bank overdraft) yang dibayarkan lagi
berdasarkan permintaan merupakan bagian yang takterpisahkan dari pengelolaan
kas entitas. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara
kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut dapat mengakibatkan saldo
bank sering berfluktuasi dari saldo positif menjadi penarikan berlebih.
Arus kas tidak termasuk perpindahan di antara pos-pos yang termasuk
dalam kas atau setara kas karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari
pengelolaan kas-kas termasuk investasi atas kelebihan kas dalam setara kas.
22
berguna, dalam hubungannya dengan informasi lain, dalam memperkirakan arus
kas operasi masa depan.
Arus kas dalam aktivitas operasi diperoleh terutama dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba
rugi. Bebrapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
(a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
(b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
(c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
(d) Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
(e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubunga denga
premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;
(f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas
pendanaan dan investasi; dan
(g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.
Entitas dapat memiliki efek dan pinjaman yang diberikan (securities and
loans) untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, yang dalam hal ini
dapat disamakan dengan persedian yang diperoleh secara spesifik untuk dijual
kembali. Oleh karena itu, arus kas yang timbul dari pembelian dan penjualan
dalam transaksi efek yang diperjualbelikan atau diperdagangkan tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Serupa dengan hal tersebut, uang muka
(cash advances) dan pinjaman oleh lembaga keuangan, umumnya diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama
pendapatan lembaga keuangan tersebut.
b) Aktivitas investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas investasi adalah
penting karena arus kas tersebut merepresentasikan sejauh mana pengeluaran yang
telah terjadi untuk sumber daya yang diintensikan untuk menghasilkan pengakuan
atas aset dalam laporan posisi keuangan yang memenuhi syarat untuk
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Beberapa contoh arus kas yang timbul
dari aktivitas investasi adalah:
23
a. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tidak berwujud, dan
aset jangka panjang lain. Pembayaran ini termasuk dalam kaitannya
dengan biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang
dibangun sendiri;
b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset
jangka panjang lain;
c. Pembayaraan kas untuk memperoleh instrumen utang dan instrumen
ekuitas entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
membayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas
entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain penerimaan
kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau dipeejualbelikan);
e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang
muka dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan);
f. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan
kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh
lembaga keuangan);
g. Pembayaran kas untuk future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts, kecuali jika konrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualabelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
h. Penerimaan kas dari future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts, kecuali jika konrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualabelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Jika suatu kontrak dicatat sebagai lindung nilai atas posisi arus kas teridentifikasi,
maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama
seperti arus kas dari posisi yang dilindung nilainya.
c) Aktivitas Pendanaan
24
Pengungkapan terpisah atas arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas aruskas masadepann
oleh apara penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan adalah:
(a.) penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lain;
(b.) pembayaran kas kepada pemilik untuk memperoleh atau menebus saham
entitas;
(c.) penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain;
(d.) pelunasan pinjaman; dan
(e. )pembayaran kas oleh lessee untuk menguranginsaldo liabilitas yang
berkaitah dengan sewa pembiyaan.
Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode lagsung. Metode langsung menyediakan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan
oleh metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai
kelpompok utama atas penerimaan kas bruto dan pembayaran kas bruto dapat
ditentukan:
(a.) Dari catatan akuntansi entintas; ataua
(b.)Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan (penghasilan
bunga dan penghasilan serupa dan beban bunga dan beban serupa untuk
25
suatu lembaga keuangan) dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain untuk :
(i). Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode
berjalan;
(ii). Pos nonkas lain; dan
(iii). Pos lain dimana kasnya berdampak pada arus kas investasi dan
pendanaan.
Dalam metode metode tidak langsung, arus kas neto dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi neto dari dampak:
(a.) Perubahan persediaan, piutang usaha dan utang usaha selama periode
berjalan;
(b.) Pos nonkas seperti penyusutan, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasikan, serta laba entitas asosiasi
yang belum didistribusikan; dan
(c.) Seluruh pos lain dimana kasnya berdampak pada arus kas investasi dan
pendanaan. Sebagai alternatif, arus kas neto dari aktivitas operasi dapat
disajikan berdasarkan metode tidak langsung dengan menyajikan
pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain serta perubahan dalam persediaan, piutang
usaha, dan utang usaha selama periode.
26
(a.) Penerimaan dan pembayaran kas untuk kepentingan pelanggan jika arus
kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas
entitas; dan
(b.)Penerimaan dan pembayaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat,
jumlah yang besar, dan jangka waktu singkat.
Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas adalah uang muka yang dibuat
untuk, dan pelunasan atas:
(a.) Jumlah pokok yang berhubungan dengan kartu kredit nasabah;
(b.)Pembelian dan penjualan investasi; dan
(c.) Pinjaman jangka pendek lain, sebagai contoh, pinjaman jangka pendek
yang memiliki periode jatuh tempo dalam tiga bulanatau kurang.
Arus kas yang timbul dari aktivitas lembaga keuanganberikut ini dapat dilaporkan
atas dasar arus kas neto:
(a.) Penerimaan dan pembayaran kas dengan sehubungan dengan penerimaan
dan pelusaan deposito berjangka dengan jatuh temo yang tetap;
(b.) Penempatan dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lain;
dan
(c.) Pemberian dan pelunasan uang muka dengan pinjaman yang diberikan
kepada nasabah.
27
perubahan kurs atas kas dan setara kas dalam valuta asing dilaporkan dalam
laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan akhir dari kas dan setara
kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan, dan termasuk perbedaan, jika ada, seandainya arus kas
tersebut telah dilaporkan dengan kurs pada akhir periode.
5. BUNGA DEVIDEN
Arus kas dari bunga dan deviden yang diterima dan dibayarkan, masing-
msing diungkapkan secara terpisahkan. Masing-masing diklasifikasikan secara
konsisten antara periode sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Jumlah bunga yang dibayarkan selama suatu periode diungkapkan dalam
laporan arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
atau yang dikapitalisasi sesuai PSAK 26: Biaya Pinjaman.
Bunga yang dibayarkan serta bunga dan deviden yang diterima oleh
lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Akan tetapi,
bagi entitas lain belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas ini. Bunga
yang dibayarkan serta bunga dan deviden yang diterima dapat diklasifikasikan
sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba rugi. Sebagai alternatif, bunga
yang dibayarkan serta bunga dan deviden yang diterima dapay diklasifikasikan
sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena merupakan biaya
perolehan sumber daya keuangan atau sebagai imbal hasil investasi.
Deviden yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai arus kas
pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai
alternatif, deviden yang dibayarkan dapat diklasifikasikan komponen arus kas dari
aktivitas operasi dengan maksud membantu pengguna untuk menentukan
kemampuan entitas membayar deviden dari arus kas operasi.
6. PAJAK PENGHASILAN
28
Arus kas yang timbul dari pajak penghasilan diungkap secara terpisah dan
diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali dapat
diindentifikasikan secara spesifik sebagai aktivitas investasi dan pendanaan.
Pajak penghasilan dikenakan atas tramsaksi yang menghasilkan arus kas
yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam
laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan dapat dengan mudah
diindentifikasi dengan aktivitas investasi atau pendanaan, namun arus kas pajak
penghasilan yang bersangkutan sering kali tidak praktis untuk diindentifikasikan
dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang
mendasarinya. Oleh karena itu, pajak yang dibayarkan biasanya diklasifikasikan
sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Akan tetapi, jika arus kas pajak tersebut
dapat diidentifikasi secara praktis dengan transaksi individual yang menimbulkan
arus kas, maka arus kas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan atau
investasi sesuain dengan jenis aktivitas tersebut. Jika arus kas pajak dialokasikan
pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah total pajak yang dibayar
diungkapkan.
29
PERUBAHAN KEPEMILIKAN DALAM ENTITAS ANAK DAN BISNIS
LAIN
Gabungan arus kas yang timbul dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak atau bisnis lain disajikan secara terpisah dan
diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
40. Entitas pengungkapan hal-hal berikut, dalam gabungan, sehubungan dengan
perolehan dan kehilangan pengendalian ats entitas anak dan bisnis lain selama
suatu periode:
(a.) Jumlah imbalan yang dibayarkan atau diterima;
(b.) Bagian dari imbalan yang terdiri dari kas dan setara kas;
(c.) Jumlah kas dan setara kas dalam entitas anak atau bisnis lain dimana
pengendalian diperolehan atau hilang; dan
(d.)Jumlah aset dan liabilitas selain kas atau setara kas dalam entitas anak atau
bisnis laindimana pengendalian diperoleh atau hilang, diikhtisarkan
berdasarkan kategori utamanya.
30
dari aktivitas pendanaan, kecuali entitas anak dimiliki oleh entitas investasi,
sebagaimana didefinisikandalam PSAK 65: Laporan keuangan konsolidasian, dan
disyaratkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
TRANSAKSI NO KAS
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak mensyaratkan penggunaan
kas atau setara kas dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi tersebut
diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga
dapat menyediakan seluruh informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi
dan pendanaan tersebut.
Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap arus kas kini meskipun mempengaruhi struktur aset serta modal
entitas. Tidak dimasukkannya transaksi ninkas dalam laporan arus kas ini
konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebagaimana pos tersebut tidak
mempengaruhi arus kas dalam periode kini. Beberapa contoh transaksi nonkas
adalah:
(a) Perolehan aset baik secara kredit atau melalui sewa pembiayaan;
(b) akuisisi suatu entitas melaui penerbitan instrumen ekuitas; dan
(c) konversi utang menjadi ekuitas.
31
entitas, dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
PENGUNGKAPAN LAIN
Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifkan
yangtidak dapat digunakan oleh kelompok usaha, beserta pendapatan manajemen.
Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki olehentitas
tidak dapat digunakan oleh kelompok usaha. Contohnya, saldo kas dan setara kas
milik entitasanak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan kontrol
lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lain sehingga saldo kas tersebut tidak
dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lain.
Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami
posisi keuangan dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama
dengan pendapatan manajemen, dianjurkan dan mencakup :
(a) jumlah fasilitas pinjaman yang belu digunakan yang mungkin tersedia untuk
aktivitas operasi masa depan untuk menyelesaikankomitmen modal, dengan
mengindikasikanpembatasan pengguna fasilitas ini;
(b) dikosongkan;
(c) jumlah gabunga arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi
yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas
operasi; dan
(d) jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
dari setiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5: Segmen Operasi).
TANGGAL EFEKTIF
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Penarikan
32
Pernyataan ini menggantikan PSAK 2 (2009): Laporan Arus Kas.
33
Liabiltas pajak pada awal dan akhir periode masing masing sebesar Rp400
dan Rp1.000 selama periode disisihkan Rp200 untuk tambahan pajak.
Pajak yang terutang dari dividen yang diterima berjumlah Rp100.
Selama periode tersebut, entitas memperoleh aset tetap dengan harga
Rp1.250, Rp900 diperoleh dengan sewa. Pembayaran kas sebesar Rp350
untuk pembelian aset tetap.
Pabrik dengan nilai buku Rp80 dan akumulasi penyusutan Rp60 dijual
harga Rp20.
Piutang usah pada akhir 20X2 termasuk bunga piutang sebesar Rp100.
34
Piutang usha 1.900 1.200
Persediaan 1.000 1.950
Investasi portofolio 2.500 2.500
Aset tetap 3.730 1.910
Akumulasi penyusutan (1.450) (1.060)
Aset tetap (neto) 2.280 850
Total aset 7.910 6.660
Liabilitas
Utang usaha 250 1.890
Utang bunga 230 100
Utang pajak penghasilan 400 1.000
Utang jangka panjang 2.300 1.040
Total liabiltas 3.180 4.030
Ekuitas
Modal saham 1.500 1.250
Saldo laba 3.230 1.380
Total ekuitas 4.730 2.630
Total liabilitas dan ekuitas 7.910 6.660
Laporan arus kas: Metode langsung (paragraf 18(a))
20X2
Rp
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 30.150
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (27.600)
Kas yang dihasilkan dari operasi 2.550
Pembayaran bunga (270)
Pembayaran pajak penghasilan (900)
Kas neto dari aktivitas operasi 1.380
Arus kas dari aktivitas investasi
Akuisisi entitas anak X dengan kas (catatan A) (550)
35
Pembelian aset tetap (catatan B) (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Penerimaan dividen 200
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi (480)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250
Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan 250
Pembayaran utang sewa pembiayaan (90)
Pembayaran dividen (1.200)
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790)
Kenaikan neto kas dan setara kas 110
Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) 120
Kas dan setara kas pada akhir periodde (catatan C) 230
(a)Pembayaran ini dapat juga dilaporkan sebagai arus kas dari aktivias operasi
Laporan arus kas: Metode tidak langsung (paragraf 18(b))
20X2
Rp
Arus kas dari aktivitas operasi
Laba sebelum pajak 3.350
Penyesuaian untuk:
Penyusutan 450
Kerugian selisih kurs 40
Penghasilan investasi (500)
Beban bunga 400
3.740
Kenaikan piutang usaha dan piutan lain (500)
Penurunan persediaan 1.050
Penurunan utang usaha (1.740)
Kas yang dihasilkan dari operasi 2.550
Pembayaran bunga (270)
36
Pembayaran pajak penghasilan (900)
Kas neto dari aktivitas operasi 1.380
Arus kas dari aktivitas investasi
Akuisisi entitas anak X, dengan perolehan (550)
kas neto (catatan A)
Pembelian aset tetap (catatan B) (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Penerimaan dividen 200
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi (480)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250
Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan 250
Pembayaran utang sewa pemiayaan (90)
Pembayaran dividen (1.200)
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790)
Kenaikan neto kas dan setara kas 110
Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) 120
Kas dan setara kas pada akhir priode (catatan C) 230
(a) Pembayaran ini dapat juga ditamplkan sebagai arus kas dari aktivitas
operasi
Catatan atas Laporan Arus Kas (Metode Langsung dan Metode Tidak
Langsung)
A. Perolehan pengendalian atas entitas anak
Selama periode ini kelompok memperoleh pengendalian atas entitas anak
X. Nilai wajar aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih adalah
sebagai berikut:
Rp
Kas 40
Persediaan 100
Piutang usaha 100
Aset tetap 650
Utang usaha (100)
37
Utang jangka panjang (200)
Total harga beli 590
Dikurangi: Kas dari akuisisi entitas anak X (40)
Arus kas neto untuk memperoleh pengendalian 550
B. Aset tetap
Selama periode ini, kelompok memperoleh aset tetap dengan nilai
gabungan Rp1.250, dimana Rp900 diantaranya diperoleh melalui sewa
pembiayaan. Pembiayaan kas sebesar Rp350 digunakan untuk membeli
aset tetap.
C. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan saldo bank, serta investasi dalam
instrumen pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas meliputi
jumlah – jumlah dalam laporan posisi keuangan berikut ini:
20X2
20X1
Rp Rp
Kas dan saldo bank 40 25
Investasi jangka pendek 190 135
Kas dan setara kas yang dilaporkan 230 160
Sebelumnya
Dampak perubahan kurs valuta - (40)
Kas dan setara kas dinyatakan kembali 230 120
Kas dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank
sebesar Rp100 yang dimiliki oleh entitas anak dan tidak dapat digunakan
secara bebas oleh pemilik perusahaan (holding company) karena adanya
pembatasan arus mata uang.
Kelompok usaha mempunyai fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar
Rp2.000, dimana Rp700 di antaranya hanya dapat digunakan untk
ekspansi di masa depan.
D. Informasi segmen
Segmen A Segmen B
Segmen C
Rp Rp Rp
Arus kas dari:
Aktivitas operasi 1.520 (140) 1.380
Aktivitas investasi (640) 160 (480)
Aktivitas pendanaan (570) (220) (790)
310 (200) 110
38
Alternatif penyajian (metode tidak langsung)
Sebagai alternatif, dalam laporan arus kas dengan metode tidak langsung,
laba operasi sebelum perubahan modal kerja kadang – kadang disjaikan
sebagai berikut:
Rp
Pendapatan diluar penghasilan investasi 30.650
Biaya operasi diluar penyusutan (26.910)
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740
LAPORAN ARUS KAS UNTUK LEMBAGA KEUANGAN
1. Contoh ini hanya menampilkan jumlah periode berjalan. Jumlah
komparatif untuk periode terdekat sebelumnya disajikan sesuai dengan
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
2. Contoh penyajian dengan menggunakan metode langsung.
20X2
Rp
Arus kas dari aktivitas operasi 28.447
Penerimaan bunga dan komisi (23.463)
Pembayaran bunga 237
Pembayaran piutang yang sebelumnya telah dihapus (997)
Pembayaran kas kepada karyawan dan pemasok 4.224
(Kenaikan) penurunan dalam aset operasi:
Dana jangka pendek (650)
Deposito yang dimiliki untuk tujuan pengendalian moneter 234
Dana uang muka kepada pelanggan (288)
Kenaikan bersih piutang kartu kredit (360)
Efek jangka pendek lain yang diperjual belikan (120)
Kenaikan (penurunan) dalam liabilias operasi:
Deposito dari pelanggan 600
Sertifikat deposito yang diperjualbelikan (200)
Kas neto dari aktivitas operasi sebelum pajak penghasilan 3.440
Pajak penghasilan (100)
Kas neto dari aktivitas operasi 3.340
39
Arus kas dari aktivitas investasi
Peleasan Entitas Anak Y 50
Dividen yang diterima 200
Bunga yang diterima 300
Hasil penjualan efek yang tidak diperjualbelikan 1.200
Pembelian efek yang tidak diperjualbelikan (600)
Pembelian aset tetap (500)
Kas neto dari aktivitas investasi 650
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Penerbitan modal pinjaman 1.000
Penerbitan saham preferen oleh entitas anak 800
Pelunasan pinjaman jangka panjang (200)
Penurunan neto pinjaman lain (1.000)
Pembayaran dividen (400)
Kas neto dari aktivitas pendanaan 200
Pengaruh perubahan kurs mata uang pada kas dan setara kas 600
Kenaikan neto kas dan setara kas 4.790
Kas dan setara kas pada awal periode 4.050
Kas dan setara kas pada akhir periode 8.840
40
Negara Republik Indonesia melalui Menteri Negara BUMN, selaku Kuasa
Pemegang Saham, melepas 49% kepemilikannya atas saham ADHI untuk
ditawarkan kepada masyarakat melalui Initial Public Offering (IPO). Keputusan
tersebut diikuti oleh pendaftaran saham ADHI di Bursa Efek Jakarta (sekarang
BEI) yang sekaligus menjadikan ADHI sebagai BUMN konstruksi pertama yang
terdaftar pada bursa.
41
dan gardu induk, otomatisasi bangunan, pembangkit listrik, tata udara dan tata
suara, radio, telekomunikasi, dan instrumentasi pemipaan.
42
Tabel 2.2 Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian
43
b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Interim Konsolidasian
44
Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Konsolidasian
45
c. Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian
Tabel 2.4 Laporan Ekuitas Interim Konsolidasian PT Adhi Karya
46
d. Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian
Tabel 2.5 Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian PT Adhi Karya
47
2.3.3 Pembahasan dari Hasil Analisis
Jika kita bandingkan antara laporan posisi keuangan PT. Adhi Karya
(Persero), Tbk seperti pada Tabel 2.1 dengan ilustrasi penyajian laporan posisi
keuangan menurut PSAK 1. Disana kita dapat melihat bahwasanya dalam
penyajian laporan posisi keuangan, PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah
menerapkan penyajian laporan posisi keuangan sebagaimana yang diilustrasikan
dalam PSAK 1. Hal ini bisa dibuktikan dengan pos-pos yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah mencakup
penyajian jumlah pos-pos sebagaimana yang ada di dalam PSAK 1 tentang
penyajian laporan keuangan.
Selain itu, PT. Adhi Karya (Persero), Tbk juga menyajikan aset lancar dan
tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi
tersendiri dalam laporan posisi keuangan sebagaimana dijelaskan dalam PSAK
tentang penyajian laporan keuangan.
Untuk laporan laba rugi dan penghasilan Komprehensif lain dalam PSAK
1 disebutkan bahwasanya informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi
sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh SAK, laporan laba rugi
mencakup pos-pos yang menyajikan berikut:
1. Pendapatan
2. Biaya keuangan
4. Beban pajak
5. Operasiyangdihentikan
Jika kita bandingkan antara laporan laba rugi dan komprehensif lain PT.
Adhi Karya (Persero), Tbk seperti pada Tabel 2.3 dengan ilustrasi penyajian
laporan posisi keuangan menurut PSAK 1. Disana dapat di lihat bahwasanya
dalam penyajian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, PT. Adhi
Karya (Persero), Tbk sudah menerapkan penyajian laporan laba rugi dan
48
penghasilan komprehensif lain sebagaimana yang diilustrasikan dalam PSAK 1.
Hal ini bisa dibuktikan dengan pos-pos yang disajikan dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain PT. Adhi Karya (Persero), Tbk sudah
mencakup penyajian jumlah pos-pos sebagaimana dalam PSAK 1 tentang
penyajian laporan keuangan.
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk
juga sudah menerapkan sebagaimana yang ada di dalam PSAK 1. Kemudian
untuk Laporan Arus Kas sudah sesuai dengan PSAK 1 dan Laporan arus kas pada
PSAK 2. Untuk Catatan Atas Laporan Keuangan, secara umum, catatan atas
laporan keuangan suatu entitas berisi mengenai hal-hal atau penjelasan mengenai
komponen laporan keuangan yang tidak ditemukan pada bagian laporan keuangan
manapun beserta pos-pos tiap komponen secara singkat, jelas dan padat serta
sistematis.
49
BAB III
PENUTUP
50
DAFTAR PUSTAKA
51