Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PENGAUDITAN I

“PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS”

Disusun oleh Kelompok 5

1. Josua Matei
2. Fricilia Waluyan
3. Nafalia Gresia Maindoka

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat cinta dan kasih-Nya
sehingga kami Kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pengauditan 1 dengan materi Pengauditan dan Jasa Asurans.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan karena
Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami terbuka dengan kritik
Dan saran dari pihak pembaca baik dosen maupun rekan mahasiswa yang bersifat
Membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa membantu
dan Berguna bagi para pembaca.

Tondano, 12 September 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………...………………..2


DAFTAR ISI…………………………………………..………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN ………………..……………………………………….…………..4
BAB Il PEMBAHASAN ……………………………………………………………..……….4

II. PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS………………………………………..………4


II. I. JENIS – JENIS AUDITOR………………………………………………………..…….4
II. I. I Pengertian Auditor…………………………………………………..………….5 II. I. Il
Jenis- jenis auditor………………………………………………….………….5 II. I. III Kode
Etik Auditor…………………………………………………………….6
II. I. IV Opini Auditor…………………………………………………………….......................................6
II. I. V Independensi
Auditor……………………………………………………………...........................7
II. II JASA ASURANS……………………………………………………………....................................................7
II. II. I Pengertian asurans……………………………………………………..………7
II. II. II Jenis jasa asurans………………………………………………………..…….7
II. III. .DEFINISI DAN JENIS PENGAUDITAN……………………………………….……8
II. III. I Pengertian Audit………………………………………………...…………….8
II. III. II Tujuan Audit………………………………………………………...……….8
II. III Ill Jenis-Jenis Audit……………………………………………….…………….9
II. III. IV Standar Audit…………………………………………………..………….10
II. IV STANDAR PROFESIONAL AKUNTANSI PUBLIK………………………………10
II. V PENGAUDITAN DAN AKKUNTANSI………………………………………...……18
II. VI ASUMSI YANG MENDASARI PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN……..20
II. VI. I Asumsi dalam Laporan Keuangan…………………………………………20
II. VI. II Pertanggungjawaban Laporan Keuangan………………………..…………21
II. VII KEBUTUHAN AKAN PENGAUDITAN……………………………………………21
II. VIII MANFAAT EKONOMIS PENGAUDITAN……………………………..…………22
II. IX KETERBATASAN PNGAUDITAN………………………………………….………24
II. X PIHAK INTERAKSI AUDITOR……………………………………….……………..25

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..…………29


Kesimpulan…………………………………………………………………………..……….29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..………30
BAB I

PENDAHULUAN

Audit atas laporan keuangan merupakan bagian dari jasa penjaminan Yang diberikan
Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada sebuah perusahaan. Jasa penjaminan ini memiliki
nilai karena pemberi jaminan bersifat Independen dan tidak bias dengan informasi yang
diperiksanya. Perusahaan Diwajibkan untuk meminta pendapat audit dari auditor terhadap
laporan Keuangan yang akan dipublikasikan kepada masyarakat luas. Hal tersebut Dilakukan
sebagai bentuk penjaminan atas kepercayaan publik kepada Perusahaan (Budiman, 2013).
Salah satu jasa penjaminan yang diberikan Kantor Akuntan Publik Yaitu jasa
assurance (jasa audit/assurance service) yang dapat dilakukan oleh Akuntan publik. Hal
tersebut, dapat diasumsikan bahwa pengauditan Merupakan usaha peningkatan kualitas
informasi bagi pengambilan keputusan Serta independensi dan kompetensi dari pihak
yang melakukan audit (auditor). Kualitas audit dapat terjadi apabila prosedur-prosedur
audit Dijalankan dengan baik oleh auditor (Kumalasari, Handayani, dan Wibisono,2013).
Secara umum, pemakai jasa audit dapat dikelompokkan menjadi pihak Internal dan
pihak eksternal. Pihak internal adalah manajemen perusahaan Yang menggunakan hasil
audit laporan keuangan perusahaannya untuk Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pengembangan perusahaan, Sedangkan pihak eksternal adalah investor untuk pengambilan
keputusan Investasi atau kreditur untuk pengambilan keputusan pemberian pinjaman. Pihak
internal mempekerjakan akuntan publik agar mendapat pengakuan Performance dalam
mengelola dana yang ditanamkan pada perusahaan Melalui pendapat (opini) seperti “wajar
tanpa pengecualian” atas laporan Keuangan. Pihak eksternal sebagai pihak yang
membutuhkan informasi Perusahaan dari laporan keuangan yang diterbitkan, perlu
memastikan bahwa Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dapat dipercaya.
BAB II

PEMBAHASAN

II. PENGAUDITAN DAN JASA ASURAN

Audit merupakan salah satu dari assurance services. Assurance services sendiri merupakan
jasa profesional independen yang mampu meningkatkan mutu informasi melalui peningkatan
keandalan dan relevansi sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan.

II. I. JENIS – JENIS AUDITOR

II. I. I Pengertian Auditor

Auditor merupakan profesi seseorang yang berfokus kepada kegiatan auditing. Auditor
biasa bekerja untuk mengaudit berbagai laporan yang berkaitan dengan keuangan dari suatu
lembaga, instansi, atau perusahaan. Pemeriksaan atas kewajaran suatu laporan keuangan
merupakan tanggung jawab seorang auditor, dan auditor juga harus memeriksa apakah setiap
laporan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau tidak.
II. I. Il Jenis- jenis auditor

1. Auditor Internal

Auditor internal adalah seorang auditor yang bekerja untuk suatu instansi atau perusahaan.
Adapun beberapa tugas dari auditor internal adalah memeriksa dokumen keuangan internal
perusahaan namun hanya dalam ruang lingkup yang cukup terbatas, dan juga bekerja untuk
meningkatkan akurasi data keuangan perusahaan.

2. Auditor Independen

Auditor independen adalah anggota kantor akuntan publik yang bekerja secara eksternal
untuk melayani masyarakat publik yang sedang membutuhkan jasa audit. Auditor independen
tidak boleh dipengaruhi oleh pihak luar atau pihak mana pun. CPA adalah julukan untuk
auditor independen di luar negeri.
3. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah seorang auditor yang bekerja melayani lembaga-lembaga atau
perusahaan milik pemerintah. Beberapa tugas yang harus dikerjakan bagi auditor pemerintah
antara lain adalah untuk mengawasi aliran keuangan dan praktek di lembaga atau instansi
pemerintahan.

4. Auditor Forensik

Auditor forensik merupakan auditor yang bekerja di bidang spesialisasi dalam bidang kri
minal keuangan. Pekerjaan yang biasa mereka lakukan adalah cenderung di dalam
pemeriksaan dokumen-dokumen terkait dengan berbagai tindakan kriminal, seperti money
laundry dan pelacakan sumber uang berasal.

5. Auditor Pajak

Auditor Pajak merupakan auditor di bawah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian
Keuangan Republik Indonesia. Auditor ini memiliki tugas khusus untuk melakukan audit
terhadap para wajib pajak tertentu apakah telah melakukan kewajibannya sesuai peraturan
perundangan yang berlaku atau belum.
II. I. III Kode Etik Auditor

Etika profesi auditor dibuat untuk mengatur proses kerja auditor dan menjaga
profesionalisme seorang auditor. Etika profesi ini dibuat juga untuk melindungi para
klien agar kerahasiaan data mereka tetap aman dan tidak terjadi kebocoran. Berikut kode
etik auditor yang perlu diterapkan:
1. Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran.
2. Objektivitas
Objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan.
3. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sifat sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang agar tidak
diceritakan kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya.
kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya.
4. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya
5. Akuntabel
Akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
6. Profesional
Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan kualitas suatu
profesi atau orang yang profesional di mana memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya.
II. I. IV Opini Auditor

Opini auditor merupakan pernyataan dari auditor terhadap kewajaran laporan


keuangan dari entitas yang sudah diaudit. Kewajaran ini menyangkut termasuk materialitas,
posisi keuangan, serta arus kas.

Opini audit ini lah yang akan menjadi “terjemahan” untuk laporan keuangan yang
digunakan oleh pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.

Berikut beberapa bentuk opini auditor:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian - WTP (unqualified opinion)


Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan
data secara real dan wajar.
2. Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan - WTP-DPP (modified
unqualified opinion)
Jenis opini yang satu ini diberikan oleh auditor atas dasar keadaan tertentu yang tidak memiliki
dampak secara langsung terhadap pendapat wajar.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian - WDP (qualified opinion)


Pendapat wajar disertai pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di seluruh Indonesia, kecuali
untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

4. Pendapat tidak wajar - TW (adverse opinion)


Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan yang tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat - TMD (disclaimer of opinion) Pernyataan tidak


memberikan pendapat yang menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan saat auditor merasa tidak puas dengan seluruh
laporan keuangan yang disajikan.
II. I. V Independensi Auditor

Independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak dan
melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada, auditor di asumsikan
memiliki independensi, baik secara mental maupun fisik untuk melaksanakan tugas audit
agar dapat memberikan pendapat (opini) audit secara objektif.

II. II JASA ASURANS

II. II. I Pengertian asurans

Jasa Asurans Adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam hal semua hal yang
signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh
satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk diggunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).
Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (Generally Accepted Accounting
Principle). Jasa assurance profesi Kantor Akuntan Publik “KAP Ganung AB” dapat dibagi
lebih lanjut dalam empat jenis:
1. AUDIT
2. PEMERIKSAAN (Examination)
3. Reviu
4. Prosedure yang disepakati (Agreed Upon Procedure)
• Audit ( proses pengumpulen atau pemeriksaan )
• Pemeriksaan ( memeriksaan pembukuan dan peeriksaan fisik untuk memastikan suatu
perusaan atau organisasi sudah sesuai sistem )
• Reviu ( penelaahan ulang bukti – bukti untuk mmastikan bahwa kegiatan tersebut
telah dilaksanakan sesui ketentuan, standa, rencana,atau norma yg telah di tetap kan
• Prosedur yang di sepakati ( penugasan kantor akuntansi di mana klien menetukan
prosedur dan akuntan setuju untuk melakukn prosedur tersebut)

II. II. II JENIS JASA ASURANS


• Jasa Atestasi
jasa penjamin yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu
laporan tertulis sebagai pertimbangan dari pihak yang independen dan kompeten
tentang suatu pernyataan/permasalahan
• Jasa Asurans Lainya
adalah perikatan asurans selain jasa audit atau reviu atas informasi keuangan
historis.
• Jasa Non Asurans
kegiatan yang tidak mengharuskan kami untuk menerbitkan laporan tertulis
yang mencantumkan opini. Secara prinsip bentuk jasa non asurans yang dilakukan
oleh Kantor Akuntan Kami kami adalah accounting service, konsultasi perpajakan
dan jasa rekrutment eksekutif .
• Yang Termasuk Jasa Asurans antara lain perikatan asurans untuk melakukan evaluasi
atas kepatuhan terhadap peraturan, evaluasi ats efektivitas pengendalian internal,
pemeriksaan ats informasi keuangan prospektif, dan penerbitan comfort letter untuk
penawaran umum.

II. III. .DEFINISI DAN JENIS PENGAUDITAN

II. III. I Pengertian Audit

Audit adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait suatu informasi
untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian antara informasi dengan
kriteria yang ditetapkan.

Umumnya pemeriksaan atau auditing dilakukan terhadap laporan keuangan, berbagai


catatan pembukuan, serta bukti pendukung yang dibuat oleh suatu perusahaan. Proses
auditing dilakukan oleh auditor, yaitu seseorang yang memiliki komptensi untuk mengaudit
dan sifatnya independen.

II. III. II Tujuan Audit


Audit dilakukan tentunya memiliki tujuan tertentu. Mengacu pada pengertian audit di atas,
adapun tujuan audit adalah sebagai berikut:

1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)

Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi telah dicatat atau
dimasukkan ke dalam jurnal dengan segala kelengkapannya.

2. Memastikan Ketepatan (Accuracy)

Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan semua transaksi dan saldo perkiraan telah
didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar, jumlahnya tepat, dan diklasifikasikan
berdasarkan jenis transaksi.

3. Memastikan Eksistensi (Existence)

Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan kewajiban memiliki eksistensi sesuai
dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai dengan
kejadian yang sebenarnya.

4 Membuat Penilaian (Valuation)

Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diaplikasikan dengan benar.

5 Membuat Klasifikasi (Classification)

Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam jurnal
diklasifikasikan sesuai jenis transaksinya.

6 Memastikan Ketepatan (Accuracy)

Kegiatan audit juga bertujuan Untuk memastikan bahwa pencatatan transaksi dilakukan
sesuai tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar,
dan penjumlahan saldo dilakukan dengan benar.

7. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)

Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat
dalam periode yang sesuai. Pencatatan transaksi di akhir periode akuntansi sangat mungkin
terjadi salah saji.

8. Membuat Pengungkapan (Disclosure)

Audit juga bertujuan untuk memasikan saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan sudah disajikan dengan baik pada laporan keuangan serta terdapat penjelasan yang
wajar pada isi dan catatan kaki laporan yang dibuat.

II. III Ill Jenis-Jenis Audit


Secara umum, audit dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu jenis audit berdasarkan
pemeriksaan dan jenis audit berdasarkan luas pemeriksaan:

1. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan

• Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang mencakup proses pengumpulan


dan evaluasi bukti laporan, dimana proses audit keuangan dilakukan oleh pihak
eksternal.

• Audit Operasional, yaitu pemeriksaan terhadap semua bagian dalam operasional,


mulai dari prosedur hingga metode kerja suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk
meninjua sejauh mana efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi tersebut.

• Audit Ketaatan, yaitu pemeriksaan terhadap ketaatan klien, apakah melakukan


pekerjaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak yang punya otoritas lebih
tinggi.

• Audit Kinerja, yaitu pemeriksaan terhadap instansi pemerintah dalam menentukan


sisi Ekonomis, Efektivitas, dan Efisiensi (3E). Audit ini juga memperhatikan manfaat
kegiatan suatu instansi bagi masyarakat dan biayanya.

2. Jenis Audit Berdasarkan Luas Pemeriksaan

• Audit Umum, yaitu pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan standar profesional


akuntan publik dengan memperhatikan standar kode etik akuntan publik.

• Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh suatu perusahaan untuk ruang
lingkup tertentu saja. Misalnya, perusahaan ingin mengaudit divisi keuangan saja
untuk memeriksa laporan pengeluaran kas perusahaan.

II. III. IV Standar Audit

Ada dua standar dalam melakukan auditing, yaitu standar umum dan standar lapangan.
Berikut penjelasannya:

1. Standar Umum

• Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya keahlian yang memadai sebagai
seorang auditor, bukan sekedar akuntan.

• Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam pelaksanaan pekerjaannya tanpa


memihak pada piihak manapun.

• Seorang auditor harus memakai keahliannya secara cerma dan seksama dalam
melaksanakan audit dan penyusunan laporan.

2. Standar Lapangan

• Pelaksanaan auditing harus dilakukan sebaik-baiknya. Bila ada asisten pelaksana,


maka harus ada supervisi sesuai keperluannya.
• Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan haruslah dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

• Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan atau pendapat mengenai suatu
laporan keuangan yang diperiksa.

• Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak konsisten, maka di dalam
laporan auditor harus menjelaskannya dan memberikan rekomendasi untuk diperbaiki.

Dari ulasan di atas, mudah-mudahan kamu memahami apa pengertian audit, tujuan audit,
jenis-jenis audit, dan standar audit yang baik. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat dan
menambah wawasan kamu.

II. IV STANDAR PROFESIONAL AKUNTANSI PUBLIK

Standar Profesional Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu:


• Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang
terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA)
termasuk interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat
mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan
publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
• Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas
laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe
perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan
pelaksanaaannya bersifat wajib.
• Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat
akuntan publik sehingga pelaksanaannya wajib.
• Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
• Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik
dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.
• Aturan etika kompartemen Akuntan publik

Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik., sedangkan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam
standar profesional ini disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan akuntan publik
bagi masyarakat.
Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing

Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia merupakan satu di antara jasa atestasi yang disediakan KAP kepada masyarakat.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan
pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit atas laporan keuangan historis,
namun mencakup juga jasa profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan (level
of assurance) di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas
laporan keuangan historis.

STANDAR AUDITING

Terdiri dari 3 standar umum, 3 standar pekerjaan lapangan, dan 4 standar pelaporan.

1. Standar Umum
▪ Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
▪ Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
▪ Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


▪ Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
▪ Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup oengujian yang akan dilakukan.
▪ Bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
▪ Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
▪ Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistensian
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
▪ Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
▪ Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahea pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Penjelasan standar umum pertama yaitu: audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan
audit untuk sampai pada suatu pernyatan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai
seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut
dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktik audit.

Penjelasan standar umum kedua yaitu: dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini
mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karene ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian tidak dibenarkan
memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis
yang dimiliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya.

Penjelasan standar umum ketiga : Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Standar
ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya
dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan
kemahiran profesional dengan kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggung jawab
setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Penjelasan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu: Pekerjaan harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Perencanaan
audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam
perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain :
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha
entitas tersebut..
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan.
4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
8. Sifat laporan laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan yang diserahkan ke
Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak
perjanjian).

Supervisi: Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di review untuk menentukan
apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan auditor harus menilainya
apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor.

Penjelasan standar pekerjaan lapangan kedua: Pemahaman memadai atas pengendalian


intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang dilakukan. Pengendalian intern adalah suatu proses yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan : keandalan laporan keuangan,
efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait yaitu :
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran risiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan

Dalam semua audit, auditor harus memperoleh pemahaman masing-masing dari lima
komponen pengendalian intern yang cukup untuk merencanakan audit dengan melaksanakan
prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan suatu audit laporan
keuangan, dan apakah pengendalian tersebut dioperasikan. Dalam perencanaan audit,
pengetahuan tersebut digunakan untuk:
1. Mengidentifikasi salah saji potensial.
2. Mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material
3. Mendesain pengujian substantif.

Penjelasan standar pekerjaan lapangan yang ketiga: Bukti audit kompeten yang cukup
harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.Pernyataan
manajemen (asersi) yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi 5 golongan yaitu: keberadaan atau keterjadian (exitence or
occurrence), kelengkapan (completeness), hak dan kewajiaban (right and obligation),
penilaian (valuation), dan Penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure).Didalam memperoleh bukti audit yang mendukung asersi dalam laporan
keuangan, auditor independen merumuskan tujuan audit spesifik ditinjau dari sudut asersi
tersebut dengan mempertimbangkan kondisi khuisus entitas termasuk sifat aktivitas ekonomi
dan praktik akuntansi yang khas dalam industrinya.

Penjelasan standar pelaporan pertama menyatakan: Laporan audit harus menyatakan


apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Pendapat auditor, bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
harus didasarkan atas pertimbangannya apakah :
1. Prinsip akuntansi yang dipilih dan diterapkan telah berlaku umum di Indonesia.
2. Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan
3. Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi cukup yang dapat
mempengaruhi penggunaan, pemahaman, dan penafsirannya.
4. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan diikhtisarkan
dengan semestinya, yang tidak terlalu rinci atau ringkas.
5. Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam suatu
cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang
layak dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan.

Penjelasan standar pelaporan kedua yaitu: laporan auditor harus menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam pnyusunan laporan keuangan priode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya. Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan
prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya.
Penjelasan standar pelaporan ketiga yaitu: Pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup
dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut
mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta cataan atas laporan keuangan
yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan
unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah
yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Auditor harus mempertimbangkan apakah masih
terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang
diketahuinya pada saat audit.

Penjelasan standar pelaporan keempat yaitu: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada , dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Tujuan standar
pelaporan keempat adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab yang
harus dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.

STANDAR ATESTASI

Standar ini berlaku pada akuntan publik yang melaksanakan suatu perikatan atestasi.Suatu
perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.

1. Standar Umum:
▪ Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
▪ Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan
cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
▪ Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk menyakinkan
dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :
▪ Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus
dipertahankan oleh praktisi.
▪ Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan
perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.

1. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan yang
diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya.

2. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan
menggunakan kriteria tersebut.Kriteria rasional adalah kriteria yang menghasilkan
informasi bermanfaat. Manfaat informasi tergantung pada keseimbangan memadai antara
relevansi dan keandalan.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


▪ Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
▪ Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan yang
dinyatakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan
▪ Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan
atestasi yang bersangkutan.
▪ Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat
pengukur.
▪ Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang perikatan dan
penyajian asersi.
▪ Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan
kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan prosedur
yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan
hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.

STANDAR JASA AKUNTANSI DAN REVIEW

Terdiri dari Kompilasi dan review atas laporan keuangan, pelaporan atas laporan keuangan
komparatif, Laporan kompilasi atas laporan keuangan yang dimasukkan dalam formulir
tertentu, komunikasi antara akuntan pendahulu dengan akuntan pengganti, pelaporan atas
laporan keuangan pribadi yang dimasukkan dalam rencana keuangan pribadi tertulis.

Kompilasi Dan Review Atas Laporan Keuangan

Pelaporan Atas Kompilasi Laporan Keuangan tanpa audit atau review oleh akuntan harus
disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
1. Kompilasi telah dilakukan sesuai denganstandar.
2. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen atau pemilik.
3. Laporan keuangan tidak diadit atau direview dan dengan demikian akuntan tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.
Pelaporan Akuntan mengenai hasil revuiew atas laporan keuangan, harus disertai dengan
laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
1. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia.
2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
atau pemilik entitas tersebut.
3. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat penting
perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.
4. Lingkup review jauh lebih sermpit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dengan
demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dlalam suatu review.
5. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan
akuntan.

Pelaporan Atas Laporan Keuangan Komparatif

Laporan keuangan yang disusun oleh klien untuk beberapa periode yang tidak diaudit, direview
atau dikompilasi dapat disajikan di halaman terpisah dalam suatu dokumen yang juga berisi
laporan keuangan periode lain yang dilaporkan oleh akuntan.Laporan keuangan komparatif
adalah laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk kolom.

STANDAR JASA KONSULTASI

Jasa konsultasi adalah jasa profesional yang disediakan dengan memadukan kemahiran
teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi mengenai proses
konsultasi, yang meliputi : Konsultasi, jasa pemberian saran profesional, jasa implementasi ,
jasa transaksi, jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya dan jasa produk.

1. Standar Umum :
▪ Kecakapan Profesional
▪ Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
▪ Perencanaan dan supervisi
▪ Data relevan yang memadai

2. Standar umum tambahan:


▪ Kepentingan klien : dalam setiap perikatan, praktisi harus melayani kepentingan klien
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kesepakatan dengan klien dengan
tetap mempertahankan integritas dan objektivitas.
▪ Kesepakatan dengan klien : Praktisi harus mencapai kesepakatan baik secara lisan maupun
tertulis, dengan klien mengenai tanggung jawab masing-masing pihak dan sifat, lingkup,
dan keterbatasan jasa yang akan disediakan, dan mengubah kesepakatan tersebut apabila
terjadi perubahan signifikan selama masa perikatan.
▪ Komunikasi dengan klien : Praktisi harus menberitahu kliennya tentang adanya : benturan
kepentingan, keraguan signifikan yang berkaitan dengan lingkup dan manfaat suatu
perikatan dan temuan atau kejadian signifikan selama periode perikatan.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Setiap Kantor Akuntan Publik wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan menjelaskan
unsur-unsur pengendalian mutu dan hal-hal yang terkait dengan implementasi secara efektif
sistem tersebut. Sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian
perikatan profesional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu harus komprehensif dan
harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik KAP.

Unsur-unsur sistem pengendalian mutu :


1. Independensi
2. Penugasan personel
3. Konsultasi
4. Supervisi
5. Pemekerjaan (hiring)
6. Pengembangan profesional
7. Promosi
8. Penerimaan dan keberlanjutan klien
9. Inspeksi

Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu

Tujuan program review mutu IAI adalah untuk meningkatkan mutu kinerja anggota IAI
dalam perikatan audit, atestasi, akuntansi dan review, konsultasi. Tujuan program ini dicapai
melalui tindakan pendidikan dan perbaikan serta tindakan koreksi. Tujuan tersebut digunakan
untuk melayani kepentingan masyarakat umum dan sekaligus untuk meningkatkan arti
pentingnya keanggotaan IAI.

ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

Standar Umum
A. Kompetensi profesional
B. Kecermatan dan keseksamaan profesional
C. Perencanaan dan supervisi
D. Data relevan yang memadai

Tanggung Jawab kepada Klien


1. Informasi Klien yang Rahasia
anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia tanpa
persetujuan klien
2. Fee Profesional
Besarnya fee dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa
yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur
biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
3. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesinal tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

Tanggung Jawab kepada Rekan Profesi


1. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perbuatan dan perkataan
yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
2. Komunikasi Antar Akuntan Publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik terdahulu bila akan melakukan
perikatan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama
ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan . Akuntan
publik pendahuli wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan
pengganti secara memadai.
3. Perikatan Atestasi
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan
periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dulu ditunjuk
klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-
undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

Tanggung Jawab dan Praktik Lain


1. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan atau mengucapkan perkataan yang
mencemarkan profesi.
2. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak merendahkan citra profesi.
3. Komisi dan Fee Referal
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi. Fee referal (rujukan)
adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama pnyedia jasa profesional
akuntan publik. Fee referal hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
4. Bentuk Organisasi dan KAP
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi.

II. V PENGAUDITAN DAN AKUNTANSI

Auditing berhubungan erat dengan akuntansi, yang menjelaskan bahwa auditor adalah
akuntan, tapi auditing bukanlah bagian dari akunting. Sedangkan tujuan auditing laporan
keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambahkan dalam
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.

Akuntansi membutuhkan aplikasi pernyataan profesional yang signifikan, dan


impresiasi dalam akuntansi memimpin impresiasi dalam kemampuan untuk memferifikasi
penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, Auditor hanya mencari dasar untuk
membuktikan dan memberikan pendapat tentang benar atau tidaknya leporan keuangan
tersebut. Hubungan dengan Auditor Independen yaitu menjalin hubungan baik dengan
manajemen, dewan direksi dan komite audit, auditor internal, dan pemegang saham.

Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat,


mengelompokkan, merangkum, dan melaporkan kejadian-kejadian yang mempengaruhi
perusahaan dalam laporan keuangan. Sedangkan audit meliputi mengumpulkan bukti-bukti
yang diperoleh secara logis dan assurance bahwa laporan keuangan tersebut disajikan dengan
wajar dalam semua aspek material sesuai ketentuan yang berlaku.
Tujuan akhir dari sebuah laporan keuangan yang disusun oleh manajemen adalah
untuk mengakumulasi informasi-informasi keuangan yang relevan dan andalyang akan
dikomunikasikan kepada berbagai pihak yang membutuhkan, untuk digunakan sebagai
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat ekonomi. Agar
informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki “nilai guna”
bagi para pemakai maka, informasi-informasi yang disajikan haruslah informasi yang wajar.
Informasi yang wajar adalah informasi yang relevan dan andal. Untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan andal ini maka dalam menyusun laporan keuangan harus
digunakan suatu kriteria yang berlaku umum.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam


melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua
aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan
orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga
yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).Dengan kata lain, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi
pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.

Pentingnya prinsip sesuai dengan pedoman PSAK dalam penyusunan laporan


keuangan adalah, untuk menyatukan persepsi didalam suatu perbedaan dalam memahami
konsep, standar,definisi, metode dan penyajian suatu item yang disajikan dalam laporan
keuangan. Dengan adanya kesatuan persepsi ini, diharapkan semua informasi keuangan yang
disajikan manajemen dalam laporan keuangandapat dipahmi dengan pemahaman yang sama
oleh berbagai-bagai pihak sehingga menjadikan informasi keuangan tersebut memiliki nilai
guna. Didalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan mengenai masalah pengakuan,
pengukuran, pencatatan, penilaian dan penyajian dan pengelompokkan masing-masing item
dalam laporan keuangan.

Dalam akuntansi, proses penyusunan laporan keuangan dimulai dari mengidentifikasi


akibat dari transaksi atau peristiwa, pencatatan dampak dari transaksi atau peristiwa kedalam
buku harian berdasarkan dokumen, pemindahan ke buku besar, pemindahan saldo buku besar
ke neraca percobaan, membuat jurnal penyesuaian untuk menyiapkan neraca lajur, membuat
jurnal penutup dan kemudian disusunlah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugidan arus kas.

Untuk menambah keyakinan berbagai-bagai pihak pemakai terhadap informasi yang


disajikan manajemen dalam laporan keuangan maka, diperlukanlah suatu penilaian yang
dilakukan oleh pihak yang independenuntuk menentukan tingkat kewajaran dari informasi
yang disajikan. Dalam menentukan kewajaran suatu informasi keuangan tersebut pihak
independen akan menilai sampai sejauh manakah Standar Akuntansi Keuangan digunakan
pihak manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Dalam melakukan penilaian terhadap kewajaran informasiyang disajikan


manajemendalam laporan keuangan maka, pihak penilai independen harus
menggunakansistem dan standar tertentu. Di Indonesia standar ini disebut dengan Standar
Profesional Akuntan Publik. Didalam standar ini diatur ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan, baik ketentuan yang berhubungan dengan persyaratan orang yang dapat
melakukan penilaian, ketentuan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan ketentuan yang
berhubungandengan pelaporannya.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik, proses auditing dilakukan dengan cara
mendapatkan dan menilai bukti-bukti yang dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan,
menguji ketepatan pengakuan, kecermatan pengukuran dan penilaian, ketepatan pencatatan,
pengelompokkan dan penyajian dalam laporan keuangan.Untuk mendapatkan bukti-bukti,
digunakanlah prosedur-prosedur audit dan tehnik-tehnik audit.Setelah auditor melaksanakan
proses audit tersebut maka, auditor menyimpulkan hasil penilaiannya yang dinyatakan dalam
sebuah pernyataan pendapat mengenai tingkat kewajaran penyajian neracadan posisi
keuangan perusahaan serta hasil usaha dari kegiatan operasi perusahaan serta arus kas untuk
tanggal tertentu yang diauditing.

ke

II. VI ASUMSI YANG MENDASARI PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

II. VI. I Asumsi dalam Laporan Keuangan

Asumsi dalam laporan keuangan adalah dasar dalam penyusunan sebuah laporan

akuntansi. Asumsi dasar terdiri atas 4 jenis, yaitu asumsi entitas ekonomi, asumsi kelangsungan

hidup, asumsi unit moneter, dan asumsi periodisitas. Berikut penjelasan singkatnya:

– Asumsi Entitas Ekonomi

Dalam asumsi entitas ekonomi, aktivitas ekonomis perusahaan dibedakan dengan pemilik
usaha. Sebagai contoh, pengeluaran pemilik usaha yang bersifat pribadi tidak bisa
dimasukkan dalam laporan akuntansi perusahaan.
– Asumsi Kelangsungan Hidup

Asumsi kelangsungan hidup memungkinkan adanya pencatatan aset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan.

– Asumsi Unit Moneter

Asumsi unit moneter berarti laporan keuangan yang menggunakan satuan uang atau unit
moneter. Hal ini dilakukan untuk menciptakan keseragaman dalam pencatatan.
– Asumsi Periodisitas

Asumsi periodisitas adalah penyusunan laporan berdasarkan periode tertentu, misalnya


jangka bulanan atau tahunan.

Keempat asumsi ini perlu dipahami terlebih dahulu sebelum melakukan penyusunan laporan
tahunan.

II. VI. II Pertanggungjawaban Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas seluruh aktivitas


keuangan di perusahaan terkait. Laporan ini disajikan secara lengkap untuk kebutuhan
internal maupun eksternal. Pertanggungjawaban laporan keuangan harus bersifat up to date,
dapat dimengerti, dan benar. Adapun isi dari sebuah laporan antara lain laporan laba rugi,
cash in dan cash out, perubahan ekuitas, dan sebagainya.

Untuk menyusun laporan keuangan yang rinci, perusahaan perlu memiliki sistem
yang efektif. Tentunya yang lebih canggih dari zaman dahulu,

Karena pada zaman dahulu, penyusunan laporan ini hanya menggunakan cara manual
yang bersifat konvensional. Kini, dengan dukungan teknologi, laporan keuangan lebih praktis
dan mudah dibuat.

Nah, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip asumsi dasar dalam penyusunan


laporan keuangan di perusahaan, pertanggungjawabannya pun menjadi lebih valid dan tepat.

II. VII KEBUTUHAN AKAN PENGAUDITAN

Empat kondisi yang mendorong perlunya dilakukan audit akan laporan keuangan
antara lain Boynton , 2001 : 46 :

1. Pertentangan kepentingan pengguna laporan keuangan memberikan perhatian pada


kepentingan antara para pengguna dan pengguna laporan keuangan . Kekhawatiran tersebut
berkembang menjadi penerapan bahwa manajemen akan menyusun laporan keuangan untuk
kepentingan manajemen itu sendiri . Oleh karena itu , para pengguna laporan keuangan
mencari keyakinan dari auditor independen bahwa informasi tersebut telah : 1 bebas dari bias
untuk kepentingan manajemen dan 2 netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna .
2 . menyajikan laporan keuangan menyajikan informasi yang penting dan dalam beberapa kasus

merupakan satu - satunya sumber informasi yang digunakan untuk membuat kebutusan invastasi

yang signifikan, peminjaman , dan keputusan investasi lainnya . Untuk itu para pengguna laporan

keuangan berharap laporan keuangan menyajikan data yang relevan . Hal ini dikarenakan

keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang akan membawa konsekuensi ekonomi ,

sosial , dan konsekuensi lain yang signifikan . Sehingga para pengguna laporan keuangan melirik

auditor independen untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan perusahaan telah

disajikan sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi berterima umum

3. Kompleksitas Masalah akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan telah menjadi
kompleks . Hal ini berisiko salah dalam meningkatkan dan memicu timbulnya kesalahan
yang tidak dapat dilaporkan , karena tidak ada laporan yang dikembangkan untuk
mengembangkan sendiri mutu keuangan .

4. Keterpencilan Catatan akuntansi utama yang dapat digunakan untuk melakukan verifikasi
atas laporan keuangan sulit untuk diakses para pengguna laporan keuangan . Hal ini
dikarenakan faktor jarak , waktu , dan biaya . Sehingga , para pengguna laporan keuangan
mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhan mereka . Keempat kondisi ini
bersama - sama membentuk risiko informasi risiko , yaitu risiko laporan keuangan yang
disajikan secara tidak benar , tidak lengkap , atau biasa.

II. VIII MANFAAT EKONOMIS PENGAUDITAN

Manfaat Audit dari aspek Ekonomi

1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan.

2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran.

3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

4. Mendorong efisiensi pasar modal.

Pada dasarnya, audit bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik ke depannya.

Tujuan suatu perusahaan melakukannya adalah untuk memeriksa kelengkapan, ketepatan,


eksistensi, penilaian, klasifikasi, ketetapan, pisah batas (cut off) dan pengungkapan dari
perusahaan itu sendiri.

Sementara manfaat audit adalah untuk menambah integritas laporan keuangan yang
dapat dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal, seperti pemegang saham, pemerintah,
kreditur, dan lainnya.

Tindakan audit juga dapat terjadinya fraud yang dapat dilakukan oleh manajemen
perusahaan.

Audit bermanfaat tidak hanya untuk perusahaan yang diaudit, tetapi juga untuk pihak-
pihak lainnya. Bagaimana dampak manfaat tersebut?

1. Manfaat bagi Pihak yang Diaudit

Seperti yang sudah disebutkan di atas, audit dapat menambah integritas laporan
keuangan agar dapat dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal. Audit juga dapat
mencegah terjadinya fraud atau menemukan adanya fraud yang dilakukan oleh pihak internal
perusahaan. Selain itu, audit memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan
Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan kepada pemerintah.

Audit juga membantu membuka pintu untuk masuknya sumber-sumber pembiayaan


dari luar, serta dapat membantu mengungkap kesalahan dan penyimpanan dalam catatan
keuangan.

2. Manfaat Audit bagi Pihak Lain dalam Dunia Usaha

Pihak lain dalam dunia usaha, yang dimaksud di sini adalah karyawan perusahaan
atau kreditur. Audit dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan para mitra dan kreditur
untuk mengambil keputusan dalam pemberian kredit usaha. Tidak hanya itu, audit turut
membantu dalam memberikan dasar lebih meyakinkan pada perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan atas kerugian yang diasuransikan.
Audit juga dapat menjadi dasar yang terpercaya pada para investor dan calon investor
untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.

Manfaat lainnya, audit dapat memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh
dan perusahaan yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.

Dalam transaksi bisnis, audit dapat memberikan dasar yang independen pada pembeli
maupun penjual untuk menentukan syarat penjualan, pembelian, atau pun penggabungan
perusahaan.

Kepada langganan atau klien, audit dapat memberikan dasar yang lebih baik untuk
menilai profitabilitas atau audit finansial, audit manajemen, sistem pengendalian intern,
rentabilitas perusahaan, efisiensi operasional dan keadaan keuangannya.

3. bagi Pemerintah atau Pihak Lainnya

Audit dapat memberikan tambahan kepastian yang independen mengenai ketelitian pelaporan
keuangan sebagai dasar pengenaan pajak. Tidak hanya itu, audit bermanfaat sebagai dasar
yang independen kepada pihak lain di bidang hukum untuk menyelesaikan masalah dalam
kebangkrutan, mengurus harta warisan maupun harta titipan, dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.

II. IX KETERBATASAN PNGAUDITAN

Audit mempunyai beberapa keterbatasan sebagai berikut ini:

Keterbatasan Audit Internal.

1. Personel yang tidak kompeten: Keterbatasan audit internal adalah bahwa stafaudit dapat
tidak kompeten. Tujuan audit internal gagal membantu manajement, Mungkin ada
kekurangan pengalaman dan pelatihan di staf Audit Internal.
2. kekurangan staf : keterbatasan kurangnya personel audit internal. Mungkin ada kebutuhan
yang realistis dari staf audit untuk memeriksa catatan, kurangnya personel akan mengurangi
kelancaran dari audit internal.

3. Pembatasan waktu: Pembatasan audit internal dimulai ketika ada waktu penundaan antara
pencatatan dan pemeriksaan. akuntansi dan audit internal harus berjalan seiringan dengan
waktu minimum.

4. Kesalahan: Kelemahan audit internal mungkin merupakan kesalahan dalam akuntansi. Itu
tergantung pada kemampuan personel audit internal. Jika staf audit memiliki pengetahuan,
kemungkinan kesalahan yang lebih kecil. Dalam kasus staf audit yang buruk, tidak ada
jaminan bahwa akun yang diaudit bebas dari kesalahan.

5. Tanggung jawab: Keterbatasan audit internal adalah bahwa manajement mungkin tidak
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan formalitas audit. Staf audit dapat
memberikan saran untuk kinerja bisnis yang tepat. Manajement tingkat atas mungkin tidak
memperhatikan saran. Dengan cara ini, pekerjaan audit tidak dapat membantu perusahaan.

6. Tugas: Keterbatasan Audit Internal, mungkin tidak ada pembagian tugas yang tepat. Dalam
hal ini, auditor internal tidak dapat meningkatkan tanggung jawab atas kelalaian tugas.
Manajemen harus mengetahui pembagian tugas. Pekerjaan audit dapat menunjukkan
kelemahan karyawan bisnis; Jika tidak, semua pengaturan menjadi sia-sia.

II. X PIHAK INTERAKSI AUDITOR

Komunikasi merupakan bagian integral dalam proses audit intern yang dilakukan oleh
Inspektorat, mulai dari perencanaan penugasan, pelaksanaan pengujian, hingga pemantauan
tindak lanjut, semuanya memerlukan keterampilan berkomunikasi untuk mendapatkan hasil
terbaik. Dengan menerapkan keterampilan berkomunikasi, pelaksanaan audit akan berjalan
secara efektif dan efisien (efektif dalam arti audit dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan;
efisien karena proses audit dapat dilaksanakan dengan lancar sehingga sumber daya audit
benar-benar digunakan untuk mencapai tujuan audit).
Manfaat komunikasi dalam audit intern :

• Memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam pengujian audit

Ketika audit merupakan proses pengumpulan dan pengujian informasi untuk menghasilkan
simpulan dan rekomendasi, maka komunikasi yang baik antara auditan selaku pemilik data
dan informasi dengan auditor harus dilakukan. Karena jika perolehan data dan informasi
tidak memadai, maka audit tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

• Mengendalikan dan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan audit

Audit dilakukan oleh tim yang terdiri dari Penanggung Jawab, Pengendali Teknis, Ketua Tim
dan Anggota Tim yang diwakili oleh individu-individu yang berbeda latar belakang
pendidikan. Audit juga menjalankan aktivitas-aktivitas yang saling terkait. Maka dari itu
komunikasi yang baik dalam tim harus terjaga sehingga interaksi individu dan rangkaian
aktivitas dalam audit dapat berjalan dengan baik.

• Meningkatkan mutu audit

Ketika seluruh aktivitas dasar dalam audit dapat berjalan lancar (pengumpulan informasi,
pengujian, dan penyampaian hasil audit), maka konsentrasi tim dapat diarahkan pada usaha
peningkatan mutu audit. Misalnya, jika perolehan informasi menjadi mudah dan cepat, maka
tim dapat berkonsentrasi untuk memilih proses analisis yang tepat guna meningkatkan mutu
audit di masa depan.

• Memperbaiki citra audit internal

Citra auditor atau APIP yang melekat selama ini adalah arogan, semena-mena, tidak ramah dan

sibuk sendiri. Citra itu menyulitkan auditor untuk melaksanakan tugasnya sebagai APIP karena

tidak bisa bekerja sama dengan baik dengan auditan. Ketika auditan percaya terhadap citra

tersebut dan auditor tidak bisa berkomunikasi dengan baik, maka auditan akan cenderung tertutup

dan tidak mau bekerja sama bahkan dapat menghambat pekerjaan auditor dalam proses audit

yang dilakukan. Dengan meningkatkan komunikasi antar pribadi, citra ini dapat
dikurangi, bahkan dihilangkan. Sehingga ke depannya, diharapkan akan timbul citra yang
lebih baik mengenai auditor.

• Bentuk dan teknik komunikasi audit

Bentuk komunikasi yang biasanya digunakan dalam proses audit dapat dirangkum menjadi 7
(tujuh) bagian, yaitu:

• Wawancara

Wawancara biasanya digunakan auditor untuk memperoleh data ataupun fakta yang
dibutuhkan selama proses audit. Cara ini merupakan alat yang cukup baik untuk memperoleh
informasi, pendapat, keyakinan ataupun tanggapan seseorang mengenai sesuatu hal. Karena
pada proses wawancara auditor dapat melihat langsung aksi, reaksi seseorang dalam bentuk
gerak gerik dan ekspresi wajah saat wawancara berlangsung.

• Kuesioner

Kuesioner memungkinkan individu untuk menuliskan apa yang mereka rasa tidak pantas
untuk diungkapkan secara lisan. Bahkan kuesioner dapat dianalisis secara akurat dan dapat
memberikan data kuantitatif yang solid untuk mendukung temuan kualitatif.

• Konfirmasi

Proses ini dilakukan saat auditor ingin meminta penegasan terkait kebenaran suatu data atau
informasi yang didapatkan.

• Presentasi

Merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara tatap muka yang berisi penyampaian ie
atau gagasan kepada sekelompok orang. Dalam proses ini bukan hanya pesan verbal yang
dapat ditangkap, pesan non verbal juga penting untuk diperhatikan.

• Rapat
Bentuk komunikasi ini merupakan yang paling lazim ditemui dalam dunia kerja. Rapat bisa
dilakukan secara internal maupun dengan pihak auditan.

• Rapat Kecil (Briefing)

Biasanya bentuk komunikasi ini dilakukan hanya untuk memperjelas gagasan dan
mengantisipasi hambatan, bukan untuk membahas pokok gagasan. Dalam audit, rapat kecil
biasanya dilaksanakan intern sebelum memulai penugasan audit.

• Laporan Hasil Audit

Merupakan bentuk komunikasi dimana auditor akan menyampaikan hasil audit kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan (secara tertulis).

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pengauditan adalah suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti mengenai


informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh pihak
yang kompeten dan independen.

"jasa asurans" adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan keyakinan
bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan
nonkeuangan berdasarkan suatu kriteria.

Proses audit akan membantu perusahaan mengidentifikasi masalah, risiko, dan


kelemahan sistem yang berpotensi membahayakan aset perusahaan. Berbekal temuan
itu, perusahaan dapat mengambil tindakan preventif maupun perbaikan. Demikian alasan
mengapa perusahaan masih perlu dilakukan audit.
DAFTAR PUSTAKA

https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/standar-profesional-akuntan-publik/

https://kamus.tokopedia.com/a/auditor/

https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-audit.html

http://spi.upi.edu/2021/10/28/hubungan-antara-akuntansi-dengan-pengauditan/

https://text-id.123dok.com/document/7qvr5n3gy-kebutuhan-akan-audit-
laporan-keuangan.html

https://news.limadetik.com/manfaat-dan-keterbatasan-audit-internal/

http://inspektorat.kaltaraprov.go.id/wordpress/?p=252

http://www.kapganung.com/2020/09/jasa-asurans.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai