1. Josua Matei
2. Fricilia Waluyan
3. Nafalia Gresia Maindoka
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat cinta dan kasih-Nya
sehingga kami Kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pengauditan 1 dengan materi Pengauditan dan Jasa Asurans.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan karena
Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami terbuka dengan kritik
Dan saran dari pihak pembaca baik dosen maupun rekan mahasiswa yang bersifat
Membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa membantu
dan Berguna bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Audit atas laporan keuangan merupakan bagian dari jasa penjaminan Yang diberikan
Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada sebuah perusahaan. Jasa penjaminan ini memiliki
nilai karena pemberi jaminan bersifat Independen dan tidak bias dengan informasi yang
diperiksanya. Perusahaan Diwajibkan untuk meminta pendapat audit dari auditor terhadap
laporan Keuangan yang akan dipublikasikan kepada masyarakat luas. Hal tersebut Dilakukan
sebagai bentuk penjaminan atas kepercayaan publik kepada Perusahaan (Budiman, 2013).
Salah satu jasa penjaminan yang diberikan Kantor Akuntan Publik Yaitu jasa
assurance (jasa audit/assurance service) yang dapat dilakukan oleh Akuntan publik. Hal
tersebut, dapat diasumsikan bahwa pengauditan Merupakan usaha peningkatan kualitas
informasi bagi pengambilan keputusan Serta independensi dan kompetensi dari pihak
yang melakukan audit (auditor). Kualitas audit dapat terjadi apabila prosedur-prosedur
audit Dijalankan dengan baik oleh auditor (Kumalasari, Handayani, dan Wibisono,2013).
Secara umum, pemakai jasa audit dapat dikelompokkan menjadi pihak Internal dan
pihak eksternal. Pihak internal adalah manajemen perusahaan Yang menggunakan hasil
audit laporan keuangan perusahaannya untuk Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pengembangan perusahaan, Sedangkan pihak eksternal adalah investor untuk pengambilan
keputusan Investasi atau kreditur untuk pengambilan keputusan pemberian pinjaman. Pihak
internal mempekerjakan akuntan publik agar mendapat pengakuan Performance dalam
mengelola dana yang ditanamkan pada perusahaan Melalui pendapat (opini) seperti “wajar
tanpa pengecualian” atas laporan Keuangan. Pihak eksternal sebagai pihak yang
membutuhkan informasi Perusahaan dari laporan keuangan yang diterbitkan, perlu
memastikan bahwa Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dapat dipercaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Audit merupakan salah satu dari assurance services. Assurance services sendiri merupakan
jasa profesional independen yang mampu meningkatkan mutu informasi melalui peningkatan
keandalan dan relevansi sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan.
Auditor merupakan profesi seseorang yang berfokus kepada kegiatan auditing. Auditor
biasa bekerja untuk mengaudit berbagai laporan yang berkaitan dengan keuangan dari suatu
lembaga, instansi, atau perusahaan. Pemeriksaan atas kewajaran suatu laporan keuangan
merupakan tanggung jawab seorang auditor, dan auditor juga harus memeriksa apakah setiap
laporan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau tidak.
II. I. Il Jenis- jenis auditor
1. Auditor Internal
Auditor internal adalah seorang auditor yang bekerja untuk suatu instansi atau perusahaan.
Adapun beberapa tugas dari auditor internal adalah memeriksa dokumen keuangan internal
perusahaan namun hanya dalam ruang lingkup yang cukup terbatas, dan juga bekerja untuk
meningkatkan akurasi data keuangan perusahaan.
2. Auditor Independen
Auditor independen adalah anggota kantor akuntan publik yang bekerja secara eksternal
untuk melayani masyarakat publik yang sedang membutuhkan jasa audit. Auditor independen
tidak boleh dipengaruhi oleh pihak luar atau pihak mana pun. CPA adalah julukan untuk
auditor independen di luar negeri.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah seorang auditor yang bekerja melayani lembaga-lembaga atau
perusahaan milik pemerintah. Beberapa tugas yang harus dikerjakan bagi auditor pemerintah
antara lain adalah untuk mengawasi aliran keuangan dan praktek di lembaga atau instansi
pemerintahan.
4. Auditor Forensik
Auditor forensik merupakan auditor yang bekerja di bidang spesialisasi dalam bidang kri
minal keuangan. Pekerjaan yang biasa mereka lakukan adalah cenderung di dalam
pemeriksaan dokumen-dokumen terkait dengan berbagai tindakan kriminal, seperti money
laundry dan pelacakan sumber uang berasal.
5. Auditor Pajak
Auditor Pajak merupakan auditor di bawah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian
Keuangan Republik Indonesia. Auditor ini memiliki tugas khusus untuk melakukan audit
terhadap para wajib pajak tertentu apakah telah melakukan kewajibannya sesuai peraturan
perundangan yang berlaku atau belum.
II. I. III Kode Etik Auditor
Etika profesi auditor dibuat untuk mengatur proses kerja auditor dan menjaga
profesionalisme seorang auditor. Etika profesi ini dibuat juga untuk melindungi para
klien agar kerahasiaan data mereka tetap aman dan tidak terjadi kebocoran. Berikut kode
etik auditor yang perlu diterapkan:
1. Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran.
2. Objektivitas
Objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan.
3. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sifat sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang agar tidak
diceritakan kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya.
kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya.
4. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya
5. Akuntabel
Akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
6. Profesional
Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan kualitas suatu
profesi atau orang yang profesional di mana memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya.
II. I. IV Opini Auditor
Opini audit ini lah yang akan menjadi “terjemahan” untuk laporan keuangan yang
digunakan oleh pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak dan
melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada, auditor di asumsikan
memiliki independensi, baik secara mental maupun fisik untuk melaksanakan tugas audit
agar dapat memberikan pendapat (opini) audit secara objektif.
Jasa Asurans Adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam hal semua hal yang
signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh
satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk diggunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).
Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (Generally Accepted Accounting
Principle). Jasa assurance profesi Kantor Akuntan Publik “KAP Ganung AB” dapat dibagi
lebih lanjut dalam empat jenis:
1. AUDIT
2. PEMERIKSAAN (Examination)
3. Reviu
4. Prosedure yang disepakati (Agreed Upon Procedure)
• Audit ( proses pengumpulen atau pemeriksaan )
• Pemeriksaan ( memeriksaan pembukuan dan peeriksaan fisik untuk memastikan suatu
perusaan atau organisasi sudah sesuai sistem )
• Reviu ( penelaahan ulang bukti – bukti untuk mmastikan bahwa kegiatan tersebut
telah dilaksanakan sesui ketentuan, standa, rencana,atau norma yg telah di tetap kan
• Prosedur yang di sepakati ( penugasan kantor akuntansi di mana klien menetukan
prosedur dan akuntan setuju untuk melakukn prosedur tersebut)
Audit adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait suatu informasi
untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian antara informasi dengan
kriteria yang ditetapkan.
Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi telah dicatat atau
dimasukkan ke dalam jurnal dengan segala kelengkapannya.
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan semua transaksi dan saldo perkiraan telah
didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar, jumlahnya tepat, dan diklasifikasikan
berdasarkan jenis transaksi.
Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan kewajiban memiliki eksistensi sesuai
dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai dengan
kejadian yang sebenarnya.
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diaplikasikan dengan benar.
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam jurnal
diklasifikasikan sesuai jenis transaksinya.
Kegiatan audit juga bertujuan Untuk memastikan bahwa pencatatan transaksi dilakukan
sesuai tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar,
dan penjumlahan saldo dilakukan dengan benar.
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat
dalam periode yang sesuai. Pencatatan transaksi di akhir periode akuntansi sangat mungkin
terjadi salah saji.
Audit juga bertujuan untuk memasikan saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan sudah disajikan dengan baik pada laporan keuangan serta terdapat penjelasan yang
wajar pada isi dan catatan kaki laporan yang dibuat.
• Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh suatu perusahaan untuk ruang
lingkup tertentu saja. Misalnya, perusahaan ingin mengaudit divisi keuangan saja
untuk memeriksa laporan pengeluaran kas perusahaan.
Ada dua standar dalam melakukan auditing, yaitu standar umum dan standar lapangan.
Berikut penjelasannya:
1. Standar Umum
• Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya keahlian yang memadai sebagai
seorang auditor, bukan sekedar akuntan.
• Seorang auditor harus memakai keahliannya secara cerma dan seksama dalam
melaksanakan audit dan penyusunan laporan.
2. Standar Lapangan
• Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan atau pendapat mengenai suatu
laporan keuangan yang diperiksa.
• Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak konsisten, maka di dalam
laporan auditor harus menjelaskannya dan memberikan rekomendasi untuk diperbaiki.
Dari ulasan di atas, mudah-mudahan kamu memahami apa pengertian audit, tujuan audit,
jenis-jenis audit, dan standar audit yang baik. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat dan
menambah wawasan kamu.
Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik., sedangkan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam
standar profesional ini disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan akuntan publik
bagi masyarakat.
Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing
Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia merupakan satu di antara jasa atestasi yang disediakan KAP kepada masyarakat.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan
pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit atas laporan keuangan historis,
namun mencakup juga jasa profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan (level
of assurance) di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas
laporan keuangan historis.
STANDAR AUDITING
Terdiri dari 3 standar umum, 3 standar pekerjaan lapangan, dan 4 standar pelaporan.
1. Standar Umum
▪ Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
▪ Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
▪ Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
3. Standar Pelaporan
▪ Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
▪ Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistensian
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
▪ Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
▪ Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahea pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Penjelasan standar umum pertama yaitu: audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan
audit untuk sampai pada suatu pernyatan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai
seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut
dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktik audit.
Penjelasan standar umum kedua yaitu: dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini
mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karene ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian tidak dibenarkan
memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis
yang dimiliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya.
Penjelasan standar umum ketiga : Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Standar
ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya
dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan
kemahiran profesional dengan kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggung jawab
setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Penjelasan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu: Pekerjaan harus direncanakan
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Perencanaan
audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam
perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain :
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha
entitas tersebut..
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan.
4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
resiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
8. Sifat laporan laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan
auditor tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan yang diserahkan ke
Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak
perjanjian).
Supervisi: Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di review untuk menentukan
apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan auditor harus menilainya
apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor.
Dalam semua audit, auditor harus memperoleh pemahaman masing-masing dari lima
komponen pengendalian intern yang cukup untuk merencanakan audit dengan melaksanakan
prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan suatu audit laporan
keuangan, dan apakah pengendalian tersebut dioperasikan. Dalam perencanaan audit,
pengetahuan tersebut digunakan untuk:
1. Mengidentifikasi salah saji potensial.
2. Mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material
3. Mendesain pengujian substantif.
Penjelasan standar pekerjaan lapangan yang ketiga: Bukti audit kompeten yang cukup
harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.Pernyataan
manajemen (asersi) yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi 5 golongan yaitu: keberadaan atau keterjadian (exitence or
occurrence), kelengkapan (completeness), hak dan kewajiaban (right and obligation),
penilaian (valuation), dan Penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure).Didalam memperoleh bukti audit yang mendukung asersi dalam laporan
keuangan, auditor independen merumuskan tujuan audit spesifik ditinjau dari sudut asersi
tersebut dengan mempertimbangkan kondisi khuisus entitas termasuk sifat aktivitas ekonomi
dan praktik akuntansi yang khas dalam industrinya.
Penjelasan standar pelaporan kedua yaitu: laporan auditor harus menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam pnyusunan laporan keuangan priode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya. Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan
prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya.
Penjelasan standar pelaporan ketiga yaitu: Pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup
dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut
mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta cataan atas laporan keuangan
yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan
unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah
yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Auditor harus mempertimbangkan apakah masih
terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang
diketahuinya pada saat audit.
Penjelasan standar pelaporan keempat yaitu: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada , dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Tujuan standar
pelaporan keempat adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab yang
harus dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.
STANDAR ATESTASI
Standar ini berlaku pada akuntan publik yang melaksanakan suatu perikatan atestasi.Suatu
perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
1. Standar Umum:
▪ Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
▪ Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan
cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
▪ Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk menyakinkan
dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :
▪ Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus
dipertahankan oleh praktisi.
▪ Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan
perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.
1. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan yang
diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya.
2. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan
menggunakan kriteria tersebut.Kriteria rasional adalah kriteria yang menghasilkan
informasi bermanfaat. Manfaat informasi tergantung pada keseimbangan memadai antara
relevansi dan keandalan.
Terdiri dari Kompilasi dan review atas laporan keuangan, pelaporan atas laporan keuangan
komparatif, Laporan kompilasi atas laporan keuangan yang dimasukkan dalam formulir
tertentu, komunikasi antara akuntan pendahulu dengan akuntan pengganti, pelaporan atas
laporan keuangan pribadi yang dimasukkan dalam rencana keuangan pribadi tertulis.
Pelaporan Atas Kompilasi Laporan Keuangan tanpa audit atau review oleh akuntan harus
disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
1. Kompilasi telah dilakukan sesuai denganstandar.
2. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen atau pemilik.
3. Laporan keuangan tidak diadit atau direview dan dengan demikian akuntan tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.
Pelaporan Akuntan mengenai hasil revuiew atas laporan keuangan, harus disertai dengan
laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
1. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia.
2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
atau pemilik entitas tersebut.
3. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat penting
perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.
4. Lingkup review jauh lebih sermpit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dengan
demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dlalam suatu review.
5. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan
akuntan.
Laporan keuangan yang disusun oleh klien untuk beberapa periode yang tidak diaudit, direview
atau dikompilasi dapat disajikan di halaman terpisah dalam suatu dokumen yang juga berisi
laporan keuangan periode lain yang dilaporkan oleh akuntan.Laporan keuangan komparatif
adalah laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk kolom.
Jasa konsultasi adalah jasa profesional yang disediakan dengan memadukan kemahiran
teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi mengenai proses
konsultasi, yang meliputi : Konsultasi, jasa pemberian saran profesional, jasa implementasi ,
jasa transaksi, jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya dan jasa produk.
1. Standar Umum :
▪ Kecakapan Profesional
▪ Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
▪ Perencanaan dan supervisi
▪ Data relevan yang memadai
Setiap Kantor Akuntan Publik wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan menjelaskan
unsur-unsur pengendalian mutu dan hal-hal yang terkait dengan implementasi secara efektif
sistem tersebut. Sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian
perikatan profesional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu harus komprehensif dan
harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik KAP.
Tujuan program review mutu IAI adalah untuk meningkatkan mutu kinerja anggota IAI
dalam perikatan audit, atestasi, akuntansi dan review, konsultasi. Tujuan program ini dicapai
melalui tindakan pendidikan dan perbaikan serta tindakan koreksi. Tujuan tersebut digunakan
untuk melayani kepentingan masyarakat umum dan sekaligus untuk meningkatkan arti
pentingnya keanggotaan IAI.
Standar Umum
A. Kompetensi profesional
B. Kecermatan dan keseksamaan profesional
C. Perencanaan dan supervisi
D. Data relevan yang memadai
Auditing berhubungan erat dengan akuntansi, yang menjelaskan bahwa auditor adalah
akuntan, tapi auditing bukanlah bagian dari akunting. Sedangkan tujuan auditing laporan
keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambahkan dalam
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
ke
Asumsi dalam laporan keuangan adalah dasar dalam penyusunan sebuah laporan
akuntansi. Asumsi dasar terdiri atas 4 jenis, yaitu asumsi entitas ekonomi, asumsi kelangsungan
hidup, asumsi unit moneter, dan asumsi periodisitas. Berikut penjelasan singkatnya:
Dalam asumsi entitas ekonomi, aktivitas ekonomis perusahaan dibedakan dengan pemilik
usaha. Sebagai contoh, pengeluaran pemilik usaha yang bersifat pribadi tidak bisa
dimasukkan dalam laporan akuntansi perusahaan.
– Asumsi Kelangsungan Hidup
Asumsi kelangsungan hidup memungkinkan adanya pencatatan aset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan.
Asumsi unit moneter berarti laporan keuangan yang menggunakan satuan uang atau unit
moneter. Hal ini dilakukan untuk menciptakan keseragaman dalam pencatatan.
– Asumsi Periodisitas
Keempat asumsi ini perlu dipahami terlebih dahulu sebelum melakukan penyusunan laporan
tahunan.
Untuk menyusun laporan keuangan yang rinci, perusahaan perlu memiliki sistem
yang efektif. Tentunya yang lebih canggih dari zaman dahulu,
Karena pada zaman dahulu, penyusunan laporan ini hanya menggunakan cara manual
yang bersifat konvensional. Kini, dengan dukungan teknologi, laporan keuangan lebih praktis
dan mudah dibuat.
Empat kondisi yang mendorong perlunya dilakukan audit akan laporan keuangan
antara lain Boynton , 2001 : 46 :
merupakan satu - satunya sumber informasi yang digunakan untuk membuat kebutusan invastasi
yang signifikan, peminjaman , dan keputusan investasi lainnya . Untuk itu para pengguna laporan
keuangan berharap laporan keuangan menyajikan data yang relevan . Hal ini dikarenakan
keputusan yang akan diambil adalah keputusan yang akan membawa konsekuensi ekonomi ,
sosial , dan konsekuensi lain yang signifikan . Sehingga para pengguna laporan keuangan melirik
auditor independen untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan perusahaan telah
3. Kompleksitas Masalah akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan telah menjadi
kompleks . Hal ini berisiko salah dalam meningkatkan dan memicu timbulnya kesalahan
yang tidak dapat dilaporkan , karena tidak ada laporan yang dikembangkan untuk
mengembangkan sendiri mutu keuangan .
4. Keterpencilan Catatan akuntansi utama yang dapat digunakan untuk melakukan verifikasi
atas laporan keuangan sulit untuk diakses para pengguna laporan keuangan . Hal ini
dikarenakan faktor jarak , waktu , dan biaya . Sehingga , para pengguna laporan keuangan
mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhan mereka . Keempat kondisi ini
bersama - sama membentuk risiko informasi risiko , yaitu risiko laporan keuangan yang
disajikan secara tidak benar , tidak lengkap , atau biasa.
Pada dasarnya, audit bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik ke depannya.
Sementara manfaat audit adalah untuk menambah integritas laporan keuangan yang
dapat dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal, seperti pemegang saham, pemerintah,
kreditur, dan lainnya.
Tindakan audit juga dapat terjadinya fraud yang dapat dilakukan oleh manajemen
perusahaan.
Audit bermanfaat tidak hanya untuk perusahaan yang diaudit, tetapi juga untuk pihak-
pihak lainnya. Bagaimana dampak manfaat tersebut?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, audit dapat menambah integritas laporan
keuangan agar dapat dipercaya untuk kepentingan pihak eksternal. Audit juga dapat
mencegah terjadinya fraud atau menemukan adanya fraud yang dilakukan oleh pihak internal
perusahaan. Selain itu, audit memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan
Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan kepada pemerintah.
Pihak lain dalam dunia usaha, yang dimaksud di sini adalah karyawan perusahaan
atau kreditur. Audit dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan para mitra dan kreditur
untuk mengambil keputusan dalam pemberian kredit usaha. Tidak hanya itu, audit turut
membantu dalam memberikan dasar lebih meyakinkan pada perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan atas kerugian yang diasuransikan.
Audit juga dapat menjadi dasar yang terpercaya pada para investor dan calon investor
untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
Manfaat lainnya, audit dapat memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh
dan perusahaan yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
Dalam transaksi bisnis, audit dapat memberikan dasar yang independen pada pembeli
maupun penjual untuk menentukan syarat penjualan, pembelian, atau pun penggabungan
perusahaan.
Kepada langganan atau klien, audit dapat memberikan dasar yang lebih baik untuk
menilai profitabilitas atau audit finansial, audit manajemen, sistem pengendalian intern,
rentabilitas perusahaan, efisiensi operasional dan keadaan keuangannya.
Audit dapat memberikan tambahan kepastian yang independen mengenai ketelitian pelaporan
keuangan sebagai dasar pengenaan pajak. Tidak hanya itu, audit bermanfaat sebagai dasar
yang independen kepada pihak lain di bidang hukum untuk menyelesaikan masalah dalam
kebangkrutan, mengurus harta warisan maupun harta titipan, dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
1. Personel yang tidak kompeten: Keterbatasan audit internal adalah bahwa stafaudit dapat
tidak kompeten. Tujuan audit internal gagal membantu manajement, Mungkin ada
kekurangan pengalaman dan pelatihan di staf Audit Internal.
2. kekurangan staf : keterbatasan kurangnya personel audit internal. Mungkin ada kebutuhan
yang realistis dari staf audit untuk memeriksa catatan, kurangnya personel akan mengurangi
kelancaran dari audit internal.
3. Pembatasan waktu: Pembatasan audit internal dimulai ketika ada waktu penundaan antara
pencatatan dan pemeriksaan. akuntansi dan audit internal harus berjalan seiringan dengan
waktu minimum.
4. Kesalahan: Kelemahan audit internal mungkin merupakan kesalahan dalam akuntansi. Itu
tergantung pada kemampuan personel audit internal. Jika staf audit memiliki pengetahuan,
kemungkinan kesalahan yang lebih kecil. Dalam kasus staf audit yang buruk, tidak ada
jaminan bahwa akun yang diaudit bebas dari kesalahan.
5. Tanggung jawab: Keterbatasan audit internal adalah bahwa manajement mungkin tidak
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan formalitas audit. Staf audit dapat
memberikan saran untuk kinerja bisnis yang tepat. Manajement tingkat atas mungkin tidak
memperhatikan saran. Dengan cara ini, pekerjaan audit tidak dapat membantu perusahaan.
6. Tugas: Keterbatasan Audit Internal, mungkin tidak ada pembagian tugas yang tepat. Dalam
hal ini, auditor internal tidak dapat meningkatkan tanggung jawab atas kelalaian tugas.
Manajemen harus mengetahui pembagian tugas. Pekerjaan audit dapat menunjukkan
kelemahan karyawan bisnis; Jika tidak, semua pengaturan menjadi sia-sia.
Komunikasi merupakan bagian integral dalam proses audit intern yang dilakukan oleh
Inspektorat, mulai dari perencanaan penugasan, pelaksanaan pengujian, hingga pemantauan
tindak lanjut, semuanya memerlukan keterampilan berkomunikasi untuk mendapatkan hasil
terbaik. Dengan menerapkan keterampilan berkomunikasi, pelaksanaan audit akan berjalan
secara efektif dan efisien (efektif dalam arti audit dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan;
efisien karena proses audit dapat dilaksanakan dengan lancar sehingga sumber daya audit
benar-benar digunakan untuk mencapai tujuan audit).
Manfaat komunikasi dalam audit intern :
Ketika audit merupakan proses pengumpulan dan pengujian informasi untuk menghasilkan
simpulan dan rekomendasi, maka komunikasi yang baik antara auditan selaku pemilik data
dan informasi dengan auditor harus dilakukan. Karena jika perolehan data dan informasi
tidak memadai, maka audit tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
Audit dilakukan oleh tim yang terdiri dari Penanggung Jawab, Pengendali Teknis, Ketua Tim
dan Anggota Tim yang diwakili oleh individu-individu yang berbeda latar belakang
pendidikan. Audit juga menjalankan aktivitas-aktivitas yang saling terkait. Maka dari itu
komunikasi yang baik dalam tim harus terjaga sehingga interaksi individu dan rangkaian
aktivitas dalam audit dapat berjalan dengan baik.
Ketika seluruh aktivitas dasar dalam audit dapat berjalan lancar (pengumpulan informasi,
pengujian, dan penyampaian hasil audit), maka konsentrasi tim dapat diarahkan pada usaha
peningkatan mutu audit. Misalnya, jika perolehan informasi menjadi mudah dan cepat, maka
tim dapat berkonsentrasi untuk memilih proses analisis yang tepat guna meningkatkan mutu
audit di masa depan.
Citra auditor atau APIP yang melekat selama ini adalah arogan, semena-mena, tidak ramah dan
sibuk sendiri. Citra itu menyulitkan auditor untuk melaksanakan tugasnya sebagai APIP karena
tidak bisa bekerja sama dengan baik dengan auditan. Ketika auditan percaya terhadap citra
tersebut dan auditor tidak bisa berkomunikasi dengan baik, maka auditan akan cenderung tertutup
dan tidak mau bekerja sama bahkan dapat menghambat pekerjaan auditor dalam proses audit
yang dilakukan. Dengan meningkatkan komunikasi antar pribadi, citra ini dapat
dikurangi, bahkan dihilangkan. Sehingga ke depannya, diharapkan akan timbul citra yang
lebih baik mengenai auditor.
Bentuk komunikasi yang biasanya digunakan dalam proses audit dapat dirangkum menjadi 7
(tujuh) bagian, yaitu:
• Wawancara
Wawancara biasanya digunakan auditor untuk memperoleh data ataupun fakta yang
dibutuhkan selama proses audit. Cara ini merupakan alat yang cukup baik untuk memperoleh
informasi, pendapat, keyakinan ataupun tanggapan seseorang mengenai sesuatu hal. Karena
pada proses wawancara auditor dapat melihat langsung aksi, reaksi seseorang dalam bentuk
gerak gerik dan ekspresi wajah saat wawancara berlangsung.
• Kuesioner
Kuesioner memungkinkan individu untuk menuliskan apa yang mereka rasa tidak pantas
untuk diungkapkan secara lisan. Bahkan kuesioner dapat dianalisis secara akurat dan dapat
memberikan data kuantitatif yang solid untuk mendukung temuan kualitatif.
• Konfirmasi
Proses ini dilakukan saat auditor ingin meminta penegasan terkait kebenaran suatu data atau
informasi yang didapatkan.
• Presentasi
Merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara tatap muka yang berisi penyampaian ie
atau gagasan kepada sekelompok orang. Dalam proses ini bukan hanya pesan verbal yang
dapat ditangkap, pesan non verbal juga penting untuk diperhatikan.
• Rapat
Bentuk komunikasi ini merupakan yang paling lazim ditemui dalam dunia kerja. Rapat bisa
dilakukan secara internal maupun dengan pihak auditan.
Biasanya bentuk komunikasi ini dilakukan hanya untuk memperjelas gagasan dan
mengantisipasi hambatan, bukan untuk membahas pokok gagasan. Dalam audit, rapat kecil
biasanya dilaksanakan intern sebelum memulai penugasan audit.
Merupakan bentuk komunikasi dimana auditor akan menyampaikan hasil audit kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan (secara tertulis).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
"jasa asurans" adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan keyakinan
bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan
nonkeuangan berdasarkan suatu kriteria.
https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/standar-profesional-akuntan-publik/
https://kamus.tokopedia.com/a/auditor/
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-audit.html
http://spi.upi.edu/2021/10/28/hubungan-antara-akuntansi-dengan-pengauditan/
https://text-id.123dok.com/document/7qvr5n3gy-kebutuhan-akan-audit-
laporan-keuangan.html
https://news.limadetik.com/manfaat-dan-keterbatasan-audit-internal/
http://inspektorat.kaltaraprov.go.id/wordpress/?p=252
http://www.kapganung.com/2020/09/jasa-asurans.html?m=1