Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“PROFESI AKUNTAN PUBLIK, STANDAR PROFESI, DAN


STANDAR PENGENDALIAN MUTU”

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Auditing I

Dosen Pengampu : Lili Safrida S.E., M.Si., Ak.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Akhmad Zainal Abidin (1910313110022)

Lilya Deshinta (1910313320006)

Mayra Shafira (1910313220042)


PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang berjudul
Profesi Akuntan Publik, Standar Profesi, dan Standar Pengendalian Mutu.
Makalah ini berisikan tentang deskripsi materi dari Profesi Akuntan Publik,
Standar Profesi, dan Standar Pengendalian Mutu. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan pengetahuan kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami. Aamiin.

Banjarmasin, 15 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3. Tujuan Kepenulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1. Profesi Akuntan Publik................................................................................3

2.2. Timbul dan Berkembangkan Profesi Akuntan Publik.................................3

2.3. Jasa Yang Dihasilkan Oleh Profesi Akuntan Publik....................................7

2.4. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).............................................13

2.5. Standar Pengendalian Mutu.......................................................................21

BAB III PENUTUP...............................................................................................28

3.1. Kesimpulan................................................................................................28

3.2. Saran...........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di zaman sekarang ini masyarakat tidak terlepas dengan sebuah benda
yang namanya uang. Seperti yang kita ketahui fungsi uang adalah sebagai alat
tukar di kehidupan sehari-hari. Kekayaan dinilai dengan uang dan setiap
transaksi aliran kekayaan antarindividu di dalam masyarakat diukur dengan
satuan uang. Hubungan antaranggota masyarakat di masyarakat modern rata-
rata didasarkan pada uang. Begitupun juga di sebuah perusahaan juga tidak
terlepas dengan uang di sirkulasi keuangan perusahaan.

Kuangan perusahaan dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan yang


akan diaudit oleh pihak internal perusahaan yang kemudian hasilnya akan
dijadikan menjadi laporan audit. Laporan audit tersebut dipakai oleh auditor
independen untuk mengkomunikasikan hasil auditnya kepada pemakai
jasanya. Sebelum mempelajari auditing terlebih dahulu, maka kita harus
mengetahui profesi akuntan publik. Kita juga harus mengetahui standar
profesi dan juga bagaimana standar pengendalian mutu.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Profesi Akuntan Publik?
2. Bagaimana timbul dan berkembangkan Profesi Akuntan Publik?
3. Bagaimana jasa yang dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik?
4. Bagaimana Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)?
5. Bagaimana Standar Pengendalian Mutu?

1.3. Tujuan Kepenulisan


1. Mengetahui tentang Profesi Akuntan Publik.
2. Mengetahui tentang timbul dan berkembangkan Profesi Akuntan
Publik.
3. Mengetahui tentang jasa yang dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik.
4. Mengetahui tentang Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
5. Mengetahui tentang Standar Pengendalian Mutu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Profesi Akuntan Publik


Definisi auditing secara umum diuraikan dalam bab ini sebelum
diuraikan definisi auditing dipandang dari sudut profesi akuntan publik.
Laporan audit merupakan alat utama yang dipakai oleh auditor independen
dalam mengkomunikasikan hasil pekerjaannya kepada pemakai jasanya.

2.2. Timbul dan Berkembangkan Profesi Akuntan Publik


Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang
disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya
profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya
perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut.
Jika perusahaan perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih
berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk
membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik
belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika
sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain perseroan terbatas (PT)
yang bersifat terbuka, di negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik
belum diperlukan oleh masyarakat usaha.

Dalam perusahaan kecil yang berbentuk perusahaan perorangan, yang


pemiliknya merangkap sebagai pemimpin perusahaan, laporan keuangan
biasanya hanya disajikan untuk memenuhi kebutuhan pemilik perusahaan
Laporan keuangan tersebut digunakan oleh pemilik untuk mengetahui hasil
usaha dan posisi keuangan perusahaannya. Begitu pula dalam perusahaan
berbentuk firma, laporan keuangan biasanya hanya dimanfaatkan oleh para
sekutu, yang sekaligus sebagai pemimpin perusahaan. Selama kedua bentuk
badan usaha tersebut hanya menggunakan modal yang berasal dari penyertaan
pemilik, yang sekaligus menjadi pemimpin perusahaan, selama itu pula
laporan keuangan mereka hanya dibuat untuk memenuhi kepentingan intern
saja. Dalam kondisi semacam ini jasa audit profesi akuntan publik belum

3
diperlukan, baik oleh para pemimpin perusahaan maupun oleh pihak luar
perusahaan.

Dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang bersifat


terbuka (PT terbuka), saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum
melalui pasar modal, dan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan
terpisah dari manajemen perusahaan. Dalam bentuk badan usaha ini, pemilik
perusahaan menanamkan dana mereka di dalam perusahaan dan manajemen
perusahaan berkewajiban mempertanggungjawabkan dana yang dipercayakan
kepada mereka. Laporan keuangan perusahaan ini, di samping digunakan
untuk keperluan manajemen perusahaan, juga dimanfaatkan oleh pemilik
perusahaan untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan.

Dalam perusahaan berbentuk CV (comanditaire vennootschap), sebagian


sekutunya bertindak sebagai manajemen perusahaan dan sebagian yang lain
bertindak sebagai sekutu diam (sleeping partners). Laporan keuangan dalam
perusahaan berbadan hukum CV. di samping diperlukan oleh sekutu aktif.
Juga diperlukan oleh sekutu diam untuk menilai pengelolaan dana yang
dilaksanakan oleh sekutu aktif tersebut.

Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perorangan maupun


berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak dapat
menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar yang tidak selalu
dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan
pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para
pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta
calon investor dan calon kreditur.

Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai


perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan
perusahaan. Umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan
informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan keputusan
mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan

4
keuangan perusahaan Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang
berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan di atas. Di satu pihak
manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Di pihak
lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang andal dari
manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka
investasikan. Adanya dua kepentingan yang berlawanan inilah yang
menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik.

Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar


pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat
dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga
untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan
yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar
perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak
ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen,
manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan
bahwa laporan keuangan yang disajikan beri informasi yang dapat dipercaya.
karena dan sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan mempunyai
kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan yang lain.

Karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga, untuk


menilai keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
manajemen dalam laporan keuangannya. keadaan ini memicu timbulnya
kebutuhan jasa profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi
kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang
diajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan,

Di Indonesia, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk perseroan


terbatas di masa lalu tidak banyak memberikan dorongan kepada
perkembangan profesi akuntan publik, karena sebagian besar pentolan
terbatas Indonesia merupakan PT tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh

5
kalangan keluarga atau kalangan terbatas saja. Profesi akuntan publik
Indonesia mengalami perkembangan signifikan sejak awal tahun tujuh
puluhan, dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada
perusahaan. Bank-bank ini mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam
jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan-perusahaan swasta
Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika kreditur
mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik.

Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari


pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 08/KMK 07/1979 tentang Penggunaan
Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk Memperoleh Keringanan dalam
Penentuan Pajak Perseroan. Dalam peraturun ini, instansi pajak menetapkan
pajak pendapatan atau pajak perseroan arus dasar laporan keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik Keputusan Menteri Keuangan tersebut
menjadi tidak berlaku pada awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang-
undang Pajak Penghasilan 1984. Pada awal tahun 1992, kembali profesi
akuntan publik diberi kepercayaan dan pemerintah dalam hal ini Direktorat
Jendral Pajak untuk melakukan verifikasi pembayaran Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang
dilakukan oleh para Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya


jumlah perusahaan yang menjual hanya di pasar modal. Perkembangan pasar
modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan
publik Indonesia.

6
Pemakai Informasi

Keuangan
Pembuat Asersi

Kreditur, Investor,
dan pihak Luar lain

Manajemen Menyajikan Laporan Keuangan (4) Menyajikan


Perusahaan

(1)
Laporan Keuangan
Auditan
Mengaudit
Auditor (melakukan (2) Laporan Audit
Independen atestasi)

(3)
Profesi Akuntan
Publik

Menyusun

Gambar 1.1 Struktur Hubungan Antara Akuntan Publik dengan Manajemen


Perusahaan Kreditur, Investor, dan Pihak Luar Lain.

2.3. Jasa yang Dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik


A. Jasa Assurance
Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil
keputusan memerlukan informasi yang anda dan relevan sebagal basis
untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa
assurance untuk meningkarkan mutu informasi yang akan dijadikan
sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Profesional yang

7
menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi dan independensi
berkaitan dengan informasi yang diperiksanya.

Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau


berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi
lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa
pemeringkatan televisi (television rating), dan jasa pemeringkatan radio
(radio rating).

Jasa assurance yang lebih dikenal dengan jasa audit ini bukan
merupakan jasa baru yang diperlukan oleh masyarakat. Profesi akuntan
publik telah lama menyediakan jasa assurance tentang informasi laporan
keuangan historis kepada masyarakat. Di USA, jasa assurance yang juga
disediakan oleh profesi akuntan publik adalah jasa undian dan jasa kontes.
Sejak tahun 1994, profesi akuntan publik Indonesia menyediakan jasa
assurance tentang prakiraan keuangan. Di masa depan ini, kebutuhan
masyarakat akan jasa assurance tentang pengendalian website semakin
meningkat dan profesi akuntan publik dapat memenuhi kebutuhan jasa
tersebut.

B. Jasa Atestasi
Salah satu tipe jasa aturan yang disediakan oleh profesi akuntan publik
adalah jasa atestasi. Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan
pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang
apakah asersi suatu entitas kuat, dalam semua hal yang material dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh
satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak
lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan
pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan ini dengan prinsip
akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles).
Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4
jenis yaitu:

1. Audit

8
Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari
laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh
manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit
disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap
laporan keuangan historis suatu entitas auditor menyatakan suatu pendapat
mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam menghasilkan
jasa audit ini, auditor memberikan keyakinan positif (positive assurance)
atas asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis.
Keyakinan (assurance) menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan
yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa simpulannya yang dinyatakan
dalam laporannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang dapat dicapai
oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin banyak
jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi
tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Jasa ini merupakan jasa
profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat dan
seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.

2. Pemeriksaan (Examination)

Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh


profesi akuntan publik berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian
asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan
keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh manajemen. Pemeriksaan
yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik terhadap laporan keuangan
historis disebut dengan istilah audit dan pelakunya dinamakan auditor.
Sedangkan, pemeriksaan oleh profesi akuntan publik selain terhadap
laporan keuangan historis, misalnya terhadap informasi keuangan
prospektif, disebut dengan istilah pemeriksaan dan pelakunya disebut
dengan praktisi. Contoh jasa pemeriksaan yang dilaksanakan oleh profesi
akuntan publik adalah pemeriksaan terhadap informasi keuangan

9
prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan kesesuaian pengendalian
intern suatu entitas dengan kriteria yang ditetapkan oleh instansi
pemerintah atau badan pengatur.

3. Review

Jasa review, yaitu berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik


terhadap info keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan
keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan
tersebut. Hal ini dikarenakan lingkup prosedur yang digunakan oleh
akuntan publik dalam pengumpulan bukti lebih sempit dalam jasa review
dibandingkan dengan jasa audit dan pemeriksaan. Dalam menghasilkan
jasa audit dan pemeriksaan, akuntan publik melaksanakan berbagai
prosedur. Diantaranya inspeksi, observasi, konfirmasi, permintaan
keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan bukti pendukung
(vouching), pelaksanaan ulang (reperforming), dan analisis.

4. Prosedur yang Disepakati (agreed-upon procedures)

Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan


publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan
publik. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam
menghasilkan jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih sempit
dibandingkan dengan audit dan pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan
akuntan publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan
terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan
terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan
publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau suatu keyakinan
negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review.

C. Jasa Nonassurance

Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik


yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassusurance
yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa

10
perpajakan, dan jasa konsultansi. Dalam jasa kompilasi, akuntan publik
melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan
transaksi akuntansi sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Jasa
perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada
kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan pada
pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya
dalam menghadapi masalah perpajakan.

Jasa konsultansi diatur dalam Standar Jasa Konsultansi, yang meliputi:

a. Konsultasi (consultations)
Fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau saran
profesional yang memerlukan respon segera, berdasarkan pada
pengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis terkait,
representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak. Contohnya
yaitu review dan memberi komentar terhadap rencana bisnis buatan
klien, serta memberi saran tentang perangkat lunak komputer yang
cocok digunakan oleh klien.
b. Jasa Pemberian Saran Profesional (advisory services)
Fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan, simpulan,
dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh
klien. Contohnya yaitu review operasional dan improvement study,
analisis terhadap suatu sistem akuntansi, pemberian bantuan dalam
proses perencanaan strategik, dan definisi persyaratan yang harus
dipenuhi oleh suatu sistem informasi.
c. Jasa Implementasi
Fungsi praktisi adalah mewujudkan rencana kegiatan
menjadi kenyataan dan bertanggung jawab kepada klien dalam hal
pelaksanaan dan manajemen kegiatan perikatan. Contohnya yaitu
penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung
yang berkaitan, pelaksanaan tahap-tahap peningkatan
produktivitas, dan pemberian bantuan dalam proses penggabungan
organisasi.
d. Jasa Transaksi

11
Fungsi praktisi adalah untuk menyediakan jasa yang
berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang
umumnya dengan pihak ketiga. Contohnya yaitu jasa pengurusan
kepailitan, jasa penilaian, penyediaan informasi untuk
mendapatkan pendanaan, analisis kemungkinan penggabungan
usaha atau akuisisi, dan jasa pengurusan perkara pengadilan.
e. Jasa Penyediaan Staf dan Jasa Pendukung Lainnya
Fungsi praktisi adalah menyediakan staf yang memadai
(dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa
pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh
klien. Contohnya yaitu manajemen fasilitas pemrosesan data,
pemrograman komputer, perwalian dalam rangka kepailitan, dan
aktivitas controllership.
f. Jasa Produk
Fungsi praktisi adalah untuk menyediakan kepada klien
suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi,
penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contohnya yaitu
penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan
implementasi perangkat lunak komputer, serta penjualan dan
instalasi metodologi pengembangan sistem.

D. Hubungan antara Jasa Assurance, Atestasi, dan Jasa Nonassurance

Gambar di bawah ini melukiskan hubungan antara jasa assurance,


atestasi, dan jasa nonassurance yang disediakan oleh profesi akuntan
publik.

JASA ASSURANCE JASA NONASSURANCE

JASA ATESTASI Jasa Konsultasi


Manajemen Lain
Jasa
Jasa Audit
Konsultasi
Jasa Pemeriksaan Jasa Review Manajemen Jasa Kompilasi
12
Jasa Prosedur yang Disepakati Tertentu

Jasa Perpajakan
2.4. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Organisasi profesi bertugas menyusun standar dan aturan yang wajib
dilaksanakan oleh para anggota dan praktisi lainnya. Standar profesional yang
berlaku di Indonesia telah berkali-kali mengalami perubahan sejalan dengan
perkembangan dunia pengauditan dan organisasi profesi akuntan di
Indonesia. Pada tahap awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standar
ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi lkatan Akuntan Indonesia
(IAl) yang diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan. Standar (pada waktu
itu disebut norma) yang dikembangkan lebih berfokus pada jasa audit atas
laporan keuangan historis.

Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis pada awal tahun 90-an,
menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas
laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi serta review. Hal
tersebut ditanggapi oleh IAI dengan mengambil dua keputusan penting, yaitu:
(1) mengubah nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik, dan (2) mengubah Norma Pemeriksaan
Akuntan menjadi Standar Profesional Akuntan Publik.

Pada tanggal 1 Agustus 1994 Iahirlah Standar Profesional Akuntan


Publik (SPAP) yang pertama. SPAP tersebut terdiri dari:

1. Standar Auditing
Kalimat pertama dalam paragraf lingkup berbunyi sebagai berikut:
“Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia”. Dalam kalimat ini auditor
menyatakan bahwa audit yang dilakukan atas laporan keuangan bukan
sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar yang ditetapkan oleh badan penyusun standar (standard
setting body). Di Indonesia, badan yang berwenang menyusun standar
auditing adalah Dewan Standar Profesional Akuntan Publik,
Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Standar
auditing mengatur syarat-syarat diri auditor, pekerjaan lapangan, dan
penyusunan laporan audit.

13
Menurut Webster's New International Dictionary, standar adalah
sesuatu yang ditentukan oleh penguasa, sebagai suatu peraturan untuk
mengukur kualitas, berat, luas, nilai, atau mutu. Jika diterapkan dalam
auditing, standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan
yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan
audit. Standar auditing mengandung pula pengertian sebagai suatu
ukuran baku atas mutu jasa auditing.
Standar auditing terdiri dari sepuluh standar dan semua Pernyataan
Standar Auditing (PSA) yang berlaku. Sepuluh standar auditing dibagi
menjadi tiga kelompok: (1) standar umum, (2) standar pekerjaan
lapangan, dan (3) standar pelaporan. Standar umum mengatur syarat-
syarat diri auditor; standar pekerjaan lapangan mengatur mutu
pelaksanaan auditing, dan standar pelaporan memberikan panduan
bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui
laporan audit kepada pemakai informasi keuangan. Standar auditing
yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 01 (SA Seksi 1502)
Standar Auditing disajikan berikut ini.
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memililki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai
auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

14
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan,
dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan,
jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan cara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.

15
Hierarki Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi
Pernyataan Standar Auditing

Standar Auditing

Landasan Konseptual Landasan Konseptual

Standar Umum Standar Pekerjaan Standar Pelaporan


Lapangan

1. Keahlian dan 4. Perencanaan 6. Pernyataan tentang


pelatihan teknis dan supervise kesesuaian laporan
yang memadai. audit. keuangan dengan
2. Independensi 5. Pemahaman prinsip akuntansi
dalam sikap yang memadai berterima umum.
mental. atas struktur 7. Pernyataan
3. Kemahiran pengendalian mengenai ketidak
professional intern. kosistensian 16
dengan cermat. 6. Bukti audit penerapan prinsip
kompeten. akuntansi berterima
kasih.
Melihat secara sepintas isi standar auditing tersebut di atas,
menjadi jelas bahwa tidak setiap orang yang dapat melakukan audit
terhadap laporan keuangan dapat memberikan pernyataan bahwa
auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut. Di
samping itu, tidak setiap auditor yang melakukan audit terhadap
laporan keuangan kliennya dapat memberikan pernyataan bahwa
auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing. Ada
kemungkinan salah satu atau beberapa standar tersebut di atas (standar
umum ketiga misalnya) tidak dapat dipenuhi.
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus

17
Masing-masing standar di atas dirinci dalam bentuk pernyataan standar
yang disebut Pernyataan Standar Auditing (PSA), Pernyataan Standar
Atestasi (PSAT), serta Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(PSAR). Dalam kelahirannya yang pertama ini pernyataan standar yang
diterbitkan terdiri dari PSA No. 1 sampai No.60, PSAT No. 1 sampai No. 5,
dan PSAR No. 1. Standar auditing tersebut, sebagian besar mengadopsi
standar auditing yang berlaku di Amerika Serikat sebagaimana ditetapkan
oleh The Auditing Standard Board (ASB), sebuah badan penyusun standar
yang berada di bawah The AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants).

Sejalan dengan datangnya era globalisasi dan komitmen sebagai anggota


IFAC, IAPI berketetapan untuk mengimplementasikan International
Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing
and Assurance Standards Board (IAASB) sebagai standar audit yang baru.
Langkah pertama yang dilakukan oleh IAPI adalah menerjemahkan ISA ke
dalam bahasa Indonesia dengan diberi judul “Standar Profesional Akuntan
Publik” (SPAP). Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013, Indonesia secara
resmi mengadopsi ISA.

Himpunan Pernyataan (Pronouncements) International Auditing and


Assurance Standards Board (IAASB)

IAASB menerbitkan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan audit,


review, jasa asurans lain, dan penugasan jasa lainnya yang dilakukan sesuai
dengan Standar Internasional. Standar-standar tersebut tidak
mengesampingkan undang-undang atau peraturan lokal yang mengatur audit
laporan keuangan historis atau penugasan asurans atas informasi lain di suatu
negara yang harus diikuti sesuai dengan standar nasional negara yang
bersangkutan. Dalam situasi dimana undang-undang atau peraturan lokal
berbeda dari, atau bertentangan dengan, Standar IAASB atas suatu subjek
tertentu, suatu penugasan yang dilakukan sesuai dengan undang atau
peraturan lokal tidak akan secara otomatis sesuai dengan dengan Standard

18
IAASB, kecuali apabila akuntan profesional telah sesuai sepenuhnya dengan
semua standar yang relevan dengan penugasan.

Himpunan pernyataan yang diterbitkan oleh IAASB terdiri dari:

1. International Standards on Auditing (ISAs) yang diterapkan dalam


audit atas informasi keuangan historis.
2. International Standards on Review Engagements (ISREs) yang
diterapkan dalam review atas informasi keuangan historis.
3. International Standards on Assurance Engagements (ISAEs) yang
diterapkan dalam penugasan asurans selain dari audit atau review
atas informasi keuangan historis.
4. International Standards on Related Services (ISRSs) yang
diterapkan dalam penugasan kompilasi, penugasan yang
menerapkan prosedur yang disepakati atas informasi dan
penugasan lain yang berkaitan yang ditetapkan IAASB.
5. International Standards on Quality Control (ISQCs) yang
diterapkan untuk semua jasa dalam lingkup Standar Penugasan
IAASB.

Secara kolektif, ISAs, ISREs, ISAEs, dan ISRSs disebut sebagai Standar
Penugasan IAASB (IAASB's Engagement Standards).

STRUCTURE OF PRONOUNCEMENTS

ISSUED BY THE INTERNATIONAL AUDITING

AND ASSURANCE STANDARDS BOARD

JESBA Code of Ethics for Professional Accountants

Services Covered by IAASB Pronouncements

ISGQs 1-99 Internatlonal Standards on Quality Control

International Framework for Assurance Engagements

Audits and Reviews Assurance Engagements


19
of Historical Other than Audits or
Reviews
Financial Information
of Historical
Sebagaimana telah disebutkan Internasional Standard on Auditing (ISAs)
telah diterjemahkan oleh IAPI dan diberlakukan di Indonesia mulai tanggal 1
Januari 2013.

2.5. Standar Pengendalian Mutu


Sebagai upaya menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP),
organisasi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem
pengendalian mutu. Sebagian pedoman, IAASB telah menerbitkan
International Standard on Quality Control (ISQC) no.1 yang mulai berlaku
pada 1 Januari 2009.

Secara garis besar struktur ISQC diantaranya:

 Pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas, dan tanggal efektif

 Tujuan

 Definisi

 Ketentuan

 Penerapan dan penjelasan lain

LINGKUP ISQC

 ISQC berhubungan dengan tanggungjawab KAP untuk sistem


pengendalian mutu untuk audit dan review atas laporan keuangan dan
penugasan asurans serta jasa lain yang bersangkutan. ISQC harus dibaca
dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan.

 Pertanyaan IAASB lain merupakan standar dari pedoman lain mengenai


tanggungjawab personel KAP tentang prosedur pengendalian mutu untuk
tipe penugasan spesifik. Sebagai contoh, ISA 220 menyangkut prosedur
pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan.

 Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk


mencapai tujuan serta prosedur yang diperlukan untuk

20
mengimplementasikan dan memantau kesesuaian dengan kebijakan
tersebut.

OTORITAS ISQC

 ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesional dalam kaitannya


dengan audit dan review laporan keuangan, dan penugasan asurans dan
jasa lain yang berhubungan. Sifat dan luas kebijakan dan prosedur yang
dikembangkan oleh individu KAP agar sesuai dengan ISQC tergantung
berbagai faktor, seperti besar dan karakteristik operasi KAP, dan apakah
KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan kantor akuntan.

TUJUAN

 Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian


mutu adalah untuk memberikan asurans yang layak bahwa;

a) KAP dan personalianya mematuhi standar profesional serta


ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

b) Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai


dengan situasi yang dihadapi.

KETENTUAN

ISQC memuat 47 ketentuan (ISQC 1.13 – ISQC 1.59) yang terbagi dalam
beberapa kategori;

 Penerpan dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan

 Elemen sistem pengendalian mutu

 Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP

 Ketentuan etika yang relevan

 Penerimaan klien dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta


penugasan khusus

 Sumberdaya manusia

21
 Pelaksanaan penugasan

 Dokumentasi sistem pengendalian mutu

ELEMEN SISTEM PENGENDALIAN MUTU

KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu


yang mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur setiap elemen, yaitu:

1) Tanggung jawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP

2) Ketentuan etika yang relevan

3) Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan


tertentu

4) Sumberdaya manusia

5) Pelaksanaan penugasan

6) Pemantauan/montoring

Tabel dibawah ini memberi ilustrasi yang jelas dan contoh prosedur yang bisa
digunakan KAP untuk memenuhi ketentuan-ketentuan

Tabel 1-1 Elemen Pengendalian Mutu

Elemen Ringkasan Ketentuan Contoh Prosedur


Tanggungiawab KAP harus mendorong Program pelatihan yang
Kepemimpinan untuk terciptanya suatu budaya diselenggarakan KAP
mutu dalam KAP bahwa mutu penting menekankan pentingnya
dalam melaksanakan mutu pekerjaan dan ini
penugasan dan harus diperkuat dalam evaluasi
menerapkan kebijakan pelaksanaan dan
dan prosedur yang keputusan kompensasi.
mendukung budaya
tersebut

(ISQC1.18)
Ketentuan Elika yang KAP harus menetapkan Setiap partner dan

22
relevan kebijakan dan prosedur karyawan harus
yang dirancang untuk menjawab "daftar
mendapatkan keyakinan pertanyaan tentang
memadai bahwa KAP, independensi" setiap
para personelnya, dan tahun, yang bersangkutan
bila perlu subjek lain dengan kepemilikan
berkenaan dengan saham dan keanggotaan
ketentuan independensi, dalam dewan komisaris.
menjaga independensi
apabila diwajibkan oleh
ketentuan etika yang

relevan.(ISQC 1.21)
Penerimaan dan KAP harus menetapkan Untuk klien baru, harus
keberlanjutan hubungan kebijakan dan prosedur dibuat formulir evaluasi
dengan klien dan untuk penerimaan dan tentang klien yang berisi
penugasan tertentu. keberlanjutan hubungan hal-hal seperti misalnya
dengan klien serta komentar auditor
penugasan tertentu yang pendahulu dan evaluasi
dirancang agar KAP tentang manajemen,
mendapatkan keyakinan sebelum klien tersebut
memadai bahwa klien diterima.
akan diterima atau
hubungan atau penugasan
akan dilanjutkan

(a) Kompeten untuk


melaksanakan penugasan
dan memiliki kapabilitas,
termasuk tersedianya
waktu dan sumberdaya
untuk melaksanakan
penugasan tersebut.

23
(b) Dapat mematuhi
ketentuan etika yang
relevan.

(c) Telah mem-


pertimbangkan integritas
klien, dan tidak memiliki
informasi yang dapat
mengarah pada
kesimpulan bahwa
integritas klien rendah.

(ISQC1.26)
Sumberdaya manusia KAP harus menetapkan Setiap profesional harus
kebijakan dan prosedur dievaluasi untuk setiap
yang dirancang untuk penugasan dengan
mendapatkan keyakinan menggunakan laporan
memadai bahwa KAP evaluasi penugasan
memiliki personel yang individual yang disiapkan
cukup dengan oleh KAP.
kompetensi, kapabilitas,
dan komitmen terhadap
prinsip-prinsip etika yang
diperlukan untuk:

(a) Melaksanakan
penugasan sesuai dengan
standar profesional dan
ketentuan perundang-
undangan dan peraturan
yang berlaku; dan

(b) Menjadikan KAP dan


partner yang ditunjuk
dalam penugasan untuk

24
menerbitkan laporan
yang sesuai dengan
situasi yang dihadapi.

(ISQC1.29)
Pelaksanaan Penugasan KAP harus menetapkan Direktur akuntansi dan
kebijakan dan prosedur auditing KAP siap untuk
yang dirancang untuk memberi konsultasi dan
mandapatkan keyakinan memberi persetujuan atas
memadai bahwa semua penugasan
penugasan dilaksanakan sebelum dinyatakan
sesuai dengan standar selesai
profesional dan ketentuan
perundang-undangan
serta peraturan yang
berlaku, dan banwa KAP
atau partner yang
bertugas menerbitkan
laporan yang sesuai
dengan situasi yang
dihadapi. Kebijakan dan
prosedur tersebut harus
mencakup:

(a) Hal-hal yang relevan


untuk mendorong
konsistensi dan
pelaksanaan penugasan
berkualitas

(b) Tanggungjawab
supervisi;.dan

c) Tanggungjawab

25
review.

(ISQC1.32)
Pemantauan KAP harus menetapkan Partner pengendalian
kebijakan dan prosedur mutu harus menguji
yang diperlukan untuk prosedur pengendalian
dokumentasi yang tepat mutu sekurang-
sebagai bukti kurangnya setahun sekali
beroperasinya setiap untuk memastikan bahwa
elemen system KAP melaksanakan
pengendalian mutu. pengendalian mutu.

(ISQC1.57)

26
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengauditan menawarkan berbagai kesempatan karir dalam bidang
akuntansi publik, industri atau perusahaan, maupun dalam pemerintahan.
Selama abad yang lalu, jasa pengauditan yang dilakukan profesi akuntansi
publik di Amerika Serikat telah berperan sebagai komponen penting dalam
ekonomi bebas negara tersebut. Walaupun perkembangan akuntansi di
Indonesia baru terjadi mulai tahun limapuluhan, tetapi pengauditan telah
menunjukkan peran yang penting sejalan dengan perkembangan
perekonomian Indonesia. Pemahaman masyarakat yang semakin meningkat
akan peran Kantor Akuntan Publik (KAP) mendorong profesi untuk
meningkatkan pula jenis jasa yang ciberikan, baik berupa jasa atestasi
maupun non-atestasi. Sebagai profesi yang sangat tergantung pada
kepercayaan masyarakat, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

3.2. Saran
Setelah kami paparkan materi Profesi Akuntan Publik, Standar Profesi,
dan Standar Pengendalian Mutu ini mungkin dapat membuat para pembaca
lebih memahami lagi tentang Profesi Akuntan Publik, Standar Profesi, dan
Standar Pengendalian Mutu dan dengan sendirinya para pembaca juga agar
meningkatkan kinerja apabila menjadi seorang akuntan nanti.

27
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Al. Haryono Jusup, M. A. (2014). Auditing. Yogyakarta: Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN.
Mulyadi. (2011). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

28

Anda mungkin juga menyukai