Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

“AUDITING I”

Dosen : Irene F. Pontoh, S.E., MSA, AK

Oleh :

Angela P. Rengkung

10119001

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PRISMA

MANADO

2021/2022
A. KERTAS KERJA
Kertas kerja adalah catatan yang harus dibuat sebelum menyusun laporan
keuangan.
Kertas kerja merupakan tempat pencatatan neraca saldo, penggolongan akun
buku besar dan penyesuaian. Bentuknya dibuat berlajur-lajur. Kertas kerja dapat
disebut juga neraca lajur.

Fungsi Kertas Kerja


Kertas kerja atau neraca lajur dibuat karena memudahkan laporan keuangan
melalui fungsinya. Berikut fungsinya :
 Kertas kerja berfungsi sebagai alat yang memudahkan penyususnan laporan
keuangan manual, tetapi bukan bagian dari catatan akuntansi yang formal
 Kertas kerja berfungsi menjadi acuan untuk memeriksa buku besar yang
disesuaikan, diseimbangkan dan disusun berdasarkan penyususnan laporan
keuangan.

Jenis-jenis Kertas Kerja

Ada beberapa macam bentuk kertas kerja. Berikut penjelasannya.

 Bentuk 6 kolom (3 kolom berganda) : Bentuk ini jarang digunakan. Kolomnya


terdiri atas kolom neraca saldo (Debet dan Kredit), kolom rugi/laba dan kolom
neraca.
 Bentuk 8 Kolom (4 Kolom Berganda) : Bentuk kertas kerja ini terdiri atas kolom
neraca saldo, kolom penyesuaian, kolom laba-rugi dan kolom neraca.
 Bentuk 10 Kolom (5 Kolom Berganda) : Bentuk kertas kerja ini terdiri atas kolom
neraca saldo, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo disesuaikan, kolom laba-
rugi dan kolom neraca.
 Bentuk 12 Kolom (6 Kolom Berganda) : Bentuk kertas kerja 12 kolom terdiri atas
kolom neraca saldo, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo disesuaikan, kolom
rugi-laba, kolom laporan modal dan kolom neraca.

Cara Membuat Kertas Kerja


 Tuliskan nama perusahaan, kertas kena periode di bagian alas kertas kerja
 Tulis nomor perkiraan dan nama perkiraan buku besar sesuai kolom masing-
masing. Lalu jumlah saldo buku besar dibukukan ke dalam neraca sisa.
 Angka-angka pada jurnal penyesuaian dibukukan ke dalam kolom jurnal
penyesuaian dengan nama perkiraan yang sesuai dengan jurnal penyesuaian agar
saldo perkiraan sesuai dengan kenyataan.
 Angka-angka pada kolom neraca sisa ditambah atau dikurangi dengan angka-
angka pada kolom jurnal penyesuaian. Setelah itu dibukukan ke dalam neraca sisa
setelah penyesuaian.

Contoh Kertas Kerja

Sebagai contoh berikut neraca saldo Toko Frozen Food per Oktober 2005.
Pada akhir periode terdapat catatan sebagai berikut.

Persediaan perlengkapan Rp5.500.000,00

Sewa dibayar di muka Rp900.000,00.

Penyusutan peralatan packing untuk periode berjalan sebesar Rp1.300.000,00

Utang gaji yang belum dibayarkan berjumlah Rp170.000,00

Sebelum jurnal penyesuaian disusun, perlu dilakukan analisis transaksi sebagai


berikut.

Pemakaian perlengkapan, yaitu Rp7.000.000,00 – Rp5.500.000,00 = Rp1.500.000,00

Sewa yang telah menjadi beban ialah 3 bulan, nilainya sebagai berikut:

3/12 × Rp1.200.000,00 = Rp300.000,00

Sewa yang belum menjadi beban, yaitu

9/12 × Rp1.200.000,00 = Rp900.000,00.


B. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR
DALAM PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK

Kecakapan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen akan


tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Auditor yang kompeten adalah auditor yang
mampu menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Ada lima ank e yang
harus diperhatikan untuk memenuhi tujuan ini:

Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja
(work sheet) yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :

 Pengumpulan bukti transaksi


 Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
 Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
 Pembuatan lembar kerja
 Penyajian laporan keuangan

Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan


auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah
sebagai berikut :

 Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul


pendukung ( supporting schedules).
 Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul
utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
 Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal
adjustment ke dalam working trial balance.
 Penyusunan laporan keuangan auditan.

C. TIPE KERTAS KERJA

Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat auditor
dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam, secara garis besarnya terdiri
dari :
1) Program audit

Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsure
tertentu. Program audit berbeda dengan prosedur audit, prosedur audit adalah
instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh
pada saat tertentu dalam audit.dalam program audit, auditor menyebutkan
prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang
tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit
tersebut, serta penunjukan indeks kerja yang dihasilkan. Dengan demikian,
program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan
jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit.

2) Trial Balance

Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun
buku besar pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah
koreksi auditor yang akan tampak laporan keuangan auditor (audited financial
statements). Working trial balance merupakan daftar permulaan yang harus
dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo yang tercantum dalam
daftar saldo klien.

Pada dasarnya working trial balance sama dengan lembaran-lembaran


yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam
pembuatan laporan keuangan dibutuhkan beberapa tahapan, diantaranya :

 Pengumpulan bukti transaksi.


 Perencanaan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu.
 Pembukuan jurnal ke dalam buku besar.
 Pembuatan lembar kerja.
 Penyajian laporan keuangan.

Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam penyusunan laporan keuangan auditan :

 Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan pengumpulan skedul


pendukung.
 Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam
skedul utama.
 Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustment ke dalam working trial balance.
 Penyusunan laporan keuangan auditan.
3) Ringkasan Jurnal Adjustment

Ringkasan jurnal adjustment merupakan draf jurnal untuk


membetulkan kekeliruan dalam laporan keungan dan catatan akuntansinya
klien. Auditor juga membuat jurnal penggolongan kembali (reclassification
entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah dicatat oleh klien , namun
untuk kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar haru digolongkan
kembali.

Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali.


Jurnal penggolongan kembali digunakan auditor hanya untuk memperoleh
pengelompokan yang benar dalam laporan keuangan klien. Sedangkan, jurnal
adjustment yang diusulkan auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk
jurnal kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal penggolongan kembali
harus disertai penjelasan yang lengkap.

4) Skedul Utama (lead program atau top schedule)


Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas
informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang
berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun
buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan dalam
laporan keuangan dalam satu jumlah.

5) Skedul Pendukung (supporting schedule)


Skedul pendukung berisi tentang kertas kerja yang mendukung untuk
menguatkan informasi keuangan dan operasional perusahaan klien. Dalam
setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan
dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam
daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul
dalam audit serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus
memuat juga berbagai kesimpulan yang dibuat auditor.
D. ANTAR BERBAGAI TIPE KERTAS KERJA

Pemberian Indeks Pada Ketas Keja

Kertas kerja harus diberi indeks, sub-indeks dan indeks silang dalam audit atau
pada saat pekerjaan audit telah selesai dilakukan. Pemberian indeks tehadap kertas
kerjaakan memudahkan pencarian informasi dalam berbagai daftar yang terdapat tipe
kertas kerja. Setiap auditor mempunyai cara tersendiri mengenai cara pemberian
indeks kertas kerja. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks
kertas kerja adalah sebagai berikut :

 Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat di sudut atas atau di sudut bbawah
 Pencantuman idenks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :
a) Indeks silang dar iskedul pendukung skedul utama.
b) Indeks silang dari skedul pendapatan dan biaya.
c) Indeks silang antarskedul pendukung.
d) Indeks silang dari skedul pendukung kerringkasan jurnal adjustment.
e) Indeks silang dari skedul Utama ke working trial balance.
f) Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit
dengan kertas kerja.
 Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out computer, dan sebagainya tidak
diberi indeks kecuali jika dilampirkan dibelakang kertas kerja yang berindeks.

Metode Pemberian Indeks Kertas Kerja

Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja :

 Indeks Angka. Kertas kerja utama (program audit, working trial balance,
ringkasan jurnal adjustment), skedul utama, dan skedul pendukung diberi kode
angka. Kertas kerja Utama dan skedul Utama diberi indeks angka, sedangkan
skedul pendukungn diberi sub indeks dengan mencantumkan nomor kode skedul
utama yang berkaitan.

Contoh :

6 Skedul Utama Kas

6-1 Kas Bank

6-3 Kas Kecil

 Indeks Kombinasi angka dan huruf. Kertas kerja diberikan yang merupakan
kombinasi huruf dan angka. Ketas kerja utama dan skedul utama diberi kode
huruf, sedang kan skedul pendukungnya diberi kode kombinasi huruf dan angka.

Contoh :

A Skedul Utama Kas

A-1 Kas dan Bank

A-2 Konfirmasi Bank

 Indeks angka beurutan. Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan.

Contoh :

1 Skedul Utama Kas


2 Kas dan Bank
3 Konfirmasi Bank

Susunan Kertas Kerja

Telah disebutkan bahwa dalam audit, auditor telah menghasilkan berbagai


macam tipe kertas kerja. Untuk memudahkan review atas kerja yang dihasilkan oleh
berbagai asisten dan staf auditor, bebagai tipe kertas kerj itu harus disusun dalam
sistematik dan dalam uurutan yang logis. Akuntan senior yg akan me-riview kertas
kerja biasanya menghendaki susunan kertas kerja dalam urutan berikut ini :

1. Draft Laporan dan Audit (audit report)


2. Laporan Keuangan Audit
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer.
4. Program Audit.
5. Laporan Keuangan atas Lembar Kerja(work sheet)ygdibuatolehklien.
6. Ringkasan Jurnal AAdjustment
7. Working trial balance.
8. Skedul utama.
9. Skedul Pendukung.

Pengarsipan Kertas Kera

Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk


setiap kliennya. Yaitu:

a. Arsip Audit Tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yg
disebut arsip kiri (Current File).
b. Arsip Permanen (Permament File )untuk data yg secara relative tidak
mengalami perubahan. Arsip Permanen berisi informasi berikut ini :
1. Copy anggarandasar dan anggaran rumah tangga klien.
2. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggungjawab para manajer.
3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yg berhubungan dengan
pengendalian intern.
4. Copy surat perjanjian penting yg mempunyai masa lalu jangka panjang.
5. Tata letak pabrik,proses roduksi, danproduk pokok perusahaan.
6. Copy notulen rapatdireksi, pemegang saham, dan komite-komite yg dibentuk
klien.

Anda mungkin juga menyukai