Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AUDITING BANK

tentang

TUGAS, FUNGSI, DAN BENTUK AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

OLEH

KELOMPOK 2

WENI NOVELIA : 1930401142

OSAMAH AINNUNAYA : 1930401100

JANNATUL AULIA MUFTI : 1730401071

DOSEN PENGAMPU :

ATIKA AMOR, SE.,M.SI

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

2022

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PENGENALAN AUDIT DAN SISTEM PENGENDALIAN BANK.
”Salawat dan semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah
meninggalkan dua tuntunan hidup untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat
yang berupa Al-quran dan sunnah.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
“Auditing Bank.” semoga bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis dibalas
dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT.

Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat


dan berguna untuk kepentingan kemajuan pendidikan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dan
rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Batusangkar, 10 Maret 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. latar Belakang Masalah...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A. Tugas dan fungsi auditor Internal.......................................................................................2
B. Tugas dan fungsi auditor eksternal.....................................................................................6
C. Bentuk audit internal di Bank syariah.................................................................................8
D. Bentuk audit eksternal di Bank syariah............................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................11
Kesimpulan...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan informasi mengenai laporan keuangan


suatuperusahaaan semakin lama semakin meningkat. Informasi laporan
keuanganantara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tentu saja berbeda,
hal inidikarenakan informasi tersebut nantinya akan dipertanggungjawabkan
kepadastakeholders.Selain itu penyajian laporan keuangan adalah salah satu
bentukpelaksanaan akuntabilitas pengelolaan keuangan suatu perusahaan.
Dalamsuatu perusahaantanggung jawab suatu laporan keuangan dipegang
olehmanajemen, sementara yang terkait dengan kewajaran suatu laporan
keuangandipegang oleh seorang auditor. Tugas dan tanggung jawab auditor
hanyasebatas memberikan opini atas jasa audit yang dilakukannya. Nantinya
opiniyang dikeluarkan oleh auditor ini digunakan dalam berbagai
pengambilankeputusan oleh stakeholders baik itu masyarakat luas maupun
investor. Haltersebut tidak hanya berlaku pada perusahaan atau lembaga
keuangankonvensional saja namun juga berlaku pada lembaga keuangan islam
sepertiperbankan syariah

B. Rumusan Masalah

1. Apa tugas dan fungsi auditor internal?


2. Apa tugas dan fungsi auditor eksternal?
3. Bagaimana bentuk audit internal di bank syariah?
4. Bagaimana bentuk audit eksternal di bank syariah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tugas dan fungsi auditor internal?


2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi auditor eksternal?
3. Untuk mengetahui bentuk audit internal di bank syariah?
4. Untuk mengetahui bentuk audit eksternal di bank syariah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas dan fungsi auditor Internal

1. Pengertian Auditor Internal


Dimana penegrtian auditor internal mengenai tugas serta ruang lingkup
auditor internal yang dikemukakan beberapa ahli pada dasarnya sama, yakni
memberikan jasa atau pelayanan kepada kliennya. Namun ada hal pokok
yang masih menuai perdebatan mengenai ruang lingkup seorang auditor
internal.
Sawyer (2003: 7) mendefinisikan internal audit sebagai berikut:
“internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk
dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas
organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan organisasi.”
Senada dengan Sewyer, Agoes juga mendefinifsikan ruang lingkup yang
hampir serup. Agoes (2004: 211) mendefinisikan auditor sebagia berikut: “
Audit internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang
telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-
ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.”
Sawyer dan Agoes masih menempatkan posisi seorang auditor internal
hanya sebatas pada pemeriksaan laporan keuangan dan ketaatan auditee
kepada kebijakan perusahaan.Hal ini memang merupakan tugas utama
seorang auditor internal, tetapi seiring perkembangan jaman, manajemen
puncak sebagai klien mengharapkan bahwa auditor internal mampu
memberikan hal yang lebih selain pemeriksaan.Rekomendasi perbaikan dan
jasa konsultan menjadi poin penting dalam ruang lingkup dan tugas yang
diharapkan mampu dilakukan oleh seorang auditor internal.
Sedangkan Tunggal (2000: 51), mendefinisikan internal audit adalah
sebagai berikut: “Internal audit adalah aktivitas penilaian secara independen
dalam suatu organisasi untuk meninjau secara kritis tindakan pembukuan
keuangan dan tindakan lain sebagai dasar untuk memberikan bantuan
bersifat protektif (melindungi) dan konstruktif bagi pimpinan perushaan.”
Institut of Internal Auditor (1990) dalam Effendi (2006): “Internal Audit
adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan

2
serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta
meningkatkan kegiatan operasi organisasi.”
Dimana Hidayat (2011) menyimpulkan bahwa pemeriksaan intern
merupakan:
1. Proses yang sistematis, dimana pemeriksaan intern mencakup suatu seri
dari langkah dan prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisasi.
2. Menilai operasi organisasi, dimana hal ini harus didasarkan pada
beberapa kriteria yang ditetatapkan dan disetujui. Dalam pemeriksaan
intern, kriteria biasanya dinyatakan dalam standar peforma yang
dinyatakan maanejmen.\
3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomisnya suatu operasi, diaman tujuan dari
oemeriksaan intern adalah untuk membantu manajemen dan organisasi
yang diperiksa, memperbaiki efektifitas, efisiensi dan ekonomisnya
suatu operasi. Hal ini berarti pemeriksaan intern memfokuskan pada
masa yang akan datang.
4. Melaporkan pada orang yang tepat, dimana penerima laporan
pemeriksaan intern atau individu yang meminta pemeriksaan, dalam
kebanyakan kasus, dewan direksi menerima tembusan laporan
pemeriksaan intern.
5. Rekomendasi untuk perbaikan, suatu pemeriksaan intern tidak berakhir
dengan suatu laporan temuan-temuan mengembangkan rekomendsi pada
kenyataannya adalah suatu aspek yang paling menantang dari tipe
pemeriksaan ini.
6. Konsultasi untuk perubahan, suatu pemeriksaan tidak hanya untuk
menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi namun juga memberikan
konsultasi kepada pihak yang diperiksa (auditee) agar kesalahan yang
serupa dapat diminimalisir dikemudian hari.

2. FungsiAuditor Internal
Audit Intern adalah fungsi staf manajemen perusahaan yang melakukan
tugas fungsional yaitu melakukan pengawasan dan tidak melaksanakan
tugas opersional dalam perusahaan. Sebagai konsekuensi dari fungsinya
menyebabkan auditor intern dalam melaksanakan tugasnya tidak memiliki
kekuasaan secara langsung terhadap bagian dalam perusahaan.Dengan
menjalankan fungsi fungsional makan pada dasarnya fungsi yang dijalankan
auditor intern meliputi semua penilaian terhadap aktivitas perusahaan dan

3
terhadap kelayakan serta efektifitas pengendalian intern yang telah
ditetapkan perusahaan.
Menurut Hartadi seperti yang dikutip oleh Hidayat (2011), fungsu audit
intern adalah sebagai berikut:
1. Menilai proseduryang berkaitan dengan efisiensi dan kelayakan
prosedur, pengembangan dan perbaikan prosedur, dan personalia.
2. Verifikasi dan analisa data yang menyangkut sistem akuntansi.
3. Verifikasi kelayakan untuk menentukan prosedur akuntansi atau
kebijakan lainnya yang telah dilakukan.
4. Fungsi perlindungan untuk menghindari dan menemukan penggelapan,
ketidakjujuran dan kecurangan.
5. Melatih dan memberikan bantuan kepada karyawan terutama bagian
akuntansi.
6. Jasa-jasa lainnya seperti jasa konsultasi kepada manajemen.

3. Tugas Auditor Internal


1. Mengevaluasi secara terus- menerus apakah sistem penegndaluan intern
perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.
2. Melaksanakan review dan evaluasi terhadap operasional dan finansial
perusahaan dan kepatuhan terhadap regulasi dan prosedur-prosedur yang
berlaku.
3. Memberikan jasa konsultasi kepada auditee untuk mencapai sasarannya.
4. Melakukan koordinasi dengan komite audit dan auditor eksternal untuk
mencapai akuntabilatas publik yang optimal.
5. Memverifikasi setiap transaksi yang ada, dan menilai apakah telah
dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur serta ketentuan
perusahaan dan undang-undang yang berlaku.
6. Memfasilitasi proses mitigasi resiko untuk mencapai tujuan.
7. Menyampaikan informasi tentang kondisi seperti adanya penyimpanan
atau transaksi yang berjalan tidak sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku, yang diperoleh dari hasil audit dan membuat saran-saran
perbaikan kedepan manajemen melalui laporan hasil audit.

4. Tujuan Auditor Internal


Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk
membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan
tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan

4
komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai atau tidaknya dan penerapan
dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dari
pengedalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian
yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan
dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam
organisasi dapat dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
6. Menyarankan perbaikan perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

5. Hubugan antara Auditee dengan Auditor Internal


Menurut Hery (2004), berbagai penilain negatif sering ditunjukan
terhadap fungsi internal audit. Auditee seringkali merasa bahwa keberadaan
divisi internal audit hanya akan mendatangkan biaya yang lebih besar
dibandingkan manfaat yang akan diterima. Auditor internal dianggap masih
jauah peranannya masih jauh perannya untuk menjadi seorang konsultan
internal. Seringkali usulan perubahan atau rekomendasi dari audit internal
masih dianggap menyulitkan dan merugikan auditee, bahkan terkesan
formalitas dan cenderung mengabaikan tingkat kesulitan yang akan dihadapi
auditee nantinya atas pelaksanaan saran perbaikan.
Selama pelaksanaan audit, auditor internal hendaknya mengambil
pendekatan manajerial terhadap penyimpangan-penyimpangan.Auditor
internal harus mengurangi penekanan untuk temuan-temuan yang tidak
signifikan, dan bekerja dengan manajer operasional untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ditemukan.Auditor internal harus selalu ingat
bahwa orang-orang operasional. Hububgan yang terjadi akan meningkatkan
dengan sangat pesat jika auditor internal dengan terbuka menerima
pemikiran-pemikiran ini, menyaringnya melalui pengalaman mereka

5
sendiri, dan kemudian menyajikan sebagai sebuah hasil kerja sama tim
antara auditor dengan klien.

6. Dampak dari Hubungan Auditor dengan Klien (Auditee)


Sawyer (2003: 22) memberikan sebuah analogi mengenai perbedaan
sudut pandang anara auditor internal dengan auditee. Dalam analoginya
tersebut, Sawyer menggambarkan sosok auditor internal sebagai sosok yang
angkuh dan merasa berada di atas auditee.Sedangkan pigak auditee
digambarkan sebagai pihak yang lemah.kondisi ini akan membuat konflik
yang kontraproduktif antara auditee dengan auditor. Perasaan takut dan
benci kepada sosok auditor sangat mungkin terjadi ketika auditee merasa
diremehkan oleh auditor internal.Mereka takur terlihat seperti tidak
memiliki pemikiran untuk perbaikan. Mereka takut bahwa perubahan yang
diusulkan da[at merusak rutinitas yang mereka sukai dan kebersamaan yang
telah ada. Mereka takut bahwa metode-metode yang direvisi dapat
mengungkapkan ketidakefisien atau praktik-pratik terlarang. Dengan kata
lain, mereka takut menghadapi perubahan.
Auditor internal sebaiknya tidak memiliki pemikiran bahwa status
tinggo yang dimilikinya di dalam organisasi akan melindunginya dari
dampak akibat hubungan auditor/ klien yang buruk. Ssepertinya tidak
diragukan lagi bahwa pekerjaan audit internal yang cerdas dan imajinatif
saja tidaklah cukup untuk menghasilkan perbaikan dari operasi. Auditee
harus berkeinginan untuk mengimplementasikan rekomendasi-rekomndasi
audit. Oleh karena itu, gaya melakukan audit dapat menjadi sama
pentingnya dengan kompetensi di bidang teknis.

B. Tugas dan fungsi auditor eksternal

1. Pengertian Auditor
Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada
auditan untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji.
Auditor eksternal adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya
kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan
keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pengguna dari informasi keuangan
perusahaan, seperti investor, agen pemerintah dan umum bergantung pada
auditor eksternal untuk mengahasilkan informasi yang tidak bias dan
independensi. Menurut Messier dalam (Hapsari 2013: 22), Certified
accounting public firms (akuntan publik) disebut juga auditor eksternal atau

6
auditor independen. Dimana akuntan ini bertanggung jawab atas
pemeriksaan atau pengaudiran laporan keuangan organisasi yang
dipublikasikan dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya
(Mulyadi, 2002:6).
Dimana seorang auditor eksternal (external auditor) bisa berpraktek
sebagai pemilik tunggal atau anggota dari kantor akuntan publik. Disebut
eksternal karena mereka tidak dipekerjakan oleh entitas yang
diaudit.Auditor eksternal mengaudit laporan keuangan untuk perusahaan
publik maupun non publik (Hapsari 2013:22).
Peran utama auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.Pada umumnya,
auditor eksternal mereview prosedur pengendalian teknologi informasi saat
menilai pengendalian internal secara keseluruhan.

2. Tugas Auditor Eksternal


a. Memberikan opini atas laporan yang telah berhasil dikerjakan.
b. Melakukan review secara periodik atau tahunan.
c. Memeberikan penilaian apakah sudah sesusai dengan prinsip yang
berlaku atau belum.
d. Bertanggung jawab secara profesional kepada perusahaan dalam
melakukan audit.

3. Fungsi Auditor Eksternal


Dimana seorang auditor eksternal memiliki akuntabilitas terhadap pemilik
saham dan berkewajiban kepada perusahaan untuk melakukan pekerjaan
audit secara profesional. Maka inilah beberapa fungsi auditor eksternal sbb:
a. Melakukan evaluasi secara objektif dari rasio dan kerangka
pengendalian internal perusahaan.
b. Melakukan analisis sistematis dan pengendalian terkait.
c. Me-review keberadaan nilai aset.
d. Sebagai sumber informasi berkaitan dengan major fraud dan
irregularities.

4. Tujuan Auditor Eksternal


a. Memeriksa dan memastikan laporan keuangan dari kinerja di masa
lampau maupun posisi keuangan terkini sudah mematuhi prinsip benar
dan layak.

7
b. Melakukan evaluasi objektif terhadap risiko dan kerangka pengendalian
internal yang berjalan di perusahaan.
c. Melakukan analisis sistematis dari proses bisnis dan pengendalian yang
berlangsung.
d. Meninjau keberadaan serta nilai aset yang dimiliki perusahaan.
e. Meneliti dan menemukan apakah ada major fraud dan irregularaties
dalam kinerja perusahaan.
f. Memberi opini atau pendapat tentang apa yang perlu diperbaiki,
ditingkatkanm ataua diubah pada akhir laporan.

Auditee dapat mengganti fungsi audit eksternal dengan fungsi audit


internal ketika terdapat pengetahuan unuk mengurangi fee auditor eksternal.
Menurut (Messier et al dalam Hapsari 2013:24), beberapa pekerjaan yang
dilakukan auditor internal secara langsung relevan bagi pelerjaan auditor
independen. Jika auditor ekstrenal mengandalkan sebagian pekerjaan
auditor internal, maka terjadi penghematan fee auditor eksternal yang
signifikan (Simunic 2006 dalam Hapsari 2013:24).

Auditor eksternal berbeda dengan auditor internal. Dimana


perbedaannya diantaranya:

a. Tanggung jawab utama auditor inernal adalah menilai strategi dan


praktik manajemen risiko perusahaan, kerangka kerja pengendalian
manajemen (termasuk teknologi informasinya), dan proses governance.
b. Auditor internal tidak memberi pendapat atas laporan keuangan
perusahaan (Rizqiasih, 2010:28)

C. Bentuk audit internal di Bank syariah

Pada umumnya dalam LKS, kita mengenal ada dua cara yang
melakukan audit yaitu audit internal, dan auditor eksternal. Audit internal
meliputi pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem
pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan
tanggung jawab yang ditugaskan (Imran, et.al., 2012). Auditor internal harus
melaksanakan:
a. Mereview keandalan (realibilitas dan integritas) informasi finansial dan
operasional serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan informasi tersebut.
b. Merreview berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan
kesesuaiannya dengan berbagai kebijakan, rencana, prosedur, hukum

8
dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan
organisasi, serta menentukan apakah organisasi telah mencapai
kesesuian.
c. Mereview berbagai cara yang dipergunakan untuk melindungi harta
dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan harta-harta
tersebut.
d. Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber
daya.
e. Mereview berbagai operasi atau program untuk menilai apakah
hasilnya akan konsisten sesuai dengan yang diwacanakan.

Menurut kajian Baehaqi (2014: 127), audit internal LKS (bank syariah)
masih belum didukung dengan orang yang kompeten dalam bidang operasional
LKS (bank syariah), khususnya berkaitan dengan prinsip syariah, sehingga tidak
memiliki kompetensi untuk melakukan audit terkait aspek syariah (internal
sharia review). Selain itu, audit internal juga tidak memiliki panduan khusus
dari DPS ketika melakukan review berkaitan dengan aspek syariah apa saja
yang harus diperhatikan.
SKAI (Satuan Kerja Audit Internal) BSM sebagai salah satu pihak
yang bertanggung jawab terhadap fungsi pengawasan internal
kedudukannya berada dibawah Direktur Utama dan dapat berkomunikasi
secara langsung dengan Dewan Komisaris/Komite Audit. SKAI bertugas untuk:
1. Mengevaluasi efektivitas SPI secara berkesinambungan berkaitan
dengan pelaksanakan operasional bank
2. Berperan aktif dalam meningkatkan efektivitas penerapan SPI sesuai
sasaran yang telah ditetapkan bank
3. Melaksanakan audit berbasis risiko (risk based audit) secara
independen dan objektif.

Ruang lingkup pelaksanaan audit mencakup semua area operasional


untuk menentukan kecukupan kualitas internal control, penerapan risk
management, dan governance process.
Internal Audit memiliki peran dan fungsi untuk mengawal jalannya
bisnis agar tetap dalam koridor pengendalian internal yang efektif dan
efisien, pengelolaan risiko yang kuat dan tata kelola perusahaan yang baik.
Dalam melaksanakan hal ini, Internal Audit membuat analisa dan memberikan
rekomendasi melalui pemberian jasa assurance dan consulting. Sebagai strategic

9
partner, Internal Audit Group (IAG) berupaya untuk dapat memberikan “added
value and improving organization’s operations”, yang tidak hanya membantu
management untuk menilai efisiensi dan keefektifan pelaksanaan
pengendalian internal perusahaan, namun juga ikut berperan mengawal
pencapaian target-target bank yang sudah dituangkan dalam inisiatif strategis
lima tahun ke depan. Berikut contoh laporan audit internal :

D. Bentuk audit eksternal di Bank syariah

Auditor eksternal harus memiliki kompetensi profesional dalam hal


auditing dan pemahaman tentang bank syariah. Suksesnya seorang auditor
sangat bergantung pada kinerja audit internal, jika audit internalnya lemah,
auditor eksternal mungkin akan sangat susah untuk menjalankan tugasnya
secara efektif. Audit eksternal yang melakukan pemeriksaan antara lain Bank
Indonesia, akuntan publik, maupun pihak lainnya. Beberapa hal yang secara
khusus dilakukan dalam audit atas bank syariah, dapat disampaikan sebagai
berikut:
a. Di samping pengungkapan kewajaran penyajian laporan
keuangan, juga diungkapkan unsur kepatuhan syariah
b. Perbedaan akunting yang menyangkut aspek produk, baik
sumber dana maupun pembiayaan
c. Pemeriksaan ditribusi profit
d. Pengakuan pendapatan cash basis serta riil
e. Pengakuan beban yang secara acrual basis
f. Dalam hubungan dengan bank corresponden, khususnya
corresponden depository, pengakuan pendapatan tetap harus
menggunakan prinsip bagi hasil. Jika tidak, pendapatan atas
bunga idak boleh dicatat sebagai pendapatan
g. Adanya pemeriksaan atas sumber dan penggunaan zakat
h. Revaluasi atas valuta asing dapat diakui apabila posisi devisa
neto dalam posisi square. Dalam hal ini, harus ada ketentuan
tentang suatu posisi PDN yang dianggap square
i. Ada tidaknya transaksi yang mengandung unsur-unsur yang
tidak sesuai dengan syariah.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai