OLEH :
SELFIANA SUKRI
22010803020
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga saya
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “PROSEDUR AUDIT
SELANJUTNYA”. Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas matakuliah “Manajemen Audit”.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan memberikan pemahaman yang baik bagi pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih memiliki banyak kekurangan karena
pengetahuan yang saya miliki masih terlalu minim. Oleh karena itu, saya
mohon kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membanggun untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................ 18
ii
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Untuk mengetahui kondisi sebuah perusahaan sehat atau tidak,
maka ada baiknya dilakukan proses audit terhadap perusahaan tersebut.
Audit yang dilakukan bisa saja dari audit keuangan, kinerja sampai
kepatuhan terhadap SOP atau peraturan yang berlaku. Nantinya auditor
akan melakukan evaluasi dengan prosedur audit yang telah ditentukan
untuk menentukan apakah perusahaan sudah sesuai atau tidak.
Pengertian audit berdasarkan wekepedia adalah kegiatan
mengevaluasi dengan cara mengumpulkan data atau hasil kegiatan dari
proses berjalannya sebuah usaha selama periode tertentu. Selanjutnya
auditor akan melakukan pengecekan penyesuaian dari data yang telah
dikumpulkan dengan kriteria atau SOP yang ada.
Output dari proses audit adalah penilaian tepat atau tidaknya sebuah
perusahaan. Contohnya jika yang dilakukan adalah audit keuangan maka
hasil audit bisa saja menghasilkan sehat atau tidaknya keuangan
perusahaan tersebut. Jadi output dari proses audit adalah untuk evaluasi
perusahaan kedepannya.
Sebuah audit dapat dilakukan oleh pihak eksternal maupun pihak
internal perusahaan. Siapapun yang melakukan audit, tujuan proses audit
tetap sama yaitu untuk mengevaluasi perusahaan. Namun yang
membedakan hanyalah proses dari audit dan efek hasil audit.
Salah satu jenis audit adalah audit internal atau audit yang dilakukan
oleh pihak internal perusahaan. Biasanya, audit ini akan diadakan setiap
waktu tertentu untuk meningkatkan efektifitas dan keefisienan suatu
organisasi. Jadi sistem audit ini adalah dapartemen melakukan
pengecekan dan audit terhadap dapartemen lainnya.
Proses dari audit internalpun akan sama dengan proses audit pada
umumnya. Namun proses biasanya tidak membutuhkan waktu selama
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman cara kerja prosedur audit?
2. Apa saja standar-standar prosedur audit?
3. Apa yang dimaksud dengan prosedur substantif?
4. Apa yang dimaksud dengan konfirmasi eksternal?
5. Apa yang dimaksud dengan prosedur anatikal substantif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara kerja prosedur audit.
2. Untuk mengetahui standar-standar prosedur audit.
3. Untuk mengetahui pengertian prosedur substantf.
4. Untuk mengetahui pengertian konfirmasi eksternal.
5. Untuk mengetahui pengertian prosedur anatikal substantif.
2
3
BAB II
Pembahasan
1. Inspeksi (Inspection)
Pada tahap ini auditor melakukan inspeksi pada dokumen-
dokumen atau kondisi fisik yang dibutuhkan dalam proses audit
sehingga auditor bisa memastikan keaslian dokumen.
Contoh inspeksi pada kondisi fisik adalah aktiva tetap. Inspeksi
diperoleh dari keberadaan dan keadaan fisik aktiva yang diaudit.
Auditor berhak meminta dokumen dari perusahaan yang
dibutuhkan proses audit.
2. Pengamatan (Observation)
Auditor mengobservasi atau melihat langsung pelaksanaan
kegiatan di perusahaan atau organisasi yang akan diaudit yang
mencangkup lingkungan internal dan eksternal, proses dan operasi
bisnis, manajerial, strategi dan objektif serta kinerja klien.
Antara satu perusahaan dan perusahaan lain memiliki sistem
atau manajemen yang berbeda sehingga auditor perlu
memahaminya terlebih dahulu.
3
4
3. Konfirmasi (Confirmation)
Bentuk penyelidikian yang nanti auditor akan mendapatkan
infomasi atau data secara langsung dari pihak ketiga yang
independen untuk proses audit selanjutnya.
5. Penelusuran (Tracing)
Tahapan prosedur audit selanjutnya adalah Tracing. Audito
menelusuri informasi dari data dicatat dalam dokumen dan
dilanjutkan dengan melacak bagaiman data tersebut diolah dalam
proses akuntansi.
Ini termasuk dalam jenis pengujian substansif (substansive test
of tansaction) yang bertujuan untuk memastikan transaksi yang
tercatat sudah tepat dan benar.
4
5
6. Perhitungan (Accounting)
Tahap ini meliputi perhitungan bukti fisik terhadap sumber daya
infomasi dan pertanggung jawaban semua dokumen yang ada.
Auditor juga melakukan pengujian terhadap penilaian dan
alokasi pernyataan keuangan.
7. Scanning
Dokumen dipahami secara cepat untuk mengetahui unsur-
unsur yang tidak wajar dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan
mendalam.
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
tehutang pada tanggal neraca sebagai bukti bahwa hutang usaha adalah
lengkap (asersi kelengkapan), dan membuat pemanggilan tehadap
manajemen mengenai kolektibilitas piutang nasabah sebagai bukti bahwa
piutang usaha adalah akurat untuk penilaiannya. Bukti bahwa saldo akun
atau golongan transaksi tidak lengkap, valid atau akurat adalah bukti dari
salah saji substantif.
Prosedur substantif dapat dilaksanakan auditor untuk :
1. Mengumpulkan bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam saldo akun dan
jenis transaksi.
2. Mendeteksi salah saji yang material.
Prosedur substantif meliputi pemilihan sampel (saldo akun atau
transaksi) yang representatif (artinya mewakili seluruh populasi)
untuk:
1. Menghitung ulang (recalculate) angka-angka memastikan
ketelitian (accuracy).
2. Meminta konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi,
dan lain-lain).
3. Memastikan transaksi dicatat dalam periode yang benar (cut off
test atau uji pisah batas).
4. Membandingkan angka-angka antara periode atau dengan
harapan/ekspektasi (analytical procedure).
5. Menginspeksi dokumen pendukung (seperti invoice atau
kontrak penjualan).
6. Mengamati eksistensi fisik dari asset yang dicatat (misalnya
mengamati perhitungan persediaan).
7. Menelaah kecukupan penyisihan untuk penurunan nilai seperti
piutang ragu-ragu atau persediaan yang using (obsolete inventory).
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
sebuah proses audit tidak hanya melakukan penilaian saja terhadap
sebuah perusahaan. Namun ada prosedur audit yang harus dijalankan
oleh para auditor. Auditor tidak bisa menilai sebuah perusahaan dengan
semena-mena. Dan hal ini juga dapat dicek oleh perusahaan ketika hasil
audit telah keluar. Jika ada yang tidak sesuai, maka pihak perusahaan
juga dapat melakukan protes.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/akuntansi/apa-itu-prosedur-audit/
https://www.mas-software.com/blog/prosedur-audit
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/standar-audit-pengertian-dan-
lengkapnya/
https://www.academia.edu/30496334/Prosedur_Substantif
https://repository.unair.ac.id/99355/4/4.%20BAB%201%20PENDAHULUA
N.pdf
https://accounting.binus.ac.id/2020/04/29/prosedur-analitik-untuk-audit-
laporan-
keuangan/#:~:text=Penerapan%20prosedur%20analitik%20substantif%20
didasarkan,%2C%20keakuratan%2C%20dan%20terjadinya%20transaksi.
19