Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSEDUR PENGAUDITAN DAN BUKTI PENGAUDITAN

OLEH
KELOMPOK 2

JULIAN SURENDRA KOROHAMA 2010020004


EUNIKE GLORIA BANI 2010020046
OKTRI NARMA FIYANA 2277700199

RPOGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah berjudul “ Prosedur Pengauditan dan Bukti Pengauditan “
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengauditan.

Kelancaran penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak pihak yang senantiasa memberikan
doa, juga saran dan kritik yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan masukan berupa saran bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembacanya. Terima kasih.

Kupang. 28 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Audit

2.2 Jenis Prosedur Audit

2.3 Bukti Pengauditan

2.4 Hubungan Prosedur Audit dan Bukti Pengauditan

2.5 Faktor pengaruh kompetensi atau validitas bukti

2.6 Faktor pengaruh kecukupan bukti pengauditan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Pengauditan merupakan proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan
derajat kesesuaian antar asersi-asersi tersebut. Sebelum melakukan pengauditan, pengidentifikasi
mengenai sistem prosedur serta bukti yang mendukung opini audit dapat dilakukan. Prosedur
audit berguna untuk menentukan kelancaran pengauditan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
dengan bukti pendukung audit yang mendukung asersi dari auditor.

Bukti audit terbagi menjadi beberapa jenis dengan prosedur-prosedur pengauditan yang
berbeda-beda, sehingga auditor dapat memilih dan memutuskan dngan cermat penggunaan
prosedur pengauditan sesuai dengan kondisi terkait.

Validitas pengauditan sangat bergantung pada prosedur beserta bukti audit yang mendukung
auditor. Asersi auditor berlandaskan pada validitas bukti yang memperkuat asersi audit atas opin
yang dikeluarkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari prosedur pengauditan ?

2. Jenis-jenis pengauditan terbagi menjadi apa saja ?

3. Seperti apa pengertian dari bukti pengauditan ?

4. Apa hubungan antara bukti pengauditan dan prosedur pengauditan ?

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi validitas bukti dan kecukupan pengauditan ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan penulisan untuk mengetahui seperti apa prosedur pengauditan berserta hubungannya
dengan bukti pengauditan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Audit

Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan auditor untuk memperoleh bukti audit
dan membentuk opini mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Prosedur ini dilakukan
untuk menguji berbagai macam asersi audit terkait saldo akun yang berbeda dari kelas transaksi

Auditor menggunakan berbagai jenis prosedur audit yang berbeda untuk mendapatkan bukti
audit yang tepat dan akurat. Prosedur audit yang dilakukan oleh auditor dapat berbeda tergantung
pada risiko perusahaan. Audit yang memiliki resiko tinggi akan memiliki jumlah prosedur yang
lebih banyak dan rumit apabila dibandingkan dengan risiko yang lebih rendah.

Tujuan adanya prosedur audit sebagai berikut

 Membantu auditor dalam memperoleh bukti audit yang substansial untuk membentuk
opini atas laporan keuangan perusahaan
 Memberikan gambaran dan membantu auditor dalam merencanakan area yang perlu
difokuskan dan memutuskan jenis prosedur audit yang perlu diterapkan dengan baik
 Prosedur yang telah ditetapkan sebelumnnya akan membantu auditor untuk mengikuti
serangkaian langkah yang diperlukan untuk menemukan bukti audit.

2.2 Jenis Prosedur Audit

 Inspeksi
Inspeksi merupakan metode yang digunakan untuk melakukan pengecekan berupa
penyelidikan pada setiap transaksi atau dokumen terhadap langkah-langkah tertulis,
juga prosedur untuk memastikan keakuratan. Apabila dalam penyelidikan dan auditor
menemukan imformasi yang tidak konsisten maka penyelidikan lebih lanjutnya akan
melibatkan manajemen dan pihak lain yang terlibat dalam laporan tersebut.
 Pengamatan
Pengamatan atau observasi merupakan proses dalam audit dimana auditor mengamati
proses dan prosedur yang dilakukan oleh klien. Pengamatan dapat memebrikan
gambaran pada auditor mengenai proses dan prosedur perusahaan saat bekerja. Selain
itu,juga bisa membantu mereka dalam mengidentifikasi kelemahan prosedur tersebut.
 Konfirmasi
Prosedur ini sama seperti prosedur penyelidikan,perbedaannya terletak pada
keterlibatan pihak ketiga,bukan klien,untuk mengkonfirmasi saldo dan transaksi.
Jenis konfirmasi dapat melewati surat tertulis dalam bentuk formal. Dokumen yang
diuji contohnya hutang dagang,saldo bank,piutang dan lainnya. Contohnya, auditor
mungkin akan mengirimkan konfirmasi pada beberapa bank dimana klien memiliki
akun untuk mengetahui saldo.
 Permintaan Keterangan
Pengecekan laporan keuangan dilakukan auditor agar dapat memastikan keakuratan
data dengan pemeriksaan secara manual untuk pemeriksaan detailnya atau disebut
vouching. Permintaan keterangan ini berupa pengecekan mendetail pada sumber
yang tepat dengan penelusuran pada setiap transaksi individu.
 Penelusuran
Penelusuran merupakan proses meminta penjelasan klien mengenai berbagai hal
terkait. Auditor mendapatlan akses keseluruh individu perusahaan yang dirasa perlu
untuk mendapatkan bukti.
 Perhitungan
Proses penghitungan ulang atau recalculation merupakan prsedur audit dimana
auditor akan melakukan perhitungan ulang saldo atau transaksi yang telah dilakukan
untuk memastikan jumlah dalam laporan keuangan sesuai dengan aktivitas yang
terjadi.
 Pemeriksaan Bukti Pendukung
Pemeriksaan bukti pendukung merupakan pemeriksaan pada aset yang berwujud
pabrik,properti, dan peralatan lainnya. Audit dapat menguji asersi keberadaan bukti
pendukung dengan melakukan pemeriksaan fisik aset yang dicatat dalam bagian aset
tetap. Pemeriksaan pada aset dapat dilakukan dengan pemeriksaan pada dokumen
hukum aset.
 Pelaksanaan Ulang
Pelaksanaan ulang merupakan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor secara
independen dengan melakukan pemeriksaan dan perhitungan ulang agar dapat
memastikan setiap keakuratan data.

2.3 Bukti Pengauditan

Menurut audit standar, bukti audit adalah serangkaian imformasi yang dikumpulkan dan
dievaluasi oleh auditor dalam memutuskan apakah laporan keuangan perusahaan telah disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Bukti audit sangat penting bagai auditor sebagai landasan untuk menyampaikan opini yang
kredibel dan bertanggung jawab. Opini audit terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

 Pengujian Fisik
Pengujian fisik merupakan fakta atau imformasi yang diperoleh auditor dengan
melihat langsung fisik dari aset perusahaan.
 Komfirmasi
Bukti komfirmasi adalah fakta yang diperoleh auditor berdasarkan pernyataan,baik
bersifat langsung maupun tertulis oleh pihak ketiga yang independen.
 Dokumentasi
Setelah melakukan pengujian fisik terhadap bukti barang yang sifatnya habis
pakai,atau berupa kegiatan maka cara pembuktian yang relevan adalah dengan
dokumentasi.
 Analitis
Bukti analitis merupakan bukti yang dimiliki auditor dengan membandingkan suatu
objek dengan objek lainnya, atau dalam laporan keuangan perbandingan dilakukan
dengan membandingkan antara neraca saldo dengan beberapa laporan keuangan
lainnya seperti laporan laba rugi.
 Wawancara
Wawanncara merupakan bukti penilaian dengan melakukan wawancara terhadap
pegawai atau organisasi bawahnya
 Perhitungan Ulang
Bukti ini dilakukan apabila yang diaudit adalah laporan keuangan untuk mengukur
validitas hasil perhitungan yang dilakukan klien
 Observasi
Observasi adalah pengujian fisik,tetapi hanya melalui pengamatan tanpa adanya
kontak langsung, Tujuan observasi untuk memperoleh data diluar dari imformasi
yang disediakan.

2.4 Hubungan Prosedur Audit dengan Bukti Pengauditan

Prosedur audit merupakan metode-metode yang digunakan oleh auditor untuk melakukan
pengauditan. Sedangkan bukti audit adalah landasan bukti yang kredibilitas yang mendukung
auditor memberikan asersi juga opini yang akurat. Prosedur pengauditan yang tepat membantu
auditor untuk mendapatkan bukti pengauditan yang sesuai,demi membentuk opini audit yang
dapat dipercaya.

2.5 Kompetensi Bukti Pengauditan

Kompetensi mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukti, kalau dari bukti
dianggap sangat kompeten, akan sangat membantu meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan
sajikan dengan wajar. Kompetensi bahan bukti hanya terkaitan dengan prosedur audit yang pilih.
Kompetensi tidak dapat diperbaiki dengan memperbesar sampel, atau memilih pos yang lain dari
populasi. Kompetensi atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan akuntansi berkaitan erat
dengan efektivitas pengendalian internal entitas. Semakin efektif pengendalian internal entitas,
semakin kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan. Kompetensi bukti audit yang berupa
informasi penguat tergantung pada faktor berikut:
1. Relevansi Bukti.
Bukti audit yang relevan adalah yang sesuai atau tepat jika digunakan untuk suatu
maksud tertentu. Bukti yang relevan lebih kompeten daripada bukti yang tidak relevan.

2. Sumber Informasi Bukti.


Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi bukti audit. Bukti yang
diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar entitas yang independen merupakan
bukti yang paling tepat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan tingkat keyakinan atas
keandalan yang lebih besar daripada bukti yang diperoleh dari internal entitas.

3. Ketepatan Waktu.
Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti audit. Ketepatan
waktu sangat penting, terutama dalam melakukan verifikasi atas aktiva lancar, utang
lancar, dan akun surplus-defisit terkait karena berkaitan dengan apakah cut off atau pisah
batas telah dilakukan secara tepat. Bukti yang diperoleh mendekati tanggal neraca lebih
kompeten dibanding bukti yang diperoleh jauh dari tanggal neraca

4. Objektivitas.
Bukti audit yang bersifat objektif lebih dapat dipercaya atau reliabel dan kompeten
daripada bukti audit yang bersifat subjektif.

2.6 Faktor pengaruh kecukupan bukti pengauditan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit adalah:

1. Materialitas.
Auditor harus memberikan pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas laporan
keuangan. Karena tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan
terbalik, maka semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang
diperlukan. Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang
diperlukan pun akan semakin sedikit.

2. Risiko Audit.
Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan memilki hubungan yang terbalik.
Rendahnya resiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai
ketepatan pendapatnya adalah tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut
auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih banyak.

3. Faktor-faktor Ekonomi.
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika menghimpun bukti audit.
Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh
bukti yang diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan
entitas. Auditor harus memperhitungkan apabila setiap tambahan waktu dan biaya untuk
mengumpulkan bukti audit memberikan manfaat terhadap kuantitas dan kualitas bukti
yang dikumpulkan.

4. Ukuran dan Karakteristik Populasi.


Ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit memiliki hubungan yang searah.
Semakin besar populasi, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil
dari populasi. Sebaiknya, semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula jumlah
sampel bukti audit yang diambil dari populasi. Karakteristik populasi berkaitan dengan
homogenitas atau variabilitas unsur individu yang menjadi anggota populasi. Auditor
memerlukan lebih banyak sampel bukti audit dan informasi yang lebih kuat atau
mendukung tentang populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi yang
seragam.

Jumlah diukur terutama dengan besar sampel yang dipilih auditor. Dua hal yang paling
penting dalam menentukan kecukupan adalah perkiraan auditor atas terjadinya kekeliruan dan
efektifitas struktur pengendalian intern.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai prosedur pengauditan dan bukti pengauditan dapat
disimpulkan bahwa prosedur pengauditan sangat erat kaitannya dengan bukti pengauditan.
Kaitan keduanya terletak dari fungsi yang saling melengkapi, dimana dalam prosedur
pengauditan haruslah ada bukti pengauditan agar auditor dapat mengeluarkan asersi dan opini
yang di akui kredibilitasnya berdasarkan bukti audit yang ada.

3.2 Saran

Dalam perannya auditor perlu memeperhatikan jenis prosedur yang digunakan beserta bukti
yang dipakai secara berhati-hati dan objektif, karena setiap asersi dan opini yang dikeluarkan
auditor mempengaruhi keseluruhan aktivitas dari masalah yang ditangani.

Anda mungkin juga menyukai