Anda di halaman 1dari 15

Peran Literasi Finansial Dalam

Menghadapi Gejolak Investasi Bodong Pada Masyarakat

Disusun oleh: Eunike Glorya Bani


NIM:2010020046

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
saya dapat menyelesaikan karya ilmiah berupah makalah yang bertajuk “Strategi perbankan
dalam menghadapi investai bodong”. Berdasarkan beberapa referensi dari beberapa sumber
terpercaya membantu saya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“Minimnya Literasi Finansial Dalam Masyarakat, Mengakibatkan Terjadinya Investasi
Bodong”.

Pada kesempatan kali ini saya juga mengucapakan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan yang telah memberikan tugas dalam ujian akhir semester
berupa makalah kepada kami mahasiswanya. Saya juga berterima kasih kepada pihak-pihak
berkepentingan yang telah mendukung pembuatan makalah ini.

Karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya harapkan khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Kupang, 26 Mei 2022


Penulis

Eunike Glorya Bani

ABSTRAKSI
Investasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang digunakan untuk meningkatkan
pendapatan dari investor. Keuntungan yang besar dari imbal hasil atas investasi
mengakibatkan investasi menjadi salah satu instrumen keuangan yang digemari oleh
masyarakat,khususnya pada masyarakat yang memiliki uang lebih. Namun,dengan
maraknya investasi mendorong oknum-oknum tidak bertanggung jawab memanfaatkan
investasi untuk menipu masyarakat. Investasi ini dikenal dengan investasi bodong dimana
tidak sedikit korbannya adalah masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan yang
bagus. Agar membantu masyarakat untuk terhindar dari investasi bodong salah satu solusi
yang dilakukan adalah dengan literasi finansial.
Literasi finansial yang bagus membantu masyarakat dapat teredukasi dengan baik mengenai
investasi juga instrumen-instrumen keuangannya yang legal agar masyarakat agar dapat
terhindar dari investasi bodong.

BAB I
PENDAHULUAN

Investasi merupakan salah satu intrumen keuangan bagi masyarakat yang ingin memutar
keuangannya. Investasi sendiri merupakan penanaman modal jangka panjang untuk
pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk
memperoleh keuntungan. Pihak atau orang yang melakukan investasi tersebut disebut
dengan investor. Investor sendiri melakukan investasi dengan cara membeli aset keuangan
dan mengharapkan kenaikan harganya pada saat akan menjual asetnya. Investasi sendiri
terdiri dari beberapa jenis seperti, investasi properti, investasi emas,investasi
reksadana,investasi deposito,investasi saham dan investasi cryptocurrency.

Beragam jenis investasi tersebut juga mendukung berbagai macam pilihan untuk
berinvestasi dengan berbagai keuntungan pada setiap jenisnya. Minat masyarakat yang
begitu tinggi pada investasi juga menghasilkan bebrapa dampak positif juga dampak
negatif. Dampak negatif salah satunya adalah terjadinya investasi bodong.

Investasi bodong sendiri merupakan investasi dimana penanaman modal pada produk atau
bisnis yang sesungguhnya hanya kamuflase atau produk maupun bisnsisnya tidak ada.
Umumnya pelaku yang menawarkan investasi ini memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat
dengan menjanjikan keuntungan besar tanpa adanya usaha tertentu.

Banyak masyarakat yang terjebak dalam investasi ini dikarenakan kurangnya literasi
finansial. Literasi finansial sendiri merupakan salah satu solusi yang membantu masyarakat
agar dapat terhindar dari investasi bodong. Dengan literasi finansial maka masyarakat dapat
mampu mengenali tanda bahaya dari tawaran investasi yang datang, juga mampu
memanfaatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengambil keputusan secara
finansial.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Literasi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan bahwa literasi keuangan adalah rangkaian


proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan ( knowledge), ketrampilan (skill)
dan keyakinan (confidence) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu
mengelola keuangan pribadi lebih baik. OJK menyatakan bahwa visi literasi keuangan
adalah mewujudkan masyarakat indonesia yang memiliki tingkat literasi keuangan yang
tinggi sehingga masyarakat dapat memilihmdan memanfaatkan produk dan jasa keuangan
guna meningkatkan kesejahteraan. Dan misi dari literasi keuangan yaitu melakukan edukasi
di bidang keuangan kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keuangan secara
cerdas, dan meningkatkan akses imformasi serta penggunaan produk dan jasa keuangan
melalui pengembangan infrastruktur pendukung literasi keuangan.

Literasi keuangan merupakan konsep pemahaman mengenai produk dan konsep keuangan
dengan bantuan imformasi dan saran, sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi dan
memahami resiko keuangan agar dapat membuat keputusan keuangan dengan tepat
(Vidovicova, pada penelitian Wicaksono, 2015). Literasi keuangan dapat diartikan sebagai
pengetahuan keuangan, dengan tujuan mencapai kesejahteraan ( Lusardi dan Mitchell,
2007). Hal ini dapat dimaknai bahwa persiapan perlu dilakukan untuk menyongsong
globalisasi, dan lebih spesifiknya pada bidang keuangan.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi finansial didefinisikan
sebagai ‘kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, dan menilai informasi
keuangan yang diterima dan memanfaatkannya untuk mengambil keputusan’. Kemampuan
untuk menerima dan mengolah informasi keuangan tercermin dari empat aspek

yakni:
a. Edukasi Literasi finansial diperoleh melalui serangkaian pembelajaran (edukasi), baik
secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembelajaran secara sengaja maksudnya adalah
seseorang berusaha mendapatkan kemampuan pengelolaan finansial melalui pendidikan,
pelatihan, membaca, atau berdiskusi dengan ahlinya. Proses pembelajaran secara tidak
sengaja misalnya adalah pelajaran yang didapat seseorang dari pengalaman.

b. Pengetahuan

Dengan literasi keuangan, masyarakat mengetahui jenis produk dan layanan keuangan
yang ada, fitur-fiturnya, manfaat maupun resikonya, mengenal lembaga jasa keuangan yang
ada, serta hak dan kewajiban pengguna jasa keuangan sebagai konsumen.

c. Keterampilan

Keterampilan diperoleh dari pengetahuan. Dengan kata lain, keterampilan bidang


pengelolaan keuangan bersifat lebih teknis, seperti cara menghitung bunga, cara menilai
laba-rugi, cara menghitung denda, menghitung pajak, fee, maupun biaya yang harus
dikeluarkan oleh seorang konsumen sebagai akibat dari sebuah transaksi keuangan.

d. Kepercayaan Diri

Pengetahuan dan keterampilan akan bermuara kepada kepercayaan diri seseorang dalam
menggunakan produk maupun jasa keuangan. Kepercayaan diri maksudnya adalah
seseorang bisa percaya bahwa uang yang disimpan atau dikelola sebuah lembaga keuangan
tidak akan hilang

2.2 Mengapa Literasi Finansial Penting

Pertanyaan berikutnya adalah “Mengapa literasi finansial penting bagi masyarakat?”


Literasi fi nansial akan memberikan manfaat bagi masyarakat maupun perekonomian secara
umum. Pasalnya, belum semua masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya dalam
menggunakan produk dan/atau layanan keuangan. Hal ini dibuktikan dari sebuah survei
yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013, bahwa:
a. 21,84% masyarakat Indonesia yang masuk kategori Well Literate. Artinya, sangat sedikit
masyarakat yang memiliki pengetahuan yang baik tentang produk/jasa keuangan, fitur-fi
turnya, kelebihan dan resikonya, serta keyakinan dalam menggunakan produk dan/atau jasa
keuangan yang ada.

b. 75,69% masyarakat Indonesia masuk kategori Sufficient Literate. Artinya, sebagian


besar masyarakat Indonesia memiliki pengetahuan dan keyakinan yang cukup tentang
lembaga keuangan serta produk dan/jasa keuangan yang ada.

c. 2,06% masyarakat Indonesia masuk kategori Less Literate, yakni memiliki sedikit
pengetahuan tentang lembaga keuangan serta produk dan/jasa keuangan yang ada.

d. 0,41% masyarakat Indonesia masuk kategori Not Literate, yakni tidak memiliki
pengetahuan tentang lembaga keuangan serta produk dan/jasa keuangan yang ada

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan
tentang lembaga keuangan serta produk-produknya di Indonesia. Namun, hanya sedikit
yang memiliki keterampilan dan kepercayaan dalam menggunakannya. Oleh sebab itu,
gerakan Literasi Finansial masih diperlukan agar masyarakat memperoleh manfaat yang
optimum dari layanan finansial yang ada di Indonesia. Pengetahuan, keterampilan, dan
keyakinan dalam menggunakan layanan finansial akan memberikan sejumlah manfaat bagi
masyarakat, antara lain:

a. Dapat memilih produk dan/atau jasa keuangan serta lembaga keuangan yang ada sesuai
kebutuhan;

b. Mampu merencanakan keuangannya sendiri secara lebih baik, sehingga tidak berbelanja
melebihi kemampuannya;

c. Dapat menghindari aktivitas investasi yang beresiko tinggi atau setidaknya mampu
meminimalisir resiko dari sebuah keputusan.
d. Dapat menghindari kecurangan, seperti investasi bodong, yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab

2.3 Pengertian Investasi


Investasi adalah penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat memelihara,
menaikan nilai, atau memberikan return yang positif ( Sutha,2000). Investasi adalah
penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai tambah (Webster, 1999).
Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat
ini dimana berdasarkan periode waktunya,investasi terbagi menjadi tiga diantaranya adalah
investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.
Investasi merupakan komitmen sejumlah dana pada suatu periode untuk mendapatkan
pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai unit kompensasi. Unit yang
diinvestasikan mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan
ketidakpastian masa mendatang.

2.1.2 Jenis- jenis investasi


Pada dasarnya investasi terbagi menjadi dua, yaitu investasi pada asset finansial dan
investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi dua, yaitu
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
a) Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan. Investasi
langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva yang tidak dapat diperjual
belikan, biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat berupa tabungan
dan sertifikat deposito.
b) Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga dari
perusahaan investasi, seperti reksadana.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Investasi

Berbagai macam modus investasi ilegal yang dirilis OJK yaitu investasi uang tanpa izin dan
perdagangan online tanpa izin dengan memanfaatkan skema multi level marketing sehingga
berujung pada money game ataupun penawaran investasi atau pelatihan investasi tanpa izin
dengan modus crypto exchanger tanpa izin, dan perdagangan berjangka komoditi atau forex
tanpa izin. Total kerugian masyarakat akibat investasi bodong/ilegal dari tahun 2011 hingga
2021 mencapai Rp 117,4 Triliun dalam 10 tahun.

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK),2021

Dari gambar terlihat bahwa pada tahun 2011 besar kerugian investasi ilegal mencapai Rp
68,62 Triliun,. Pada tahun 2012 kerugian investasi mengalami penururnan sebesar 88,84%
menjadi Rp7,92 Triliun,Pada tahun 2014 kerugian investasi ilegal sebesar Rp 0,23 triliun.
Pada tahun 2015 kerugian investasi ilegal sebesar 0,29 triliun. Pada tahun 2016 kerugian
investasi ilegal sebesar Rp5,4 Triliun. Pada tahun 2017 kerugian investasi ilegal sebesar
Rp4,4 Triliun. Pada tahun 2018 kerugian investasi ilegal sebesar 1,4 Triliun. Pada tahun
2020 kerugian investasi ilegal sebesar 5,4 triliun dan pada tahun 2021 sebesar 2,5 triliun.
Sejak dibentuknya Satgas Waspada Investasi kerugian akibat investasi ilegal selama
periode 2012 hingga 2021 cenderung menurun.
Berdasarkan data tersebut dapat disadari bahwa investasi ilegal yang semakin
marak,bahkan menghasilkan kerugian yang tidak sedikit perlu agar segerah dicegah,agar
tidak merugikan masyarakat. Pencegahannya dapat dilakukan dengan literasi finansial yang
memadai agar dapat membantu masyarakat terhindar dari investasi bodong.

3.2 Literasi Finansial vs Penipuan Investasi


Literasi finansial menjadi begitu penting dalam kehidupan masyarakat jarena membantu
masyarakat agar dapat teredukasi dengan baik mengenai investasi yang benar.
Nmun,berdasrkan sebuah penelitian yang berjudul “Understanding and Combating
Investment Fraud” yang disajikan pada acara Pension Research Council Symposium pada
tanggal 5-6 Mei 2016, Christine N. Kieff er dan Gary R. Mottola menyajikan suatu fakta
yang cukup mencengangkan.

Kieffer dan Mottola (2016) mengutip hasil penelitian Consumer Fraud Research Group
Tahun 2006 oleh AARP yang dilaksanakan Tahun 2007 bahwa bahwa semakin tinggi
literasi fi nansial masyarakat, semakin tinggi peluang mereka menjadi korban penipuan
investasi.
Terdapat 2 penjelasan penting kenapa hal ini bisa terjadi. Pertama literasi finansial
membuat sekolompok orang tidak bertanggung jawab mampu mengidentifikasi masalah
finansial dan kebutuhan masyarakat. Kesempatan ini digunakan sehingga mereka
merancang dan menawarkan produk/ jasa keuangan yang dijanjikan untuk mengatasi
masalah ‘korban’ akibatnya berujung pada indikasi dan dampak korban yang semakin
bertambah.
Kedua, masyarakat dengan kategori Sufficient Literate berpeluang lebih tinggi menjadi
korban penipuan investasi. Pasalnya, kelompok masyarakat ini cenderung ‘terlalu percaya’
dengan produk/jasa keuangan yang ditawarkan. Rasa percaya diri yang berlebihan
membuat mereka mengabaikan kebenaran dengan menutup mata terhadap tanda-tanda
bahaya yang sebenarnya sudah terlihat dari awal.Dengan kata lain, literasi finansial yang
dibutuhkan untuk meminimalisir resiko seseorang menjadi korban penipuan investasi
adalah kategori Well Literate. Sayangnya, persentase penduduk dengan kategori ini masih
sangat rendah di Indonesia. Apa yang dikhawatirkan Kieff er dan Mottola sepertinya juga
terjadi di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam laman resminya, mencantumkan
daftar 233 perusahaan investasi ilegal sejak tanggal 18 Agustus 2016 hingga 27 Agustus
2018. Untuk tahun 2018 saja, ada 113 perusahaan investasi ilegal yang tercatat. Artinya,
ada kecenderungan pertambahan pelaku investasi ilegal setiap tahunnya.

3.3 Mengenali Gejala Penipuan Investasi


Dalam sebuah publikasi berjudul “Avoiding Investment Fraud: Signs of a Scam” pada
Tahun 2011, AARP menyebutkan beberapa sinyal penipuan investasi, antara lain
1. Dijamin menguntungkan
2. Tanpa Administrasi
3. Penawaran hanya tersedia hari ini
4. Investasi Rahasia Yang Hanya Tersedia untuk Anda
5. Lakukan pembayaran “hanya” melalui saya

3.4 Cara Menghindari Penipuan Investasi


Literasi finansial adalah solusi untuk meminimalisir terjadinya penipuan investasi.
Berikut ini ada beberapa aspek menurut AARP (2011):
a. Periksa produknya
Sebagian besar investasi bodong datang dalam bentuk tawaran saham yang
semestinya dikelola oleh pialang saham terdaftar. Sejumlah perusahaan nakal
bisa saja menawarkan saham dengan harga perlembar yang cukup menarik dan
janji keuntungan yang menggiurkan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak ada
saham yang ditawarkan langsung atau door-todoor.
b. Edukasi Literasi Finansial Sejak Usia Dini
Dalam sebuah pidato yang disampaikan Raphael Bostic, President sekaligus
CEO Federal Reseve Bank of Atlanta, dalam rangka peringatan Hari Literasi
Finansial Tahunan yang Kedua pada Tanggal 5 April 018 di Sarasota, Florida,
Bostic menyatakan bahwa salah satu cara paling efektif untuk mencegah
masyarakat menjadi korban penipuan adalah dengan menerapkan edukasi
literasi f nansial sejak dini. Menurut Bostic, pembelajaran tentang keuangan
harus dimulai dari rumah. Misalnya, orang tua bisa mengajarkan anaknya
bagaimana mengelola keuangan sendiri dan mengenali gejala-gejala penipuan.

Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Cambridge menemukan


bahwa sebagian besar kebiasaan seseorang dalam mengelola keuangannya
terbentuk sejak usia + 7 tahun. Artinya, ketika seorang anak memasuki Sekolah
Dasar, sudah saatnya ia diperkenalkan dengan dunia keuangan.

e. Sosialisasi Secara Luas


Dalam pidato yang sama, Bostic juga menawarkan solusi untuk meminimalisir
resiko terjadinya penipuan investasi. Di antaranya:

1) Mendorong perusahaan investasi resmi untuk menyebarluaskan informasi tentang


produk/jasa keuangan yang ditawarkan. Informasi tersebut bisa berupa video propaganda,
iklan, e-book gratis, dan sebagainya. Dengan demikian, investor merasa yakin bahwa
mereka menanamkan modal di perusahaan yang tepat.

2) Mendorong dunia usaha untuk menyediakan akses bagi karyawannya terhadap layanan
keuangan resmi. Saat ini, banyak perusahaan yang tidak menyadari stress yang dialami
karyawannya karena masalah finansial. Nah, jika perusahaan tidak bisa menyediakan solusi
berupa kredit atau pembiayaan, setidaknya mereka bisa menyediakan informasi/akses ke
perusahaan pembiayaan resmi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Literasi finansian yang bagus menjadi suatu solusi yang mencerdaskan masyarakat agar
dapat terdeukasi dengan baik untuk mengelola keuangannya dengan baik. Literasi finansial
membantu meminimalisir resiko terjadinya penipuan investasi dan meminimalisir jatuhnya
korban.
Selain secara pribadi teredukasi dengan baik mengenai literasi finansial,organisasi ataupun
lembaga juga turut seta dalam gerakan mengedukasi masyarkat akan pentingnya sebuah
literasi keuangan yang baik, agar dapat terhindar darri berbagai jenis penipuan investasi.

DAFTAR PUSTAKA
AARP. Avoiding Investment Fraud: Signs of a Scam, Washinton DC: AARP Fianncial
Security, 2011 Diwastansi, Anis, Financial Literacy as the Foundation for Individual
Financial Behavior, Journal of Education and Practice, Vol. 6, No. 36, 2015
Bostic, Raphael, Fostering Financial Literacy and Economic Opportunity, disampaikan
dalam Second Annual Financial Literacy Day: An Update on the Financial Markets and
Economy 5 April 2018, Sarasota, Florida: University of South Florida Sarasota-Manatee,
2018
Annas Firdausi, Hindari Investasi Bodong Dengan Literasi Finansial,jurnal Akrabi
Volume IV Oktober 2018
Kieff er, Christine N and Gary R. Mottola, Understanding and Combating Investment
Fraud, Disajikan dalam Pension Research Council Symptosium Tanggal 5-6 Mei 2016:
Wharton School of the University of Pennsylvania, 2016
Lusardi, A. and O. S. Mitchell, The Economic Importance of Financial Literacy: Theory
and Evidence, Journal of Economic Literature. Vol. LII (Maret 2014), 2014

Herlianto, Didit. Manajemen investasi plus jurus mendeteksi investasi bodong. s.l. : Gosyen
Publishing, 2013

Anna Widiastuti, Harjum Muharam,Irene Rini Demi Pangestu,Fathur Rofiq Hadi Ismanto. .
PERBANKAN DAN LITERASI KEUANGAN. s.l. : Deepublish, 2019. ISBN.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20220317134007-19-323587/jurus-bank-siapkan-
investasi-terpercaya-anti-bodong

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/waspadai-investasi-bodong

.https://www.bni-life.co.id/id/lifeblog/ini-6-cara-agar-terhindar-dari-investasi-bodong
.https://www.idxchannel.com/market-news/hati-hati-ini-cara-menghindari-investasi-bodon
https://www.dbs.id/digibank/id/id/articles/gawat-ini-kerugian-fatal-ikut-investasi-bodong#

Anda mungkin juga menyukai