Anda di halaman 1dari 15

PERAN EQUITY CRCROWDFUNDING PADA PENDANAAN

DAN PERKEMBANGAN UMKM DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Dr. Agus Fakhrina, M.S.I.

Disusun oleh :

ROIHATUL JANAH

NIM. 4119161

KELAS F

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021
A. Judul

"Peran Equity Crowdfunding Pada Pendanaan Dan Perkembangan


UMKM Di Indonesia"

B. Latar Belakang

Negara dituntut untuk bisa mengembangkan perekonomian agar


perekonomian di negara tersebut berjalan maju. Selain untuk
mengembangkan perekonomian supaya maju, pembangunan
perekonomian juga memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat serta mengentaskan kemiskinan.

Masalah mengenai kemiskinan dan pengangguran yang kerap kali


dihadapi suatu negara menjadi tantangan tersendiri untuk memecahkan
solusinya. Mulai dari dengan cara yang memberikan pelatihan kerja,
ataupun memberikan bantuan terhadap masyarakat, dengan upaya untuk
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

UMKM sebagai salah satu pendistribusian pendapatan di


masyarakat sangat membantu perekonomian negara untuk berkembang.
Di sisi lain, masyarakat bisa menciptakan kreatifitas untuk usaha yang
dilakukan. Selain itu, UMKM bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah
yang besar karena masyarakat bisa membuka lapangan kerja sendiri, dan
hal ini bisa mengurangi angka pengangguran.

Program pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah


(UMKM) sebagai salah satu instrument untuk menaikkan daya beli
masyarakat, pada akhirnya akan menjadi katup pengaman dari situasi
krisis moneter. Pengembangan UMKM menjadi sangat strategis dalam
menggerakkan perekonomian nasional, mengingat kegiatan usahanya
mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga kontribusi UMKM
menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi kelompok
masyarakat berpendapatan rendah (Anggraeni dkk : 1286-1287).

Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan
konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM menjadi wadah yang
baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif. UMKM masih
memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia,
baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja,
maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan
produk domestik bruto (Ananda dan Susilowati: 120).

Untuk dapat mengembangkan UMKM agar lebih berkembang,


perlu dilakukan pendanaan bagi para pelaku UMKM. Salah satunya yaitu
dengan equity crowdfunding, yaitu sebagai produk financial technology
untuk membantu permodalan usaha dengan menghimpun dana secara
kolektif, kegiatan ini dilakukan untuk membangun dan mengembangkan
usaha, salah satunya adalah UMKM.

Dengan harapan agar perekonomian Indonesia dapat berjalan


dengan baik. Konsep equity crowdfunding diperuntukkan bagi yang
mengembangkan usahanya namun terkendala di pendanaan khususnya
UMKM. Namun banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang
equity crowdfunding, dan bagaimana peranannya bagi pendanaan
UMKM di Indonesia.

Dengan demikian, muncul pertanyaan mengapa bisa seperti itu?


Bagaimana sebenarnya peran equity crowdfunding bagi pendanaan
UMKM di Indonesia dan bagaimana peran equity crowdfunding pada
perkembangan UMKM di Indonesia?
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran equity crowdfunding bagi pendanaan UMKM di


Indonesia?

2. Bagaimana peranan equity crowdfunding pada perkembangan


UMKM di Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan


dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peran equity crowdfunding dalam pendanaan


UMKM di Indonesia.

2. Untuk mengetahui perkembangan UMKM di Indonesia dengan


adanya equity crowdfunding.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi


dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peran equity
crowdfunding sebagai pendanaan dan perkembangan pada UMKM.
2. Manfaat secara Praktis

a) Bagi Peneliti dan Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan


pengetahuan bagi peneliti dan pembaca.

b) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman


bagi masyarakat mengenai peranan equity crowdfunding
bagi pendanaan dan perkembangan UMKM di Indonesia.

F. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

a. Peran Equity Crowdfunding

Equity crowdfunding adalah alat baru yang mendukung


inovasi dan merupakan usaha yang berbasis online platform,
dengan memberikan keuntungan bagi investor berupa sebagian
kepemilikan usaha (Vulkan et al. dalam Nurmalita, 2020: 118).

Equity Crowdfunding merupakan layanan urun dana


melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi, diatur di
dalam POJK No. 37/POJK.04/2018 (Hutomo, 2019: 70). Bab I
pasal 1, menerangkan bahwa “equity crowdfunding atau layanan
urun dana melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi
yang selanjutnya disebut Layanan Urun Dana adalah merupakan
penyelenggaraan layanan penawaran saham yang dilakukan oleh
penerbit untuk menjual saham secara langsung kepada pemodal
melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet”
(Tripalupi, 2021: 91).
Equity crowdfunding merupakan platform intermediasi
keuangan berbasis internet yang mengumpulkan dana dari
masyarakat umum untuk membiayai suatu proyek atau unit usaha
(Nugroho dan Rachmaniyah dalam Wilantini dan Fadllan, 2021:
91). Sedangkan menurut Anisah Novitarani, Ro’fah Setyowati,
equity crowdfunding adalah suatu penyelenggaraan layanan
penawaran saham yang dilakukan oleh penerbit untuk menjual
saham secara langsung kepada pemodal melalui sistem elektronik
dengan menggunakan jaringan internet (Novitarani dan Setyowati
dalam Wilantini dan Fadllan, 2021: 91).

Dengan demikian, equity crowdfunding adalah layanan


urun dana melalui penawaran saham yang dilakukan oleh penerbit
untuk menjual saham secara langsung kepada pemodal melalui
sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet untuk
membiayai suatu proyek atau unit usaha.

Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi semua warga


negara atau masyarakat umum untuk berinvestasi di perusahaan
pemula dan juga memberikan wadah bagi perusahaan pemula
untuk dapat menemukan investor guna mendukung pengembangan
usahanya agar dapat berjalan dengan baik.

b. Pendanaan UMKM

UMKM adalah suatu bentuk usaha produktif yang dimiliki


oleh perorangan atau badan usaha yang biasanya bergerak dalam
ruang lingkup kegiatan perdagangan yang memiliki ciri atau
karakteristik yang berbeda-beda (Lestari dan Muarifah dalam
Wilantini dan Fadllan, 2021: 85). Menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan UMKM
adalah usaha yang bergerak di bidang perdagangan dengan pihak
pengelola berupa badan usaha atau perorangan yang merujuk pada
usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang sudah di
tetapkan (Syakina dalam Wilantini dan Fadllan, 2021: 86).

Pengertian lain UMKM yang telah ditetapkan oleh Badan


Pusat Statistik (BPS) berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu
menetapkan bahwa usaha kecil memiliki jumlah 5 sampai dengan
19 orang pekerja. Kemudian untuk usaha menengah memiliki
tenaga kerja dengan jumlah berkisar antara 20 sampai 99 orang
pekerja (Suryana dalam Wilantini dan Fadllan, 2021: 86-87).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa


UMKM adalah suatu bentuk usaha produktif yang dimiliki oleh
perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang perdagangan
yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan ciri
atau karakteristik yang sudah ditetapkan.

UMKM yang semakin kreatif dan merambat ke berbagai


sektor turut membantu membangun perekonomian negara.
Sumbangsihnya yang cukup besar kerena dapat menyerap tenaga
kerja dalam jumlah yang besar membuat UMKM dapat diandalkan.
Namun, UMKM juga memiliki persoalan, salah sarunya dalam hal
permodalan. Berdasarkan hasil SE2016-lanjutan, menerangkan
bahwa lebih dari 40 persen UMK menyatakan memiliki kendala
pada aspek permodalan lebih tinggi dibandingkan aspek
permasalahan-permasalahan lainnya (Tusianti dalam Wilantini dan
Fadllan, 2021: 88).

Ini dapat diketahui bahwa salah satu permasalahan UMKM


adalah terkait pendanaan. Sulitnya memperoleh pendanaan yang
cukup merupakan masalah bagi UMKM karena dapat menghambat
proses pengelolaan UMKM itu sendiri. Padahal, faktor pendanaan
bagi UMKM adalah hal yang penting karena untuk pengelolaan
dan pengembangannya.

Pendanaan UMKM merupakan pembiayaan yang diberikan


kepada para pelaku usaha yang dapat memenuhi kriteria UMKM.
Lembaga pembiayaan UMKM adalah suatu lembaga keuangan
nonbank lainnya yang menyediakan pembiayaan diperuntukkan
kepada UMKM sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan
Bank Indonesia (BI) yang mengatur mengenai pedoman
penyusunan laporan bulanan bank umum, yaitu koperasi simpan
pinjam, Baitul maal Wa Tamwil, dan lembaga-lembaga yang
dipersamakan dengan itu (Suryana dalam Wilantini dan Fadllan,
2021: 88). Modal sebagai kunci awal dari sebuah usaha, karena
dari modal itu suatu usaha dapat berjalan dengan baik.

c. Perkembangan UMKM

Peranan UMKM bagi perekonomian secara sentral dapat


menyediakan lapangan pekerjaan serta menghasilkan out put. Peran
UMKM yang begitu baik dalam membangun suatu perekonomian
haruslah terus didukung. Maka dari itu pemerintah harus ikut
berperan dalam pengembangannya, selain dari beberapa pihak yang
dapat mendorongnya perkembangan UMKM itu sendiri.

Perkembangan dan pertumbuhan UMKM haruslah selalu


ditingkatkan karena perannya dalam menyediakan lapangan kerja
yang secara langsung dapat mengurangi angka pengangguran dan
akan berdampak untuk mengatasi kemiskinan. Dengan penguatan
UMKM melalui komitmen pemerintah diharapkan akan
meningkatkan iklim investasi dan meningkatkan gairah usaha,
dengan demikian UMKM dapat menjadi pilar membangun
perekonomian bangsa (Sarfiah dkk, 2019: 141).
Dengan potensi sumber daya alam dan manusia yang
mencukupi perlulah kreatifitas untuk dapat memberikan value atau
nilai pada hasil produk barang dan jasa. Hal ini dapat membangun
ekonomi yang baik agar kualitas masyarakat di sektor ekonomi
juga baik.

Pertumbuhan dan perkembangan UMKM dari tahun ke


tahun juga cukup bagus. Hampir setiap pemerintah menekankan
pemberdayaan UMKM. Selain pemerintah, pihak UMKM sebagai
pihak internal yang dikembangkan dapat melakukan
pengembangan bersama pemerintah. Karena potensi yang dimiliki
mampu menciptakan kreatifitas usaha dengan memanfaatkan
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah.

Selain mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.


UMKM dapat bertahan dalam kondisi yang tidak memungkinkan.
Pertumbuhan dan peran UMKM masih terus ditingkatkan, dengan
menguatnya komitmen pemerintah, iklim investasi dan kegairahan
usaha dalam perekonomian, termasuk UMKM akan menjadi lebih
baik.

2. Penelitian Terdahulu

a. Penelitian yang ditulis oleh Luluk Nurmalita dengan judul


"Kebijakan Equity Crowdfunding Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM)". Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kepastian hukum pelaksanaan equity crowdfunding di Indonesia
dimulai dengan berlakunya Peraturan OJK Nomor 37 Tahun
2018. Adanya peraturan ini bertujuan agar inovasi pendanaan
bagi UMKM dan start up dapat memiliki paying hukum dan
mendorong investasi para pemodal. Platform berbasis financial
technologi ini bertujuan agar pengusaha pemula dapat
memperoleh modal usaha tanpa perlu melalui proses rumit
seperti listing di Bursa Efek. Selain itu pemodal pemula juga
dapat berpartisipasi dan menambah ilmu berinvestasi dalam
layanan urun dana. Terdapat kelebihan dan kelemahan terhadap
sistem equity crowdfunding ini. Perlindungan konsumen sektor
jasa keuangan terutama dalam bidang equity crowdfunding tidak
terlepas dari peran OJK sebagai regulator. Kesamaan dengan
penelitian ini adalah tema yang diangkat mengenai equity
crowdfunding bagi pendanaan UMKM dan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaan dengan penelitian
ini adalah tidak membahasnya masalah perkembangan UMKM
serta tidak terlalu berpusat dalam membahas UMKM.

b. Penelitian yang ditulis oleh Rahmawati Apriliani, Anju Ayunda,


dan Sarrah Fitriani Fathurochman dengan judul "Kesadaran Dan
Persepsi Usaha Mikro Dan Kecil Terhadap Crowdfunding
Syariah". Dari penelitian ini, berdasarkan hasil dari data primer
yang dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa kesadaran UM
terhadap eksistensi crowdfunding syariah masih rendah. Hal ini
salah satunya disebabkan karena kurangnya sosialisasi baik dari
platform crowdfunding syariah maupun pemerintah. Kurangnya
literasi UMK terhadap keuangan juga dapat menjadi penyebab
kurang terdistribusinya informasi mengenai crowdfunding
syariah. Persepsi yang ditunjukkan oleh UMK terhadap
crowdfunding syariah sebagai alternatif pembiayaan usaha
sangatlah baik. Hal ini dapat menjadi modal semakin
berkembangnya platform crowdfunding di Indonesia. Atas dasar
ini, pemerintah dan pihak platform dapat lebih giat
mensosialisasikan lebih luas lagi. Kersamaan dengan penelitian
ini adalah ada pada pembahasan mengenai UMKM. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada metode
yang digunakan, pada penelitian tersebut digunakan analisis
kuantitatif deskriptif yang datanya menggunakan data primer
dari hasil penyebaran kuisioner, dan perbedaan yang lainnya
yaitu tidak membahas equity crowdfunding.

c. Penelitian yang ditulis oleh Cici’ Wilantini dan Fadllan dengan


judul "Equity Crowdfunding dan Usaha Mikro Kecil Menengah:
Kajian Equity Crowdfunding sebagai Instrumen Pendanaan
UMKM Syariah". Dari penelitian ini mengkaji bagaimana
equity crowdfunding relevan digunakan sebagai instrument
pendanaan dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
syariah. Equity crowdfunding dianggap relevan menjadi sebuah
sistem pendanaan bagi UMKM syariah. Hal itu disebabkan
karena pada sistem equity crowdfunding tidak mengenakan
bunga pada pihak pengguna dana. Senada dengan UMKM
syariah yang membutuhkan sistem pendanaan berbasis syariah.
Penelitian ini mengungkap bahwa dari perspektif Islam, equity
crowdfunding sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu
terhindar dari MAGHRIB (maysir, gharar, haram, riba dan
batil), dan relevan sebagai instrument pendanaan UMKM yang
memproduksi produk halal. Selain itu, penerapan equity
crowdfunding sebagai sistem pendanaan UMKM syariah tetap
perlu pengawasan dari Dewan Pengawas Syariah agar aktivitas
di dalamnya tetap terpantau dan tidak keluar dari prinsip-prinsip
syariah. Kesamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
membahas equity crowdfunding dan metode yang digunakan
yaitu menggunakan penelitian kepustakaan. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah tidak dibahasnya pengembangan UMKM
melalui equity crowdfunding dan dalam penelitian ini
menekankan pada pembahasan pendanaan UMKM berbasis
Syariah.
3. Kerangka Berfikir

Adanya UMKM sebagai upaya dalam perluasan lapangan


kerja membuat pemberdayaan UMKM harus terus ditingkatkan.
Pendanaan dan perkembangan UMKM haruslah dilakukan dengan
secara serius agar UMKM berjalan dengan baik.

UMKM di Indonesia saat ini sudah termasuk cukup


banyak, maka dari itu UMKM dapat dikembangkan. Para pemodal
memberikan dana untuk digunakan dalam pengembangan dan
pendanaan bagi UMKM melalui finance technology yaitu equity
crowdfunding. Urun dana tersebut melibatkan masyarakat
Indonesia, sehingga masyarakat atau pemodal juga dapat
memberikan kontribusi bagi tergeraknya UMKM di Indonesia.
Keberadaan UMKM dapat memberikan timbal balik yang positif
bagi perekonomian Indonesia, yang dalam hal ini menjadi salah
satu solusi akan adanya pengangguran dan mengurangi
kemiskinan.

Disinilah peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai


peran equity crowdfunding dalam pendanaan dan perkembangan
UMKM di Indonesia.
Gambar 1. Kerangka Berfikir

Equity Crowdfunding

Pendanaan UMKM di Perkembangan UMKM di


Indonesia Indonesia

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merujuk pada jenis penelitian kualitatif


deskriptif. Serta didukung dengan menggunakan penelitian
kepustakaan yang berkenaan dengan peran equity crowdfunding
dalam pendanaan dan perkembangan UMKM di Indonesia.
Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif.

H. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk


mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
a. Interview
Interview atau wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri atau selfreport, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2014:
72). Dalam penelitian ini, metode interview yang digunakan
menggunakan interview tak terstruktur. Wawancara tidak
terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2014: 74).

b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan ('life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya
seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain
(Sugiyono, 2014: 82). Dalam penelitian ini, penelitian
menggunakan metode dokumentasi untuk menambah informasi
serta memperkuat data-data yang peneliti kumpulkan.
I. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah analisis data.


Karena penelitian menggunakan penelitian kualitatif, maka proses analisis
data yang digunakan adalah analisis selama dilapangan Model Miles dan
Huberman. Analisis ini dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Langkah-langkah analisis data Model Miles dan Huberman ditunjukan
melelui reduksi data, display data, dan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Anda mungkin juga menyukai