Anda di halaman 1dari 14

“INVESTASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Manajemen Keuangan Pendidikan Islam

Dosen pengampu :

Siska Yulia Weny, M.Ak

Disusun oleh:

Rizky Firdausil Ma’wa (22205037)

Aunika Rahmanina S. (22205058)

Fathimatuz Zahroh (22205061)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Investasi Pembiayaan Pendidikan” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa kita
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya kelak di yaumul
kiyamah.

Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu Siska Yulia Weny, M.Ak selaku dosen
pengampu mata kuliah “Manajemen Keuangan Pendidikan Islam” yang telah memberikan
tugas ini, dan tak lupa dengan teman-teman, pihak-pihak yang telah memberikan motivasi dan
dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sarana penunjang makalah ini
kami susun berdasarkan referensi yang bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk
membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami, bahkan menerapkannya.

Namun demikian dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapakan.Semoga
yang tersaji ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Aamiin.

Kediri, 06 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH ..............................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2

A. Investasi Pembiayaan Pendidikan ................................................................................ 2


B. Strategi Pengelolaan, Efektifitas dan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan ..................... 5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Pembiayaan Pendidikan ...................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembangunan masyarakat dan
kemajuan ekonomi suatu negara. Pendidikan yang berkualitas memiliki dampak yang
signifikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan tingkat
pengetahuan, dan membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya saing.
Namun, tantangan utama yang seringkali dihadapi oleh individu dan masyarakat adalah
biaya pendidikan yang tinggi.
Biaya pendidikan yang tinggi dapat menjadi penghalang yang serius dalam
akses dan kelangsungan pendidikan. Banyak individu, terutama yang berasal dari latar
belakang ekonomi yang terbatas, menghadapi kesulitan dalam membiayai pendidikan
mereka. Hal ini dapat menghambat mobilitas sosial dan memperburuk ketidaksetaraan
pendidikan.
Untuk mengatasi tantangan ini, investasi dalam pembiayaan pendidikan menjadi
sangat penting. Investasi ini dapat berasal dari berbagai pihak, termasuk pemerintah,
sektor swasta, dan lembaga keuangan. Investasi tersebut mencakup berbagai bentuk,
seperti alokasi anggaran pendidikan oleh pemerintah, pembangunan infrastruktur
pendidikan, pemberian beasiswa, dan program bantuan keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investasi pembiayaan pendidikan
2. Bagaimana Strategi, efektifitas dan efisiensi Pembiayaan Pendidikan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan investasi pembiayaan
pendidikan?

C. Tujuan
1. Memahami definisi dari investasi pembiayaan pendidikan dan bagaimana
pengelolaannya.
2. Mengetahui bagaimana Strategi pengelolaan, cara mengukur efektivitas dan
efisiensi pembiayaan pendidikan.
3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan investasi
pembiayaan pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Investasi Pembiayaan Pendidikan


Investasi adalah penempatan sumber-sumber dalam bentuk sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pada
umumnya, seseorang melakukan investasi untuk memperoleh pendapatan yang tepat
secara terus menerus untuk membentuk suatu dana guna tujuan tertentu. Investasi juga
dapat didefinisikan dengan pembelian dan produksi dari modal barang yang tidak
dikonsumsi namun digunakan untuk produksi yang akan datang.1
Banyak orang melakukan investasi dengan tujuan untuk mencapai keuntungan
yang maksimum dan terciptanya kesejahteraan atau kemakmuran secara ekonomi.
Investasi pada umumnya terjadi dalam dua bentuk :
1. Investasi langsung (direct investment) yaitu investasi yang
dilakukan oleh seseorang yang meiliki kelebihan dana. Investasi
langsung dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti membeli
tanah, emas, menjalankan kegiatan usaha dengan membentuk badan
usaha.
2. Investasi tidak langsung (indirect investment) yaitu melakukan
keputusan investasi dengan tidak terlibat langsung, hanya dengan
menjadi pemegang saham atau obligasi saja dan tidak terlibat secara
langsung dalam pengambilan keputusan investasi, biasanya
menggunakan perantara (agent), dan agen tersebut akan
mendapatkan keuntungan (fee). Salah satu contoh bentuk investasi
tidak langsung yang popular adalah investasi melalui pasar modal,
seperti kepemilikan saham, obligasi, surat berharga, dan
sebagainya.2

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Pembiayaan
yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak lain untuk mendukung investasi yang

1
Primus Domino, “Investasi Dalam Bidang Pendidikan Anak Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan
Keluarga”, Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, Vol. 2, No.1 (Januari, 2018), hal. 79.
2
Ibid.

2
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembiayaan merupakan
salah satu sumber daya yang secara langsung dapat menunjang keefektifan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan merupakan proses yang dimana
pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk menyusun dan menjalankan
program kegiatan sekolah.

Menurut Nanang Fattah biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang


dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan
yang mencakup gaji guru, peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan
buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan
pendidikan, dan supervisi pendidikan. Sistem pembiayaan pendidikan sangat bervariasi
tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan,
program pembiayaan pemerintah dan administrasi sekolah. Sementara itu terdapat
beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui sesuai tidaknya sistem
dengan kondisi negara. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah
dana yang diberikan kepada sekolah untuk memfasilitasi setiap kegiatan proses
pembelajaran di sekolah, dan berbagai keperluan dalam penyelenggaraan pendidikan.3

Pembiayaan adalah bagaimana mencari dana atau sumber dana dan bagaimana
menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya standar, memperbesar
modal kerja, dan merencanakan kebutuhan masa yang akan datang akan uang.
Sementara biaya pendidikan adalah seluruh usaha yang dicurahkan oleh pemerintah dan
masyarakat pendidikan berupa uang maupun non moneter, biaya memerlukan
penginventarisasian yang jelas. Financing (pembelanjaan atau pembiayaan) merupakan
fungsi penyediaan dana yang diperlukan untuk melaksanakan usaha. Kebanyakan usaha
besar atau kecil memerlukan dana untuk modal tetap seperti tanah, bangunan, mesin,
gudang, modal kerja, dan modal tetap lainnya. Dalam usaha yang besar atau kecil modal
dapat terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.4

3
Hanif Al Kadri, “Artikel Pembiayaan Dalam Pendidikan”, (2011).
4
Aulia Riski, “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia”, Universitas Negeri Padang, (2019).

3
Dalam (Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20, 2003)
pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak „mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.5

Dalam (Horngren, 1993) Sumber pendanaan pendidikan sebagaimana


dinyatakan pada UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 46 ayat (1) yaitu
pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan masyarakat. Pembiayaan pendidikan terbagi menjadi 2 yaitu :

a) Pembiayaan pendidikan di Sekolah Swasta


Pembiayaan Pendidikan dari Swasta : Biaya pendidikan dari swasta yang
dimaksud adalah biaya yang disumbangkan masyarakat (individu, perusahaan,
lembaga non pemerintah, dan lainnya) ke sekolah. Misalnya, PT Pertamina,
Sampoerna Foundation memberi beasiswa bagi anak-anak berprestasi, dan
sponsor lainnya. Pembiayaan Pendidikan dari Masyarakat : Biaya pendidikan
dari masyarakat meliputi: sumbangan orang tua siswa, sumbangan
perusahaan/swasta, dan lainnya. Sumbangan orang tua siswa yang dimaksud
adalah dana yang disumbangkan langsung ke sekolah oleh orang tua siswa atau
dikenal dengan dana komite sekolah. Dana tersebut terdiri atas Sumbangan
Pengembangan Institusi (SPI) dan iuran atau dana Operasional Pendidikan
(DOP).6
b) Pembiayaan Pendidikan di Sekolah Negeri
Pembiayaan Pendidikan dari Pemerintah Pusat : Menurut (“Undang- Undang
No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah,” n.d.), maka pengelolaan
pendidikan menengah diserahkan kepada pemkab/pemkot.Aliran dana dari
pusat ke daerah dilakukan melalui mekanisme dana perimbangan, khususnya
melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut, (“UU No.25 tahun 1999
tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah,” n.d.) selain DAU,
dana perimbangan yang diterima pemerintah daerah adalah dana bagi hasil dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Sumber penerimaan daerah lainnya adalah

5
Ibid.
6
P Horngren, “Pengantar Akutansi Manajemen”, Jakarta: Erlangga,(6), (1993).

4
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan pinjaman daerah. Semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka desentralisasi dicatat dan dikelola dalamAPBD.
Pembiayaan Pendidikan dari Pemerintah Kabupaten/Kota: Biaya pendidikan
dari pemerintah kabupaten/kota yang diterima digunakan untuk belanja
administrasi umum yang terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
dan pemeliharaan. Biaya dari pemkab/pemkot lainnya adalah dana beasiswa
untuk siswa dan dana subsidi untuk penyelenggaraan ujian sekolah dan ujian
nasional.7

B. Strategi Pengelolaan, Efektifitas dan efisiensi Pembiayaan Pendidikan


a. Strategi pengelolaan investasi pembiayaan pendidikan
Posisi pembiayaan pendidikan penting karena penyelenggaraan pendidikan
berjalan apabila memiliki dana yang dapat menopang secara operasional baik
fasilitas maupun sumber daya manusia. Pertimbangan inilah yang menjadikan
pembiayaan pendidikan menjadi salah satu standar nasional pendidikan.
Pembiayaan pendidikan sebagai standar nasional memiliki urgensi dalam
memfasilitasi kegiatan proses pendidikan.8
Strategi dibutuhkan agar sekolah dapat bertahan di tengah melemahnya
ekonomi masyarakat yang berdampak pada pembiayaan pendidikan. Salah satu
strategi yang dilakukan adalah keberpihakan kebijakan pemerintah pusat melalui
kementerian pendidikan dan kebudayaan. Munandar (2004) menjelaskan bahwa ad
acara atau strategi yang dapat dilakukan untuk memperkirakan biaya pendidikan,
yaitu:9
1. Memperkirakan biaya atas dasar sumber-sumber pembiayaan,
memperkirakan biaya atas dasar laporan dari lembaga-lembaga
pendidikan.
2. Menggunakan secara langsung laporan dari lembagalembaga
pendidikan.

7
Ibid.
8
Marinu Waruwu, “Strategi Pembiayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Di Era Pandemi Covid-19”, Sapientia
Humana: Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 02, No. 01, (Januari, 2022), 19.
9
Munandar, “Budgeting”, Yogyakarta: BPFE, (2004).

5
b. Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, efisien dan efektif cenderung ditandai dengan
pola penyebaran dan pendayagunaan sumbersumber pendidikan yang sudah ditata
secara efisien dengan pengelolaan yang efektif. Program pendidikan yang efektif
dan efisien seharusnya mampu menciptakan keseirnbangan antara penyediaan dan
kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan dan dapat mencapai tujuan tanpa
mengalami hambatan yang berarti. Efektif adalah terkait dengan pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Manajemen pembiayaan dikatakan memenuhi prinsip efektif
apabila kegiatan yang dilakukan dapat mengatur biaya aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan kualitatif outcomes sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Ada beberapa prinsip dalam menilai efektivitas pembiayaan Pendidikan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menilai efektivitas yang berkaitan dengan problem tujuan dan alat
untuk memproses input menjadi output.
2. System yang dibandingkan harus sama/homogen, misalnya tingkat
Pendidikan, kecakapan, sosial ekonomi, dll.
3. Mempertimbangkan semua output, seperti jumlah siswa lulus dan
kualitas kelulusan.
4. Korelasi diharapkan bersifat kualitas, hubungan antara alat proses dan
output harus berkualitas.10

Nilai efisiensi dikaji dari sudut kemampuan menggunakan biaya dengan baik
dan tepat. Pembiayaan dikatakan efisien ketika pencapaian sasaran atau target diperoleh
dengan pengorbanan yang lebih kecil atau dengan biaya yang minimum. Efisiensi
berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. kegiatan pembiayaan pendidikan dapat
dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya sekecil-kecilnya tapi dapat
mencapai hasil yang ditetapkan. Jika dilihat dari segi hasil, kegiatan pembiayaan
pendidikan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya
tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitas nya.

Sumber dana sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori11:

1) Pemerintah Pusat.

10
Tiara Hanifa Afmansyah, “Efektifitas dan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan”, Universitas Negeri Padang
Indonesia, (2019).
11
http://www.mbs-sd.org/isi.php?id=103, (diakses tgl 6 Oktober 2023, pukul 11.30)

6
2) Pemerintah Daerah.
3) Orang Tua Peserta didik.
4) Kelompok Masyarakat.
5) Yayasan.

Peran tingkat ketersediaan dana penyelenggaraan Pendidikan12 :

1) Peran Ketersediaan Biaya untuk Ketenagaan.


2) Peran ketersediaan dana untuk pengadaan dan pemanfaatan sarana –
prasarana.
3) Peran ketersediaan dana untuk biaya operasional.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan investasi pembiayaan


Pendidikan
Menurut Iskandar, lembaga Pendidikan sebagai produsen jasa Pendidikan,
seperti halnya pada bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu
dalam hal biaya produksi, tetapi ada beberapa kesulitan khusus mengenai
penerapan perhitungan biaya produksi. Produksi Pendidikan diartikan sebagai unit
pelayanan khusus (unit of specific sevices). Unit output harus meliputi dimensi
waktu, seperti tahun belajar mempersiapkan output dbanding input. Input meliputi
barang-barang yang di beli dan orang-orang yang disewakan untuk menyediakan
jasa. Diantara masukan (input) yang penting dalam system bidang Pendidikan
ruang, peralatan, buku, material, dan waktu para guru dan karyawan lain. Output
menjadi hasil tambahan yang diakibatkan oleh suatu kenaikan biaya Pendidikan
yang diterima sekolah, sepanjang masukan (input) menjadi bagian dari biaya
kenaikan.
Analisis mengenai biaya produksi Pendidikan pada dasarnya menggunakan
model teori “input-proces-output” di mana sekolah dipandang sebagai suatu system
industry jasa. Menurut Blaug dan (Idochi dan Anwar), kita menghadapi suatu
kelemahan yang merembes pada fungsi produksi Pendidikan, bahwa hubungan
antara input sekolah di satu pihak, dan output sekolah di lain pihak secara
konvensional diukur melalui skors-skors achievement.

12
http://drssuharto.wordpress.com/2008/03/04/pokok-pokok-pikiran-dalam-merancang-biaya-satuan-
pendidikan/, (diakses tgl 6 Oktober 2023, pukul 11.30).

7
Dari berbagai pendapat dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan Pendidikan sekolah dipengaruhi oleh:
1. Kenaikan harga (rising prices).
2. Perubahan relatif dalam gaji guru (teacher’s salaries).
3. Perubahan dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak di sekolah.
4. Meningkatnya standar Pendidikan (educational standars).
5. Meningkatnya usia anak yang meninggalkan sekolah.
6. Meningkatnya tuntunan terhadap Pendidikan lebih tinggi (higher education).13

Upaya menjelaskan keuntungan dari investasi di bidang pendidikan dimulai


dengan munculnya teori “Human Capital” pada awal tahun 1960 an. Menurut teori
“Human Capital” (Schultz, 1954; Becker 1975), nilai keuntungan investasi
pendidikan itu merupakan aktualisasi dari nilai marginal produktivitas seseorang
sebagai hasil dari perbedaan investasi “human capital” mereka digunakan untuk
mengukur keuntungan dari investasi pendidikan itu adalah korelasi sederhana
dengan mengkorelasikan antara investasi pendidikan dengan pertumbuhan
ekonomi (Bensen, 1968; Welch, 1970; in Cohn, 1979). Karena analisisi korelasi
sederhana itu tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat, maka metode
analisis yang kedua dikembangkan, yaitu “residual approach” yang dilakukan
dengan menghitung keuntungan produksi yang diperoleh setelah keuntungan dari
faktor input lainnya, seperti: tanah, tenaga kerja, dan modal. Keuntungan sisa itulah
yang dianggap sebagai keuntungan yang diperoleh karena pendidikan.14

Manfaat investasi pendidikan formal itu, menurut Mincer (1974), tidak


hanya diperoleh langsung melalui tingkat perolehan penghasilan kerjanya, tetapi
juga secara tidak langsung melalui dampaknya terhadap pemilikan investasi pasca
sekolah (postschool investment) mengembangkan analisis regresi ganda
berdaasarkan “ad-hoc earnings function model”.

Dampak Investasi dalam Pembiayaan Pendidikan :

1) Peningkatan Kemampuan dan Produktivitas

13
Ferdi W. P, “Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, No.
4, (2013), hal. 573.
14
Achadi Budi Santosa, “ Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan”, UAD Press, (Yogyakarta, 2020), hal. 11.

8
Investasi dalam pendidikan meningkatkan kemampuan dan produktivitas tenaga
kerja. Individu yang mendapatkan pendidikan yang baik cenderung memiliki lebih
banyak kesempatan untuk pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan lebih
tinggi.
2) Pengurangan Ketidaksetaraan
Investasi dalam pembiayaan pendidikan dapat membantu mengurangi
ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan. Program beasiswa dan bantuan
keuangan membantu individu yang kurang mampu untuk mengakses pendidikan
yang sama dengan yang lebih kaya.
3) Peningkatan Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pendidikan yang berkualitas memainkan peran kunci dalam mendorong inovasi
dan pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan tinggi seringkali menjadi motor
utama di sektor-sektor ekonomi yang berkembang pesat.
4) Peningkatan Kualitas Hidup
Individu yang memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas cenderung memiliki
kualitas hidup yang lebih baik. Mereka memiliki akses yang lebih baik ke
perawatan kesehatan, pekerjaan yang layak, dan peluang untuk mengembangkan
diri.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Investasi dalam pembiayaan pendidikan merupakan langkah penting dalam
memajukan masyarakat dan ekonomi. Dalam jangka panjang, investasi ini dapat
memberikan hasil yang signifikan dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia, inovasi, dan produktivitas. Meskipun investasi ini memerlukan komitmen
finansial yang besar, manfaat jangka panjangnya dapat membantu masyarakat
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk memastikan keberhasilan investasi pembiayaan pendidikan, strategi
yang tepat, serta efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan dana sangat penting.
Pendidikan harus diakses dengan mudah, berkualitas tinggi, dan relevan dengan
kebutuhan pasar kerja. Penggunaan teknologi dan inovasi dalam pendidikan dapat
meningkatkan efektivitas sambil mengurangi biaya. Selain itu, transparansi dalam
alokasi dana, pengukuran kinerja, dan evaluasi program pendidikan sangat penting
untuk memastikan efektivitas dan efisiensi yang berkelanjutan.
Kualitas guru dan dosen memainkan peran kunci dalam hasil pendidikan.
Pelatihan yang baik dan insentif yang sesuai untuk tenaga pengajar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Pendidikan harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat
tanpa hambatan finansial atau geografis. Kebijakan pendidikan yang baik, seperti
program beasiswa atau subsidi pendidikan, dapat membantu memperluas akses dan
meningkatkan efisiensi. Keterlibatan orang tua, dukungan orang tua dan keluarga dalam
pendidikan anak-anak sangat penting. Faktor Ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi
dan lapangan kerja juga mempengaruhi investasi pendidikan.
B. SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afmansyah, Tiara Hanifa. (2019). Efektifitas dan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan.


Universitas Negeri Padang Indonesia.
Domino, Primus. (2018). Investasi Dalam Bidang Pendidikan Anak Untuk
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Keluarga. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar.
2. Hal 78-85.
Horngren, P. (1993). Pengantar Akutansi Manajemen Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
http://www.mbs-sd.org/isi.php?id=103 (diakses tgl 6 Oktober 2023, pukul 11.30)
http://drssuharto.wordpress.com/2008/03/04/pokok-pokok-pikiran-dalam-merancang-
biaya-satuan-pendidikan/, (diakses tgl 6 Oktober 2023, pukul 11.30).
Kadri, hanif al. (2011). ARTIKEL PEMBIAYAAN DALAM PENDIDIKAN.
Munandar (2004). Budgeting. Yogyakarta: BPFE
Riski, Aulia. (2019). Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. Universitas
Negeri Padang.
P Ferdi W. 2013. Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan. Vol. 19. No. 4.
Santosa, Achadi Budi. (2020). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. UAD Press.

11

Anda mungkin juga menyukai