Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“PERUMUSAN HIPOTESIS DAN MENARIK


KESMPULAN/LAPORAN”

DOSEN PENGAMPU
Randi Winata, M.Si

DI SUSUN OLEH
1. Eyonanda (1824180006)
2. Mirza Wahyudi (1824180012)
3. Ratika Yani (1824180018)
4. Wika Desi Susanti (1824180025)

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
BENGKALIS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.
Makalah Metodologi Penelitian ini kami susun untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing mata kuliah Metodologi Penelitian
Penyusun menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna kesempurnaan di masa
mendatang.
Terakhir, tak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga
makalah Metodologi Penelitian yang kami susun dapat bermanfaat.

Bengkalis, 3 April 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1.1...................................................................................................................... Latar
Belakang .................................................................................................... 1
1.2......................................................................................................................
Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3...................................................................................................................... Tujuan
Masalah ...................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan
2.1......................................................................................................................
Pengertian hipotesis ................................................................................... 3
2.2...................................................................................................................... Syarat-
syarat hipotesis ........................................................................................... 4
2.3...................................................................................................................... Jenis-jenis
hipotesis ............................................................................................................................. 4
2.4......................................................................................................................
Perumusan hipotesis .......................................................................................................... 5
2.5...................................................................................................................... Tujuan
hipotesis ............................................................................................................................. 5
2.6...................................................................................................................... Kriteria-
kriteria perumusan hipotesis............................................................................................... 5
2.7...................................................................................................................... Pengujian
hipotesis ............................................................................................................................. 7
2.8...................................................................................................................... Menarik
Kesimpulan.........................................................................................................................8

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 9

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati
berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri
yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal
penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan
hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan
akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, hipotesis
dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi.
Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas
dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis.
Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada
kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian,
maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
b. Apa saja syarat-syarat dalam sebuah hipotesis?
c. Apa saja jenis-jenis hioptesis ?
d. Bagaimana perumusan hipotesis?
e. Apakah tujuan hipotesis ?
f. Jelaskan kriteria-kriteria perumusan hipotesis!
g. Bagaimana pengujian hipotesis ?
h. Bagaimana cara menarik kesimpulan ?

1.3. Tujuan Masalah


a. Untuk mengetahui penjelasan dari hipotesis.
b. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam hipotesis
c. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis.
d. Untuk memahami perumusan hipotesis.
e. Untuk mengetahui tujuan dari adanya hipotesis.
f. Untuk menjelaskan bagaimana kriteria dari perumusan hipotesis.
g. Untuk mengetahui bagaimana melakukan pengujian hipotesis.
h. Untuk mengetahui pengertian dan bagaimana cara menarik kesimpulan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hipotesis


Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui
bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo berarti di bawah
dan thesa berarti kebenaran, artinya kebenaran yang masih diragukan. Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit
mendung, maka....) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat
kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini
disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
dinyatakan keliru.
Jadi, hipotesis dapat disimpulkan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis
tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statisktik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas.
Selanjutnya hipotesis statistik itu ada bila, penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.1

1
Mentariritonga, “Makalah Hipotesis”, http://mentariritonga16.com/2015/12/makalah-metodologi-
penelitian-hipotesis.html, (diakses pada tanggal 3 April 2021)

3
2.2. Syarat-syarat Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai
berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau
lebih variabel
3. Hipotesi harus didukung oleh teori-teori yag dikemukakan oleh para ahli atau
hasil penelitian yang relevan
2.3. Jenis-Jenis Hipótesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja dan contohnya:
a. Jika... maka...
Jika diberi pupuk, maka pertumbuhan tanaman lebih cepat.
b. Ada perbedaan antara... dan... dalam...
Ada perbedaan tingkat prestasi antara karyawan dan karyawati di
perusahaan A.
c. Ada pengaruh... terhadap...
Ada pengaruh antara intensitas pemuatan iklan di televisi dengan
peningkatan pemasaran produk di perusahaan B.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau
nihil.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Rumusan hipotesis nol dan contohnya:
a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa semester I dan semester II dalam
disiplin belajar.
b. Tidak ada pengaruh... terhadap...
4
Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan
mengikuti pelajaran.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti
tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak
terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir
pengetesan hipotesis..
2.4. Perumusan Hipotesis
Hipotesis berperan penting dalam sebuah penelitian. Dengan adanya
hipotesis peneliti dapat menunjukkan harapannya yang direfleksikan dalam hubungan
variabel dalam suatu permasalahan penelitian. Dua alasan yang mendasar mengapa
hipotesis dibuat sebelum peneliti ke lapangan (Ary, dkk, 1985: 76), yaitu:
a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan
yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang
pengambilan data dan proses interpretasinya.
2.5. Tujuan Hipotesis
Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
a. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala yang
memungkinkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian
c. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi. d.
Memfokuskan masalah yang diteliti.
d. Mengidentifikasikan data yang relevan untuk disimpulkan.
Dengan demikian, dengan adanya hipotesis yang baik, peneliti dapat lebih
mudah dalam mencari pemecahan masalah atas dasar pernyataan hipotesis
yang telah dirumuskan sebelumnya.
2.6. Kriteria-Kriteria Perumusan Hipotesis
Adapun kriteria-kriteria perumusan hipotesis yang baik antara lain:
a. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). Pernyataan
tersebut harus mengarah dan fokus kepada tujuan penelitian.
b. Menggunakan variabel-variabel yang jelas dan benar. Hipotesis harus
menyatakan pertautan dua variabel atau lebih.
c. Pernyataan yang dirumuskan dengan maksud dapat diuji secara empiris (data
lapangan). Artinya suatu hipotesis harus dapat diukur sejauh apa bisa terbukti
kebenarannya.
5
d. Pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori lebih kuat jika
dibandingkan dengan hipotesis lawan.

2.7. Pengujian Hipotesis


Pengujian ini bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif, dan uji
hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan
memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah data
sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian hipotesis ini adalah
ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu populasi yang didukung
dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji kebenarannya. Langkah selanjutnya
yaitu membuat keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan oleh
peneliti tersebut.
Suatu uji hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang dilakukan,
peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan peneliti ditolak
karena perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan
namun didukung dengan data yang ada di lapangan. Dan dapat pula karena hipotesis
pendamping, hasil statistiknya didukung atau diterima sebagai hal yang benar.
Maksudnya dalam suatu hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan alternatif
(Ha), jika salah satu ditolak, maka yang lainnya pasti diterima sehingga dapat dibuat
keputusan secara tegas yaitu H0 = ditolak, dan Ha = diterima.
Dan suatu hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan dari
hasil kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistika menerima hipotesis
nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses pengkajian pustaka
hanya disebabkan oleh kesalahan tidak disengaja waktu mengambil data di lapangan.
Atau hipotesis riset yang telah diajukan peneliti sebagai hipotesis pendamping,
ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada.
Untuk itu, sebagaimana dikatakan sebelumnya dalam makalah ini bahwa dalam
merumuskan hipotesis terdapat dua pilihan peneliti, yakni menerima keputusan
seadanya saat hipotesis tidak terbukti atau mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis
(pada saat penelitian berlangsung).
Pengujian hipotesis tidak harus membuktikan benar. Peneliti tidak harus
mengulang kembali penelitiannya jika hipotesis belum bisa dibuktikan melainkan
memasukkan pada dua kemungkinan tadi yakni diterima atau ditolak2
2
Asri Widiana, “Makalah Menentukan Hipotesis”,
https://www.academia.edu/28670233/MAKALAH_MENENTUKAN_HIPOTESIS_KELOMPOK_3_,
6
(diakses pada tanggal 3 April 2021)

7
2.8 Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil


dari pembicaraan-pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses tertentu, yaitu
berdasarkan data yang diperoleh. Kesimpulan harus sinkron dengan dengan rumusan
masalah dan hipotesis. Jika kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari permasalahan,
maka isi dan jumlah kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan jumlah
permasalahan.

Contoh : Rumusan Masalah1. Apakah orang tua murid di daerah pe-desaan


memberikan motivasi belajar yang sama dengan orang tua murid dikota ? 2. Apakah ayah
mempunyai peranan yang sama dengan ibu dalam memberikan motivasi belajar, baik di
daerah pedesa-an maupun di kota ?

Hipotesis1. Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yg


sama dengan orang tua di kota. 2. Ayah dan ibu memberikan motivasi yg sama besar
kepada anak-anaknya, baik di pedesaan maupun di kota.

Kesimpulan1. Orang tua murid di daerah pedesaan tidak dapat memberikan


motivasi belajar sebesar yang diberikan oleh orang tua di kota. 2. Ada perbedaan yang
signifikan antara ayah dan ibu di dalam memberikan motivasi belajar, baik bagi orang tua
murid di pedesaan maupun di kota.

Dalam menarik kesimpulan harus didasarkan atas data yang didapat. Kesimpulan
penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan. Banyaknya
kesimpulan harus sama dengan banyaknya problematik. kesimpulan penelitian non
statistic kesimpulan ditarik berdasarkan data yang sudah diolah, maka menarik
kesimpulan dilakukan sejalan dengan cara mengolah data (statistik dan non statistik).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,


setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.
2. Syarat-syarat pengajuan hipotesis diantaranya adalah Hipotesis harus
dirumuskan dengan singkat tetapi jelas, Hipotesis harus dengan nyata
menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variable, Hipotesi harus
didukung oleh teori-teori yag dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian
yang relevan.
3. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian : Hipotesis kerja atau
alternatif, disingkat Ha dan Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
4. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu
pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan dan dengan
hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan
proses interpretasinya.
5. Tujuan dari adanya hipotesis yakni Menyediakan keterangan secara
sementara terhadap gejala yang memungkinkan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan.
6. Adapun kriteria-kriteria perumusan hipotesis yang baik antara lain:
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan),
Menggunakan variabel-variabel yang jelas dan benar, Pernyataan yang
dirumuskan dengan maksud dapat diuji secara empiris (data lapangan), dan
Pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori lebih kuat jika
dibandingkan dengan hipotesis lawan.
7. Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan memerlukan
akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah data
sampel yang merupakan bagian dari populasi.
8. Kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau
diambil dari pembicaraan-pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses
tertentu, yaitu berdasarkan data yang diperoleh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mentariritonga. 2015 “Makalah Hipotesis”. http://mentariritonga16.com/2015/12/makalah-


metodologi-penelitian-hipotesis.html. diakses pada tanggal 3 April 2021
Asri Widiana. “Makalah Menentukan Hipotesis”.
https://www.academia.edu/28670233/MAKALAH_MENENTUKAN_HIPOTESIS_KELOMPOK_
3_. diakses pada tanggal 3 April 2021

Anda mungkin juga menyukai