Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

“Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)

Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi”

Makalah Ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah Pusat yang Diampuh Oleh:

Ibu Jenny S. Sir, SE., MSA/ Ibu Melda M. Poeh, SE.,M.Ak

Disusun oleh: Kelompok II (Dua) Kelas V-A

1. Inggrid Chrisanti Manus-Manu (1823754912)


2. Maria Margareta Nila Kua (1823754933)
3. Maria Serviana Meo (1823754934)
4. Martha Priseilia Sutiray (1823754936)
5. Uminah Muhammad Nur (1823754956)
6. Yaslin Noselny Lingu (1823754960)

PROGRAM STUDI S-1 TERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, makalah Standar Akuntansi Pemerintahan dengan judul “Pernyataan Standar
Akuntansi Pemeritahan (PSAP) Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi” dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Standar Akuntansi
Pemeritahan. Dalam makalah ini, kami membahas tentang: (1) Definisi Investasi (2) Jenis
Investasi (3) Pengakuan Investasi (4) Pengukuran Investasi (5) Metode Penilaian Investasi (6)
Hasil Investasi.

Makalah ini tentunya tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan oleh tim penyusun guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
makalah pada tugas lain di waktu mendatang. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan saran dan
arahan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi kaum pelajar dan mahasiswa.

Kupang, 04 November 2020

Penyusun

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3

2.1 Definisi Investasi ................................................................................................................... 3

2.2 Jenis Investasi ........................................................................................................................ 4

2.3 Pengakuan Investasi .............................................................................................................. 6

2.4 Pengukuran Investasi............................................................................................................. 7

2.5 Metode Penilaian Investasi.................................................................................................... 8

2.6 Hasil Investasi ....................................................................................................................... 9

BAB III ......................................................................................................................................... 14

PENUTUP..................................................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 14

3.2 Saran .................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | ii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernyataan standar akuntansi pemerintah nomor 06 atau PSAP 06 merupakan
pembahasan mengenai standar akuntansi pemerintah (PSAP) tentang akuntansi investasi, dimana
PSAP 06 terdapat dalam lampiran peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010, yaitu lampiran
I.07 untuk standar akuntansi pemerintah (SAP) berbasis akrual dan dalam lampiran II.07 untuk
SAP berbasis kas menuju akrual.

Tujuan pernyataan standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk investasi
dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan.

Pernyataan standar ini harus diterapkan dalam penyajian seluruh investasi pemerintah
dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan. Pernyataan standar ini dapat digunakan untuk entitas pelaporan dalam
menyusun laporan keuangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan
konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah.

Pernyataan standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan
daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi saat
pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode penilaian investasi, serta pengungkapannya pada
laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas secar rinci
mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan,
yakni sebagai berikut:

1. Definisi Investasi
2. Jenis Investasi
3. Pengakuan Investasi

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 1


4. Pengukuran Investasi
5. Metode Penilaian Investasi
6. Hasil Investasi

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi investasi
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis investasi
3. Untuk mengetahui dan memahami pengakuan investasi
4. Untuk mengetahui dan memahami pengukuran investasi
5. Untuk mengetahui dan memahami metode penilaian investasi
6. Untuk mengetahui dan memahami hasil investasi

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi


Secara umum pengertian investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan atau perorangan untuk jangka wkatu tertentu demi memperoleh imbal balik
yang lebih besar di masa depan. Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam
Pernyataan Standar:

 Biaya Investasi

 Investasi

 Investasi Jangka Pendek

 Investasi Jangka Panjang

 Investasi Permanen

 Manfaat Sosial

 Metode Biaya

 Metode Ekuitas

 Nilai Historis

 Nilai Nominal

 Nilai Pasar

 Nilai Wajar

 Perusahaan Asosiasi

 Perusahaan Negara/Daerah

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 3


2.2 Jenis Investasi
A. Bentuk Investasi

Pemerintah melakukan investasi dimaksudkan antara lain untuk memperoleh


pendapatan dalam jangka panjang atau memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk
investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau
dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa pembelian surat utang baik
jangka pendek maupun jangka panjang, serta instrumen ekuitas.

B. Klasifikasi Investasi

Investasi pemerintah diklasifikasikan menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar
sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar. Investasi jangka
pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;

Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat
menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;

2. Berisiko rendah.

Dengan memperhatikan kriteria tersebut pada paragraf 10, maka pembelian surat-
surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah, karena dipengaruhi oleh fluktuasi
harga pasar surat berharga, tidak termasuk dalam investasi jangka pendek.

Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek antara
lain adalah:

 Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha,
misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada
suatu badan usaha;

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 4


 Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan
yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh
suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi
pemerintah; atau

 Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan
kas jangka pendek.

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri atas:

 Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);

 Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat
maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu


permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen adalah
investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus


menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan
pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari
12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk
memperjualbelikan atau menarik kembali.

Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh
yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi
permanen dapat berupa:

 Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan internasional dan


badan usaha lainnya yang bukan milik negara;

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 5


 Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan
pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

 Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:

 Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;

 Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga;

 Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan
modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;

Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki


pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu
perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk
saham pada perusahaan yang bukan perseroan.

Investasi permanen lainnya merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan
ke penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan
penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga,
misalnya investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini.

Akuntansi untuk investasi pemerintah dalam properti dan kerjasama operasi akan
diatur dalam standar akuntansi tersendiri.

2.3 Pengakuan Investasi


o Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah satu
kriteria:
 Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang
akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
 Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 6


o Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran,
sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.
o Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas atau aset memenuhi kriteria pengakuan
investasi yang pertama, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat
ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial dimasa yang akan datang berdasarkan
bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan yang pertama kali. Eksistensi dari kepastian
yang cukup bahwa manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa potensial yang akan
diperoleh memerlukan suatu jaminan bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari
aset tersebut dan akan menanggung risiko yang mungkin timbul.
o Kriteria pengakuan investasi sebagaimana dinyatakan pada paragraf 20 butir b, biasanya
dapat dipenuhi karena adanya transaksi pertukaran atau pembelian yang didukung dengan
bukti yang menyatakan/mengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam hal tertentu, suatu
investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya perolehannya atau berdasarkan nilai
wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang demikian, penggunaan nilai estimasi yang
layak dapat digunakan.

2.4 Pengukuran Investasi


 Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang 39 dapat membentuk nilai pasar,
dalam hal investasi yang demikian nilai pasar 40 dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai
wajar. Sedangkan untuk 41 investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat
dipergunakan nilai 42 nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
 Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka
pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya ainnya yang
timbul dalam rangka perolehan tersebut.
 Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar
harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau
nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 7
 Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham,misalnya dalam bentuk deposito jangka
pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
 Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah,
dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah
biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
 Investasi nonpermanen misalnya dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan
investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai
perolehannya. Sedangkan nvestasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan
yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
 Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan
pemerintah (seperti Proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian
proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihakketiga.
 Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
 Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan
menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.

2.5 Metode Penilaian Investasi


Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:

1) Metode biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
2) Metode ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat investasi awal sebesar
biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah
setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima
pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 8


juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya
perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
3) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.

Penggunaan metode pada paragraf 36 didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;


b. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh
yang signifikan menggunakan metode ekuitas;
c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
d. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.

Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan


merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang
lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian terhadap
perusahaan investasi. Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee,
antara lain:

1. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;


2. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
3. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee;
4. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.

2.6 Hasil Investasi


Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan
dicatat sebagai pendapatan.

Sebagai contoh: jika obligasi PT Semen Gresik yang dimiliki Pemerita Daerah X dengan
nilai ominal Rp 1 miliar dengan suku bunga tetap 6%, bung dibayarkantap 1 April dan 1 Oktober
tahun 2007. Dengan perthitungan sebagai berikut:
PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 9
Rp 1 miliar x 6/12 x 6% = Rp 30.000.000,00
Selanjutnya akan dilakukan pencatatan pendapatan sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 April 2007 Kas di Kas Daerah Rp 30 juta
Pendapatan Bunga Rp 30 juta
1 Oktober 2007 Kas di Kas Daerah Rp 30 juta
Pendapatan Bunga Rp 30 juta

Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka panjang antara lain berupa cash
dividen dan stock dividen. Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan
modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan
hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba berupa dividen
tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi
nilai investasi pemerintah. Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah
nilai investasi pemerintah.
Dividen yang diteria dalam bentuk saham (stock dividend) tidak mempengaruhi nilai
investasi pemerintah sehingga pada saat pembagian dividend stock tidak dilakukan pencatatan.
Informasi tentang hal tersebut cukup diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).
Pada penilaian investasi dengan mempergunakan metode biaya, terdapat dua hal yang
harus diperhatikan pada saat mengakui hasil investasi:
a. Apabila hasil investasi yang dibagikan berupa cash dividend, maka besarnya kas yang
diterima tidak berpengaruh terhada besarny jumlah investasi. Penerimaan hasil investasi
dicatat sebagai penambah kas dan pendapatan hasil investasi.
b. Apabila hasil investasi yang dibagikan berupa saham, maka besarnya bagian laba berupa
dividen akan menambah besarnya jumlah investasi, dengan demikian secara otomatis jumlah
yang diinvestasikan dalam investasi permanen juga akan bertambah.
Dalam hal investasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dapat dilihat dalam
contoh soal berikut:

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 10


Pada tanggal 1 Mei 2006 Pemda X membeli 5.000 lembar saham PT. Jaya Ancol sebesar
harga nominal senilai Rp 50 juta untuk kepemilikkan 5%. Pada tanggal 20 Mei 2006 manajemen
PT. Jaya Ancol mengumumkan laba tahun 2006 sebesar Rp. 100 juta pada tanggal 3nJuni 2007
PT. Jaya Ancol membagikan dividen tunai sebesar Rp 500 per lembar saham. Karena
penyertaannya hanya 5% maka Pemda X melakukan pencatatan investasinya dengan metode
biaya dan dividen yang diterima akan dicatatat sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Mei 2006 Pengeluaran pembiayaan penyertaan modal Rp 50 juta
Pemda
Kas di kas daerah Rp 50 juta
Penyertaan Modal Pemda Rp 50 juta
EDI-Diinvestasikan dalam investasi Rp 50 juta
jangka panjang
20 Mei 2006 Tidak ada jurnal (memorial)
3 Juni 2007 Kas di kas daerah
Pendapatan dividen/bagian laba

Dalam kondisi yang sama misalnya pada tanggal 1 Mei 2006 Pemda Y membeli 50.000
lembar saham seharga nilai nominal Rp 500 Juta untuk kepemilikkan perusahaan 50%, sehingga
pemda tersebut melakukan pencatatan dengan metode ekuitas. Pada tanggal 20 Mei 2006
manajemen PT Jaya Ancol menguumkan laba tahun 2006 sebesar Rp 100 juta. Pada tanggal 3
Juni 2007 PT. Jaya Ancol membagikan dividen tunai sebesar Rp. 500 per lebar saham, sehingga
Pemda Y akan melakukan pencatatan sehubungan dengan investasinya pada PT Jaya Ancol
sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1 Mei 2006 Pengeluaran pembiayaan- Rp 500 juta
penyertaan
Kas di kas daerah Rp 500 juta
Penyertaan modal Pemda Rp 500 juta

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 11


EDI-Diinvestasikan dalam Rp 500 juta
investasi jangka panjang
20 Mei 2006 Penyertaan Modal Pemda Rp 50 juta
EDI-Diinvestasikan dalam Rp 50 juta
investasi jangka panjang
(untuk mencatat pengumuman laba)
3 Juni 2007 Kas di kas daerah Rp 25 juta
Pendapatan diveden/bagian laba Rp 25 juta
(untuk mencatat dividen tunai 50%)
Diinvestasikan dalam investasi Rp 25 juta
jangka panjang
Penyertaan modal Pemda Rp 25 juta
(untuk mencatat pengurangan nilai
investasi atas penerimaan dividen
tunai)

Hasil investasi yang diterima dalam bentuk kas selain dilaporkan pada Laporan
Realisasi Anggaran juga dilaporkan pada Laporan Realisasi Anggaran juga dilaporkan pada
Laporan Arus Kas pada kelompok Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi.
a. Apabila hasil investasi berupa cash dividend, maka besar kas yang diterima akan
mengurangi nilai investasi pemerintahan. Dalam hal ini pemerinth telah memakai basis
akrual, maka pada saat pengumuman laba, entitas akan mengakui adanya piutang dividen,
sehingga tidak ada pencatatan pendapatan. Hal ini disebabkan karena pada saat realisasi
pembagian laba pemerintah akan mencatat sebagai penerimaan kas dan pengurangan atas
piutang dividen. Namun dalam hal pemerintah belum menerapkan basis akrual, cash
dividend harus dicatat sebagai pendapatan hasil investasi.
b. Apabila hasil investasi yang dibagikan berupa dividen saham, maka pemerintah tidak perlu
menambahkan nilai investasinya, karena penambahan atas kepemilikan pemerintahan
sudah dicatat atau bertambah pada saat diumumkannya laba oleh perusahaan. Perubahan

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 12


nilai investasi pemerintah dengan metode ekuitas, terjadi pada saat perusahaan
mengumumkan adanya laba

Seandainya tanggal 10 Juni 2007 laba tahun 2006 sebanyak 25% dari laba tersebut di atas
dibagikan dalam bentuk saham sebanyak 2.500 lembar saham, maka Pemda X dan Pemda Y
akan mencatat penerimaan dividen saham tersebut sebagai berikut:
Pemda X:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
10 Juni 2007 Penyertaan modal Rp 1,25 juta
Pemda
EDI- Rp 1,25 juta
Diinvestasikan dalam
investasi jangka
panjang

Pemda X mengakui bagian laba 5% dari 2.500 lembar saham = 125 lembar, atau 25% x
100 juta x 5%= Rp 1,25 juta
Pemda Y
Tanggal Keterangan Debet Kredit
10 Juni 2007 Tidak ada jurnal (memorial)

Pemda Y tidak mencatat pembagian dividen saham tersebut, sebab Pemda Y telah
mengakui bagian laba pada tanggal 20 Mei 2006 pada saat pengumuman laba, sehingga nilai
investasi Pemda Y tidak dipengaruhi oleh pembagian laba dalam bentuk dividen saham tersebut.

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 13


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 06 atau PSAP 06 adalah Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) tentang Akuntansi Investasi. PSAP 06 terdapat dalam
lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, yaitu Lampiran I.07 untuk Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual dan dalam lampiran II.07 untuk SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual. Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun
laporan keuangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian,
tidak termasuk perusahaan negara/daerah.

Pernyataan Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan
daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi saat
pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode penilaian investasi, serta pengungkapannya pada
laporan keuangan. Pernyataan Standar ini tidak mengatur:

1. Penempatan uang yang termasuk dalam lingkup setara kas

2. Investasi dalam perusahaan asosiasi

3. Kerjasama operasi

4. Investasi dalam properti.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang akuntansi investasi pemerintah
(PSAP No.06) sebagai hasil dari beberapa informasi yang telah kami dapatkan. Dari pembahasan
tersebut kami harap pernyataan standar ini bisa diterapkan dalam penyajian seluruh investasi
pemerintah dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Hal itu perlu dilakukan sebagai cara pelaksanaan yang
tepat dan baik, selain itu sebagai antisipasi masalah yang mungkin terjadi dimasa depan.

PSAP No.06 Akuntansi Investasi | 14


DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-o6/

https://nurfasihah29.blogspot.com/2016/06/psap-no-06-makalah-akuntansi-investasi.html?m=1

https://keuangannegara.id/dasar-pengetahuan/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-
nomor-06/

http://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-
06/#Metode_Penilaian_Investasi

https://nurfasihah29.blogspot.com/2016/06/psap-no-06-makalah-akuntansi-investasi.html

Anda mungkin juga menyukai