Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AUDIT INTERAL

PENYELESAIAN AUDIT DAN LAPORAN AUDIT

Dosen Pengampu :
Merry Merliani Hindarsah, SE,. M.Ak.

Disusun Oleh:
Halimatus Syadiah 216200010

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
Jl. Dr. Muwardi No.66 By Pass – Cianjur 43215 Tlp. :
0263-262 604, 272 074,Fax. : 0263-272 074. www.unpi-cianjur.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penyelesaian Audit
dan Laporan Audit”. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Audit Internal. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada
ibu Merry Merliani Hindarsah, SE,. M,Ak sebagai dosen pengampu mata kuliah Audit
Internal. Penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran sehingga makalah ini bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapatbermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. PENYELESAIAN AUDIT .................................................................................. 2
B. TUJUAN PELAPORAN AUDIT........................................................................ 3
C. LAPORAN AUDIT ............................................................................................. 4
a. Draf Laporan Audit ................................................................................................. 5
b. Laporan Audit Individual Final ............................................................................... 5
c. Laporan Triwulanan ................................................................................................ 6
d. Laporan Tahunan ..................................................................................................... 6
D. HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM MENYUSUN LAPORAN AUDIT .. 7
a. Penyusunan Pendapat Audit .................................................................................... 7
b. Penyusunan Rekomendasi ....................................................................................... 8
c. Penyusunan Rencana Tindakan ............................................................................... 8
d. Pendekatan terhadap Prosedur Klarifikasi Audit Klarifikasi audit merupakan bagian
yang sangat penting dalam .............................................................................................. 9
e. Merancang Temuan ............................................................................................... 10
E. KERAHASIAAN LAPORAN .......................................................................... 15
BAB III.............................................................................................................................. 16
PENUTUP ......................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tahapan akhir setelah menyelesaikan pekerjaan lapangan adalah menyusun


laporan audit. Laporan audit yang dibuat oleh auditor harus sesuai dengan fakta yang
ditemukan selama pekerjaan lapangan dan telah didiskusikan dengan auditee pada
pertemuan-pertemuan formal antara auditor dengan auditee. Tahapan ini penting sekali,
mengingat apakah direksi, komite audit, dan auditee bersedia membaca laporan audit yang
disusun oleh auditor sebagaimana bentuk aslinya. Jika laporan tersebut dapat
dikomunikasikan dengan baik maka temuan-temuan yang disajikan dalam laporan audit
akan memudahkan dan mendorong manajemen untuk mengambil tindakan korektif. Pada
bab ini akan dibahas tentang penyusunan laporan audit yang baik, tepat,dan ringkas.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Penyelesaian Audit
B. Tujuan Pelaporan Audit
C. Laporan Audit
D. Hal yang Diperhatikan dalam Penyususnan Laporan Audit
E. Kerahasiaan Laporan
C. TUJUAN
Memenuhi tugas mata kuliah Audit Internal dan untuk mengetahui dan memahami
Penyelesaian dan Pelaporan Audit di dalam Audit Internal.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENYELESAIAN AUDIT
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan
lapangan. Dalam tahap ini, auditor mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum
selama proses pekerjaan lapangan. Di sini, auditor memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, objektif, dan
independen. Sebelum temuan tersebut dikonfirmasikan kepada auditee, ada tahapan yang
penting yang harus dilakukan, yaitu peninjauan. Proses peninjauan dan supervisi pada
setiap penugasan yang terdiri dari peninjauan oleh supervisor terhadap kertas kerja di mana
semua temuan audit harus didukung oleh bukti audit yang kuat dan peninjauan pada laporan
audit, cara kerja, kesimpulan, dan rekomendasi yang dinyatakan. Beberapa hal yang perlu
dipastikan pada sant proses peninjauan adalah:
1. Struktur temuan audit, yaitu memperhatikan temuan yang sifatnya utama
dan lainnya.
2. Penggunaan istilah yang digunakan dalam penyajian laporan.
3. Penggunaan ejaan dan tata bahasa yang baik dan benar.
Selanjutnya setelah proses peninjauan dilakukan, auditor menyusun rangkuman temuan.
Rangkuman temuan tersebut harus telah ditandatangani oleh anggota dan ketua tim serta
telah ditinjau oleh supervisor. Temuan hasil audit harus dikonfirmasikan kepada
manajemen auditee untuk meminta tanggapan.
Hasil konfirmasi tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak. Konfirmasi melalui
pembahasan dengan auditce dimaksudkan untuk mendapatkan keyakinan bahwa daftar
temuan tersebut telah dibuat dengan lengkap, benar, dan akurat, serta untuk memperoleh
tanggapan dan komitmen dari auditee dalam menindaklanjuti rekomendasi auditor.
Pada saat mengonfirmasi temuan kepada auditee, auditor telah menyiapkan berbagai data
yang sekiranya dibutuhkan untuk mendukung temuan yang diajukan beserta rekomendasi
yang disarankan kepada auditee. Setelah proses diskusi selesai maka auditor meminta
jawaban dalam bentuk tertulis beserta dengan kesanggupan auditee untuk menindaklanjuti
rekomendasi. Dalam hal tanggapan tertulis tersebut, auditee juga mencantumkan batas
tindak lanjut atas rekomendasi tersebut akan dilaksanakan serta personel yang bertanggung
jawab.

2
Penyusunan laporan audit dilakukan untuk mengklasifikasikan antara temuan yang telah
terkonfirmasi dan yang memerlukan tindak lanjut sehingga pada akhirnya tidak semua
temuan yang tercantum dalam ikhtisar temuan akan dimasukkan ke dalam laporan akhir.
Hasil audit merupakan himpunan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan-temuan
strategis tanpa rekomendasi yang mempunyai dampak bagi auditee.
Tahapan akhir dari pekerjaan lapangan adalah pertemuan akhir (exit meeting) yang dihadiri
oleh seluruh tim yang terlibat beserta manajemen dari pihak auditee terutama yang terkait
langsung dengan temuan dan rekomendasi audit. Pada pertemuan akhir tim audit
menyampaikan ringkasan hasil audit lepada pimpinan auditee yang mewakili. Pada
kesempatan ini auditor juga membicarakan tentang pemantauan pelaksanaan rekomendasi
yang telah disepakati.

B. TUJUAN PELAPORAN AUDIT


Laporan hasil audit merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta
temuan yang disertai dengan rekomendasi yang terdapat dalam suatu auditee kepada
manajemen auditee tersebut. Manajemen auditee hendaknya mengetahui temuan-temuan
serta rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit tersebut. Hal ini karena laporan hasil
audit akan sangat berguna bagi manajemen dalam proses pembuatan keputusan di masa
akan datang.
Setelah selesai pelaksanaan pengujian di lapangan, ketua tim menyusun laporan
hasil audit berdasarkan dokumentasi kertas kerja audit (mulai dari perencanaan/persiapan
audit sampai dengan temuan dan rekomendasi yang sudah mendapatkan tanggapan dari
auditee).
Auditor internal harus menghasilkan temuan dan rekomendasi yang jelas,
konstruktif, dan ringkas yang disajikan dalam sebuah laporan. Dalam penyusunan laporan
audit tersebut harus didasarkan bukti yang cukup, relevan, dan andal, yang berisi:
1. Penjelasan tentang lingkup, tujuan, periode, dan kesimpulan;
2. Penyajian kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi yang tepat dan relevan.
3. Penyajian tanggapan dari manajemen dan rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan.
Menulis laporan audit yang efektif dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang
bagaimana laporan audit akan digunakan, dipelajari, dan ditindaklanjuti oleh auditee.
Laporan audit memiliki tujuan sebagai berikut:

3
1. Membuat manajer auditee menyadari bisnis yang kurang tepat maka auditor
mengomunikasikan hasil audit yang telah disusun.
2. Memengaruhi manajer auditee atau direksi bahwa dari laporan yang disajikan
terdapat rekomendasi-rekomendasi yang tepat setelah dilakukan komunikasi-
komunikasi pada saat pembahasan rekomendasi dengan tujuas untuk
meningkatkan pengendalian internal sehingga manajer dapat dengan mudah untuk
menjalankan rekomendasi yang diberikan oleh auditor.
3. Meyakinkan manajer auditee untuk mengambil tindakan yang tepat.
4. Memberikan jaminan kepada manajemen bahwa risiko bisnis dikendalikan dengan
baik.
5. Memberikan penjelasan kepada manajemen mengenai area-area yang tidak
termasuk ke dalam pembahasan dan dijelaskan mengenai pengklasifikasian risiko.
6. Memberikan masukan kepada manajemen mengenai langkah-langkah yang
diperlukan untuk meningkatkan strategi manajemen risiko.
7. Mendukung rencana tindak lanjut yang disusun oleh manajemen auditee.

C. LAPORAN AUDIT
Laporan audit merupakan hasil akhir dari proses audit yang telah selesai
dilaksanakan dan sesuai dengan standar kinerja 2400 IIA yang menyatakan bahwa: "auditor
internal harus mengomunikasikan hasil penugasan". Penyusunan laporan audit merupakan
salah satu teknik penting yang harus dikuasai oleh auditor karena dari laporan yang
dikemas baik isi dan tampilan yang bagus maka manajemen akan memberikan perhatian
atas laporan audit yang disusun sehingga dari laporan tersebut manajemen akan
menindaklanjuti hasil audit tersebut sehingga peran auditor sebagai partner telah sesuai
dengan peran dan fungsi auditor internal.
Laporan audit yang disusun akan memiliki kualitas yang baik jika selama
perencanaan dan pekerjaan lapangan juga menghasilkan kualitas yang baik. Selain itu,
dalam menyusun laporan audit, auditor dapat menyampaikan ide dan gagasan mengenai
hasil audit sehingga dari pihak manajemen auditee akan memberikan respons yang positif
mengenai hasil audit tersebut, Dalam penyusunan laporan audit internal, pada umumnya
laporan yang disusun terdiri dari:

4
a. Draf Laporan Audit

Draf laporan audit adalah laporan yang dihasilkan sebelum keseluruhan laporan auditee
pada saat pertemuan akhir. Laporan ini memiliki kegunaan yaitu:
1. Sebagai bahan diskusi dengan auditee sehingga diharapkan ada klarifikasi dari
auditee.
2. Sebagai bentuk supervisi atas progres pekerjaan audit yang ditugaskan kepada tim.
3. Sebagai bentuk partisipasi untuk saling berdiskusi sehingga auditee merasa
terbawa dalam proses tersebut. Hal ini menunjukkan adanya peran konsultasi dari
auditor.
b. Laporan Audit Individual Final
Laporan audit final adalah laporan yang disusun oleh auditor setelah sebelumnya
mendiskusikan dan mendapatkan klarifikasi dari manajemen auditee. Hal ini sesuai dengan
standar kinerja 2421 11A menyatakan bahwa "jika komunikasi final mengandung
kesalahan atau kelalaian yang signifikan, kepala SKAI harus menyampaikan informasi
yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang menerima komunikasi awal".
Sementara itu, dalam standar implementasi IIA telah memberikan penjelasan
mengenai publikasi laporan audit kepada pihak eksternal.
2201.A1 Ketika merencanakan penugasan untuk pihak-pihak di luar organisasi,
auditor internal harus membangun kesepahaman tertulis dengan mereka tentang tujuan,
ruang lingkup, tanggung jawab, dan harapan lain termasuk pembatasan distribusi hasil
penugasan serta akses ke catatan
2201.CI-Auditor internal harus membangun kesepahaman dengan penugasan.
klien penugasan konsultasi tentang tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, dan harapan
lainnya. Untuk penugasan yang signifikan, kesepahaman ini harus didokumentasikan.
Laporan ini memiliki kegunaan yaitu:
1. Laporan audit menjadi bukti bahwa penugasan audit internal telah dilaksanakan.
2. Sebagai media komunikasi antara auditor dengan auditee, terutama mengenai
temuan dan rekomendasi yang diberikan.
3. Mempermudah bagi auditee untuk mengambil langkah-langkah sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal.

5
c. Laporan Triwulanan
Laporan yang disusun sesuai siklus pelaporan triwulanan dengan menyajikan
temuan-temuan yang ringkas dan melaporkan aktivitas selama periode tiga bulan. Laporan
triwulanan mencakup:
1. Menyajikan statistik mengenai pekerjaan yang dilakukan dan biaya yang
dibebankan dalam departemen.
2. Perencanaan dan pengendalian untuk SKAI.
3. Penjelasan kinerja audit selama tiga bulan.
4. Keseluruhan produktivitas per output dalam waktu yang telah direncanakan.
5. Ringkasan yang jelas mengenai laporan yang diterbitkan.
6. Rincian perputaran staf yang ditugaskan.

d. Laporan Tahunan
Laporan tahunan adalah laporan yang disusun dengan menyajikan ringkasan
temuan dan rekomendasi sesuai dengan siklus pelaporan tahunan dan menyajikan pula
rencana kerja tahunan dan realisasi dari perencanaan yang telah disusun di awal tahun.
Selain mencatat pekerjaan yang dilakukan sepanjang tahun lalu, perencanaan audit tahunan
untuk tahun yang akan datang juga disusun dan disajikan. Ada permasalahan mengenai
waktu periode perencanaan akan dimulai sebelum laporan tersedia dan masalah ini harus
diatasi dengan melihat pada kondisi sementara. Laporan akan membahas mengenai risiko
dan pengendalian perusahaan, sedangkan perencanaan akan terus mengecek apakah
penugasan audit telah sesuai dengan perencanaan audin tahunan yang telah disusun. Ada
beberapa hal menarik yang menjadi catatan mengenai laporan audit tahunan, yakni
sebagai berikut:
1. Pihak yang menerima. Laporan audit tahunan harus diserahkan kepada pimpinan
perusahaan tertinggi, misalnya kepada komite audit dan dewan direksi.
2. Tepat waktu. Jika periode pelaporan tahunan telah jatuh tempo maka informasi
mengenai posisi saat ini harus tersedia untuk anggota komite audit sehingga
informasi yang tersedia tepat waktu.
3. Manajemen risiko dan pengendalian internal. Pendapat mengenai manajemen
risiko dan pengendalian internal secara keseluruhan harus diungkapkan bersama
dengan dampak utama dari kelemahan yang materiil dan cara untuk mengatasinya.
4. Format. Format laporan tahunan sesuai dengan yang ditetapkan di awal.
5. Lingkup. Area-area bermasalah yang dihadapi sepanjang tahun.

6
6. Pendapat umum. Laporan tahunan disusun lebih dari sekadar pendapat umum.
7. Pendapat audit internal. Hasil digunakan sebagai dasar untuk memberikan
pendapat audit, sebagai salah satu dokumen pendukung kunci dan dokumen
penjabaran lain. Program risiko dan penjaminan, yang digunakan sejak pengujian
audit, memberikan jaminan bahwa sistem pengendalian internal berjalan secara
efektif.
8. Kinerja. Data kinerja mengenai audit internal harus didasarkan pada perbandingan
antara hasil nyata dengan target yang direncanakan.

D. HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM MENYUSUN LAPORAN


AUDIT
Dalam menyusun laporan audit untuk tiap penugasan audit individual ada beberapa
hal yang dipertimbangkan agar dalam penyusunan laporan audit memperhatikan hal-hal
penting sehingga para pembaca laporan terutama tone of the top dapat memahami maksud
dari auditor dan dapat menerima rekomendasi audit dengan mudah.
a. Penyusunan Pendapat Audit
Seperti halnya mengidentifikasi kelemahan pengendalian, auditor juga
bertanggung jawab menyusun dan mempublikasikan pendapat yang didasarkan pada
pekerjaan audit yang telah dilakukan. Beberapa hal yang memengaruhi opini laporan audit
adalah sebagai berikut:
1. Hasil evaluasi terhadap pengendalian internal, yakni penerapan pengendalian
sudah efektif atau belum.
2. Risiko yang ditemukan pada auditee, apakah masuk dalam kategori tinggi,
sedang, atau rendah.
3. Memastikan bahwa pengendalian yang sudah diatur oleh manajemen sudah benar-
benar dijalankan sesuai dengan kebijakan manajemen.
4. Kemampuan manajemen dalam mengelola risiko sehingga auditee benar- benar
menjalankan rencana tindakan.

7
b. Penyusunan Rekomendasi

Dalam menyusun rekomendasi audit, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana


agar auditee mudah memahami maksud dari rekomendasi tersebut yang kemudian
ditindaklanjuti, Untuk itu, dalam menyusun rekomendasi dalam laporan audit, ada
beberapa hal yang sebaiknya mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1. Memberikan solusi yang ideal agar temuan yang ditemukan tidak terjadi kembali.
2. Rekomendasi difokuskan pada motivasi untuk mengatasi kendala yang dihadapi
dalam mengelola risiko dan peningkatan pengendalian.
3. Rekomendasi yang disusun juga memperhatikan pengaruh sumber daya agar dalam
memperkuat pengendalian yang direkomendasikan dapat dijalankan secara efektif.

Auditor dituntut untuk mampu merangsang manajemen auditee agar dapat


mengambil keputusan yang cepat dan efektif. Dalam mengomunikasikan rekomendasi
tersebut, auditor dapat menggunakan beberapa kalimat berikut:

1. Kami sangat merekomendasikan agar temuan ini segera ditindaklanjuti


mengingat…
2. Manajemen perlu secepatnya agar...
3. Manajemen harus mempertimbangkan agar...

Dalam menyusun rekomendasi yang efektif, rekomendasi dapat disajikan dalam


bagian laporan audit di bagian ringkasan eksekutif. Hal ini dilakukan agar manajemen
auditee dan direksi serta komite audit dalam membaca laporan audit dapat langsung
memahami langkah-langkah yang harus dilakukan oleh auditee terutama bagi manajemen
puncak yang tidak banyak waktu untuk membaca laporan.

c. Penyusunan Rencana Tindakan

Auditor perlu menyusun rencana tindakan (action plan) yang disesuaikan dengan
kondisi manajemen auditee. Auditor internal juga harus terlibat dalam memantau setiap
rencana tindakan untuk dijalankan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan, dalam
pemantauan dapat menggunakan sistem informasi yang membantu auditor apakah temuan-
temuan dari hasil audit sudah benar-benar ditindaklanjuti. Dalam Menyusun rencana
tindakan, manajemen diizinkan untuk ikut terlibat penuh dalam pengimplementasiannya.

8
Jika manajemen diizinkan untuk menyusun rencana tindakannya sendiri, hal ini
merupakan langkah yang paling efisien agar rekomendasi audit terimplementasi, meskipun
sebenarnya dalam menyusun rencana tindakan dapat didiskusikan secara bersama-sama
agar dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati.

Dalam penyusunan rencana tindakan dalam laporan audit, rencana tindakan dapat
disajikan ke dalam ringkasan eksekutif. Berikut ini adalah tabel rencana tindakan.

d. Pendekatan terhadap Prosedur Klarifikasi Audit Klarifikasi Audit

Klarifikasi audit merupakan bagian yang sangat penting Penyusunan laporan audit
agar laporan audit yang disusun mencerminkan fakta atau potret di lapangan, sehingga
manajemen auditee perlu mengklarifikasikan temuan-temuan yang belum sesuai dengan
kondisi di lapangan. Teknik yang umum dilakukan auditor adalah menggunakan presentasi
audit sebagai bagian dari prosedur penyusunan draf laporan dengan melibatkan manajemen
sehingga diharapkan akan memperoleh respons interaktif dari auditee. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam klarifikasi adalah:

1. Menyusun draf laporan yang meliputi pekerjaan yang dilakukan, temuan, dan
rekomendasi.
2. Melengkapi kertas kerja melalui diskusi dengan manajemen mengenai temuan
audit yang didapatkan.
3. Menyerahkan laporan dengan membuka kesempatan konsultasi untuk setiap hal
yang ada di dalamnya.

9
4. Meminta manajemen auditee untuk mempertimbangkan rincian laporan dan
meminta responsnya kemudian menyusun rencana tindakannya.
5. Menyelenggarakan presentasi ketika laporan didiskusikan, konsentrasi terhadap
rekomendasi yang diberikan sebagai bagian yang terpenting.
6. Meninjau laporan untuk memperoleh hal-hal yang diminta oleh managemen agar
menjadi perhatian auditor.
7. Menyusun laporan akhir untuk dipublikasikan secara formal.

e. Merancang Temuan

Dalam merancang temuan audit yang disajikan secara rinci dalam body report,
auditor perlu mempertimbangkan bagaimana menyusun temuan dengan berisi kondisi,
kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi, dengan memahami dengan benar isi dalam
temuan, maka laporan auditor akan mudah untuk dipahami terutama oleh manajemen
auditee, dalam standar kinerja 2410-1 dinyatakan bahwa "komunikasi final hasil penugasan
harus, bila diperlukan, mengandung pendapat dan/atau kesimpulan auditor internal secara
keseluruhan" dalam interpretasi yang diberikan yaitu komunikasi yang akurat terbebas dari
kesalahan dan distorsi serta dengan kokoh berdasarkan pada fakta-fakta. Komunikasi yang
objektif adalah adil, tidak memihak, dan tidak bias, serta merupakan hasil dari pikiran yang
adil serta penilaian seimbang yang dari semua fakta dan keadaan yang relevan. Komunikasi
yang jelas yaitu mudah dipahami dan logis, menghindari bahasa teknis yang tidak perlu,
dan menyediakan semua informasi yang penting dan relevan. Komunikasi ringkas adalah
langsung dan menghindari elaborasi yang tidak perlu, rincian yang berlebihan, redundansi,
dan panjang lebar. Komunikasi konstruktif sangat membantu klien penugasan dan
organisasi serta mengarah pada peningkatan yang diperlukan. Komunikasi yang lengkap
tidak kehilangan hal-hal penting bagi audiens yang dituju dan mencakup semua informasi
yang penting dan relevan serta observasi untuk mendukung rekomendasi dan kesimpulan.
Komunikasi yang tepat waktu yaitu pada kesempatan pertama dan pada kondisi yang tepat.
Tergantung pada pentingnya masalah sehingga memungkinkan manajemen untuk
mengambil tindakan korektif secara tepat.

Dalam penyusunan temuan audit, ada beberapa bagian yang dituangkan, yaitu
kondisi, kriteria, akibat, sebab, dan rekomendasi.

10
1. Kondisi

Kondisi mengidentifikasikan seberapa efektif auditee mencapai tujuan atau sifat


dan luasnya temuan atau kondisi yang merugikan. Kondisi harus jelas menyatakan dengan
disertai bukti pendukung. Jika dibuat sebuah pertanyaan: "Apa yang salah?" umumnya,
pernyataan kondisi yang jelas dan akurat dikembangkan dari perbandingan auditor pada
kriteria yang dievaluasi.

2. Kriteria

Kriteria adalah kondisi seharusnya atau menjawab pertanyaan: "Dengan standar


apa hal ini diputuskan?" Contoh kriteria adalah:

a) Tujuan manajemen.
b) Standar profesional.
c) Hukum, peraturan, atau kebijakan.
d) Keakuratan, materialitas, konsistensi, atau kepatuhan terhadap prinsip akuntansi
yang berlaku atau persyaratan dari peraturan.
e) Misi, operasional, atau pernyataan fungsi, kinerja, produksi, dan standar biaya.
f) Perjanjian kontrak, tujuan program, kebijakan, prosedur, dan media perintah
lainnya, atausumber eksternal lain yang memenuhi kriteria.

3. Penyebab

Bagian ini mengidentifikasi alasan atas kondisi mengapa temuan ini timbul, dan
jawaban atas pertanyaan: "Mengapa ini terjadi?" Jika kondisi telah ada untuk jangka waktu
yang lama atau intensif. Penyebab terjadinya meliputi:

a) Prosedur yang tidak memadai.


b) Prosedur tidak diikuti.
c) Pengawasan yang lemah.

4. Akibat
Bagian ini mengidentifikasi dampak yang nyata dan potensial dari kondisi dan
jawaban atas pertanyaan: "Dampak apa yang telah dimiliki?" Signifikansi dari sebuah
kondisi biasanya dinilai dari dampaknya. Dalam audit operasional, pengurangan efisiensi

11
dan ekonomi, atau tidak tercapainya tujuan program (efektivitas) selayaknya diukur
dampaknya. Misalnya:
a) Peningkatan risiko atau eksposur.
b) Kinerja yang buruk.
c) Kegagalan untuk mencapai tujuan program.

5. Rekomendasi
Rekomendasi yang diberikan atau disarankan untuk melakukan kegiatan korektif
atas kondisi atau temuan. Atribut terakhir mengidentifikasi tindakan perbaikan yang
disarankan dan jawaban atas pertanyaan: "Apa yang seharusnya direkomendasikan?"
Hubungan antara rekomendasi audit dan penyebab dari kondisi tersebut seharusnya jelas
dan logis. Jika telah ada hubungan, tindakan yang direkomendasikan pasti bias dan layak
diarahkan.

Rekomendasi dalam laporan audit harus menyatakan apa yang perlu diubah atau
ditetapkan. Bagaimana perubahan akan dibuat adalah tanggung jawab auditee.
Rekomendasi yang lebih umum (misalnya perhatian yang lebih besar yang diberikan,
pengendalian ditekankan berulang, membuat pembelajaran, atau perhitungan yang
diberikan) seharusnya tidak digunakan. Biaya dari implementasi dan perbaikan
rekomendasi harus dibandingkan dengan risiko. Rekomendasi harus diarahkan oleh
individu yang mempunyai kemampuan mengambil tindakan.

Contoh Penyusunan Laporan Audit

Berdasarkan Standar 2420-1, komunikasi yang akurat merupakan komunikasi yang


bebas dari kesalahan dan kebohongan dan sesuai kenyataan. Tujuan komunikasi adalah
keterbukaan, tidak sepotong-potong, dan tidak bias. Komunikasi yang jelas adalah
komunikasi yang mudah dipahami dan logis. Komunikasi yang padat adalah komunikasi
yang langsung menuju sasaran dan menghindari penjabaran-penjabaran yang tidak
diperlukan, rincian yang berlebihan, pengulangan, dan penuh dengan kata-kata.
Komunikasi yang membangun akan membantu auditee penugasan dan organisasi
serta memungkinkan pengembangan jika diperlukan. Komunikasi yang lengkap adalah
komunikasi yang tidak menghilangkan sesuatu hal penting. Komunikasi yang tepat waktu
adalah komunikasi dalam waktu, kesempatan, dan media yang tepat.
Prosedur pelaporan audit memainkan peranan yang penting dalam keberhasilan
audit. Model laporan harus disesuaikan dengan kebudayaan organisasi dan kebutuhan
manajemen. Kita harus menyusun informasi minimal yang diperlukan oleh auditor untuk
mempertimbangkan kapan diperlukan keahlian mengomunikasikan hasil kinerja audit
sesuai standar audit. Selain itu, standar laporan milik SKAI yang dapat menggambarkan
bahwa peranan audit sejalan dengan organisasi juga harus diperhatikan.
Berikut disajikan contoh penyusunan laporan audit.

12
A. SAMPUL LAPORAN AUDIT

Sampul laporan audit memuat aspek berikut ini:

1. Judul laporan audit dan unit yang audit


2. Logo perusahan
3. Penyusun laporan audit (SKAI perusahaan)

B. DAFTAR ISI

Daftar isi laporan audit memuat semua subtopik yang dibahas dalam laporan audit
beserta halamannya.
1. Ringkasan eksekutif Halaman
2. Opini audit internal Halaman
3. Latar belakang Halaman
4. Rincian temuan dan rekomendasi Halaman
5. Pernyataan distribusi laporan audit Halaman
6. Lampiran Halaman

C. RINGKASAN EKSEKUTIF
Bagian ini berisi hasil audit secara keseluruhan yang terdiri atas:
1. Judul Laporan
- Jenis Audit
- Nama Auditee
- Tanggal Laporan
2. Tujuan dan Lingkup Penugasan
3. Hasil Audit
Temuan:
Apa yang terjadi saat ini atau apa yang terjadi di masa lalu. Kondisi diukur dengan
kriteria yang ditetapkan.

Kriteria:
Dalam audit keuangan dan kepatuhan, kriteria dapat berupa keakuratan,
materialitas, konsistensi, atau kepatuhan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku atau
persyaratan dari peraturan.

Sebab:
Alasan atas kondisi atau teman-temuan dapat terjadi atau jawaban atas pertanyaan:
"Mengapa ini terjadi?"

Akibat:
Tingkatan risiko yang dapat ditunjukkan/dilihat jika sebab tidak ditangani atau jika
kondisi tidak dikoreksi.

13
Rekomendasi:
Saran bagi auditee untuk melakukan perbaikan yang diperlukan atas temuan audit
di atas.

Tanggapan Auditee:
Jawaban auditee atas temuan hasil audit yang disampaikan dalam tanggapan atas
pemberitahuan audit.

D. PENDAPAT AUDIT INTERNAL


Bagian ini terdiri atas:
1. Tujuan penugasan audit
2. Pendapat auditor, misalnya dapat disajikan dengan efektif atau tidak efektif, efisien
atau tidak efisien, dan juga dapat disajikan dalam bentuk warna misal Hijau
(bagus), Kuning (cukup), Merah (buruk), dan bentuk lain dapat berupa huruf misal
A (bagus), B (cukup), dan C (buruk).
3. Tanda tangan dan tanggal tanda tangan oleh tim yang ditugaskan dan kepala SKAL

E. INTI LAPORAN
Bagian ini berisi hasil audit secara keseluruhan yang terdiri atas:
1. Pendahuluan
- Latar Belakang
Menyajikan dasar dilakukannya penugasan audit. Dalam hal ini dapat
mencantumkan surat tugas dari direktur/kepala SKAI yang melandasi
dilakukannya penugasan.
- Tujuan dan Cakupan
Berisi tujuan umum audit yang dilakukan, cakupan yang menyebutkan prosedur
yang dilakukan secara ringkas (tidak perlu rinci), dan ditutup dengan pernyataan
jangka waktu audit yaitu tanggal dimulai, dan selesainya pekerjaan lapangan audit.
2. Rincian Laporan
- Gambaran Umum
Berisi deskripsi dari auditee.
- Uraian Hasil Audit
Menyajikan temuan yang dikelompokkan sebagai temuan utama dan temuan
lainnya berikut kriteria yang seharusnya dilakukan, kondisi, sebab terjadinya
temuan, akibat yang dapat terjadi atas munculnya temuan tersebut, selanjutnya
disampaikan rekomendasi yang merupakan saran perbaikan oleh KAI serta
tanggapan audit yang berisi jawaban atas draf laporan audit.
3. Pernyataan Distribusi Laporan
Adalah pernyataan bahwa laporan audit bersifat rahasia dan pihak- pihak yang
menerima adalah komite audit, direktur utama, auditee, arsip SKAI
4. Lampiran
Menyajikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.

14
E. KERAHASIAAN LAPORAN
Laporan audit internal merupakan dokumen internal yang harus didokumentasikan,
baik dalam bentuk softfile maupun hardfile, agar memudahkan dalam penugasan
selanjutnya terutama dalam melakukan pemantauan tindak lanjut. Laporan tersebut
juga berisi informasi yang hanya boleh diungkapkan kepada pihak-pihak menerima
laporan saja misal komite audit, direksi, dan auditee.
Laporan audit diklasifikasikan rahasia mengingat beberapa hal sebagai berikut:
1. Laporan yang mengungkapkan kelemahan yang telah dikoreksi pada saat laporan
didistribusikan.
2. Laporan yang mengungkapkan informasi yang sensitif.
3. Laporan mengungkapkan informasi yang diklasifikasikan sebagai "data yang tidak
untuk konsumsi publik".
4. Atas permintaan/kebijakan pimpinan organisasi.
Laporan audit diklasifikasikan penting dan berisi kata-kata laporan rahasia yang
dituliskan pada halaman judul, catatan kaki, dan bagian distribusi laporan yang disajikan
pada body report. Contoh dalam menuliskannya adalah "Rahasia dilarang mengungkapkan
informasi dalam dokumen ini" atau "Laporan ini hanya didistribusikan kepada komite
audit, direksi dan auditee, selain ketiga pihak tersebut dilarang untuk mengungkap
informasi dalam dokumen ini".

15
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam tahap penyelesaian audit, auditor mematangkan berbagai temuan yang telah
dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, objektif, dan
independen. Laporan audit merupakan hasil akhir dari proses audit yang telah selesai
dilaksanakan dan sesuai dengan standar kinerja 2400 IIA menyatakan bahwa: "Auditor
internal harus mengomunikasikan hasil audit" jenis laporan audit ada laporan audit
individual, laporan audit triwulan, dan laporan audit tahunan. Dalam menyajikan temuan
audit agar lengkap maka susunannya terdiri dari kondisi, kriteria, sebab, akibat,
rekomendasi, dan tanggapan. Laporan audit diklasifikasikan penting dan berisi kata-kata
laporan rahasia yang dituliskan pada halaman judul, catatan kaki, dan bagian distribusi
laporan yang disajikan pada body report.

16
DAFTAR PUSTAKA

Faiz Zamzami dan Ihdan Arifin Faiz dan Mukhlis. Audit Internal Konsep
Praktik.Gajah Mada University Press. 2022

17

Anda mungkin juga menyukai