Anda di halaman 1dari 12

Pentingnya

Pengendalian
Internal

Afrian Miftahur Rozaq 17116017


Diva Viona Almira 17102056
Ai Ingga Lestari 17116006
Devita Tri Puspitasari 17102021
Siti Vatwaliyah 16102137
Ridwan Chaniago 16116043
Pengendalian Internal

Berawal dari Pengendalian, pengendalian adalah proses dimana para manajer mengawasi dan mengatur bagaimana
sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien dan efektif.

Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan personel entitas lainnya
yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar mengenai pencapaian tujuan perusahaan.
Internal Control Framework
(COSO Standard)

Kerangka kerja pengendalian internal COSO yang asli, yang dirilis pada tahun 1992, memberikan gambaran yang sangat
baik tentang konsep multidimensi ini, yang mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut:
 
Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel entitas lainnya
yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar mengenai pencapaian tujuan dalam kategori berikut:
● Efektivitas dan efisiensi operasi
● Keandalan pelaporan keuangan
● Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Model COSO dengan cepat diadopsi oleh profesi audit dan akuntansi, pertama kali di Amerika Serikat dan kemudian di
seluruh dunia. Ini menjadi sangat signifikan setelah Sarbanes ‐ Oxley Act (SOx) menjadi hukum yang mensyaratkan
bahwa organisasi pelaporan publik harus membuktikan kecukupan pengendalian internal mereka, menggunakan
kerangka COSO sebagai ukuran.
Kerangka Pengendalian Menurut COSO

1. Operasi (Operation)
Tujuan dari operasi terkait dengan efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya dan juga mencakup seluruh
efisiensi dan efektivitas operasi termasuk tujuan kinerja
operasi dan keuangan serta pengamanan aset dari
kerugian.

2. Pelaporan (Reporting)
Tujuan dari pelaporan meliputi semua pelaporan organisasi
dan tidak dibatasi hanya pada lingkup pelaporan keuangan
saja.

3. Kepatuhan (Compliance)
Pada unsur kepatuhan ini, seluruh aktivitas harus sesuai
dengan kebijakan, ketentuan dan aturan serta undang-
undang yang berlaku. Unsur kepatuhan ini nantinya akan
menentukan apakah perusahaan yang sedang diaudit telah
mengikuti standar atau prosedur yang berlaku.
Komponen Dasar / Prinsip Pengendalian Intenal COSO

01 Lingkungan Pengendalian 02 Penaksiran Risiko


Meliputi sikap manajemen di semua tingkatan Penentuan risiko mencakup penentuan risiko
terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol dari semua aspek organisasi dan penentuan
secara khusus. Juga tercakup struktur organisasi serta kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko.
kebijakan dan filosofi manajemen.

03 Aktivitas Pengendalian 04 Informasi Dan Komunikasi


Mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan Komponen yang penting dari proses
dengan konsep kontrol internal. Meliputi persetujuan, manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi
tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang
pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang operasi kontrol internal memberikan substansi
kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit yang dapat digunakan manajemen untuk
internal. mengevaluasi efektivitas kontrol dan mengelola
operasinya.

05 Pemantauan / Monitoring
Merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan
pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol.
Pengendalian COSO internal memberikan contoh komponen pemantauan terus
menerus terhadap pengendalian internal :

01 Fungsi normal manajemen operasi

02 Komunikasi dari pihak eksternal.

Struktur dan kegiatan pengawasan


03 perusahaan.

04 Rekonsiliasi fisik persediaan dan aset.


SARBANES OXLEY
ACT

SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 Januari oleh


kongres Amerika Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal
sebagai Public Company Accounting and Investor Protection Act
of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan
pengaturan akuntansi perusahaan public yang sering kali disebut
SOX atau Arbox.
Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)

Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah


hokum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli
2002. Undang-undang ini terobosan dan sebagai reformasi
terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi
penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities
Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes
(Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang
disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3 dan Senat dengan suara
99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W.
Bush.
Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) :

1. Meningkatkan kepercayaan public akan


pasar modal.
2. Menerapkan tata pemerintahan yang baik.
3. Menyediakan akuntabilitas yang lebih
baik dengan membuat manajemen dan
direksi bertanggung jawab akan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan kualitas audit
5. Menempatkan penekanan yang lebih kuat
pada struktur di sekitar dunia usaha untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi
kecurangan dan perbuatan tidak baik.
Legalisasi Sarbanes Oxley Act

1) Tanggungjawab Perusahaan
2) Tanggungjawab Auditor
3) Pengungkapan di perluas
4) Analis saham harus dapat mengungkapkan
kemungkinan konflik kepentingan
5) SEC memperluas objek reviewnya
terhadap laporan keuangan perusahaan
Aktivitas SOA

a. Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit dan pihak
manajemen.
b. Mendirikan The Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang independen
dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal.
c. Penambahan tanggungjawab dan anggaran SEC (Securities Exchange Commision) secara
signifikan. Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien.
d. Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud (manipulasi perusahaan)
e. Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest. Menetapkan beberapa
persyaratan pelaporan yang baru.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai