Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN MODAL KERJA

Makalah Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Keuangan

Oleh :
Kelompok 2

M. Naufal Ihtiyaz A 18210012


Adinda Ririn 18210013

Dosen Pembimbing : Hadli, SE., M.Si

UNIVERSITAS IBA PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan
jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap
perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu
antara lain digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan
dan pembayaran biaya-biaya lainnya. Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien
menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka
panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya
perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak
memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek
pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian modal kerja?
b. Bagaimana konsep modal kerja?
c. Apa saja jenis modal kerja?
d. Apa saja komponen modal kerja?
e. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja?
f. Apa sumber modal kerja ?
g. Apa manfaat manajemen modal kerja ?
h. jelaskan penentuan besarnya kebutuhan modal kerja serta contohnya !
i. Struktur Jangka Waktu Modal Kerja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Kerja


Bambang Riyanto (2007 : 20) menyatakan bahwa “pengertian modal kerja
dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar.” Pengertian tersebut sama dengan
pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh Susan Irawati (2006 : 89) bahwa “modal kerja
merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current assets.”
Modal terbagi atas dua apabila dilihat dari neraca yaitu “Modal Aktif” ialah modal yang
tertera di sebalah debit dari neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana seluruh
dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian “Modal pasif” ialah modal
yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber darimana dana
diperoleh. Elemen-elemen dari modal aktif akan selalu berubah-berubah, akan selalu berganti-
ganti baik dalam waktu pendek (kas, persediaan, piutang).Sedangkan nilai dari modal pasif
dalam jangka waktu tertentu adalah relative permanen.
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran modal aktif dapat dibedakan atas :
Ø Aktiva Lancar
Ø Aktiva Tetap
Aktiva Lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi,
dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu
tahun). Dilihat dari pengertian Modal Kerja itu sendiri dari beberapa konsep,aktiva lancar
merupakan elemen dari Modal Kerja.

B. Konsep Modal Kerja


Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa digunakan
untuk analisis, yaitu:
1. Modal Kerja Kuantitatif. Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang
tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut
konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva
lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross
working capital.
2. Modal Kerja Kualitatif. Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi
telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan
demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang
yang segera jatuh tempo.
3. Modal Kerja Fungsional. Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam
menghasilkan penghasilan langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.
C. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja
bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut:
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar
dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus
ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
b. Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan
bias beroperasi dengan tingkat produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan atau
berfluktuasi berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri
dari:
a. Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan
biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.
b. Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi
oleh fluktuasi konjungfur.
c. Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh
keadaan- keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah usaha akan
sehat apabila posisi modal kerjanya stabil, artinya dari dua jenis modal kerja di atas
tersedia.
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama. Hal
ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak
sama dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga mengalami
perubahan.

D. Komponen Modal Kerja


Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu
modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di
atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling
lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk
aktiva lancar adalah:
a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang
logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling
likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial
perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling
rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi
perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang
dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat
berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara
belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka
dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk
jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari
investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani
untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada
seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut
(nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan
tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan
atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan
untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan
penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat
ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang
sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak
lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual
kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan
industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan
yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan
persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh
jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari
pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.
Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di
muka.
2. Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut:
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan..
Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue)
d) Hutang Dividen (Divident Payable)

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja


Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh
suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Sifat atau tipe dari perusahaan
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan
a) dijual serta harga per satuan dari barang tersebut.
3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
4) Syarat penjualan
5) Tingkat perputaran persediaan.

F. Sumber Modal Kerja


Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan
dapat berasal dari:
1. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan
perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini
menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan.
2. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat
berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva
lancar yang segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan
adanya penjualan surat-surat berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal
kerja yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas.
3. Penjualan Aktiva Tidak Lancer. Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah
hasil dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya
yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau
piutang menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.
4. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang
diperlukan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada
para pemilik perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat
mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi
kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa
perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan utang
dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

G. Manfaat Manajemen Modal Kerja


a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan
bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang
mungkin terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
konsumen.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena
tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
g. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan
pengawasan terhadap modal kerja.
H. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor :
a. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian
kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi,
lamanya barang di simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang
b. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah
bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal Kerja makin besar, jika :
· Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
· Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar

I. Struktur Jangka Waktu Modal Kerja


Ada 3 Strategi Pendanaan :
1. Pendanaan Hedging
Strategi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya
kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas.
Strategi ini mendasarkan diri atas matching principle, yang menyatakan bahwa sumber
dana hendaknya disesuaikan dengan berapa lama dana tersebut diperlukan.
2. Pendanaan Konservatif
Pendekatan ini memberikan margin of safety yang cukup besar. Yaitu,sebagian aktiva lancar
bukan permanent, didanai dengan pendanaan jangka panjang.Misalnya, Kalau diperkirakan dana
tersebut akan diperlukan untuk enam bulan, perusahaan mungkin mencari pinjamam dengan
jangka waktu dua belas bulan.
3. Pendanaan Agresif
Pada pendanaan ini perusahaan berani mengambil resiko. Strategi ini berarti mendanai sebagian
kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. Apabila suku bunga kredit jangka
pendek memang lebih rendah dari jangka panjang, maka strategi ini akan dikompensir lebih
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Æ Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai
di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan barang
jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek.
Æ Jenis-Jenis Modal Kerja
Ø Modal Kerja Permanen (permanent working capital)
Ø Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Æ Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada 2 faktor yaitu :
Ø Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Ø Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
Æ Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar
kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Kesalahan atau kekeliruan dalam
pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga
kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali.
Æ Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah :
Ø Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Ø Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
Ø Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan
tentang Manajemen Modal Kerja dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA

Keown, dkk (2008). Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh. Indeks, Indonesia


James, dkk (2009) Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba empat, Jakarta
Manullang. 2005. Pengantar Menejemen Keuangan. Jokjakarta: Andi
Syamsuddin, Lukman. 2007. Menejemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
http://ekonomiplanner.blogspot.co.id/2014/06/contoh-makalah-manajemen-keuangan.html
Prof.Dr.Bambang Riyanto(Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan)

Anda mungkin juga menyukai