DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SMP NEGERI 2 PAKEM
Jl. Tancak Kembar. Ardisaeng. Pakem. Email: spadapakem2005@gmail.com
BONDOWOSO
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KURIKULUM MERDEKA
(1) Pikirkan jumlah suku yang dituliskan pada bentuk aljabar (perhatikan satuannya).
(2) Diskusikan bagaimana kita mengelompokkan bentuk aljabar tersebut berdasarkan ciri-cirinya.
Bentuk aljabar dalam bentuk hasil kali antarbilangan atau antarvariabel, seperti 4x dan xy pada Q
disebut suku tunggal (monom). Variabel atau bilangan suku satu, seperti y dan –6 disebut juga suku
tunggal.
Suku tunggal
4 x 2 xy
y 2 −6 { }
Suku Banyak
10 x +20
2 x +2 y{ }
Bentuk-bentuk aljabar yang diperoleh dari hasil penjumlahan suku tunggal seperti 10x + 20 dan 2x +
2y disebut suku banyak (polinom). Setiap suku tunggal pada bentuk suku banyak disebut suku dari
suku banyak.
B. Derajat dari Bentuk Aljabar
Nyatakan tiap bentuk suku tunggal berikut dengan menggunakan tanda perkalian (×).
Banyaknya variabel yang dikalikan dalam suatu bentuk suku tunggal disebut derajat dari suku
tunggal tersebut. Jika suku tunggal hanya memiliki satu variabel, maka konsep derajat sama dengan
pangkat. Hati-hati jika variabelnya lebih dari satu.
(1) 2x (2) –3x 2 (3) 5x 2 y
1. Penyederhanaan Bentuk Suku Banyak
a. Suku-Suku Sejenis
Saya ingin membeli 3 apel dengan harga masing-masing a rupiah, dan 4 donat dengan
harga masing-masing b rupiah. Namun, saya tidak memiliki uang yang cukup sehingga
saya mengurangi 2 apel dan menambah 2 donat. Nyatakan harga total dari pembelian ini
dengan menggunakan sebuah bentuk aljabar.
Suku-suku yang memiliki variabel yang sama dalam suatu bentuk aljabar, seperti 3a dan
–2a, atau 4b dan 2b dalam bentuk polinom disebut suku-suku sejenis.
Suku-suku sejenis dapat disederhanakan ke dalam satu suku dengan menggunakan sifat
distributif.
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Pengurangan bentuk suku banyak dilakukan dengan cara mengubah tanda pada suku-suku
pengurang dan menambahkannya ke suku yang akan dikurangi.
Dalam melakukan perkalian bentuk suku banyak dan bilangan, secara sederhana gunakanlah
sifat distributif untuk menghilangkan tanda kurung.
Dalam melakukan pembagian bentuk suku banyak dengan bilangan, secara sederhana ubahlah
bentuknya ke dalam perkalian.
Contoh: 3a × 4b
= (3 × a) × (4 × b)
=3×4×a×b
= 12ab
Dalam perkalian bentuk-bentuk suku tunggal yang memuat variabel, tentukanlah hasil
perkalian koefisien-koefisien dan hasil perkalian variabel-variabelnya, lalu sederhanakan
hasilnya.
Contoh:
Terkait sifat yang ditemukan dalam Q, kita tidak dapat memeriksa apakah sifat tersebut
berlaku untuk semua bilangan dengan hanya melakukan perhitungan terhadap bilangan-
bilangan tertentu. Dalam hal ini, dengan menggunakan bentuk aljabar, kita dapat membuktikan
bahwa sifat tersebut berlaku untuk semua bilangan.
Contoh:
Jelaskan dengan menggunakan bentuk aljabar, mengapa jumlah dari tiga bilangan bulat
berurutan adalah kelipatan 3
Cara:
Nyatakan 3 bilangan bulat berurutan dengan menggunakan sebuah variabel dan tunjukkan
bahwa jumlahnya berupa 3 × (bilangan bulat).
Penyelesaian:
Catatan: Ketika kita berbicara tentang kelipatan sebuah bilangan, kelipatan dengan 0 atau
bilangan negatif juga diperhitungkan sebagai kelipatan bilangan tersebut.
Pertama diberikan suatu bilangan asli dua digit. Bilangan kedua diperoleh dari bilangan
pertama, tetapi dengan menukar letak digit satuan dengan digit puluhannya. Jumlah kedua
bilangan tersebut merupakan kelipatan bilangan tertentu. Periksa kelipatan berapakah hasil
penjumlahannya.
Untuk suatu bilangan asli dua digit, dengan memisalkan a sebagai digit puluhan dan b sebagai
digit satuan maka bilangan tersebut dapat dinyatakan sebagai 10a + b.
Dari jumlah pasangan bilangan berikut, mana yang menghasilkan bilangan ganjil dan mana
yang menghasilkan bilangan genap?
(1) (Ganjil) + (Genap) (2) (Genap) + (Genap) (3) (Ganjil) + (Ganjil)
Bilangan genap adalah bilangan yang habis dibagi 2. Dengan kata lain, bilangan genap
merupakan kelipatan 2. Oleh karena itu, jika kita misalkan m adalah bilangan bulat, maka
bilangan genap dapat dinyatakan dengan 2m. Bilangan ganjil tidak habis dibagi 2. Dengan kata
lain, bilangan ganjil selalu lebih besar satu dari suatu bilangan genap. Oleh karena itu, jika kita
misalkan n adalah bilangan bulat, maka bilangan ganjil dapat dinyatakan dengan 2n + 1.
Contoh: Pada gambar di samping, titik O adalah titik tengah garis AB. Jumlah panjang busur
setengah lingkaran dengan diameter berturut-turut AO dan BO adalah sama
dengan panjang busur setengah lingkaran dengan diameter AB. Jelaskan hal ini
dengan menggunakan bentuk aljabar.
Lampiran 3 : Glosarium
bentuk aljabar, penyederhanaan bentuk suku banyak, perkalian dan pembagian bentuk suku tunggal, nilai
bentuk aljabar, penjelasan bentuk aljabar, mengubah persamaan .