Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 3

ANGGOTA KELOMPOK:

1. AGUSTHINUS
2. NOVILIA AKOIT
3. MIRNA MARJIATI
4. MAIA HESTASIA
5. DEWI RATMI
MODUL 04
BILANGAN RASIONAL DAN DESIMAL
 KEGIATAN BELAJAR 1
BILANGAN RASIONAL

 KEGIATAN BELAJAR 2
KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN RASIONAL

 KEGIATAN BELAJAR 3
PERLUASAN NILAI TEMPAT DESIMAL
KEGIATAN BELAJAR 1
BILANGAN RASIONAL
 Pengertian Bilangan Rasional

1. Bilangan rasional merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam


bentuk  a/b dengan a dan b merupakan bilangan bulat serta b ≠ 0.

2. Bilangan rasional dapat disebut juga sebagai bilangan pecahan. Dalam


bilangan rasional berbentuk a/b, bilangan a melambangkan pembilang
dan b merupakan penyebut bilangan rasional.
Contoh Bilangan Rasional

 Beberapa contoh bilangan rasional seperti ,,, dan lainnya.


 Dalam bilangan rasional juga terdapat beberapa operasi sederhana seperti
penjumlahan,pengurangan, perkalian, pembagian, dan operasi bilangan lainnya.

 Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Rasional.

1. + = = + == =

2. = = == =
 Operasi Perkalian Dan Pembagian Bilangan Rasional

 Perkalian pada bilangan rasional bersifat komutatif ( pertukaran )


= x

 Perkalian pada bilangan rasional bersifat asosiatif ( pengelompokan )


x = x
KEGIATAN BELAJAR 2
KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN RASIONAL

 Beberapa Kesulitan siswa dan cara meniadakan kesulitan itu


di uraikan sebagai berikut.
1. Siswa kurang tahu makna dari pecahan, , , dan
2. Siswa kurang memahami perkalian bilangan asli dengan pecahan
 Untuk Memperbaiki kelemahan siswa terhadap masalah ini, antara lain dapat di lakukan
kegiatan berikut : ambil 10 potong karton berukuran ( 1 cm × 10 cm ) dengan warna warna
yang berbeda. Satu potong karton dengan warna tertentu ditentukan sebagai satuan. Potongan
karton yang lain di potong menjadi perduaan, pertigaan dan perempatan.

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pecahan – pecahan yang


senilai
4. Siswa mengalami kesulitan dalam membandingkan dan mengurutkan pecahan

 kesulitan ini dapat di atasi dengan membariskan dua potongan karton tersebut menurut sisi
panjangnnya sehingga akan terlihat potongan karton yang lebih Panjang.

 Misalnya kita ingin membandingkan pecahan terhadap dan pecahan terhadap

5.Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian, misalnya : 1: dan 1 : dan
seterusnya

 untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, jelaskan kepada siswa
dengan bantuan potongan – potongan karton sesuai keperluan.
6. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian, misalnya :
2: dan 4 : dan seterusnya

 untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, jelaskan kepada siswa
dengan bantuan potongan – potongan karton sesuai keperluan.

7.Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian, misalnya : 1: dan 2 : dan
seterusnya

 untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, jelaskan kepada siswa
dengan bantuan potongan – potongan karton sesuai keperluan.
8. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian dalam bentuk
: dan :

 untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, jelaskan kepada siswa
dengan bantuan potongan – potongan karton sesuai keperluan.

9.Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian dalam bentuk :

 untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, jelaskan kepada siswa
dengan bantuan potongan – potongan karton sesuai keperluan.
10. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian sembarang
pecahan :

untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan akan hal ini bawalah mereka untuk
melihat sejumlah kasus atau fakta untuk melihat pola atau aturan umum yang dipakai.
3 : : = 15 = = = ×

2 : = : =3 = =

: :1 = = =

: :1 = =

: : = =

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: : = ×


11. Siswa mengalami kesulitanuntuk mencari penjumlahan

 Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan hal ini, gunakanlah


Kembali potongan potongan karton yang tersedia. Untuk mencari
jumlah, sambungkan bagian potongan masing – masing memanjang ke
luar sebagai pernyataan penmabahan, dan untuk mencari selisih,
sambungkan bagian masing – masing memanjang kedalam sebagai
pernyataan pengurangan. Selanjutnya carilah potongan karton yang
sama Panjang dengan potongan – potongan karton yang tersambung.
KEGIATAN BELAJAR 3
PERLUASAN NILAI TEMPAT DESIMAL
 Kata desimal berasal dari bahasa latin decem yang artinya sepuluh.
 Beberapa sifat system desimal ;
 Menggunakan 10 lambang yang disebut angka ( digit ), yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9 .
 Lambang bilangan 0 sampai 9 mempunyai lambang yang sama dengan lambang-lambang
angka
 Bilangan-bilangan yang lebih dari 9 dinyatakan sebagai suku-suku penjumlahan perpangkatan
dari 10
 Bersifat aditif
 Bersifat posisional
 Penulisan bilangan dalam bentuk posisional , misalnya 12,345,4978,dan 56192,disebut
dalam bentuk baku (standard form ) dan penulisan bilangan dinyatakan sebagai suku-
suku penjumlahan perpangkatan 10 disebut dalam bentuk panjang ( expanded form )

Contoh :

23 = 2 x 10 + 3.

2749 = 2 x 1000 + 7 x 100 + 4 x 10 + 9


Masalah pembelajaran pecahan desimal

 Siswa kurang mampu memahami makna antara lain 2,25 dan 2 sebagai
pernyataan yg sama suatu bilangan.
 Banyak siswa belum memahami translasi kesejajaran perhitungan yang
melibatkan notasi pecahan dn notasi decimal.
 Banyak siswa belum terampil penjumlhan ( bersusun )
 Banyak siswa belum terampil mengganti nama pecahan menjadi decimal
dengan menggunakan pembagian
 Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam mengalikan decimal.
 Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam pembagian.
Persen

 Persen adalah nama lain dari perseratusan, sehingga kata persen dapat
digunakan untuk menggatikan perseratus. Pecahan dapat dinyatakan sebagai
, dan dalam bentuk desimal ditulis 0,25 dan keduanya dibaca sama, yaitu dua
puluh lima perseratus atau 25 persen di tulis 25%.

 Contoh ; 4.8
=… = =
 
Karena 5 x20 = 100 ,maka = = = 40
Rasio

 Rasio adalah suatu perbandingan bagian terhadap keseluruhan ,berarti semua


pecahan adalah rasio ,tetapi tidak semua rasio adalah pecahan.
 Rasio dapat menyatakan perbandingan antara bagian dengan keseluruhan atau
perbandingan bagian dengan bagian

 Contoh ; 4.12
Didalam geometri, setiap lingkaran mempunyai rasio keliling dan garis-garis
tengah dinyatakan dengan huruf yunani  ( pi ), dan hal ini merupakan rasio yang
bukan bilangan rasio.
 Didalam barisan geometri ;
2,6,18,54,142,486,…
Rasio dua suku yang beurutan adalah 3 , yaitu
 = = = = = . . . = 3.
Proporsi

 Proporsi adalah pernyataan tentang kesamaan dua rasio. Dua notasi yang
berbeda yang biasa digunakan seperti berikut ;
 2 : 5 = 6 : 15 atau =
 Dibaca 2 berbanding 5 sama dengan 6 berbanding 15 atau 2 per 5 sama
dengan 6 per 15.

Anda mungkin juga menyukai