Anda di halaman 1dari 20

MODUL 4

Bilangan Rasional dan Desimal

TUTORIAL – 3
TUGAS – 1
SKEMA PERHITUNGAN NILAI AKHIR
TUTOR MENYETOR NILAI
= 70% RATA-RATA NILAI TUGAS (TUGAS 1, TUGAS 2, TUGAS 3) + 30% NILAI
PARTISIPASI (KEHADIRAN, KEAKTIFAN, PARTISIPASI) = 100%

NILAI AKHIR = 50% TUTORIAL + 50% NILAI UAS (UTM/THE)


SYARAT: KEHADIRAN MIN 5X, NILAI UAS >= 30, NILAI TUTOR > NILAI UAS

NILAI UAS > NILAI TUTOR


NA = NILAI UAS 100%

SYARAT TIDAK TERPENUHI


NA = NILAI UAS 100% (JIKA UAS DAPAT 20 MAKA NA = E, WALAUPUN TUTOR
INPUT NILAI 90)

PEMBAHASAN TUGAS TUTORIAL, CLUE

Jelas untuk no.1


Contoh lain:
3/5 x ¼

6/8 : ½

Penjumlahan bilangan bulat


Tertutup, Komutatif, dst
Persamaan satu peubah
Pertidaksamaan satu peubah

Sebutkan contoh2nya:

a. Conttoh lain 135, notasi ilmiah 1,35 x 102


Contoh lain 0,0045 notasi ilmiahnya 4,5 x 10-3
b. Jelas
c. Perbandingan terbalik
MATERI ESENSI MODUL 4
LATIHAN PERSIAPAN UAS (MENGERJAKAN SOAL – KELOMPOK 2)
MODUL 4 – Bilangan rasional dan desimal
Setelah menyelesaikan modul ini, anda diharapkan mempunyai kemampuan sebagai
berikut:
1. Dapat menyebut sifat-sifat bilangan rasional
2. Dapat menjelaskan makna sifat-sifat bilangan rasional
3. Dapat mengidentifikasi ragam kesulitan siswa yang mungkin terjadi dalam
memahami pecahan dan/atau bilangan rasional
4. Dapat menerapkan strategi pembelajaran pecahan yang realistic dan konseptual
5. Dapat mengenal banyak ragam bahan manipulative yang dapat disiapkan guru
untuk mengajar
6. Menjelaskan nilai tempat yang diperluas
7. Menjelaskan bentuk baku, bentuk panjang, dan bentuk pangkat
8. Mengganti bilangan pecahan biasa menjadi pecahan desimal
9. Mengganti bilangan pecahan desimal menjadi pecahan biasa
10. Menyebutkan desimal berakhir dan desimal berulang
11. Menyatakan notasi ilmiah baku desimal berulang
12. Menyebut semua cara memperoleh nilai pendekatan
13. Menjelaskan makna dan hubungan persen, desimal, pecahan, dan persertatus
14. Menyatakan suatu pecahan menjadi desimal dan persen, dan sebaliknya
15. Menjelaskan rasio dan pecahan sebagai perbandingan
16. Menjelaskan, makna pecahan sebagai perbandingan antara bagian dan
keseluruhan
17. Menjelaskan makna rasio sebagai perbandingan antara bagian dan keseluruhan,
serta antara bagian dengan bagian
18. Menyebutkan berbagai keadaan yang berkaitan dengan masalah rasio
19. Menjelaskan rasio sebagai pasangan berurutan
20. Menjelaskan hubungan antara proporsi dan rasio
21. Menjelaskan makna proporsi dalam nilai satuan
22. Menjelaskan makna proporsi dalam faktor pengali
Menyelesaikan masalah proporsi dalam rasio dan antar rasio
1. Pengertian Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan
bilangan bulat p dan q (q≠0) , ditulis dengan p/q, untuk menyatakan nilai x yang
memenuhi hubungan p ; q = x
Contoh:
1 2 8 20
, , , , dan seterusnya.
2 3 9 22

2 4 100 125
Bagaimana jika bilangan , , , , dan lain-lain?
1 2 4 25
Apakah dapat disebut bilangan pecahan?
Jawabannya tentu tidak karena bila disederhanakan menghasilkan bilangan bulat.

2. Pengertian Bilangan Rasional


Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dapat diubah menjadi bentuk p/q
dengan p dan q adalah bilangan bulat dan q tidak sama dengan nol, jika q sama
dengan nol maka hasilnya tidak terdefinisi, bentuk p/q bila diubah menjadi bilangan
desimal angka dibelakang koma akan berhenti disuatu bilangan tertentu atau
menghasilkan angka dibelakang koma yang membentuk pola berurutan.
Contoh:
4 2 3
,1 , , 0.25,10%, dan seterusnya
2 3 5

Lalu, Bagaimana cara menentukan bahwa bilangan desimal adalah bilangan rasional?
Dan bagaimana cara merubah bilangan desimal menjadi bilangan pecahan?

Contoh :
a. Apakah 0,3333… merupakan bilangan rasional?
Jawab:
Bilangan rasional
10x = 3,3333….
x = 0,3333…. (-)
9x = 3 maka x = 3/9 atau 1/3 = 0,33333…
b. Apakah 0,125125… juga merupakan bilangan rasional?
Jawab:
Silahkan coba sendiri

3. Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah suatu bilangan desimal yang tidak berakhir dan tidak
berulang
Contoh:
  3,14159265358979323846...
2  1, 414213562373095....
3  1, 73205080756887729...
e  2, 71828182845904...

4. Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional


p r ps  rq
 
q s qs
Sifat Tertutup
Sifat komutatif
Sifat Asosiatif
Mempunyai Unsur Identias (0)
Mempunyai Invers

5. Operasi perkalian dan pembagian bilangan rasional


p r pr
 
q s qs
p r p s ps
:    kok bisa ??
q s q r qr
p p s p s
 
p r q q r q r p s ps
:      
q s r r s
 1 q r qr
s s r
Sifat tertutup
Sifat Komutatif
Sifat Asosiatif
Sifat Distributif
Mempunyai Unsur Identitas (1)
Mempunyai Invers

6. Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Bilangan Rasional-KB2


a. Siswa kurang tahu makna dari pecahan ½ , 2/3 dam ¾
Memberikan kesempatan yang seluas-seluasnya kepada para siswa untuk
langsung merasakan dan menghayati sendiri makna pecahan dengan
mengerjakan sendiri, dapat menggunakan kertas atau karton
b. Siswa kurang memahami perkalian bilangan asli dengan pecahan
c. Siswa mengalami kseulitan dalam memahami pecahan-pecahan yang senilai

d. Siswa mengalami kesulitan dalam membandingkan dan mengurutkan pecahan


Contoh: pecahan ½ dan 1/3

e. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian misalnya 1 ; ½ , 1 : 1/3


dan seterusnya
Contoh:
1:¼

Ada 4 bagian perempatan dalam satu satuan


f. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian, misalnya 2 : ½, dan
seterusnya
Contoh:
2:½

g. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian misalnya 1 : 3/4 dan
seterusnya
Contoh: 1 : ¾

3 1 1
1:  1  1
4 3 3

h. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian dalam bentuk ¾ :


2/3 dan 2/3 : 3/8
Contoh : 2/3 : 3/8
2 3 7 7
:  1  1
3 8 9 9

i. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian sembarang pecahan


p/q : r/s (sudah dibuktikan diatas)
p r p s
:  
q s q r

j. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari penjumlahan p/q + r/s dan p/q – r/s
Contoh:
Perluasan Nilai Tempat Desimal
a. Bentuk Baku, Bentuk Panjang, dan bentuk eksponen
Contoh:
356 = 3 x 100 + 5 x 10 + 6
356 adalah bentuk baku
3 x 100 + 5 x 10 + 6 x 1 adalah bentuk panjang
3 x 102 + 5 x 101 + 6 x 100 adalah bentuk eksponen

b. Notasi Ilmiah Baku


Notasi ilmiah baku suatu bilangan terdiri dari suatu bilangan b dengan 1  b  10

lambang perkalian, dan perpangkatan n dari 10 dengan n  Z , sehingga secara


singkat dapat dinyatakan sebagai:
b  10n ,1  b  10, n  Z

Contoh:
5 = 5 x 100
7864 = 7,864 x 103
0,62 = 6,2 x 10-1
0,0056 = 5,6 x 10-3

c. Pembulatan
Contoh:
Bulatkan 3546,7346
1) Satuan terdekat menjadi ? 3547
2) Puluhan terdekat menjadi 3550
3) Satu tempat desimal menjadi 3546,7
4) Perseratusan terdekat menjadi 3546,73

d. Desimal (Modul 4.52 – 4.57)


Masalah pembelajaran pecahan desimal
1) Siswa kurang memahami makna antara lain 2,25 dan 2 ¼ sebagai pernyataan
yang sama suatu bilangan
2) Banyak siswa belum memahami translasi kesejajaran perhitungan yang
melibatkan notasi pecahan dan notasi desimal
3) Banyak siswa belum terampil menjumlahkan (bersusun) dengan pecahan
desimal
4) Banyak siswa belum terampil mengganti nama pecahan menjadi desimal
dengan menggunakan pembagian
5) Banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengalikan desimal
6) Banyak siswa mengalami kesulitan dalam membagi desimal

e. Persen (Modul 4.58)


Istilah lain persen adalah perseratusan
Beberapa masalah atau kesulitan yang dihadapi atau dialami para siswa
1) Kesulitan mengaitkan pecahan dan persen
2) Menyatakan suatu bilangan sebagai persen dari bilangan yang lain, yaitu: a
adalah berapa persen dari b?
3) Kesulitan menyatakan suatu bilangan pecahan dalam persen karena penyebut
pecahan bukan merupakan faktor dari 100
4) Kesulitan mengaitkan keadaan yang realistik, yaitu permasalahan yang terkait
dengan keadaan sehari-hari para siswa

f. Rasio (Modul 4.61)


Pasangan terurut bilangan yang menyatakan perbandingan bilangan.
Beberapa masalah atau kesulitan dalam rasio
1) Kesulitan menggunakan pecahan atau bilangan rasional untuk menunjukkan
perbandingan situasi tertentu
2) Kesulitan menyatakan perbandingan dalam bentuk pembagian dan pecahan
3) Kesulitan memahami hubungan kesebangunan dalam geometri dengan
pecahan yang bersesuaian
4) Kesulitan memahami tentang skala

g. Proporsi (Modul 4.65)


Proporsi adalah Pernyataan tentang kesamaan dua rasio
Contoh:
3 9
3 : 5  9 :15 atau 
5 15
Dibaca 3 berbading 5 sama dengan 9 berbanding 15, atau 3 per 5 sama dengan
9 per 15

Beberapa masalah atau kesulitan dalam proporsi


1) Kesulitan dalam memahami makna proporsi sebagai konsep yang lebih luas
dari rasio
2) Kesulitan dalam melakukan pilihan perhitungan untuk memperoleh suatu nilai
yang tidak diketahui dalam proporsi

SELESAI

Bilangan asli, menghitung banyaknya siswa 1,2,3,4,5,6,7 dst


Menghitung panjang sebuah meja = 1,5 meter (bilangan pecahan 3/2)
Bilangan rasional : {bilangan pecahan, Bilangan Asli, Bilangan bulat}
Pecahan dengan bilangan rasional
p/q p/q
4/2 (ini bukan pecahan) 4/2 (4/2 = 2 ini bilangan rasional)
Karena bisa disederhanakan

Akar 2 bilangan irasional


Bilangan
Bilangan Real (nyata) = {bilangan rasional, bilangan irasional}
Bilangan Imajiner (tidak nyata) = {akar negatif 1 “√− }

Soal Bagian 1 No. 11 s/d 15

6. Suatu persegipanjang mempunyai lebar x cm dan panjangnya 3 cm kurangnya dari


dua kali lebarnya. Bila keliling persegipanjang itu 30 cm, maka luasnya = …
A. 54 cm2
B. 56 cm2
C. 50 cm2
D. 44 cm2
Pembahasan:

Lebar = x

Panjang = 2x – 3

K = 2.(P+l)

30 = 2.((2x-3)+(x))

30 = 2.(3x-3)

30 = 6x-6

30+6 = 6x

36 = 6x

36/6 = x

6=x

Lebar = x = 6

Panjang = 2x – 3 =2(6) – 3 = 12-3 =9

Luas = pxl = 9x6 = 54 (A)


1 
7. Pada himpunan A   ,1, 2 dengan operasi perkalian berlaku sifat-sifat berikut,
2 
kecuali ….
A. Terbuka
B. Komutatif
C. Asosiatif
D. Adanya unsur identitas
Pembahasan (Tertutup, komutatif, asosiatif, unsur identitas, dst)

Tertutup : misal 1 dan 2

Maka 1X 2 = 2 ada didalam himpnan

½ dan 2 maka jika dikali = 1

Maka terttup terpenujihi

Komutatif axb = bxa terpenuhi

Asosiati ax(bxc) = (axb)xc terpenuhi

Identits terpenuhi 3.62

A+0=a

Ax1=a

Jawaban: yang salah terbuka (A)

8. Diantara pecahan-pecahan dibawah ini yang merupakan pecahan sederhana adalah


11 1
A. 
33 3
7 1
B. 
14 2
3
C.
16
4 2
D. 
14 7
Pembahasan:
Jawabanya C. jelas

9. Diketahui Q himpunan bilangan rasional dan operasi * pada Q didefinisikan sebagai


2 2
a c a  c  3 2 3 2
       , maka hasil dari  adalah … 
b d b d  4 3 4 3
11
A.
12
145
B.
144
17
C.
144
1
D.
18
Pembahasan

Jawaban C

2 2
3 2 3 2
     
4 3 4 3
9 4 81  64
  
16 9 144
17

144

10. Peragaan di bawah memperlihatkan operasi hitung …

1 1
A. 
2 4
1 1
B. :
2 4
3 1
C. 
4 2
3 1
D. :
4 2
Jawaban : D ¾ : ½

Soal Bagian 2 No. 11 s/d 15

11. Jika panjang kandang ayam Pak Dicki (3x-3)cm dan lebarnya (x+5)cm,
mempunyai keliling 100 cm. panjang dan lebar kandang tersebut adalah:
A. p = 20 , l = 17
B. p = 33 , l = 17
C. p = 23 , l = 18
D. p = 20 , l = 12
Pembahasan:

Persamaan dan pertidaksmaan dengan satu peubah hal 3.69

X yang dikatakan peubah

P = 3x – 3 = 3(12) – 3 = 36 – 3 = 33

l = x + 5 = 12 + 5 = 17

K = 100

K = 2.(P+l)

100 = 2.(3x-3+x+5) = 2.(3x+x-3+5)

100 = 2.(4x+2)

100 = 8x+4

100 – 4 = 8x

96 = 8x

96/8 = x

12 =x
Jawaban : B

12. Dibawah ini merupakan sifat distributif perkalian bilangan rasional adalah:
p r r p
A.    komutatif
q s s q
pr pr
B. 
qs qs

p r t   p r t
C.          asosiatif
q s u q s u

p r t   p r  p t 
D.             distirbutif
q s u  q s  q u
Jawaban :

Distibutif

a x (b + c) = axb + axc

jawaban : D

13. Dibawah ini yang merupakan pecahan sederhana adalah


16
A.
20
10
B.
20
3
C.
7
18
D.
30
Jawaban :

Cari yang tidak bisa disederhakan lagi

c. 3/7
a c a 4 c
14. Hitunglah   2   , jika Q adalah bilangan rasional dan * adalah
b d b 5 d
a c a 7 c 1
operasi pada Q untuk setiap ,  Q dimana  dan ,  adalah
b d b 10 d 2
11
A.
10
12
B.
5
17
C.
10
22
D.
10
Pembahasan:

a c 7 4 1
 2  
b d 10 5 2
27 8 5
  
10 10 10
24 12
 
10 5

15.

Peragaan diatas menyatakan operasi bilangan


3
A. 3:
5
4
B. 4 :
5
5
C. :4
4
5
D. 4 :
4
Jawaban : B Hal 4.36

Anda mungkin juga menyukai