Disusun Oleh :
1. Cahya Kamila Putri (230151604469)
2. Cindy Claudia Putri A S (230151602055)
3. Dora Puapitasari Roziqin (230151607233)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aritmatika Pecahan, Bilangan
Decimal, Perbandingan, Proporsi, Skala dan Operasinya” tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Yuniawatika, S.Pd., M.Pd, selaku
dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD yang telah memberikan tugas
dan membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat
memfasilitasi mahasiswa untuk memahami materi dan menambah pengetahuan sehingga
dapat bermanfaat kedepannya.
Dalam melakukan menyusun makalah ini, kami selaku penyusun tentu menyadari
terdapat begitu banyak kekurangan dalam makalah ini. Dengan demikian, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
1. Latar Belakang…………………………………………………………………………
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
3. Tujuan…………………………………………………………………………………..
MATERI………………………………………………………………………………………..
1. Pecahan dan Operasinya……………………………………………………………….
2. Bilangan Decimal dan Operasinya……………………………………………………
3. Perbandingan, Proporsi dan Skala……………………………………………………….
MIND MAPPING…………………………………………………………………………………
RANGKUMAN…………………………………………………………………………………….
LATIHAN SOAL…………………………………………………………………………………..
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN………………………………………………………………………………
GLOSARIUM…………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu yang mempunyai ciri-ciri khusus, salah satunya
adalah penalaran dalam matematika yang bersifat deduktif aksiomatis yang berkenaan
dengan ide-ide, konsep-konsep, dan simbol yang abstrak. Matematika tersusun secara
hierarki, sehingga dalam pendidikan dan pengajaran matematika perlu ditangani secara
khusus. Matematika tidak hanya sekedar menghafal rumus tetapi siswa harus dapat
mengimplementasikan ilmu matematika untuk memecahkan permasalahan yang ada
disekitar kehidupan mereka
Matematika dianggap berperan banyak bagi kehidupan manusia karena pada
faktanya matematika mendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai kegiatan dalam
sehari-hari. Tujuan mata pelajaran matematika pada intinya adalah agar siswa mampu
memahami konsep matematika, melakukan penalaran, memecahkan masalah, melakukan
komunikasi secara matematis, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan (Wardhani, 208). Salah satu materi matematika yang banyak sekali
penerapannya bagi kehidupan sehari-hari yaitu pecahan.
Pecahan merupakan salah satu kajian penting dalam materi matematika sekolah
dasar. Pecahan mencakup konsep-konsep dasar dan merupakan materi prasyarat untuk
mempelajari dan memahami jenis bilangan yang lain seperti bilangan riil dan bilangan
kompleks. Selain itu, materi pecahan juga sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan
kemampuan penalaran aljabar untuk kelas berikutnya (Yusof & Malone, 2010). Dalam
penyelesaian soal operasi pecahan masih banyak ditemukan kesalahan yang disebabkan
oleh kacaunya pemahaman konsep operasi hitung dasar sehingga rumusnya tidak hafal,
tidak dapat menentukan KPK, tidak bisa menentukan nama lain dari suatu pecahan, dan
tidak dapat menentukan kalimat matematika dari suatu soal cerita.
Bilangan desimal masih berhubungan dengan konsep pecahan. Bilangan desimal
didapatkan dari hasil pembagian antara pembilang dan penyebut bilangan pecahan.
Menurut Slamet Riyadi (2008 : 15) bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri dari dua
angka atau lebih disertai dengan tanda koma yang memiliki arti persepuluh, perseratus,
perseribu dan seterusnya.
Proporsi merupakan konsep penting yang ada dalam matematika. Dalam mengerjakan soal
atau menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari pasti tidak jauh dari proporsi.
Menurut Dole, Clarke, Wright, dan Hilton (2012) pemahaman proporsi dan rasio sangat
dibutuhkan dalam beberapa topik pada matematika. Banyak hal yang berhubungan dengan
proporsi, dalam kegiatan menghitung seperti perbandingan, skala dan lain-lainnya
membutuhkan pemahaman proporsi. Maka dari itu, konsep ini sangat penting untuk
dikembangkan agar siswa dalam menyelesaikan masalah tidak mengalami kesulitan.
Konsep ini mengajak siswa untuk memahami konsep-konsep dalam matematika lebih
fleksibel, dengan demikian pembelajaran matematika menjadi bermakna.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi fokus penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pecahan dan bagaimana operasinya?
2. Apa yang dimaksud dengan bilangan desimal dan bagimana operasinya?
3. Apa yang dimaksud dengan perbandingan, proporsi, dan skala serta bagimana
operasinya?
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian pecahan dan operasinya.
2. Untuk mengetahui pengertian bilangan desimal dan operasinya.
3. Untuk mengetahui pengertian perbandingan, proporsi, dan skala serta bagaimana
operasinya.
MATERI
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian yang
utuh. Contoh : Ibu memiliki sebuah cake yang akan diberikan kepada 5 anggota
keluarganya dan masing-masing anggota keluarga harus mendapat bagian yang
1
sama. Maka masing-masing anggota keluarga mendapat bagian dari cake
5
1
tersebut. Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing-masing potongan. Pada
5
1
lambang bilangan , 5 disebut sebagai penyebut yang menunjukkan banyaknya
5
bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan (utuh) . Sedangkan, 1 disebut
pembilang yang menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi perhatian pada saat
tertentu.
1
Yang diarsir adalah
4
dibaca satu per empat
3
Yang diarsir adalah
8
Dibaca tiga per delapan
1
Yang diarsir 6
Dibaca satu per enam
2
Yang diarsir 8
Dibaca dua per delapan
● Macam-macam Pecahan
A. Pecahan Biasa
Pecahan biasa atau dapat disebut sebagai pecahan merupakan bentuk pecahan yang kita
𝑎
lihat biasanya. Pecahan biasa berbentuk dengan a adalah pembilang dan b adalah
𝑏
penyebut.
2
Contoh merupakan suatu pecahan biasa dengan 2 sebagai pembilang dan 5 sebagai
5
penyebut.
Pecahan biasa berupa pecahan murni atau tidak murni. Pecahan murni apabila nilai
1 3 5
pembilan lebih kecil daripada nilai penyebut (a < b), contoh : , , , dsb, sedangkan
2 4 6
pecahan tidak murni apabila nilai pembilang lebih besar dari nilai penyebut ( a > b),
4 25 11
contoh : , , , dsb
3 7 6
B. Pecahan Campuran
Pecahan campuran merupakan jenis bilangan pecahan yang terdiri dari bagian bilangan
𝑎
bulat dan bagian bilangan pecahan. Pecahan campuran berbentuk c 𝑏 dengan c
𝑎 3
merupakan bilangan bulat dan merupakan bilangan pecahan. Contoh : 1 4 , 1
𝑏
3
merupakan bilangan bulat dan 4 merupakan bilangan pecahannya.
3
Gambar diatas merupakan contoh pecahan campuran dari 1 4
C. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah dua atau lebih pecahan yang bernilai sama (tetap) walaupun
pembilang dan penyebutnya berbeda. Pecahan senilai diperoleh dengan mengalikan
pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bilangan tidak nol yang sama. Pada
1 2 4
contoh diatas dapat diketahui 2 = 4 = 8
D. Pecahan Desimal
Pecahan desimal merupakan salah satu bentuk nilai pecahan dengan penyebut 10, 100,
1000, dan seterusnya. Penulisan bilangan pecahan desimal dengan menggunakan tanda
koma.
Contoh bentuk pecahan desimal :
5
Bilangan persepuluh misalnya ditulis dengan 0,5
10
25
Bilangan perseratus misalnya ditulis dengan 0,25
100
178
Bilangan perseribu misalnya ditulis dengan 0,178
1000
● Menyamakan penyebut
Apabila dua pecahan yang memiliki nilai penyebut berbeda. Untuk mendapatkan hasil kita
bisa menyamakan kedua penyebut tersebut. Misalnya dengan mengalikan kedua penyebut
atau menggunakan angka yang dapat membagi kedua penyebut tersebut.
Contoh :
2 1
1. Pecahan dan 4 , untuk mencari penyebut yang sama diperoleh dari KPK penyebut
3
pada masing-masing pecahan. KPK 3 dan 4 adalah 12.
2 1 12 ÷3 × 2 8 12 ÷4 ×1 3
dan = = dan =
3 4 12 12 12 12
3 5
2. + 12
8
Cara menghitung
3 × 12 = 36
8 × 12 = 96
5 × 8 = 40
12 × 8 = 96
3 5 36 40 76
+ = 96 + 96 = 96
8 12
76
Karena bukan pecahan sederhana, maka harus disederhanakan.
96
Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan cepat yaitu membagi
pembilang dan penyebut dengan FPB dari pembilang dan penyebut tersebut.
FPB dari 76 dan 96 adalah 4, maka :
76 ÷ 4 = 19
96 ÷ 4 = 24
19
Maka, pecahan paling sederhananya adalah 24
.
Dari peragaan diatas dapat dinyatakan bahwa bila bangun dipotong dan dibandingkan
1 3 3 3 3 1 3 3 3
luasnya maka akan tampak < , > , < 1, < , >
2 4 4 8 4 2 8 4 8
2 1
4 4
2
Dari gambar bangun diatas dapat kita lihat jika bagian yang diarsir lebih besar dari
4
1 2 1
, sehingga dapat disimpulkan bahwa 4 > 4
4
2 4
6 6
2 4
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa 6 < 6
3. Membandingkan pecahan dengan penyebut berbeda
Membandingkan pecahan dengan penyebut yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyamakan penyebut dari pecahan
tersebut. Cara yang dapat dilakukan dengan mencari KPK dari masing-masing
penyebut bilangan pecahan tersebut.
1 1
Contoh : Jika membandingkan bilangan pecahan dan . Maka dengan cara
4 6
mencari KPK dari 4 dan 6 kita akan tahu perbandingan dari bilangan pecahan
tersebut. KPK dari 4 dan 6 adalah 12, maka kita kalikan pembilang dan penyebut
dari dua bilangan pecahan tersebut dengan angka sama yang hasilnya adalah 12
1 3 3 1 2 2
× = dan 6 × =
4 3 12 2 12
2. Setelah berhasil menyamakan penyebut dari dua bilangan pecahan tersebut, maka
langkah selanjutnya adalah membandingkannya
1 1 3 2 1 1
Hasil perbandingan dari 4 dan adalah 12 > =4 >
6 12 6
1 1
8 4
Dari gambar diatas, untuk membandingkan pecahan, maka mencai KPK dari 8 dan 4
adalah 8.
1 1 1 2 1 2 1 1
dan = 8 dan , sehingga < , <
8 4 8 8 8 8 4
5 3
Dari gambar bangun diatas dapat dilihat jika bagian yang diarsir lebih besar dari 6
6
3 2 2 3
dan lebih besar dari , sehingga dapat diurutkan dari terkecil ke terbesar maka ;
6 6 6 6
5 5 3 2
; 6 . Dan jika diurutkan dari terbesar ke terkecil maka ; ;
6 6 6
1 12 ÷2 ×1 6
= = 12
2 12
3 12 ÷4 ×3 9
= =
4 12 12
4 12 ÷6 ×4 8
= =
6 12 12
9 8 6 3 4 1
Urutan dari yang terbesar ke terkecil yaitu ; ; atau ; ;
12 12 12 4 6 2
6 8 9 1 4 3
Urutan dari yang terkecil ke terbesar yaitu 12 ; ; atau 2 ; ;4
12 12 6
2 3 5
Dari gambar diatas diketahui bahwa 6 + 6 = 6
Dengan menggunakan algoritma maka dapat diselesaikan dengan cara :
2 3 2+3 5
+ = =
6 6 6 6
1 1 3
+ =
2 4 4
Dari peragaan diatas tampak bahwa hasil akhir dari penjumlahan bilangan tersebut
3
adalah
4
Dengan menggunakan algoritma, permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan cara
1 1 1 2+1 3
+4=4+ =4
2 4
3 1
Apabila permasalahan berkembang menjadi + maka, langkah pertama yang
8 6
dilakukan harus mencari penyebut persekutuan. Satu cara untuk membantu
menentukan penyebut persekutuan adalah dengan mendaftar pecahan-pecahan senilai
untuk setiap pecahan. Sehingga akan memperoleh penyebut yang nilainya paling kecil
yang tepat diambil.
3 6 9 12 15 21
Contoh : 8 = = = = =
16 24 32 40 56
1 2 4 5 6 7 7
= 12 = = = = = 48
6 24 30 36 42
Dari hasil kedua daftar tersebut, maka pecahan yang mempunyai penyebut sama yaitu
4 9
𝑑𝑎𝑛 . Hal ini dapat membantu menyadari bahwa terdapat lebih dari satu pasang
24 24
penyebut persekutuan untuk kedua pecahan. Salah satu pasangan yang penyebutnya
nilainya paing kecil (ternyata penyebutnya merupakan KPK dari kedua penyebut )
dapat digunakan untuk menjumlah atau mengurangi pasangan pecahan yang tidak
sama penyebutnya.
Ketika KPK sudah dipelajari maka selanjutnya model abstrak dapat dilakukan
1 1 1×2 1×1 2 1 3
+ = + = + =
2 4 2 ×2 2×2 4 4 4
KPK dari 2 dan 4 adalah 4. Maka penyebutnya adalah 4
1 2 1 ×5 2 ×3 5 6 11
3
+5= 3 ×5
+ 5 ×3
= 15
+ 15 = 15
KPK dari 3 da 5 adalah 15. Maka penyebutnya adalah 15
Cara 2
Mengubah pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa terlebih dahulu, kemudian
dioperasikan
Contoh :
1 2 3 ×2+1 3 ×2+2 7 8 15
23 + 23 = 3 + 3 = 3 + 3 = 3 = 5
1 1 3 × 3+ 1 1
33 + 5 = +5
3
10 1
= +
3 5
10 ×5 1×3
= 3 ×5
+
5×3
50 3
= +
15 15
53
= 15
8
=3
15
2 1 10 4 6
− = 20 - 20 = 20
4 5
6 1
=6-6
5
=6
Cara 2
Mengubah pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa terlebih dahulu kemudian
baru dioperasikan
1 2 ×3+1 7
3 = =
2 2 2
2 3×2+2 8
23 = =
3 3
7 8 21 16 5
− = − =
2 3 6 6 6
2 6 12 12 ÷4 3
Contoh : 5 × = 40 , dapat disederhanakan menjadi 40 ÷4 =
8 10
Contoh :
5 2 5 4 20
÷ = 6 × 2 = 12
6 4
5 9 5 7 5
÷ = × =9
7 7 7 9
𝑎 𝑎
Apabila bilangan asli dibagi dengan pecahan biasa, maka c ÷ 𝑏 = 𝑐 × .
𝑏
Dimana c adalah bilangan asli
3 7 5×7 35 2
Contoh : 5 ÷ 7 = 5 × 3
= 3
= 3
= 11 3
2. BILANGAN DESIMAL DAN OPERASINYA
Bilangan desimal adalah salah satu bentuk lain dari suatu bilangan yang penulisannya
menggunakan tanda koma (,). Penyebut dari pecahan desimal adalah 10 atau kelipatan dari
10 (10, 100, 1000, dan seterusnya).
35 35 × 8 280
= = 1000 = 0,280 = 0,28
125 125 × 8
20 20 ×4 80
= = = 0,80
25 25 ×4 100
Selain langkah di atas terdapat cara lain yaitu dengan membagi pembilang dengan
penyebut.
5
Contoh : 4
5
Jadi pecahan 4 = 1,25
4 4 ÷2 2
0,4 = 10 = =5
10÷2
3. Mengubah desimal dalam bentuk persen
Cara mengubah pecahan desimal ke bentuk persen adalah dengan mengubah pecahan
desimal menjadi pecaha biasa, kemudian diubah ke bentuk perseratus. Contoh :
6 6 × 10 60
0,6 = 10 = 10 × 10 = = 60 %
100
72
0,72 = 100 = 72%
29
29% = 100 = 0,29
Contoh :
a) 0,54 + 0,34 =
0, 54
0, 34
--------- +
0, 88
Jadi, 0,54 + 0,34 = 0,88
b) 2,56 + 3,1 =
2,56
3,1
----------- +
5,66
Jadi 2,56 + 3,1 = 5,66
c) 2, 03 – 1,65 =
2,03
1,65
-------- -
0,38
Jadi 2,03 – 1, 65 = 0,38
2150 225
21,50 – 2,25 = −
100 100
1925
= = 19,25
100
Cara 1
3 6 13 6 78
1,3 × 0,6 = 110 × = × 10 = = 7,8
10 10 10
Cara 2
1,3 memiliki satu lambang dibelakang koma
0,6 memiliki satu lambang dibelakang koma
Jadi hasil perkaliannya terdapat dua bilangan dibelakang koma
1,3
0,6
----- ×
0,78
Jadi hasil perkalian 1,3 × 0,6 = 0,78
36 3 36 10 360
3,6 ÷ 0,3 = ÷ = × = = 12
10 10 10 3 30
Abacus 4 dan 1
1. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai adalah perbandingan dengan rasio kedua variabel adalah konstan.
Pada perbandingan senilai, jika nilai salah satu besaran semakin besar, nilai besaran yang
lain juga akan semakin besar.
Perhatikan tabel hubungan antara banyak bulpoin dan harga bulpoin berikut ini :
Banyak Bulpoin Harga Bulpoin
1 400
2 800
3 1.200
4 1.600
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
Banyak bulpoin pada baris pertama 1
=
Banyak bulpoin pada baris kedua 2
Oleh karena itu perbandingan banyak bulpoin sama dengan perbandingan harga bulpoin,
maka perbandingan tersebut senilai. Jika jumlah bulpoin yang dibeli semakin banyak, akan
semakin besar pula harga yang harus dibayar. Secara matematis perbandingan senilai dapat
x1 𝑦1
dinyatakan sebagai berikut. =
𝑥2 𝑦2
Contoh :
Harga 4 bulpoin adalah Rp. 8.000. Berapakah harga 9 bulpoin ?
4 8000
=
9 𝑥
4x = 8.000 × 9
4x = 72.000
72.000
x = 4
x = 18.000
Jadi harga 9 bulpoin adalah Rp.18.000
Perbandingan berbalik nilai adalah kebalikan dari perbandingan senilai. Perbandingan ini
mempunyai rasio kedua variabel yang tidak konstan (berubah-ubah). Pada perbandingan
berbalik nilai, jika nilai salah satu besaran semakin besar, nilai besaran yang lain akan
semakin kecil, dan sebaliknya. Perhatikan tabel hubungan antara banyak anak dan banyak
kelereng yang diterima setiap anak sebagai berikut.
Banyak Anak Banyak Kelereng yang Diterima Setiap
Anak
3 30 butir
5 18 butir
9 10 butir
10 9 butir
15 6 butir
Jumlah kelereng dapat diketahui dari hasil perkalian banyak anak dan banyak kelereng
yang diterima setiap anak
Dari tabel diatas, dapat diketahui sebagai berikut.
Banyak anak pada baris pertama 3 1
= =
Banyak anak pada baris ketiga 9 3
Perbandingan banyak anak merupakan kebalikan dari perbandingan banyak kelereng, maka
perbandingan tersebut berbalik nilai. Jika jumlah anak makin banyak, jumlah kelereng yang
diterima semakin kecil. Secara matematis, perbandingan berbalik nilai dinyatakan sebagai
x1 𝑦2
berikut. 𝑥2 = 𝑦1
Contoh :
Suatu pekerjaan jika dikerjakan 8 orang akan selesai dalam 18 hari. Jika pekerjaan tersebut
dikerjakan oleh 12 orang, maka berapa hari pekejaan tersebut dapat diselesaikan ?
Penyelesaian :
Banyak pekerja 8 orang = 18 hari
Banyak pekerja 12 orang = x
8 𝑥
= 18
12
8 ×18 14
x= = 12 = 12
12
Jadi, dengan 12 orang, pekerjaan tersebut akan selesai dikerjakan dalam 12 hari
● Proporsi
Proporsi merupakan konsep penting yang ada di matematika. Dalam matematika,dua
variabel dikatakan sebanding atau berada dalam hubungan proposional atau
kesebandingan, jika keduanya saling terkait melalui perkalian dengan sebuah konstanta.
Apabila dua perbandingan atau rasio besar atau nilainya sama, maka akan membentuk
𝐴 𝐶
sebuah proporsi. Perbandingannya dinyatakan = atau A.D = B.C. Contoh proposi
𝐵 𝐷
Misalkan pada sebuah toko swalayan 7 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 10.000,00.
Di toko swalayan lain 21 butir jeruk super dijual dengan harga Rp. 30.000,00. Pada toko
swalayan mana harga jeruk super lebih murah? Kita tahu bahwa harga satu butir jeruk pada
toko swalayan pertama adalah 10.000 dibagi 7 dan di toko swalayan kedua adalah 30.000
dibagi 21. Karena 10.000 dibagi 7 dan 30.000 dibagi 21 sama hasilnya, maka harga jeruk
di kedua toko itu sama.
10 5 10 5 .2
Persamaan = merupakan proporsi sejak =
12 6 12 6 .2
Contoh : SD Alexandria memesan 3 karton susu coklat untuk 7 siswa. Jika sekolah tersebut
memiliki jumlah siswa 581 orang, maka berapa karton susu coklat yang dipesan ?
Untuk mengerjakan soal diatas maka harus membuat proporsi menggunakan rasio karton
susu
3 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛 𝑠𝑢𝑠𝑢 𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛 𝑠𝑢𝑠𝑢
=
7 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 581 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Cara menyelesaikannya maka menggunakan perkalian silang dari rasio
3 × 581 = 7 × 𝑛
3 ×581
n = 7 = 249
Jadi, sekolah tersebut harus memesan 249 karton susu coklat
● Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak pada gambar dengan jarak sebenarnya.
Perhatikan bahwa pada peta suatu daerah atau wilayah selalu tercantum skala misalnya 1 :
2000. Skala tersebut berarti jarak 1 cm pada peta menyatakan jarak sesungguhnya sebesar
2000 cm. Jadi skala merupakan perbandingan antara ukuran gambar dengan ukuran
sebenarnya. Dalam menghitung skala terdapat rumus yaitu sebagai berikut :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎
Skala = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Contoh :
Jarak antara kota Bogor dan kota Jakarta mencapai 150 km. Jika jarak antara kedua kota
ini hanya berkisar 3 cm, berapa skala yang dipakai untuk menggambar peta ?
150 km = 15.000.000 cm
Maka skalanya adalah
3
= 15.000.000
1 𝑐𝑚
=
5.000 .000 𝑐𝑚
= 1 : 5.000.000 cm
Contoh :
Pada sebuah peta berskala 1 : 10.000.000 jarak antara kota A dan kota B adalah 5 cm.
Berapakah jarak sebenarnya antara kota A dan kota B ?
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎
Jarak sebenarnya =
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
5 𝑐𝑚
= 1∶10.000.000
10.000.000
= 5 cm × 1
= 50.000.000 cm
Jadi jarak sebenarnya antara kota A ke kota B adalah 50.000.000 cm atau 50 km
Contoh :
Suatu peta memiliki skala 1 : 300.000 dan diketahui jarak antara kota A dan kota B adalah
12 km. Berapakah jarak tempat ituu pada peta ?
Jarak pada peta = skala × jarak sebenarnya
1
= 300 .000 × 1.200.000 𝑐𝑚
1.200 .000
= cm
300.000
= 4 cm
● Golden Rasio
Dalam matematika, dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas ( 𝜑 ) jika rasio
antara jumlah kedua nilai itu terhadap nilai yang besar sama dengan rasio antara nilai besar
terhadap nilai kecil. Nilai yang lebih besar dilambangkan dengan huruf a, sedangkan nilai
yang lebih kecil dilambangkan dengan huruf b
Dua nilai a dan b dinyatakan berada dalam hubungan rasio emas 𝜑 jika
𝑎+𝑏 𝑎
𝑎
= 𝑏
= 𝜑
Salah satu cara untuk menemukan nilai φ adalah dengan memulai pembagian sisa. Dengan
𝑏 1
cara menyederhanakan pembilang dan penyebutnya dalam 𝑎 = 𝜑
𝑎+𝑏 𝑏 1
= 1+ =1+
𝑎 𝑎 𝜑
Hal ini menunjukkan
1
1+ =𝜑
𝜑
Dikalikan dengan 𝜑
𝜑 +1 = 𝜑2
Yang dapat diatur menjadi
𝜑2- 𝜑– 1 = 0
Dengan menggunakan formula kuadrat menghasilkan hasil positif yakni sebagai berikut
Dari perhitungan persamaan kuadrat, dapat diambil nilai positifnya, yakni sebagai beiku
1+ √5
𝜑= ≈ 1.6180339887 …
2
MIND MAP
RANGKUMAN
𝑎
1. Bilangan pecahan merupakan salah satu kelompok bilangan dengan bentuk dimana a dan b
𝑏
merupakan bilangan bulat. B ≠0
2. Pecahan terdapat beberapa jenis seperti pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan senilai,
pecahan desimal, pecahan persen dan permil
3. Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan membaginya menggunakan bilangan terbesar
yang membagi pembilang dan penyebut sekaligus
4. Membandingkan pecahan yaitu membandingkan dua nilai pecahan. Cara membandingkan pecahan
dengan mengalikan pembilang pecahan pertama dengan penyebut kedua dan sebaliknya.
5. Terdapat operasi pecahan antara lain penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
pecahan
6. Bilangan desimal adalah salah satu bentuk lain dari suatu bilangan yang penulisannya
menggunakan tanda koma (,). Penyebut dari pecahan desimal adalah 10 atau kelipatan dari 10 (10,
100, 1000, dan seterusnya).
7. Terdapat beberapa operasi pada bilangan desimal yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
8. Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan
dinyatakan dengan cara yang sederhana
9. Proporsi adalah dua variabel berada dalam hubungan proposional atau kesebandingan, jika
keduanya saling terkait melalui perkalian dengan sebuah konstanta. Apabila dua perbandingan
atau rasio besar atau nilainya sama, maka akan membentuk sebuah proporsi
10. Skala adalah perbandingan antara jarak pada gambar dengan jarak sebenarnya.
11. Golden rasio adalah dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas ( 𝜑 ) jika rasio antara
jumlah kedua nilai itu terhadap nilai yang besar sama dengan rasio antara nilai besar terhadap nilai
kecil.
LATIHAN SOAL
2. Sebuah truk memerlukan 30 liter bensin untuk mnempuh jarak 240 km. Jika bensin berisi 18
liter maka truk hanya dapat menempuh…km
a.224 km
b.164 km
c. 234 km
d. 144 km
3. 15.000 kg campuran kerikil dan pasir terdiri dari 20% pasir. Tentukan jumlah pasir (kg) yang
harus ditambahkan untuk menghasilkan campuran dengan 30% krikil !
a.55.000 kg
b. 25.000 kg
c. 45.000 kg
d. 35.000 kg
4. Pak jaya adalah seorang petani. Ia mempunyai ladang seluas 8,8 hektare. Ia ingin membagi
ladang tesebut menjadi 5 bagian yang sama besar untuk ditanami tanaman palawija. Berapakah
luas setiap bagian lahan yang akan ditanami palawija tersebut dalam bentuk pecahan desimal ?
a. 1,7 hektare
b. 1,17 hektare
c. 1,76 hektare
d. 1,70 hektare
5. Terdapat dua buah persegi panjang. Sebut saja persegi panjang A dan persegi panjang B.
Persegi panjang A mempunyai panjang 12 cm dan lebar 4 cm. Jika persegi panjang B
mempunyai ukuran 4 kali lebih besar dari persegi panjang A, maka berapa panjang dan lebar
persegi panjang B?
3 3 5
7. Hitung hasil dari 1,2 × +2 kemudian bagi hasilnya dengan 10 , Berapakah hasilnya?
2 4
31
a. 10
37
b. 10
19
c. 10
23
d.
10
8. Seorang koki membagikan pancake kepada 400 anak-anak. Pada masing-masing anak mendapat
8 pancake. Jika seandainya pancake itu dibagikan kepada 8000 anak. Beapa banyak pancake
yang diterima oleh masing-masing anak?
a.4 pancake
b. 5 pancake
c. 6 pancake
d. 7 pancake
9. 8 tahun yang lalu umur Aji sama dengan 3 kali umur Bayu. Pada tahun ini umur Aji menjadi 2
kali umur Bayu. Berapakah jumlah umur mereka ?
a.48
b. 46
c. 44
d. 42
10. Peta desa Samudra mempunyai panjang 100 cm dan lebar 40 cm dengan skala 1 : 50.000. Jika
peta tersebut akan diperbesar 2 kali lipat dengan panjang 200 cm dan lebar 80 cm. Maka skala
baru peta tersebut adalah
a.1 : 125.000
b. 1 : 75.000
c. 1 : 100.000
d. 1 : 25.000
Essay
1. Diketahui sebuah ember berisi 5,75 liter air. Jika air tersebut harus dibagi dalam perbandingan
1 : 3 antara 2 ember, berapa liter air yang ada pada masing-maing ember ?
2. Tentukan nilai dari hasil operasi bilangan desimal berikut (1,25 + 0,3) – (0,6 × 0,2) + (0,4
111
÷0,5). Setelah mendapatkan hasilnya, kurangi dengan 100 . Hasil dari pengurangan tadi,
6
kurangi lagi dengan 250 . Setelah mendapatkan hasilnya tambahkan dengan hasil dari
(√ 20164 − √ 19321)!
3. Dalam sebuah gambar rumah, lebar rumah 30 cm dan tinggi pintu 5 cm. Jika tinggi pintu
sebenarnya 2,75 m. Tentukan lebar rumah sebenarnya dari factor skalanya?
3 2
4. Hitung hasil penjumlahan dari 5 4 + 2 8 , kemudian hitung juga hasil pengurangan dari
1
keduanya. Setelah itu, kalikan hasil penjumlahan dua pecahan tadi dengan 3 dan bagi hasil
4
1
pengurangannya dengan 2 . Jumlahkan hasil dari perkalian dan pembagian bilangan tersebut !
3
3 1 45
5. Hitung hasil perkalian pecahan 54 × 3 lalu hasilnya kurangi dengan kemudian bagi
6 4
20
dengan . Berikan hasilnya dalam bentuk bilangan desimal !
2
KATA RUJUKAN
Subekti, M Syaban. 2019. Makalah Bilangan Desimal, Persen, dan Operasi Hitungnya
https://www.academia.edu/10635547/MAKALAH_BILANGAN_DESIMAL_PERSEN_
DAN_OPERASI_HITUNGNYA
Aritmatika : Sebuah cabang ilmu dari matetaika yang mempelajari mengenai operasi-operasi
bilangan dasar
Bilangan : Suatu konsep matematika yang digunakan dalam pencacahan dan pengukuran
Desimal : Bilangan pecahan yang penyebutnya merupakan kelipatan 10 kemudian ditulis dengan
menggunakan koma
Perbandingan ; Ukuran yang digunakan untuk membandingkan suatu nilai terhadap nilai lainnya
dengan satuan sejenis
Persen : Sebuah angka atau perbandingan untuk menyatakan bilangan pecahan yang berpenyebut
seratus
Proporsi : Suatu kalimat yang menyatakan bahwa dua perbandingan bernilai sama
Sistematis : Teratur
Rasio : Angka yangmenunjukkan hubungan secara matematis antara satu jumlah dengan jumlah
lain