Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA V
SD NEGERI 31 LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/2022

Diajukan Sebagai Tugas


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting dikuasai siswa di
sekolah karena banyak kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari ini
dikemukan oleh Sutjipto (Yuhasrianti, 2012:81) matematika merupakan pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis. Pembelajaran
matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal bagi siswa untuk berpikir
logis, analitik, sistematis, kritis dan kreatif (Sundayana, 2013:2).

Matematika adalah ilmu yang diperoleh melalui tangga musik dan


rasional, konsep matematika yang dikembangkan adalah logika tentang bukti,
ide-ide empiris tentang hukum eksakta dan hukum alam, konsep operasi,
matematika bergerak dari deskripsi yang bersifat statis pada deskripsi yang
bersifat dinamis (Hamdani, 2011:53). Menurut Susanto (Diantari, 2014:2)
matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja. Menurut
Abdurrahman (2010:253) matematika merupakan bidang studi yang dipelajari
oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi.

Pengalaman peneliti selama melaksanakan program pelaksanaan


penerapan perangkat pembelajaran (P3) di SD Negeri 31 Lubuklinggau, pada
saat siswa diberikan soal-soal. Siswa kelas V tidak dapat mengerjakan soal
tersebut, ini mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas V di SD
Negeri 31 Lubuklinggau rendah. Nilai rata-rata ulangan harian sebesar 68
sedangkan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada sekolah
tersebut yaitu 72. Dari 94 siswa hanya 46 (47,27%) siswa yang mencapai
KKM dan 52 siswa (52,73 %) mendapat nilai di bawah KKM.
Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, menurut Trianto (Bungel,
2014:2) disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional.
Seharusnya, pembelajaran matematika di dalam kelas menjadikan siswa
sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa dapat aktif dalam membangun
pengetahuannya secara mandiri. Adapun rendahnya hasil belajar matematika
siswa kelas V SD Negeri 31 Lubuklinggau disebabkan beberapa faktor,
diantaranya; kurang variasinya model pembelajaran yang digunakan oleh
guru, siswa kurang termotivasi untuk belajar, siswa belum mampu
mengaplikasikan pengetahuannya, kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep matematika, ketidaktahuan siswa terhadap masalah yang akan
dipecahkan, serta siswa belum mampu menentukan rumus dengan tepat dalam
penyelesaian soal. Akibatnya, Nilai hasil ulangan harian siswa masih rendah
dan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sehingga
siswa diharuskan untuk mengikuti program remedial.

Dengan kondisi dan permasalahan tersebut diperlukan suatu upaya


setrategis dan efektif guna meningkatkan hasil belajar matematika. Salah
satunya dengan menerapkan model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Menurut Arend (Bungel, 2014:3) Pembelajaran Problem Base
Learning (PBL) dapat menjadikan siswa mandiri dalam menyelesaikan soal
yang diberikan. Menurut Rusman (2010:247) menyatakan bahwa Problem
Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran dengan penggunaan
kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok
untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan konstektual.

Selain itu menurut Tan (Gunantara, 2014:2) model Problem Based


Learning (PBL) dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Trianto (Bungel, 2014:3) berpendapat bahwa
usaba mencari penyelesaian secara mandiri akan memberikan pengalaman
untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Oleh karena itu, model Problem
Based Learning (PBL) tepat digunakan agar siswa mendapat pengalaman
dalam penyelesaian soal.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 31 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2021/2022".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas V
SD Negeri 31 Lubuklinggau setelah diterapkan model Problem Based
Learning (PBL) tuntas secara signifikan?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian serta untuk


membuat penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang dikaji dibatasi oleh
hal- hal berikut :

1. Dibatasi oleh materi Bilangan Bulat.

2. Hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar aspek kognitif siswa
setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan


penelitian ini adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika
siswa kelas V SD 31 Lubuklinggau setelah diterapkan model Problem Based
Learning (PBL).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak


yang terkait, antara lain :

1. Bagi Siswa, dengan diterapkannya model Problem Based Learning (PBL)


diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan daya tarik siwa terhadap
pembelajaran matematika.

2. Bagi Guru, memberikan gambaran atau alternatif dalam memilih model


pembelajaran yang mudah dilaksanakan.

3. Bagi Sekolah, dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan


kebijakan, terutama terkait dengan model pembelajaran yang akan
diterapkan di sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi Peneliti, dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian


selanjutnya, baik dibidang yang sama maupun bidang yang lainnya
dengan cakupan yang lebih luas.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran pada judul penelitian ini,
maka penulis memberikan definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
batasan GG masalah sebagai berikut :

1. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang


melibatkan siswa dalam memecahkan masalah secara kelompok dengan
mencari penyelesaian masalah untuk mengaktifkan keingintahuan siswa
sebelum mulai mempelajari suatu objek.

2. Penerapan yang dimaksud merupakan pelaksanaan model pembelajaran


Problem Based Learning (PBL).

3. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar matematika pada ranah
kognitif.

4. Tuntas adalah suatu nilai dari hasil belajar yang telah mencapai lebih dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 72.

Anda mungkin juga menyukai