Anda di halaman 1dari 64

Modul 4

Perancangan Pelatihan
Ir. Achmad Suwandi

P EN DAHU LUA N

D
1.
2.
3.
4.
5.

alam Modul 4 ini akan dibicarakan berbagai hal yang berkaitan


dengan bagaimana mendesain pelatihan yang akan diselenggarakan,
sehingga perencanaan yang dibuat dapat lebih terarah.
Topik yang dibahas mencakup:
Kegiatan Belajar 1, yaitu merancang kegiatan pelatihan.
Kegiatan Belajar 2, yaitu merumuskan tujuan pelatihan.
Kegiatan Belajar 3, yaitu kegiatan belajar dalam pelatihan.
Kegiatan Belajar 4, yaitu metode latihan.
Kegiatan Belajar 5, yaitu langkah-langkah penyelenggaraan latihan.

Tujuan umum pokok bahasan ini adalah agar setelah selesai mempelajari
modul ini, mahasiswa dapat memahami bagaimana merancang suatu
pelatihan yang memenuhi syarat seperti tujuan, metode, kegiatan belajar dan
langkah-langkah penyelenggaraan latihan.
Salah satu kegiatan utama penyelenggaraan pendidikan dan latihan
(diklat) adalah merancangbangun atau mendesain programnya.
Untuk dapat merancangbangun suatu program diklat, kita harus memiliki
wawasan pengetahuan tentang kediklatan. Hal ini berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai penyelenggara diklat. Pendidikan dan latihan dapat
dikatakan berhasil dalam arti program diklat sesuai dengan kebutuhan peserta
di satu pihak dan di pihak lain unit kerja asal peserta meningkat kinerjanya.
Oleh sebab itu, kegiatan rancangbangun diklat merupakan kegiatan awal dari
persiapan penyelenggaraan diklat yang sangat penting.
Kegiatan belajar merancang bangun kegiatan pelatihan menyajikan
materi tentang:
1. Pengertian rancangbangun pelatihan, tujuan dan manfaatnya.
2. Model-model rancangbangun pendidikan dan pelatihan.

LUHT4328/MODUL 4

3.
4.
5.

4.2

Pendekatan rancangbangun program diklat.


Sistem rancang bangun kurikulum diklat dan evaluasi diklat.
Desain pembelajaran berbagai model.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari kegiatan belajar merancang


bangun kegiatan pelatihan adalah agar mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat rancangbangun dalam
pelatihan;
2. menjelaskan model-model rancangbangun yang dapat diaplikasikan
dalam pelatihan;
3. menjelaskan berbagai pendekatan rancangbangun yang dapat digunakan
dalam pelatihan;
4. menjelaskan sistem rancangbangun kurikulum dan evaluasi dalam
pelatihan;
5. menjelaskan desain model pembelajaran untuk pelatihan.
Merancang bangun kegiatan pelatihan merupakan kegiatan awal dari
persiapan penyelenggaraan pelatihan yang sangat penting. Tujuan
merancangbangun suatu pelatihan adalah untuk menghasilkan program yang
bermutu dan sesuai dengan kebutuhan peserta dan organisasinya, serta dapat
menetapkan strategi pelatihan yang akan diselenggarakan. Seorang
perancang bangun pembelajaran pelatihan, pertama-tama harus menggali
model pembelajaran yang ada. Pemakaian model pada rancangbangun yang
tepat sangat bermanfaat dalam menghasilkan program yang berkualitas dan
realistis.
Dalam suatu program latihan, perumusan tujuan latihan merupakan
bagian penting yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merancang
kegiatan belajar. Tujuan pelatihan merupakan pedoman dan prosedur bagi
kita dalam upaya mencapai apa yang diharapkan seperti adanya perubahan
yang akan terjadi dari peserta latihan (Subagio, 2002).
Hal ini terkait erat dengan banyak hal seperti materi yang disampaikan,
alat dan bahan yang perlu disiapkan selama latihan. Praktek dan latihan yang
diselenggarakan selama pelatihan berkaitan dengan peningkatan kemampuan
dan sebagainya.
Salah satu manfaat penting dari perumusan tujuan adalah untuk
mengukur keberhasilan dari latihan itu sendiri. Oleh sebab itu, berkaitan

LUHT4328/MODUL 4

4.3

dengan perancangan proses belajar dalam suatu pelatihan, perumusan tujuan


hendaknya dilakukan secara tepat.
Dalam kegiatan belajar ini, akan diuraikan topik-topik yang berkaitan
dengan perumusan tujuan latihan yang mencakup:
1. Perumusan tujuan latihan TIK dan TIU.
2. Urgensi perumusan tujuan latihan.
3. Cara merumuskan tujuan (TIK) latihan.
4. Tujuan latihan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang dirumuskan dari pokok bahasan
ini adalah, agar mahasiswa dapat:
1. menjelaskan secara tepat pentingnya perumusan tujuan latihan (TIK dan
TIU);
2. menjelaskan secara tepat cara merumuskan tujuan instruksional umum
sesuatu latihan;
3. merumuskan tujuan latihan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
4. menentukan 3 (tiga) syarat perumusan TIK yang tepat.
Pertama-tama hal yang harus diperhatikan dalam suatu latihan adalah
bahwa latihan yang lebih aktif melibatkan peserta akan menitikberatkan
kepada perubahan sikap dan perilaku peserta daripada pengetahuan.
Penyelenggaraan latihan yang demikian pada dasarnya lebih
memanusiakan manusia, atau dengan kata lain menjadikan manusia mulai
percaya pada hakikat, semangat hidup serta kemampuan dirinya.
Tujuan demikian itu memerlukan dukungan dari komponen sistem
latihan, termasuk di dalamnya metode latihan.

Kegiatan Belajar 1

Merancang Bangun Kegiatan Pelatihan


A. PENGERTIAN RANCANGBANGUN
Desain atau lebih dikenal dengan rancangbangun adalah proses
perencanaan yang menggambarkan urutan kegiatan (sistematika) mengenai
suatu program. Rancangbangun program diklat adalah proses perencanaan
urutan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan suatu kesatuan yang
bulat dari program tersebut.
Ada 3 (tiga) unsur penting dalam upaya meningkatkan kegiatan diklat
bagi setiap individu, yaitu: maksud (apa yang harus dicapai), metode
(bagaimana mencapai tujuan) dan format (dalam keadaan bagaimana
penentuan rancangbangun yang akan dicapai).
maksud
Hal yang perlu diperhatikan
dalam rancangbangun
latihan

metode
format

Gambar 4.1
Tiga Unsur Penting dalam Rancangbangun Latihan

Setelah kita menetapkan tiga unsur penting dalam rancangbangun suatu


program latihan, langkah selanjutnya adalah:
1. menetapkan alokasi waktu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menerapkan rancangbangun tersebut;
2. apa yang Anda lakukan agar peserta terlibat dan berpartisipasi;
3. pokok atau kunci apa, instruksi apa, ide apa yang disajikan dan apa yang
Anda inginkan dari peserta;
4. materi atau bahan apa yang Anda butuhkan atau apa kebutuhan peserta
untuk mengaplikasikan rancangbangun;
5. pengaturan, bagaimana Anda mengetahui lingkungan fisik agar
rancangbangun dapat berhasil;

6.

akhir, penilaian apa yang Anda buat dan alat/diskusi apa yang diinginkan
peserta sebelum melanjutkan ke kegiatan berikutnya.

B. TUJUAN MELAKSANAKAN RANCANGBANGUN PELATIHAN


Tujuan rancangbangun suatu latihan pada dasarnya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui secara sistematis tahapan kegiatan latihan yang akan
dilaksanakan.
2. Mengetahui aspek-aspek mana yang akan menjadi fokus utamanya.
3. Mengetahui model yang digunakan dalam melaksanakan latihan.
4. Menyiapkan bahan-bahan dan metode yang digunakan.

1.
2.

Manfaat rancangbangun ada 2 (dua), yaitu sebagai berikut:


Merupakan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan latihan.
Menyiapkan bahan dan metode yang akan digunakan dalam proses
latihan.

C. MODEL RANCANGBANGUN PELATIHAN


Beberapa model rancangbangun adalah seperti diuraikan di bawah ini.
Pilihan yang tepat akan dapat memudahkan dalam penerapan maupun
pelaksanaan suatu latihan.
1.

Model Rancangbangun Pusdiklat (Depdiknas)


Analisis Kebutuhan

Evaluasi

Pelaksanaan

Strategi Pendekatan

Penyusunan Bahan

Gambar 4.2
Model Rancangbangun Pusdiklat (Depdiknas)

2.

Model Rancangbangun Horace Reed

Interaksi Sosial

Persiapan

Penentuan Tujuan

Evaluasi

Formasi Kelompok
Perencanaan
Kegiatan

Gambar 4.3
Model Rancangbangun Horace Reed

1.
2.

Keterangan:
Interaksi sosial
Penentuan tujuan

3.

Formasi kelompok

4.

Perencanaan
Kegiatan

5.

Evaluasi

6.

Persiapan

3.

peserta dan pelatih saling berkenalan.


menetapkan tujuan bersama pelatih
& peserta.
langkah-langkah term building dan
pembelajaran kelompok agar terjadi
kohesif.
Perencanaan tindakan memungkinkan peserta menentukan kegiatan
setelah selesai latihan.
proses
baik
peserta
maupun
penyelenggara
menilai program
latihan.
menilai situasi, menentukan tujuan,
menciptakan situasi yang kondusif.

Model Rancangbangun Udai Pareek dan Roy Lynton

Variabel
Bebas

Variabel
Antara

Peserta
Pendidikan
dan Latihan

Variabel
Terikat
Memperbaiki
perilaku peserta

Organisasi
yang lebih efektif

Organisasi

Gambar 4.4
Model Rancangbangun Udai Pareek dan Roy Lynton

(Sumber: Training for Development, 1978 dalam Subagio).


4.

Model Rancangbangun Critical Events

Gambar 4.5
Model Rancangbangun Critical Events

Sumber:

5.

(Leonard Nadler, Designing Training Programme,1982, dalam


Subagio).

Model Rancangbangun Desain Diklat

Gambar 4.6
Model Rancangbangun Desain Diklat

6.

Model Rancangbangun Prancis Ulschak

Gambar 4.7
Model Rancangbangun Francis Ulschak
(Sumber: Francis Ulschak, 1983, dalam Subagio)

D. PENDEKATAN RANCANGBANGUN DIKLAT LATIHAN


Untuk merancangbangun program latihan, perlu ditetapkan lebih dahulu
pendekatan yang akan digunakan. Hal ini akan menuntun kita lebih efektif
dan efisien dalam menciptakan komponen (kegiatan) latihan secara
beraturan. Pendekatan adalah gagasan/perencanaan mengenai program
berbentuk suatu pola kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan baik. Kita
dapat memilih satu di antara 3 pendekatan rancangbangun di bawah ini.

Gambar 4.8
Pendekatan Rancangbangun Latihan

1.

Pendekatan Critical Event Model


Pendekatan Critical Event Model atau model kejadian kritis
diketengahkan oleh Nadler Leonard pada tahun 1981 (Subagio, 2002).
Pendekatan latihan model ini melalui 8 (delapan) tahap dan kedelapan
tahapan ini selalu melalui tahap evaluasi dan umpan balik. Artinya pada
setiap tahapan selalu dilaksanakan evaluasi dan umpan balik. Tahapan model
critical event seperti terlihat di bawah ini.
1.Mengidentifikasi kebutuhan organisasi
2.Spesifikasi pelaksanaan pembelajaran
3.Mengidentifikasi kebutuhan peserta
4.Menentukan tujuan
5.Memilih kurikulum
Tahapan pendekatan rancang-bangun Critical Event Model
6.Memilih strategi pembelajaran
latihan
7.Mendapatkan sumber-sumber pembelajaran
8.Melaksanakan diklat

Gambar 4.9
Tahapan Pendekatan Rancangbangun Critical Event Model

2.

Pendekatan Sistem
Sistem adalah kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang
berkaitan (interaksi) satu sama lain yang berusaha mencapai tujuan dalam
satu lingkungan yang kompleks. Dari definisi ini dapat kita lihat bahwa

sistem ini merupakan kumpulan (set) bagian-bagian yang saling berhubungan


satu dengan lainnya.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa sistem tidak akan berjalan
apabila salah satu bagian (subsistem) itu mengalami gangguan atau gangguan
pada salah satu subsistem akan mempengaruhi kelancaran sistem itu.
Pelatihan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari
analisis kebutuhan, subsistem rancangbangun kurikulum, subsistem
rancangbangun evaluasi, subsistem penyajian program dan subsistem
evaluasi (CCMD, 1995).
Sistem sebagaimana kesatuan-kesatuan lainnya memiliki sifat-sifat yang
membedakan dirinya dengan bentuk kesatuan lainnya. Sifat-sifat sistem
adalah:
a. Berorientasi kepada tujuan.
b. Kesatuan usaha.
c. Kebutuhan terhadap lingkungan.
d. Transformasi.
e. Hubungan antarsubsistem.
f. Mekanisme pengendalian (balikan).
Dengan memperhatikan sifat-sifat sistem tersebut, kita akan lebih
objektif dalam memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan. Pendekatan
sistem adalah pendekatan analisis organisasi yang mempergunakan ciri-ciri
sistem sebagai titik tolak analisis (Wagiono Ismanjil, 1982).
Pendekatan sistem dalam rancangbangun latihan merupakan penerapan
sistem ilmiah dan manajemen. Pendekatan sistem dalam manajemen
dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah dalam suatu organisasi yang
kompleks. Pendekatan sistem dilihat dari sudut pembelajaran adalah cara
yang sistematis mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi
sekumpulan bahan dan strategi dengan tujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang khusus (Paul Tweka, dkk. 1972).
Tujuan pendekatan sistem adalah mengembangkan dan mengelola sistem
operasi dan merancang bangun sistem informasi dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan dipergunakannya metode ilmiah diharapkan dapat
diketahui fakta-fakta yang mempengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu
sistem.

Langkah-langkah dalam Pendekatan Sistem


Pendekatan sistem dalam rancangbangun suatu latihan secara garis besar
melalui 6 (enam) langkah seperti berikut ini.

Pendekatan Sistem
Rancangbangun Latihan

1.Mendefinisikan masalah
2.Mengumpulkan data
3.Identifikasi alternatif solusi
4.Pemilihan alternatif terbaik
5.Implementasi solusi dan tindak lanjut
6.Evaluasi

Gambar 4.10
Pendekatan Sistem Rancangbangun Latihan

Yang perlu diperhatikan dalam pendekatan sistem ini adalah struktur


manajemen dalam sistem. Hal ini sangat erat kaitannya dengan manajemen
pendidikan dan pelatihan, di mana unsur-unsurnya menunjukkan subsistem
pendidikan dan pelatihan.
Model pendekatan sistem dalam latihan khususnya dengan asumsi
bahwa latihan memerlukan analisis yang menyeluruh (holistik) terhadap
semua subsistem latihan sehingga dihasilkan analisis yang objektif.
Model pendekatan sistem CCMD (Canadian Center of Management
Development) melalui pendekatan sistem terdiri dari subsistem:
1) Lingkungan.
2) Analisis kebutuhan.
3) Rancangbangun kurikulum.
4) Rancangbangun evaluasi.
5) Penyusunan program.
6) Evaluasi.
Secara skematis pendekatan sistem dalam rancangbangun pelatihan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.11
Gambar Pendekatan Sistem Latihan
(Sumber: CCMD/International/Indonesia, 1995).

L ATI HA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latih

1) Mengapa dalam suatu latihan perlu suatu rancangbangun (desain)


sebelumnya?
2) Coba rumuskan tiga hal dalam merancang bangun suatu pelatihan,
misalnya pelatihan PHT melalui Sekolah Lapangan (SL PHT).
3) Salah satu model rancangbangun pendidikan dan latihan yang banyak
digunakan adalah Desain Diklat (lihat model diklat). Coba rumuskan
model rancangbangun tersebut, jika Anda akan menyelenggarakan
pelatihan SL PHT seperti pada point 2 di atas.
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka Anda perlu memahami
pengertian tentang subpokok bahasan di atas secara cermat.
1) Lihat pengertian rancangbangun yang mencakup apa itu proses
perencanaan, urutan kegiatan/sistematika dan program latihan.
2) Lihat uraian tentang 3 hal yang perlu diperhatikan dalam merancang
bangun suatu latihan yaitu maksud, metode dan format. Pahami pelatihan
tentang Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Kaitkan ketiga hal yang berkaitan dengan rancangbangun dengan model


pelatihan SLPHT.
3) Pahami model Desain pelatihan Diklat, terutama lihat alur kegiatan.
Rumuskan pada setiap tahapan dengan program pelatihan SLPHT yang
direncanakan. Buatkan alur model rancangbangun pelatihan tentang
SLPHT dalam gambar/skema yang sama.
RA NG KUMA N
Rancangbangun (desain) suatu pendidikan dan pelatihan dibutuhkan
agar program pelatihan yang direncanakan mempunyai kualitas yang
memadai dan realistis. Rancangbangun suatu diklat adalah suatu proses
perencanaan urutan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan suatu
kesatuan yang utuh dari program tersebut.
Dalam merancang suatu rancangbangun pelatihan khususnya perlu
perumusan yang tepat tentang tujuan program yang direncanakan,
metode yang akan diterapkan dalam pelatihan tersebut serta format yang
dibutuhkan dalam pelatihan.
Ada 6 (enam) Model Rancangbangun Pendidikan dan Latihan yang
dapat digunakan dalam merencanakan pendidikan & latihan, yaitu
model:
1. Depdiknas/Pusdiklat.
2. Horace Reed.
3. Uday Pareek & Roy Lynton.
4. Critical Events.
5. Desain Diklat.
6. Francis Ulschak.
Model-model tersebut pada dasarnya melihat dari aspek tertentu,
sehingga pemilihan model yang tepat disesuaikan dengan ciri pendidikan
dan latihan yang akan diselenggarakan.
Pendekatan Diklat perlu ditentukan sebelum merancang bangun
(desain) suatu pelatihan. Pendekatan Diklat terdiri dari 3 (tiga)
pendekatan, yaitu (1) model kejadian kritis; (2) pendekatan siklus; dan
(3) pendekatan sistem. Masing-masing pendekatan memiliki spesifikasi
tersendiri dan untuk merancangbangun suatu pelatihan perlu dipilih salah
satu pendekatan yang paling sesuai dengan rancangbangun yang akan
dibuat.

TES F O RMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Merancang bangun suatu pelatihan berarti ....
A. menentukan rencana kegiatan pelatihan termasuk alat, bahan dan
metode
B. merencanakan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan
kesatuan yang bulat dari program pelaksanaan yang menggambarkan urutan kegiatan
C. merencanakan kegiatan pelatihan yang hendak diselenggarakan
dalam periode tertentu
D. menggambarkan pola pelatihan yang direncanakan dengan melibatkan komponen pelatihan
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bangun suatu
pelatihan mencakup hal-hal berikut ini, kecuali ....
A. maksud suatu latihan
B. target suatu latihan
C. metode yang digunakan dalam pelatihan
D. format yang digunakan dalam latihan
3) Setelah menentukan tiga langkah rancangbangun suatu pelatihan,
langkah awal selanjutnya adalah ....
A. menentukan apa yang Anda lakukan agar peserta terlibat dan
berpartisipasi
B. menetapkan waktu dan berapa lama yang dibutuhkan untuk
rancangbangun tersebut
C. menentukan bahan apa yang dibutuhkan atau materi apa atau apa
kebutuhan peserta untuk aplikasi rancangbangun
D. pengaturan bagaimana mengetahui lingkungan fisik agar
rancangbangun dapat berhasil
4) Berikut ini merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam merancang
bangun suatu pelatihan, kecuali ....
A. meningkatkan kemampuan petani dan keluarganya
B. mengetahui secara sistematis tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan
C. mengetahui model yang digunakan dalam pelaksanaan latihan
D. menyiapkan bahan-bahan dan metode yang digunakan

5) Pendekatan model di mana dalam rancangbangun diklat melalui delapan


tahap dan setiap tahapan selalu dilaksanakan evaluasi dan umpan balik
adalah model ....
A. Critical Events
B. Pendekatan Siklus
C. Pendekatan sistem
D. Pendekatan siklus belajar pengalaman
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Jumlah Soal

100%

Tingkat penguasaan =
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 2

Merumuskan Tujuan Latihan

enurut Subagio, tujuan pelatihan dirumuskan dengan tujuan


kegiatan pembelajaran atau disingkat TKP. Seseorang yang
mengikuti latihan tertentu pada dasarnya adalah mengikuti suatu
serentetan proses belajar agar dapat meningkatkan kemampuannya di
berbagai bidang. Agar latihan dapat dirancang secara baik, maka pertamatama perlu ditentukan apa tujuan latihan yang hendak direncanakan. Dengan
tujuan yang jelas dan terarah, maka akan ditentukan secara tepat pula proses
belajar yang akan diselenggarakan, alat dan bahan yang hendak
dipergunakan, waktu, pelatih, dan sebagainya.
Tujuan belajar adalah adanya perubahan penampilan atau tingkah laku
dari peserta latihan sebagai hasil dari proses belajar yang menggunakan
materi latihan atau pokok bahasan tertentu, di mana materi latihan tersebut
merupakan sumber rumusan tujuan belajar.
A. ALASAN-ALASAN PERLUNYA TUJUAN BELAJAR
Dalam rangka penyusunan rencana pelatihan, rumusan tujuan belajar
sangat diperlukan karena:
1. memudahkan orang untuk mengerti maksud dan hasil terbaik yang akan
dicapai selama proses belajar;
2. merupakan tolok ukur bagi pelatih dalam menetapkan aktivitas belajar;
3. merupakan upaya bagi para pelatih dan penyelenggara latihan untuk
mengamati perkembangan sikap peserta latihan;
4. merupakan kerangka dasar penilaian hasil belajar; dan
5. merupakan pernyataan spesifik dari perubahan pengetahuan,
keterampilan, sikap (PKS) yang akan dialami oleh peserta setelah proses
belajar berlangsung.
Mengingat pentingnya rumusan tujuan belajar dalam suatu latihan yang
diselenggarakan, maka perlu ditetapkan secara tepat. Masalahnya adalah
siapakah yang menetapkan tujuan belajar ini?

Proses belajar-mengajar dipandu dan diorganisasi oleh pelatih.


Keperluan yang berkaitan dengan penyelenggaraan proses belajar-mengajar
sepenuhnya dirancang, dipersiapkan dan dilaksanakan pelatih. Oleh sebab
itu, rumusan tujuan merupakan tugas pelatih yang bertanggung jawab
terhadap pokok bahasan yang akan dibawakannya. Kecuali itu, para pelatih
lainnya juga diminta bantuannya atau pemikirannya, terutama yang
bersangkutan dengan penggunaan metode melatih yang tepat sesuai dengan
keberadaan peserta.
B. PRINSIP PENETAPAN TUJUAN BELAJAR
Dalam menetapkan tujuan belajar, prinsip yang harus tetap dipegang
adalah:
1. Tujuan belajar perlu dititikberatkan kepada perubahan sikap dan tingkah
laku dalam arti berkembang ke arah perilaku yang lebih matang, lebih
siap bertindak serta lebih berani memikul risiko. Untuk itu tingkat
pengetahuan dan keterampilan seseorang terhadap penguasaan materi
latihan perlu mendapat perhatian.
Mengerti
Mengerti,
Memahami,

Menghayati,

Terampil,
Berdaya cipta,

Memahami

Menghayati Terampil

Berdaya
Cipta

artinya seseorang dapat menerima pelajaran yang dibahas


bersama.
artinya seseorang dapat menerima dan menggunakan
pelajaran tersebut untuk perkembangan diri sendiri
maupun dapat menjelaskannya kepada orang lain.
artinya seseorang telah mengadakan penilaian apa yang
telah dipahami dengan kesimpulan positif. Dengan
kesimpulan demikian itu orang yang bersangkutan
mempunyai motivasi yang besar untuk mengamalkannya
artinya seseorang sudah mampu melaksanakan pelajaran
yang telah dibahas bersama.
pada tahap ini seseorang dalam melaksanakan pelajaran
yang telah diperolehnya sudah mampu melihat perspektif
menyeluruh dari pesan tersebut dan sekaligus
mengaitkannya dengan objek lain di luar peran sendiri.

2.

3.

Perumusan tujuan belajar minimal mengandung 3 (tiga) komponen,


yaitu:
a. Tingkah laku, maksudnya merupakan pernyataan tentang tingkah
laku dan keterampilan apa yang akan diperoleh peserta setelah
kegiatan belajar.
b. Kriteria, maksudnya penetapan syarat minimal dari tingkat
pencapaian penampilan yang diharapkan dari peserta.
c. Kondisi, maksudnya di mana peserta akan mendemonstrasikan
keterampilan atau perilakunya di dalam dan setelah kegiatan belajar.
Selain tiga komponen tersebut di atas yang spesifik juga harus berfokus
pada tujuan akhir latihan dan menggunakan kata kerja operasional.
Akhirnya setelah tujuan belajar tersusun, kiranya perlu diuji dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apakah itu sudah jelas? Ditulis dengan sederhana, singkat dan
langsung.
b. Apakah itu relevan? Menggambarkan kebutuhan sesungguhnya
calon peserta dan mulai dari apa yang calon peserta miliki.
c. Dapatkah peserta menyelesaikannya?
d. Adakah upaya untuk memperbaiki penampilan calon peserta?
e. Apakah dapat diukur?
f. Informasi apa yang Anda miliki yang menunjukkan bahwa calon
peserta perlu mencapai tujuan belajar tersebut?

Contoh tujuan belajar


Pokok Bahasan
Arti dan tujuan berkomunikasi

Pemupukan berimbang pada


tanaman padi

Tujuan Belajar
peserta dapat menjelaskan arti berkomunikasi
peserta dapat menjelaskan tujuan berkomunikasi
peserta dapat memberikan beberapa contoh
berkomunikasi dalam berbagai situasi
peserta dapat menjelaskan arti pemupukan
berimbang pada padi
peserta dapat menjelaskan keseimbangan hara
tanaman untuk padi
peserta dapat melakukan pemupukan berimbang
pada padi

Tujuan seperti tersebut di atas adalah tujuan latihan yang spesifik yang
mudah diamati dan mudah diukur sehingga jelas menggambarkan apa yang
ingin dicapai setelah selesai latihan.
C. RUMUSAN TIK PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN
SIKAP
Peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti latihan pada
dasarnya dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Kemampuan pengetahuan berkaitan dengan
kemampuan peserta dalam menggunakan daya pikir dan penalaran tentang
materi yang dibahas. Keterampilan adalah kemampuan peserta dalam
melakukan pekerjaan yang sifatnya fisik/teknis terhadap materi bahasan,
sedangkan sikap adalah kecenderungan bagi peserta berkaitan dengan
topik/materi yang dibahas.
TIK yang dirumuskan tergantung kepada topik atau pokok bahasan yang
akan disampaikan. Mungkin saja dalam satu pertemuan, topik itu bersifat
pengetahuan (teori) sehingga rumusan TIK-nya bersifat pengetahuan. Boleh
jadi pokok bahasan di samping teori juga ada praktek sehingga TIK-nya
bersifat pengetahuan dan keterampilan. Mungkin saja satu pokok bahasan
ada unsur pengetahuan, keterampilan dan sikap dan perumusan TIK-nya pun
mencakup tiga sifat itu.
TIK ketiga kawasan itu perlu memperhitungkan jenjang mana yang
dipilih. Jenjang kemampuan TIK berbeda-beda, sehingga perlu
diperhitungkan jenjang mana yang dipilih. Pada Gambar 4.12. dapat dilihat
jenjang dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Gambar 4.12
Jenjang Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

L ATI HA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latih


1) Rumuskan tiga syarat pokok TIK!
2) Rumuskan TIK untuk masing-masing pokok bahasan dari pelajaran di
bawah ini
a. Pokok Bahasan: Pemangkasan pohon apel
TIK
: ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
b. Pokok Bahasan: Sanitasi ayam afkiran (culling)
TIK
: .............................................................................
..............................................................................
.............................................................................
c. Pokok Bahasan: Teknik Penyelenggaraan Pameran Pertanian
TIK
: ............................................................................
............................................................................
............................................................................
3) Dalam suatu latihan ada topik yang sifatnya teknis, yaitu penanganan
lalat buah pada buah belimbing dengan pembungkusan plastik.
Rumuskan tujuan belajar masing-masing 1 buah TIK pengetahuan dan
TIK Keterampilan.
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab pertanyaan latihan tersebut di atas, lihat petunjuk di
bawah ini:
1) Lihat uraian tentang prinsip penetapan tujuan belajar.
2) Lihat uraian seperti pertanyaan dan contoh.
3) Lihat contoh dan laju kemampuan.

RA NG KUMA N
Tujuan belajar dalam suatu latihan merupakan tujuan latihan dalam
bentuk kemampuan peserta pada akhir latihan. Dalam proses belajarmengajar, latihan belajar disebut Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
TIK yang disusun secara baik akan dapat memberikan manfaat
yaitu:
a. memberikan arah latihan yang jelas, sehingga memudahkan
menentukan cara untuk mencapainya.
b. memungkinkan para pelatih saling membantu secara aktif dan
memungkinkan peserta menyiapkan diri lebih baik serta turut
bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan.
c. memungkinkan komunikasi yang lebih lancar dan lebih efisien
antara pelatih, peserta latihan, dan panitia.
d. dapat menghindari pelayanan atau materi latihan yang tumpang
tindih.
e. dapat memungkinkan peserta latihan belajar lebih efisien, karena
mereka dapat mengonsentrasikan diri pada tujuan yang pasti dan
dapat menghemat waktu dengan tidak perlu lagi melakukan yang
sudah dikuasainya.
f. mendudukkan pelatih dalam pelaksanaannya yang tepat sebagai
pendidik dan pembina, Ia buka hanya sekedar penerus informasi,
melainkan pembimbing dan pemberi fasilitas belajar.
TIK suatu latihan hendaknya mengacu kepada kemampuan peserta pada
akhir latihan, mudah diamati dan terukur. Perumusan TIK harus
jelas, menggunakan kata kerja yang sifatnya operasional dengan
melibatkan paling tidak 3 (tiga) komponen, yaitu penilaian yang
dikehendaki (P, K, dan S), materi yang dibahas dan kondisi. Selain
itu TIK harus menempatkan peserta latihan sebagai pokok kalimat.
TES F O RMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Perhatikan kalimat berikut ini. Peserta latihan dapat menyebutkan empat
faktor yang mempengaruhi terjadinya ledakan hama wereng.
Manakah yang dikategorikan sebagai komponen perubahan perilaku
pada TIK di atas?
A. peserta

B. menyebutkan
C. empat faktor yang mempengaruhi
D. wereng cokelat
2) Peserta diberi kesempatan berlatih menyuntik ayam. TIK tersebut tidak
tepat karena .
A. tidak menggunakan kata kerja operasional
B. kata-kata kesempatan berlatih tidak tepat
C. orientasi tujuan tidak terarah
D. tidak menggambarkan tujuan akhir latihan
3) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) latihan menukarkan kepada
komponen .
A. peserta latihan
B. perubahan latihan
C. semua komponen TIK
D. kondisi
4) Tujuan TIK, hendaknya dirumuskan oleh .
A. pelatih
B. pelatih dan peserta
C. pelatih dan panitia
D. semua pihak yang terlibat suatu latihan
5) TIK bermanfaat untuk berbagai hal seperti berikut ini, kecuali .
A. memberikan arah pelaksanaan latihan yang jelas dan memudahkan
cara untuk mencapainya
B. dapat digunakan untuk mengukur efektivitas latihan
C. sebagai acuan bagi pelatih dan peserta dalam proses belajarmengajar
D. meningkatkan efisiensi proses latihan

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Jumlah Soal

100%

Tingkat penguasaan =
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 3

Kegiatan Belajar dalam Pelatihan

eperti sudah kita ketahui, bahwa pelatihan merupakan bentuk


pendidikan non- formal dalam suatu masyarakat atau diselenggarakan
oleh suatu lembaga swasta ataupun pemerintah. Dengan berbagai
bentuk nama seperti latihan kepemimpinan, latihan kewirausahaan, latihan
jenjang jabatan, latihan prajabatan dan bentuk-bentuk latihan lainnya, pada
dasarnya merupakan suatu rentetan kegiatan belajar dalam kurun waktu
tertentu dengan tujuan yang tertentu pula.
Pada dasarnya kegiatan belajar adalah kegiatan yang menyangkut 2 (dua)
proses yang saling kait-mengait dan berkesinambungan, yaitu proses belajar
dan proses mengajar. Dalam suatu latihan, proses belajar adalah proses di
mana peserta mempelajari sesuatu dan proses mengajar adalah proses di
mana pelatih mengajarkan sesuatu. Kadang-kadang terjadi di mana dalam
suatu kegiatan belajar kedua proses itu tidak saling bertemu. Sedangkan
peserta dapat belajar tanpa pelatih yang mengajar, atau pelatih mengajar
tanpa peserta belajar sesuatu. Mempertahankan konsep belajar tanpa
guru/pelatih adalah mungkin tetapi mempertahankan konsep guru/pelatih
mengajar tanpa peserta mempelajari sesuatu adalah tidak mungkin
(Anonimous, 1995).
Selanjutnya dijelaskan bahwa salah satu filsafat latihan yang banyak
dianut adalah keserasian antara proses belajar dan proses mengajar. Yang
dimaksud dengan keserasian adalah peserta harus memberikan tanggapan
positif terhadap bahan/materi yang dibahas bersama pelatih, di pihak lain
pelatih harus mengusahakan tumbuhnya tanggapan positif dengan cara
menyiapkan dan menyajikan materi secara baik pula.
Agar suatu latihan berlangsung efektif, kegiatan belajar perlu
direncanakan terlebih dahulu sebelum latihan dimulai. Dalam perencanaan
itu tekanan harus dikatakan tidak kepada pelatih, melainkan kepada peserta
latihan. Artinya peserta latihan diharapkan aktif ambil bagian dalam setiap
kegiatan belajar yang dilaksanakan. Boleh jadi pelatih lebih banyak
memandu proses belajar itu sendiri dan bertindak sebagai fasilitator agar
proses belajar berjalan secara baik.

A. LIMA PRINSIP DIKLAT DAN MENGAJAR


Untuk dapat merencanakan kegiatan belajar secara baik, pertama-tama
perlu kita ketahui 5 (lima) prinsip pokok dalam proses belajar dan mengajar
berikut ini.

Gambar 4.13
Prinsip Pokok dalam Proses Belajar dan Mengajar

Seperti halnya seorang yang melakukan suatu perjalanan jauh, jika


memiliki suatu tujuan yang jelas, maka proses perjalanannya berjalan secara
terkontrol dan terarah. Oleh sebab itu, prinsip pokok belajar yang pertama
kali harus diperhatikan adalah tujuan yang dihayati dan siapa yang
menghayati. Seseorang akan lebih tenang untuk belajar sesuatu apabila ia
benar-benar menyadari dan menghayati alasan mengapa ia harus mempelajari
hal itu. Seorang peserta latihan harus dapat melihat dan memahami dengan
jelas mengapa ia belajar. Kita selaku pelatih hendaknya memberikan
penjelasan dan motivasi kepada peserta latihan tentang alasan dan pentingnya
mereka mempelajari bahan yang akan disampaikan.
B. USAHA MENDALAMI PENGHAYATAN TUJUAN BELAJAR
Agar peserta latihan dapat lebih memahami dan menghayati tujuan
belajar, beberapa usaha dapat dilakukan seperti diuraikan di bawah ini:

1.

2.
3.
4.

Pelatih hendaknya selalu berusaha memperlihatkan segi positif dari


bahan pelajaran yang disajikan, misalnya memberikan penjelasan detail
tentang keuntungan memanfaatkan teknologi yang ada.
Pelatih hendaknya berusaha menunjukkan bahwa yang sedang dipelajari
benar-benar relevan dengan TIK.
Pelatih hendaknya dapat menunjukkan bahwa bahan pelajaran ada
hubungannya dengan kepentingan pribadi dan lingkungan sehari-hari.
Pelatih hendaknya dapat menunjukkan bahwa sesungguhnya peserta
latihan akan mampu mempelajari bahan yang diinginkan. Dengan
perkataan lain, pelatih berusaha membangkitkan rasa kaya data dan
semangat peserta latihan.

Usaha-usaha tersebut di atas, hendaknya dilakukan oleh pelatih sebelum


pelajaran dimulai dan apabila perlu diulang-ulang selama pelajaran
berlangsung.
C. PRINSIP BAHASAN KE-2 MATERI
Dalam menyajikan suatu bahan/materi suatu pokok bahasan, hendaknya
disampaikan secara bertahap. Seorang peserta latihan akan lebih mudah
belajar apabila ia melakukannya secara bertahap mulai dari yang paling
mudah sampai yang paling sulit. Prinsip ini merupakan salah satu prinsip
terpenting dalam pendidikan. Apabila seseorang langsung diminta melakukan
yang sulit, besar kemungkinan semangatnya akan menurun dan ia akan
menyerah sebelum berhasil menguasainya.
Kegiatan latihan hendaknya selalu dimulai dengan meminta peserta
latihan mengerjakan keterampilan dasar lebih dahulu dan baru kemudian
keterampilan yang lebih lanjut. Cara yang lain adalah membiarkan peserta
latihan terlebih dahulu mengerjakan dengan caranya sendiri dan baru
kemudian di bimbing mengerjakan sesuai dengan pelajaran yang
bersangkutan. Penyajian dengan urutan bertahap memiliki keuntungan yaitu
penguasaan bahan latihan dapat dicapai lebih maksimal dan efisien. Di
samping itu, peserta latihan akan lebih bergairah karena mereka merasa yakin
dapat mengerjakan pekerjaan selanjutnya setelah menguasai langkah
sebelumnya.
Urutan bertahap mengandung beberapa dimensi pengertian seperti
terlihat pada gambar berikut ini.

Kondisi sekarang

Kondisi yang ditunjuk

Cara melaksanakan prinsip mutu dan bertahap dalam proses belajar dan
proses mengajar latihan adalah seperti diuraikan di bawah ini:

1.

2.

3.
4.
5.

Bahan pelajaran atau materi pelatihan dipecah menjadi beberapa unit


kecil. Mula-mula diajarkan satu per satu secara beruntun, baru kemudian
diperlihatkan hubungan antara unit-unit tersebut.
Bahan pelajaran dimulai dari topik yang sebagian pesertanya telah
memiliki pengetahuan tentang topik itu sebelumnya.
Dari sana kemudian dikembangkan ke bagian-bagian lain yang erat
hubungannya.
Pelatih terlebih dahulu mendemonstrasikan cara pengerjaan kemudian
peserta latihan mencoba melakukannya sendiri.
Pelatih memberikan teori terlebih dahulu kemudian mendorong peserta
latihan untuk menangkap teori itu dalam praktek.
Peserta diminta melakukan percobaan praktek terlebih dahulu baru
kemudian melakukan pekerjaan yang sesungguhnya.

Peserta latihan pada umumnya memiliki cukup kenyamanan dalam


belajar kelompok, seperti pengalaman kerja/usaha, tingkat pendidikan,
kemampuan integritas loyalitas belajar, dan sebagainya. Kenyataan ini
memberikan gambaran bahwa peserta latihan memiliki variasi dalam belajar
kelompok. Dalam psikologi pendidikan telah diketahui bahwa setiap individu
mempunyai cara yang tersendiri dan unik untuk mempelajari sesuatu. Prinsip
perbedaan individual mendasarkan diri kepada asumsi itu.
Apabila seseorang diberi kesempatan untuk belajar menurut cara yang
paling baik baginya, maka ia akan dapat mencapai hasil maksimum yang
mungkin dicapainya. Dalam kegiatan latihan, hal ini haruslah diperhatikan
usahakan agar sejauh mungkin setiap peserta latihan mendapat kesempatan
belajar yang terbaik baginya.
Dalam suatu latihan penempatan perbedaan individu yang dihormati,
terutama untuk 2 (dua) hal, yaitu:
1. Tingkat kebersamaan peserta dapat dikurangi. Peserta yang lebih cepat
belajar tidak merasa membuang-buang waktu sedang yang lambat tidak
usah khawatir tertinggal.
2. Gangguan disiplin belajar dapat dikurangi, mengingat setiap peserta akan
sibuk dengan tugas masing-masing dan tidak berkesempatan
mengganggu yang lain.
Sehubungan dengan setiap individu memiliki perbedaan yang harus
diperhatikan oleh pelatih, peserta hendaknya dibagi menjadi kelompok

menurut perbedaan tersebut. Pengelompokan berdasarkan hasil evaluasi


awal. Kepada peserta yang relatif lebih cukup/menonjol, membimbing
peserta yang kurang. Kepada peserta yang paling baik diminta tampil untuk
presentasi, demonstrasi, dan sebagainya. Sebaliknya peserta yang pasif
hendaknya diberi perhatian dan bimbingan yang lebih intensif, dengan
pekerjaan khusus atau diberi bahan bacaan tambahan. Kepada peserta yang
lebih baik/cukup, diberi kesempatan melompat urutan yang tidak perlu
baginya.
Seperti sudah di kemukakan, orang dewasa lebih senang belajar hal-hal
yang bersifat praktis, dapat diterapkan di usaha dan kehidupannya serta
mudah dimiliki. Oleh sebab itu sesuatu atau inovasi yang disampaikan pelatih
hendaknya diperagakan yang diikuti oleh peserta. Kemudian peserta diberi
kesempatan untuk berlatih diri baik dalam ruang kelas/latihan ataupun di
luar/rumah masing-masing. Keterampilan memerlukan latihan yang terusmenerus, sehingga prestasi belajarnya semakin baik.
Dalam setiap latihan, paling sedikit setiap peserta latihan melakukan
praktek/latihan materi yang diajarkan untuk mempraktekkan kemampuannya.
Dan latihan praktek ini sebagai bentuk peningkatan keterampilan, jadi tidak
boleh dijadikan bahan untuk evaluasi akhir.
Keuntungan dari seringnya para peserta berlatih adalah:
1. Pelatih dapat melihat kemampuan peserta, apakah sudah sesuai dengan
TIK.
2. Buku yang menjadi bahan pelajaran dan metode penyampaiannya dapat
segera disesuaikan untuk memperbaiki hasil yang ingin dicapai.
Seseorang yang mengikuti latihan tertentu akan merasa senang manakala
segera tahu apa yang telah dipelajarinya, apalagi jika dalam melakukan
latihan keberhasilannya cukup memuaskan. Peserta akan terdorong
motivasinya lebih kuat, untuk melakukan belajar lebih serius.
Prinsip menyebutkan hasil dengan segera berarti memberitahu peserta
setiap saat, apakah ia melakukan sesuatu dengan benar atau salah. Jika
hasilnya benar, pelatih menunjukkan di mana letak keberhasilannya dan jika
salah menunjukkan di mana letak kesalahannya.
Untuk menerapkan prinsip ini, pelatih hendaknya memberi perlakuan
yang sama/adil kepada seluruh peserta serta harus dapat mengatakan benar
atau salah. Selain itu pelatih perlu memberikan jawaban atau penyelesaian

cara-cara yang benar, kesalahan yang dikerjakan harus segera diberitahu


dengan arahan agar mereka mendeteksi di mana letak kesalahannya.
Demikian makna prinsip proses belajar yang benar menjadi perhatian
kita, baik ketika menyiapkan rencana pengajaran maupun ketika
melaksanakan pengajaran. Dalam pemusatan kegiatan belajar pada rencana
pengajaran, prinsip-prinsip tersebut sebagian atau seluruhnya harus tersirat.
Dengan penetapan kelima prinsip tersebut dibarengi penggunaan metode
yang tepat, maka dapat membantu efektivitas metode yang digunakan.

Gambar 4.15
Lima Prinsip Belajar

Dalam menyelenggarakan kegiatan belajar suatu latihan sebenarnya ada


3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pengajaran,
yaitu:
1. Titik utama (fokus) perumusan adalah kegiatan peserta latihan.
2. Susunan ditulis berdasarkan jenis-jenis metode mengajar dan metode
belajar.
3. Prinsip-prinsip proses belajar yang sesuai mata pelajaran hendaknya
tersirat dalam perumusan tersebut.
Contoh rumusan kegiatan belajar berikut ini mengambil judul latihan:
Pengajaran Pestisida dalam Menangani Hama Wereng Cokelat.
1. TIK: Peserta latihan dapat menggunakan pestisida (dosis dan cara) untuk
menangani hama wereng cokelat pada padi.

2. Kegiatan belajar:
a. Peserta diajak mampu menduga tentang kemampuan merusak
hama wereng, gejala, dan sebagainya. Dilanjutkan dengan
penjelasan pestisida Apland untuk selanjutnya diselingi tanya
jawab dan cara membuat larutan serta cara menyemprotnya.
b. Demonstrasi.
Peserta diberi penjelasan langkah pembuatan larutan pestisida, dan
diharuskan mempraktekkannya. Peserta lain mengamati dan
diselingi tanya jawab sesuai elemen keterampilan (EK)
- menyiapkan obat dan semprotan;
- menimbang obat sesuai dosis;
- mencampur air;
- mencampur obat;
- menyelesaikan/mencampur obat dalam penyemprot;
- dilanjutkan dengan menyemprot.

c.

d.

e.

Dengan cara yang sama peserta/kelompok lain mengerjakan dengan


langkah yang sama.
Diskusi kelompok
Peserta dibagi menjadi kelompok kecil (5 6 orang) dan
mendiskusikan prinsip penyemprotan dan efektivitas penanganan
hama wereng dengan upland ini dan upaya mengefektifkannya.
Tugas perorangan
Setiap peserta mengamati populasi hama wereng pada lahan yang
telah disemprot, mengamati & mencatat perkembangan populasi
wereng cokelat. Hasil pengamatan dikumpulkan di kelompok
masing-masing, untuk dibahas dan dipresentasikan pada pertemuan
yang akan datang.
Penugasan mandiri
Setiap peserta membuat tulisan yang berkaitan dengan pengendalian
hama wereng cokelat padi, berdasarkan pustaka yang ditunjuk.

L ATI HA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latih

1) Rumuskan 5 (lima) prinsip proses belajar dengan kata-kata sendiri!


2) Anda akan menyajikan suatu topik tentang Pembuatan pupuk organik
(kompos) untuk penyuburan tanah, kepada suatu peserta latihan.
Buatkan rumusan kegiatan belajar yang akan Anda selenggarakan
dengan menerapkan 5 (lima) prinsip proses belajar!
3) Salah satu prinsip proses belajar adalah kesempatan belajar yang
memadai bagi peserta. Dalam banyak kasus, ditemukan adanya
keterbatasan dalam alat/bahan, waktu, dan sebagainya. Bagaimana sikap
pelatih dalam menangani masalah ini?
Petunjuk Jawaban Latihan
Pahami secara cermat, pertanyaan latihan tersebut di atas. Untuk
menjawabnya, perhatikan petunjuk di bawah ini:
1) Baca secara teliti uraian tentang lima prinsip proses belajar dan proses
mengajar. Pahami isi masing-masing prinsip dan jawab pertanyaan
sesuai pemahaman Anda!
2) Sajikan berturut-turut TIK, uraian kegiatan belajar yang mencakup
berbagai hal seperti uraian teori, peragaan (demonstrasi) yang diberikan,
latihan yang diajukan, topik diskusi dan prosedurnya serta tugas
perorangan yang dibebankan kepada peserta dalam bentuk uraian
singkat.
Perhatikan 5 (lima) prinsip belajar!
3) Ada beberapa pilihan yang dapat dikembangkan pelatih:
a) tetap mengefektifkan bahan dan alat tersedia dengan mengedepankan proses pelatihan oleh individu yang ditunjuk secara efektif.
b) memberi kesempatan kepada peserta berlatih di luar ruangan yang
dipandu dengan elemen keterampilan (EK) uraian dalam cetakan
(folder/leaflet) dan lain-lain, setelah mereka memiliki kesempatan.
c) mencoba di lain waktu, dengan cara dan prosedur yang sama,
setelah tersedia cukup data/bahan, dan lain-lain.
RA NG KUMA N
Dalam setiap kegiatan latihan, perlu menerapkan 5 (lima) prinsip
proses belajar, terutama pelatih yang memandu proses belajar-mengajar.
Prinsip proses belajar tersebut adalah:

a.
b.
c.
d.
e.

adanya tujuan latihan yang dihayati;


dalam menyajikan materi pelatihan secara berurutan;
dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar hendaknya
menguasai perbedaan individu yang dihormati;
pelatihan hendaknya memberi kesempatan kepada peserta untuk
berlatih, terutama materi yang praktis, bermanfaat bagi peserta;
pelatih dapat menunjukkan segera hasil belajar yang dicapai peserta
latihan dan menunjukkan di mana letak benar atau salahnya.

Aplikasi 5 (lima) prinsip belajar dalam rencana pengajaran dapat


dituangkan dengan memperinci/menguraikan secara singkat berturutturut, tujuan pelatihan.
Khusus latihan uraian pendahuluan teori topik yang bersangkutan,
peragaan yang dilaksanakan dan prosesnya, latihan bagi peserta serta
diskusi dan tanya jawab tentang pokok bahasan. Diakhiri dengan
penugasan peserta untuk melakukan hal yang sama (berlatih) dan
membuat tulisan berkenaan dengan pokok bahasan.
TES F O RMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Dalam suatu program pelatihan perlu diterakan 5 (lima) prinsip belajar
dan satu di antaranya menyangkut tujuan, yang dimaksud tujuan di sini
adalah .
A. tujuan belajar yang harus dihayati oleh peserta
B. tujuan yang sifatnya terukur dan jelas
C. tujuan yang diharapkan dalam penyelenggaraan suatu latihan
D. tujuan pelatihan yang sifatnya umum
2) Prinsip belajar yang baik mencakup di bawah ini, kecuali .
A. urutan yang bertahap
B. perbedaan individu yang dihormati
C. kesempatan berlatih yang memadai
D. hasil diketahui secara maksimal
3) Usaha-usaha pelatih dalam proses pembelajaran, agar prinsip belajar
tujuan yang dihayati dapat tercapai adalah dengan ....
A. berusaha memperlihatkan segi positif dari bahan yang disajikan

B. berusaha mendorong peserta untuk mempelajari secara seksama


tentang topik yang dibahas dengan diharuskan hadir setiap
pertemuan
C. menunjukkan bahwa bahan/materi yang disajikan relevan dengan
TIK
D. menunjukkan bahwa bahan/materi yang disajikan ada hubungannya
dengan kepentingan pribadi peserta dan lingkungan sehari-hari
4) Urutan penyajian materi/bahan latihan secara bertahap mengandung
beberapa dimensi seperti berikut di bawah ini, kecuali ....
A. hal yang sederhana hal yang kompleks
B. hal yang mudah hal yang sukar
C. banyak memerlukan motivasi sedikit memerlukan motivasi
D. hal-hal yang sukar diketahui peserta hal-hal belum diketahui peserta
5) Dalam suatu latihan, kesempatan berlatih bagi peserta memperkaya
keuntungan yaitu .
A. pelatih dapat menyajikan topik seperti yang direncanakan
B. pelatih dapat melihat kepada kemampuan peserta, apakah sejalan
dengan rumusan TIK
C. meningkatkan efektivitas suatu latihan
D. menghasilkan kemampuan peserta terutama keterampilan (skills)
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Jumlah Jawaban yang Benar
Jumlah Soal

100%

Tingkat penguasaan =
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 4

Metode Latihan

emilihan metode yang tepat dalam suatu latihan pada dasarnya


merupakan upaya dalam mewujudkan proses belajar dan mengajar
yang efektif. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang membawa
peserta belajar dengan efektif, untuk itu pelatih harus dapat memilih metode
yang tepat agar dapat melakukan proses belajar-mengajar yang efektif.
Metode latihan harus dapat memberikan jiwa yang menghidupi bagi semua
kegiatan selama latihan. Pada latihan yang sifatnya partisipatif, melibatkan
peserta dalam proses belajar-mengajar sebanyak-banyaknya, metode latihan
yang sifatnya partisipatif sangat penting artinya. Dalam hal ini peserta adalah
sebagai subjek belajar.
A. BELAJAR BERDASARKAN PENGALAMAN
Kita sangat berkepentingan terhadap perubahan penampilan serta tingkah
laku peserta latihan. Harapan kita adalah bahwa perubahan tersebut dapat
diawali pada saat mereka mengikuti latihan yang diselenggarakan. Namun
mengubah penampilan serta tingkah laku tidak semudah yang dibayangkan,
untuk dapat mendorong seseorang mengawali perubahan penampilan dan
tingkah laku diperlukan cara yang tepat atau metode yang terpercaya.
Untuk memberikan jaminan agar setiap peserta latihan benar-benar
menjadi subjek belajar yang aktif, metode latihan yang sifatnya partisipatif
dalam latihan senantiasa menciptakan suasana atau kesempatan yang luas
agar setiap peserta latihan secara langsung dapat mempraktekkan atau
mengalami sendiri secara langsung berbagai kasus atau peristiwa.
Dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta latihan
untuk mengalami, melakukan dan meyakini bahwa seluruh indera peserta
latihan aktif dalam proses belajar, maka pendidikan cara belajar melalui
pengalaman sangat cocok.
Belajar lewat pengalaman sekarang banyak diterapkan model latihan
pertanian, dan sebagainya seperti Sekolah Lapangan (SL) dan lain-lain. Yang

perlu diperhatikan adalah bahwa pemberian pengalaman sebagai suatu


metode latihan, bukanlah sebarang pengalaman, melainkan pengalaman yang
telah dirancang, pengalaman yang terstruktur dan pengalaman dengan
langkah tertentu dapat dipetik hikmah serta pelajaran yang menunjang
tercapainya tujuan latihan.
Rancangan atau struktur untuk menarik pelajaran dari pengalaman
tersebut haruslah secara sadar dibuat oleh fasilitator. Dengan demikian
perputaran atau siklus dari pengalaman menjadi pelajaran merupakan daur
yang teratur dan terpola. Model siklus belajar dari pengalaman menjadi
pelajaran yang diterapkan seperti dilaksanakan di sekolah lapangan dikenal
dengan siklus belajar dari pengalaman atau experienced learning cycle
(ELC).
B. DAUR BELAJAR LEWAT PENGALAMAN
Secara sistematis siklus belajar lewat pengalaman itu dapat digambarkan
sebagai berikut ini:

Gambar 4.16
Daur Belajar Lewat Pengalaman

1.

Dari gambaran skematis tersebut nampak bahwa:


Proses belajar terangkat dari pengalaman baik yang mudah dihayati
maupun yang baru saja diperoleh.

2.

3.
4.

Pengalaman-pengalaman tersebut selanjutnya diproses dalam diskusi,


dinilai dan dianalisis. Pengalaman-pengalaman haruslah dikupas dengan
analisis yang baik.
Hasil analisis dan pertemuan-pertemuan baru kemudian dikembangkan
menjadi prinsip atau pelajaran baru.
Pelajaran baru diperoleh dan diterapkan pada pelaksanaan kegiatankegiatan berikutnya.

C. BAGAIMANA MEMILIH METODE LATIHAN


Untuk menetapkan metode latihan yang akan digunakan oleh
pelatih/fasilitator perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1. Tujuan latihan yang hendak dicapai, pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
2. Kemampuan pelatih dalam menguasai metode tersebut.
3. Kemampuan peserta yang dapat dilihat dari tingkat pendidikan,
pengalaman, dan sebagainya.
4. Suasana belajar yang tersedia.
5. Besarnya kelompok.
6. Waktu yang tersedia.
7. Iklim atau temperatur.
Tujuan yang hendak dicapai berhubungan erat dengan metode latihan
yang digunakan, sebaiknya selaku pelatih harus mengingat rumusan latihan
yang telah ditetapkan pada diri peserta, apakah menjadi terampil, pakar, atau
cukup mengerti saja. Tujuan tersebut sangat berpengaruh terhadap pemilihan
metode.
Contoh:
1. Jika dikehendaki agar peserta terampil melakukan sesuatu, maka metode
latihan yang tepat adalah metode praktek, demonstrasi cara, magang, dan
sebagainya.
2. Jika dikehendaki agar peserta paham terhadap materi yang dibahas,
maka diperoleh metode ceramah, diskusi.
3. Jika dikehendaki agar peserta dapat membedakan perilaku yang
dikehendaki dan tidak maka dapat dipilih bermain pesan, studi kasus,
dan sebagainya.

Secara garis besar hubungan antara penetapan prinsip-prinsip belajar dan


metode melatih terdapat pada skema di bawah ini.

Sumber: YIS, Solo

Gambar 4.17
Penerapan Prinsip-prinsip Latihan Pada Metode Melatih

Kemampuan dalam menguasai metode melatih maupun secara


pemakaian metode dari pelatih akan mencantumkan metode mana yang tepat,
pelatih perlu menerapkan langkah-langkah dan saran yang dipergunakan
berkaitan dengan pilihan yang akan dituangkan jangan sampai terjadi untuk
yang susah mencapai tujuan karena hanya pelatih yang menguasainya.
Kemampuan peserta juga perlu diperhatikan dalam pemilihan metode
latihan yang tepat. Peserta dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah,
tentunya sangat cocok menerima materi latihan dengan menggunakan alat
bantu yang lengkap sehingga semua dapat menangkap pesan yang
disampaikan.
Pada peserta yang lebih tua, cenderung menerima hap-hal
yang bersifat praktis dan realistis.
Setiap metode latihan memerlukan perlengkapan (sarana yang tersedia,
sebagai contoh metode kuliah/ceramah, sedikit atau kurang menggunakan

alat dan bahan) sedangkan pada demonstrasi cara relatif memerlukan


peralatan dan bahan yang lebih lengkap. Pelatih hendaknya mempelajari
secara seksama dengan baik sarana yang diperlukan dan cara-cara
penggunaannya.
Besarnya jumlah peserta juga akan mempengaruhi metode yang
digunakan, selain itu untuk meningkatkan efektivitas pengajaran, peserta
yang jumlahnya relatif banyak perlu dikelompok-kelompokkan menjadi yang
lebih kecil beranggotakan 4-5 orang. Maksudnya untuk diskusi membahas
masalah tertentu. Peserta yang jumlahnya relatif banyak akan menyebabkan
diskusi tidak efektif. Iklim maupun temperatur sebenarnya tidak begitu
penting, namun demikian pada saat-saat tertentu hal ini penting untuk
dipertimbangkan. Misalnya ruang pertemuan yang terlalu sempit dan panas,
akan mengakibatkan pertemuan menjadi tidak nyaman, metode apa pun akan
berpengaruh efektivitasnya.
Ketersediaan waktu juga akan mempengaruhi metode latihan yang
digunakan. Sebagai contoh proses diskusi umumnya memerlukan waktu yang
paling lama, apalagi jika metode ini tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Waktu pertemuan umumnya terbatas, bagi pelatih perlu
mempertimbangkan metode melatih dengan waktu pertemuan yang tersedia.
Perlu diperhatikan bahwa setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan,
seharusnya seorang pelatih menggunakan kombinasi beberapa metode yang
kompatibel, sesuai dengan tujuan, materi dan ketersediaan waktu.
Metode latihan yang digunakan oleh pelatih dalam suatu pertemuan,
umumnya terdiri dari kombinasi metode yang cocok yang saling mendukung.
D. JENIS-JENIS METODE LATIHAN
Seperti sudah diuraikan sebelumnya, dalam menyelenggarakan suatu
proses belajar-mengajar, pelatih umumnya menggunakan beberapa kombinasi
metode latihan yang cocok (kompatibel). Hal ini dimaksudkan agar proses
pembelajaran akan lebih efektif, peserta akan dapat mencapai tujuan belajar
yang diharapkan.
Pada dasarnya materi latihan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok
pendekatan yaitu massal, kelompok dan individual. Pengelompokan ini
berdasarkan pendekatan psikososial.

Pendekatan massal (> 50 orang)


Pendekatan Psikososial
Dalam Latihan

Pendekatan kelompok
(2 50 orang)
Pendekatan Individual

Perlu dijelaskan di sini, istilah pendekatan latihan dibedakan dengan


metode latihan. Pendekatan latihan pada dasarnya adalah gagasan secara
besarnya dana yang dipilih untuk menyampaikan materi latihan, sedangkan
metode latihan adalah cara dipilih oleh pelatih/instruktur dalam
menyampaikan materi (pesan) latihan kepada peserta.
Pendekatan psikososial, dengan pendekatan massal umumnya peserta
relatif banyak (> 50 orang). Jika peserta banyak, maka metode latihan dengan
pendekatan ini cocok digunakan.

Metode dengan pendekatan massal

Metode latihan dengan pendekatan


kelompok

Pameran
Kampanye
Siaran radio, TV
Media cetak
Pertunjukan film/slide

Diskusi
Demontrasi cara/hasil
Temu (karya, lapang, usaha,
(wicara)
Ceramah/kuliah
Bermain peran (role play)
Tanya jawab
Seminar, workshop, dll.
Fieldtrip, widyawisata

Metode latihan dengan pendekatan


individual

Praktek penugasan
Magang
Kunjungan lapang/rumah
Surat-menyurat
Hubungan telepon

Ada beberapa metode yang cocok digunakan dalam pendekatan seperti:


1. Metode ceramah, efektif untuk kelompok tetapi dapat digunakan untuk
massal, demikian juga siaran radio/TV, atau media tercetak efektif untuk
pendekatan kelompok tetapi dapat digunakan untuk metode pendekatan
massal.
2. Melalui demonstrasi cara/hasil, efektif untuk pendekatan kelompok,
tetapi kurang efektif untuk pendekatan massal.
E. PERMAINAN DINAMIKA KELOMPOK
Permainan dinamika kelompok adalah suatu penyajian bahan latihan
melalui bentuk permainan yang dilakukan oleh sekelompok peserta.
Dengan melakukan permainan setiap peserta dapat mengamati, menghayati
dan setelah dilakukan diskusi di antara mereka, dapatlah ditarik suatu
pelajaran atau hikmah dari permainan tersebut.
Pada dasarnya permainan dinamika kelompok bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kesadaran peserta tentang perlunya pengembangan sikap
dan keterampilan tertentu.
2. Menyajikan bahan latihan dengan cara yang menyenangkan, mengurangi
ketegangan.
3. Memperkenalkan aspek-aspek tertentu dalam materi yang dibahas.
Untuk itu diperlukan berbagai persiapan oleh pelatih antara lain
menentukan tujuan dan memilih bentuk-bentuk permainan sesuai dengan
tujuan. Bentuk permainan dapat dicari pada buku permainan dinamika
kelompok. Pelajari secara seksama langkah-langkah pelaksanaannya.
Pelatih dapat menyediakan sarana, alat bantu dan perlengkapan lain yang
diperlukan. Biasanya acara permainan dinamika kelompok ini ditampilkan
pada suatu pertengahan sesi latihan, pada saat mana peserta sudah mulai

menampakkan kejenuhan. Sehingga fungsi permainan dinamika kelompok


dapat dipandang sebagai penyegar suasana.
Pertama-tama, pelatih mulai dengan menjelaskan bentuk permainan, cara
bermain, alat bantu yang dipakai, latihan dan usaha untuk mencapainya.
Selanjutnya pelatih menunjuk kelompok pemain, kelompok pengamat serta
menjelaskan tugas masing-masing dan waktu permainan.
Selama kegiatan berlangsung, pelatih juga dapat mengamati prosesnya
serta mencatat hal-hal yang menarik sebagai bahan pembahasan. Setelah
permainan selesai, selanjutnya dilakukan pembahasan dan ini merupakan hal
yang terpenting, sebab permainan ini akan berarti dan mencapai sasarannya
apabila pembahasannya tepat.
Pelatih meminta laporan hasil pengamatan dari petugas pengamat serta
kesan dari kelompok pemain itu sendiri. Apabila ada hal-hal menarik dan
belum dilaporkan, pelatih memancing dengan pertanyaan-pertanyaan kepada
pemain. Dari bahan itu semua para peserta latihan dengan dibantu pelatih
menghubungkan pengalaman dengan hal-hal yang muncul selama permainan
dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian disimpulkan dalam materi yang
dibawakan.
Dari permainan dinamika kelompok dan pembahasannya yang tepat,
peserta latihan dapat memperoleh bahan diskusi langsung, semua peserta
aktif ambil bagian dan suasana kelas menjadi hidup. Namun terdapat juga
kelemahan terutama apabila pelatih kurang memahami makna permainan
sehingga permainan tidak dibahas atau maksud pembahasannya kurang tepat,
kadang-kadang dijumpai peserta menganggap permainan yang dilakukan
memang sekadar permainan saja.
F. CERAMAH
Ceramah atau kuliah sangat umum digunakan oleh pelatih, guru, dosen,
dan sebagainya. Ceramah adalah cara menyampaikan materi kepada peserta
secara lisan dengan atau tanpa alat bantu.
Efektivitas ceramah, cukup rendah, yakni hanya 11%. Untuk meningkatkan
efektivitas, di samping menggunakan berbagai alat bantu, perlu teknik
ceramah yang baik. Cara untuk membuat ceramah yang baik adalah:
1. Mempersiapkan segala sesuatu secara baik, mencakup bahan ceramah,
penceramah, catatan singkat tentang ceramah dan tempat ceramah.

2.

Dalam melaksanakan ceramah, pelatihan etika berkomunikasi,


sistematika uraian, sikap penceramah, acara selingan/humor dan tanya
jawab, waktu ceramah, penggunaan alat bantu, dan sebagainya.
Ceramah ini pada dasarnya cocok digunakan untuk menyampaikan materi
yang sifatnya pengetahuan, peserta yang relatif banyak, penjelasan awal dan
akhir, suatu pertemuan, pembelajaran, dan sebagainya.
G. DEMONSTRASI CARA/HASIL
Demonstrasi cara dan hasil umumnya digunakan dalam pendekatan
kelompok. Demonstrasi cara efektif untuk metode peserta di bidang
keterampilan, sedangkan demonstrasi hasil efektif untuk menambah sikap
dan perilaku.
Mengerjakan suatu materi latihan dan berikut keterampilan dengan
memperagakan urutan kerja suatu keterampilan tertentu disebut demonstrasi
cara. Sedangkan mengajukan peragaan hasil uji coba teknologi baru atau
inovasi tertentu dikenal dengan demonstrasi hasil. Kedua metode ini sering
digunakan pelatih, dalam berbagai cara pelatihan.
Demonstrasi cara memerlukan penerapan yang seksama terutama:
1. alat dan bahan yang digunakan harus lengkap;
2. pelatih, harus mencoba terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
kejanggalan pada saat pelaksanaan peragaan;
3. menyiapkan berbagai alat bantu yang diperlukan, baik benda nyata,
tiruan, peta singkap, folder/leaflet, dan sebagainya.
Setelah persiapan cukup matang, maka supaya demonstrasi berjalan
efektif perlu dirancang acara pertemuan dalam bentuk lembaran persiapan.
Metode/pelaksana yang digunakan sebagai acuan pertemuan dalam proses
pelatihan. Pada saat awal pertemuan, pelatihan dapat menciptakan belajar
dengan berbagai permainan, dan lain-lain, agar peserta siap dalam menerima
materi.
Penyelesaian awal diperlukan untuk menguraikan topik tersebut
dilanjutkan dengan keperluan alat dan bahan. Pelatih dapat meminta bantuan
teknisi atau seseorang yang terlebih untuk memperagakan materi efektif
hingga tuntas, sementara pelatih memandu peragaan. Jika alat dan bahan
tersedia cukup maka beberapa peserta dapat diminta mencoba dengan cara
dan materi yang sama. Sampai disini proses demonstrasi cara berakhir, dan

boleh jadi dilanjutkan dengan diskusi tentang topik tersebut atau tanya jawab
kemudian acara pertemuan ditutup dengan menyimpulkan evaluasi formatif
dan penegasan.
H. DISKUSI
Suatu cara penyajian bahan latihan di mana pelatih memberi kesempatan
kepada peserta untuk mengadakan perbincangan tentang pokok bahasan,
dikaitkan dengan pengalamannya, pendapatnya, juga saling mengoreksi
pemahamannya agar dapat diterima lebih baik.
Sumber lain menjelaskan bahwa diskusi merupakan berlatih
pembicaraan terarah antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditentukan. Tujuan utama diskusi adalah memecahkan
masalah yang dihadapi peserta.
Ada beberapa jenis diskusi yakni diskusi kelas, diskusi terbatas, diskusi
panel, diskusi kelompok, diskusi terpimpin, curah pendapat (brain starming)
dan fish bowl.
Dalam proses latihan, banyak diselipkan model diskusi terpimpin, yang
beranggotakan 5-6 orang. Diskusi terpimpin diawali dengan menjelaskan
tujuan dan penentuan ketua diskusi dan sekretaris, setelah itu acara diskusi
dimulai yang diatur oleh ketua diskusi. Setiap keputusan yang diambil
bertahap dan sekretaris menulisnya. Tugas ketua adalah mengatur arus lalulintas pembahasan sehingga tidak didominasi personal tertentu mengaktifkan
sumbangan semua anggota terhadap permasalahan yang dilontarkan.
Tugas pelatih dalam diskusi ini adalah:
1. melihat apakah sesuai dengan yang direncanakan,
2. membantu kelompok diskusi tertentu yang mengalami kesulitan dalam
pemecahan masalah.
Perlu di kemukakan di sini bahwa acara diskusi terpimpin atau diskusi
lainnya memerlukan waktu yang relatif lama, oleh sebab itu penggunaannya
akan tergantung kepada ketersediaan waktu yang ada.
Pada suatu latihan, kadang ditemukan materi yang lebih cocok
ditampilkan dengan metode studi kasus. Metode studi kasus adalah penyajian
bahan latihan dengan menggunakan kasus atau kejadian-kejadian di
masyarakat baik yang positif maupun yang negatif. Kasus tersebut disajikan
kepada para peserta latihan untuk dibahas bersama. Kesimpulan dari hasil

dan proses pembahasan merupakan pelajaran. Setidaknya ada 3 (tiga) tujuan


dari pemanfaatan metode studi kasus, yaitu:
1. Mengajak peserta untuk memikirkan kejadian nyata secara logis dengan
jalan bertukar pikiran & pengalaman antarsesama peserta.
2. Mengajak peserta latihan memikirkan suatu peristiwa, menganalisis
sebab-sebabnya dengan jalan bertanya atau menanggapi, selanjutnya
dapat mengambil keputusan/ kesimpulan.
3. Memecahkan masalah nyata dan mengambil keputusan secara kelompok.
Adapun teknik penyajian studi kasus diawali dengan menetapkan tujuan
dan waktu yang dibutuhkan. Tampilkan kasus yang sesuai dengan tujuan.
Pelatih dapat menyusun sejumlah pertanyaan untuk membantu peserta dalam
proses belajar. Untuk efektivitas kegiatan peserta dibagi menjadi kelompok
kecil beranggotakan 5-6 orang. Kelompok ini diberi tugas. Informasikan
waktu yang tersedia untuk mempelajari kasus, berdiskusi, merumuskan hasil
dan menyampaikannya dalam sidang pleno. Pelatih menjelaskan secara garis
besar kasus yang dipilih, cara mempelajari dan pemecahan yang diharapkan.
Pelatih dapat mengontrol tentang penugasan kepada kelompok diskusi dan
membantu jika diperlukan. Kegiatan diakhiri dengan mempresentasikan hasil
analisis oleh perwakilan masing-masing kelompok. Pelatih tetap membantu
mengarahkan diskusi dan merumuskan hasil.
Berkaitan dengan sumber kasus, pelatih dapat mengambilnya dari 3
(tiga) sumber, yaitu: (1) pengalaman-pengalaman dari lapangan; (2) bahanbahan bacaan; dan (3) buku kasus.
L ATI HA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latih


1) Jelaskan mengapa dalam proses belajar-mengajar suatu pelatihan dipilih
metode yang tepat?
2) Apakah metode latihan itu?
3) Peserta pelatihan umumnya tergolong orang dewasa. Mengapa cara
belajar lewat pengalaman dianggap ideal untuk mereka?
4) Bagaimana tanggapan Anda terhadap siklus belajar lewat pengalaman,
seperti yang diterapkan pada pelatihan SLPHT?

5) Coba Anda jelaskan di mana letak penggalian pengalaman belajar dalam


ELC?
6) Mengapa dalam suatu pertemuan, pelatih memanfaatkan berbagai
metode yang dikombinasikan secara tepat?
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal-soal latihan tersebut Anda perlu membuat
kelompok diskusi beranggotakan 5-6 orang. Lakukan diskusi terpimpin
dalam pertanyaan latihan tersebut di atas.
1) Metode yang tepat mempengaruhi efektivitas tujuan pelatihan, aktivitas
proses pembelajaran dan evaluasi belajar peserta.
2) Metode latihan adalah cara yang dipilih oleh pelatih/widyaiswara dalam
menyampaikan materi latihan atau pesan yang akan disampaikan.
3) Lihat uraian tentang cara belajar lewat pengalaman!
4) Bagi orang dewasa yang memiliki indra yang semakin terbatas
kemampuannya, maka metode ini cocok & layak digunakan.
5) Lihat uraian gambar skema cara belajar lewat pengalaman, yaitu pada
langkah pertama di mana seseorang melakukan sesuatu merupakan
pengalaman awal yang dirancang!
6) Masing-masing metode memilih spesifikasi tersendiri, mencakup
penggunaan, kelebihan & kekurangan. Selain itu metode yang bervariasi
mendorong peserta belajar lebih aktif. Lihat uraian masing-masing
metode di atas!
RAN GKUM AN
Cara belajar lewat pengalaman atau dikenal juga dengan Siklus
Belajar lewat Pengalaman (ELC = Experienced Learning Cycle) banyak
diterapkan dalam pelatihan, karena dipandang cocok untuk kondisi
kemampuan orang dewasa yang mengalami penurunan. Cara belajar ini
dimulai dengan peserta melakukan sesuatu untuk memperoleh
pengalaman, mendiskusikan/menulis pengalaman, menggali &
mengembangkan prinsip serta melaksanakan & menerapkan prinsip dan
kembali ke tahap memperoleh pengalaman kembali.
Metode permainan dinamika kelompok adalah cara menyajikan
bahan latihan melalui bentuk permainan yang dirancang bagi
sekelompok peserta agar mereka dapat menarik hikmah dari peranan

yang diinginkan. Pesan yang terkandung umumnya untuk


mendinamisasikan kelompok belajar atau pesan yang mengacu kepada
pentingnya kelompok dalam bekerja sama. Permainan dinamika
kelompok ini ditampilkan pada acara selingan pada saat peserta sudah
mengalami penurunan motivasi belajar.
Ceramah merupakan metode yang umum diterapkan dalam
pelatihan terutama untuk penjelasan-penjelasan yang bersifat
pengetahuan & teoretis, sekalipun kurang efektif tetap digunakan oleh
sebab itu perlu dilaksanakan ceramah-ceramah yang tepat disertai
penggunaan berbagai alat bantu.
Demonstrasi cara/hasil merupakan cara yang dapat diterapkan pada
latihan yang berorientasi kepada hal-hal yang praktis dan keterampilan.
Tujuannya meningkatkan keterampilan peserta dan mengubah perilaku
peserta ke arah yang dikehendaki. Agar demonstrasi cara & hasil sukses,
perlu persiapan pelatih yang matang, terutama hal yang akan
diperagakan.
Diskusi sering diterapkan dalam latihan dan aneka bentuk diskusi
dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan keinginan. Diskusi merupakan
bentuk pembicaraan yang terarah 2 (dua) orang atau lebih yang
membicarakan masalah bersama tertentu serta memilih tujuan yang jelas.
Bentuk diskusi yang banyak diterapkan seperti diskusi terpimpin, diskusi
kelompok dan sebagainya. Bentuk-bentuk diskusi ini dalam
pelaksanaannya umumnya membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Banyak metode lainnya yang banyak digunakan dalam latihan
seperti temuan pada tanya jawab, latihan, magang, penugasan dan
sebagainya. Metode ini dapat digunakan sepanjang dipandang cocok
untuk pelatihan yang diselenggarakan.
TES F O RMATIF 4
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Pendekatan belajar lewat pengalaman diawali dengan peserta ....
A. melakukan sesuatu yang bersifat praktis dan pengalaman yang
terarah
B. melakukan sesuatu pekerjaan yang sudah direncanakan sebelumnya
C. melakukan sesuatu untuk menggali pengalaman sesuai topik yang
dibahas
D. mendiskusikan dengan kelompoknya untuk melakukan sesuatu

2) Cara belajar lewat pengalaman (CBLP) dikenal dengan istilah ELC


atau ....
A. Belajar melalui siklus pengalaman
B. Siklus Belajar melalui Pengalaman
C. Pengalaman yang merupakan siklus belajar
D. Pengalaman belajar melalui siklus
3) Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih metode latihan yang tepat
didasarkan atas hal-hal berikut ini, kecuali ...
A. tujuan pelatihan yang diselenggarakan, yaitu difokuskan kepada
perubahan perilaku pengetahuan, keterampilan, dan sikap
B. kemampuan peserta latihan termasuk pengalamannya
C. fasilitas peralatan dan dana yang tersedia bagi pelatihan
D. kebijakan yang diambil oleh manajer pelatihan selaku penanggung
jawab pelatihan
4) Ceramah umum digunakan dalam latihan. Ciri metode ceramah adalah
memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu yaitu ....
A. kelebihannya mudah dalam pengaturan waktu tetapi memiliki
kelemahan peserta kurang aktif, umpan balik kurang dan proses
pengalihan kurang
B. kelebihannya yaitu mengakibatkan peserta aktif dan umpan balik
tetapi pendekatan individu kurang
C. dapat memotivasi peserta untuk belajar tetapi lemah dalam
memberikan tanggapan
D. dari prinsip belajar mana pun seperti motivasi, umpan balik,
pengalihan dan lain-lain, ceramah dipandang cara yang memiliki
kelemahan
5) Pelatihan sering menggunakan model metode diskusi antara lain diskusi
terpimpin, terutama diarahkan untuk tujuan ....
A. meningkatkan kemampuan peserta di bidang teknologi/inovasi
B. memecahkan masalah yang dihadapi bersama kelompok yang
bersangkutan
C. meningkatkan keterampilan fisik tertentu
D. mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.
Jumlah Jawaban yang Benar
Jumlah Soal

100%

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 5. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.

Kegiatan Belajar 5

Langkah-langkah
Penyelenggaraan Latihan

etelah segala sesuatunya tentang pendidikan-latihan (Diklat) selesai


direncanakan, tahap berikutnya adalah pelaksanaan latihan. Dalam
pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dapat dibagi menjadi tiga langkah,
yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan pelatihan dan langkah
pelaporan. Dari sumber yang lain, menjelaskan pada langkah ketiga diringkas
dengan tahap pasca latihan di mana fokusnya adalah pada tindak lanjut
latihan oleh peserta.
Langkah persiapan mencakup dua hal, yaitu persiapan administratif dan
persiapan edukatif. Persiapan yang sifatnya administratif adalah menyangkut
kegiatan surat-menyurat, persiapan, keuangan dan prosedur pelaksanaan
latihan itu sendiri.
Sedangkan persiapan yang sifatnya edukatif adalah segala persiapan
latihan yang berhubungan langsung dengan proses belajar-mengajar yang
akan diselenggarakan. Kedua persiapan ini perlu dilakukan secara cermat,
terutama oleh panitia yang menyangkut administrasi dan oleh pelatih yang
menyangkut proses pembelajaran.
A. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN LATIHAN
Persiapan administrasi pelatihan menyangkut berbagai hal, peserta,
pelatih (widyaiswara), buku pedoman/petunjuk latihan, perlengkapan latihan,
formulir pendaftaran, pembiayaan pelaksanaan diklat dan sebagainya.
Sedangkan persiapan edukatif latihan mencakup menentukan kebutuhan alat
dan bahan pembelajaran, jadwal latihan, biaya edukatif, ruang pertemuan dan
lahan praktek, laboratorium dan sebagainya.

1.

Administrasi Umum
a. Menyiapkan surat edaran tentang program diklat yang akan
diselenggarakan mencakup jenis diklat, waktu, tempat dan
persyaratan peserta.
b. Mempersiapkan instrumen tes masuk (jika ada dan diperlukan).
c. Mempersiapkan surat keputusan penyelenggaraan pelatihan oleh
panitia.
d. Mempersiapkan administrasi ujian saringan tes masuk dan olahan
datanya.
e. Panggilan peserta dan informasi persyaratan.

2.

Kepesertaan
a. Menyiapkan format soal tes masuk, jadwal tes dan format yang
diperlukan.
b. Menyiapkan buku pedoman/petunjuk latihan yang mencakup hal-hal
yang perlu diketahui selama mengikuti latihan seperti: (1) tujuan,
maksud dan sasaran serta waktu pelaksanaan; (2) tema dan subtema;
(3) struktur program dan silabi; (4) metode latihan;
(5) pelatih/widyaiswara; (6) peserta mencakup persyaratan, jumlah,
hak, dan kewajiban; (7) penilaian; (8) STTPL, (9) tata tertib; dan
(10) berbagai petunjuk tentang seminar, diskusi, PKL.

3.

Menentukan Pelatih/Widyaiswara
Penentuan pelatih/widyaiswara penting ditetapkan sebelum pelaksanaan
latihan agar jadwal dapat ditentukan seawal mungkin. Di antara
persyaratan yang harus dipenuhi sebagai pelatih adalah:
a. Ahli di bidangnya (pakar) baik teori ataupun praktek.
b. Khusus pelatihan PNS, pelatih adalah pejabat fungsional yang
menguasai bidang tertentu.
Dalam menentukan pelatih ini dapat saja sekaligus ditentukan teknisi
yang dibutuhkan membantu proses belajar-mengajar di laboratorium,
lahan praktek, bengkel latih dan sebagainya.

4.

Menyiapkan Blanko-blanko yang Diperlukan baik untuk Keperluan


Administrasi maupun Pendidikan/Edukatif
a. daftar hadir;

b.
c.
d.
e.
f.

surat izin bagi peserta;


formulir identitas peserta/identitas biodata;
formulir penilaian sikap;
formulir evaluasi untuk peserta dan panitia;
formulir lainnya berkaitan dengan proses belajar-mengajar seperti
PKL, seminar, laporan PKL, dan pengamatan.

5.

Menyediakan Perlengkapan Latihan


Perlengkapan latihan seperti OHP, film, dan sebagainya, lahan praktek,
ruang pertemuan, laboratorium, ruang akomodasi dan ruang makan,
ruang kuliah serta fasilitas lain yang diperlukan

6.

Menyiapkan Pembiayaan
Pembiayaan yang disiapkan mencakup dua komponen yaitu biaya
administrasi dan biaya edukatif.

a.

b. Biaya Edukatif

7.

honor-honor untuk pelatih


naskah/bahan ujian, narasumber,
penilai, pengamat, pemeriksa
ujian, PKL
biaya buku-buku
fotokopi bahan ajar, dan lain

Persiapan Edukatif
Pelaksanaan latihan diawali dengan pembukaan latihan yang mungkin
dihadiri pejabat tertentu yang diundang khusus. Dalam pembukaan
latihan, kegiatannya adalah:
a. menerima undangan;

b.
c.
d.
e.
f.

membuka diklat yang diawali oleh protokol yang menyampaikan


agenda/acara pembukaan;
laporan rencana penyelenggaraan diklat oleh manajer/ketua diklat
atau pejabat berwenang;
pembukaan secara resmi oleh pejabat yang berwenang;
menyematkan tanda pengenal kepada peserta secara simbolik oleh
pejabat yang ditunjuk;
pembacaan doa dan ramah-tamah.

Setelah acara pembukaan selesai, maka dimulai dengan melaksanakan


kegiatan akademik yang diawali dengan penjelasan program diklat oleh
manajer diklat. Penjelasan mencakup hal-hal seperti: tujuan latihan, struktur
program (kurikulum dan silabi), widyaiswara dan kegiatan-kegiatan selama
diklat berlangsung, sistem penilaian, kriteria kelulusan, kewajiban serta hak
peserta selama latihan.
Persiapan edukatif perlu dipersiapkan agar proses pembelajaran dapat
sesuai dengan tuntutan kurikulum latihan. Persiapan edukatif adalah
persiapan yang dilaksanakan oleh panitia penyelenggara melalui petugas
yang ditunjuk.
Persiapan edukatif yang dimaksud antara lain:
1. menyusun panduan belajar/latihan, praktek, kuliah, pertemuan, seminar,
PKL dan sebagainya;.
2. menyusun jadwal pelatihan atau kalender pelatihan yang mencakup satu
proses dari awal hingga akhir;
3. mempersiapkan pelatihan sesuai jadwal yang dibuat;
4. menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan terutama bahan yang tahan
lama dan digunakan berulang, seperti benih, pupuk, bahan kimia dan
sebagainya;
5. menyiapkan alat praktek, alat bantu mengajar (OHP, film, TV) dan
sebagainya yang dibutuhkan selama latihan;
6. mempersiapkan blanko-blanko dan format-format isian yang berkaitan
dengan proses pembelajaran seperti daftar hadir, dan perizinan;
7. mempersiapkan satuan acara perkuliahan (SAP), elemen keterampilan,
lembar penugasan, dan sebagainya;
8. mempersiapkan dan mengidentifikasi kebutuhan bacaan yang
diperlukan;

9.

mempersiapkan lembar mengajar (LPM) dan lembar evaluasi serta soalsoal untuk tes awal.

Kegiatan lain menyangkut jadwal latihan mingguan, penugasan dan lainlain perlu disampaikan sepintas sehingga tercapai pemahaman yang sama.
Khusus tentang kegiatan latihan yang mencakup kuliah, praktek/latihan maka
waktu perlu dipertimbangkan secara matang.
Contoh:
- Senin hingga Kamis -----------08.00 15.30 -------------------15.30 17.30 -------------------- Jumat ----------------------------08.00 11.15 -------------------14.00 17.20 -------------------- Sabtu ----------------------------08.00 12.30 -------------------Jumlah

10 jam
6 jam
4 jam
9 jam
4 jam
5 jam
6 jam
6 jam
-------55 jam (6 hari)

Selama masa pelatihan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan silabi


seperti direncanakan. Di samping itu tugas-tugas tambahan yang
direncanakan seperti diskusi kelompok topik tertentu, tugas baca, tugas
praktek pengamatan, penulisan kertas kerja (perorangan maupun kelompok),
serta praktek kerja lapangan perlu dilaksanakan dan itu semua harus tertuang
dalam jadwal pelaksanaan latihan. Dan yang penting adalah evaluasi yang
dilakukan pada akhir latihan. Namun beberapa jenis latihan menerapkan
model tes awal dan akhir dengan format dan jenis soal yang sama. Tes awal
dilakukan setelah pembukaan dan tes akhir sebelum penutupan latihan
dilaksanakan.
Perlu diperhatikan bahwa dalam masa pelatihan diperlukan beberapa
kualifikasi petugas seperti pendamping perkuliahan, pendamping ceramah,
pengamat, pemandu diskusi dan narasumber. Petugas tersebut perlu
ditetapkan oleh kepanitiaan sesuai dengan jadwal pelatihan.
Pada saat acara penutupan latihan yang merupakan acara akhir, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. undangan (siapa yang akan diundang);

2.

acara penutupan yang terdiri dari:


a. laporan manajer diklat
b. penyerahan STTPL secara simbolik kepada peserta oleh pejabat
yang akan menutup
c. penyerahan hasil diklat berupa makalah kelompok kesan peserta
d. sambutan-sambutan yang terdiri dari atasan manajer diklat dan
pejabat yang ditetapkan
e. penutupan oleh pejabat yang ditunjuk
f. pembacaan doa (oleh peserta)
g. ucapan selamat kepada peserta

B. LANGKAH-LANGKAH PELAPORAN PELATIHAN


Pembuatan laporan merupakan tahap akhir dari suatu pelaksanaan
pelatihan walaupun proses pelatihan keseluruhan masih ada penanganan
pasca latihan. Sehingga setelah penutupan, pihak penyelenggara wajib
membuat laporan tentang penyelenggaraan pelatihan. Laporan diserahkan
kepada atasan manajer pelatihan. Pada kasus pelatihan PNS, tata cara
pelaporan mengacu kepada SE. Ketua LAN No. 16/Seklan/1978, yaitu:
1. Memberikan laporan kepada instansi pembina fungsional diklat PNS
tentang telah dapat diselenggarakan program latihan yang direncanakan.
2. Memberikan laporan kepada instansi pembina fungsional pendidikan dan
latihan menyangkut program latihan yang telah diselesaikan mencakup:
a. program diklat yang telah dirampingkan;
b. kurikulum yang diterapkan dalam pelaksanaan latihan;
c. tenaga pengajar/pelatih yang digunakan untuk menangani proses
pelatihan;
d. peserta yang berhasil menyelesaikan latihan;
e. fasilitas yang digunakan selama latihan;
f. penilaian yang dilakukan, menyangkut keberhasilan dari peserta,
pelatih, dan panitia penyelenggara.
Perlu dijelaskan, bahwa dalam laporan tersebut perlu dikemukakan
masalah yang muncul selama pelatihan dan solusi yang dilakukannya.
Bentuk laporan dapat berbentuk esai/uraian atau matriks.

L ATI HA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latih


Bentuk kelompok diskusi beranggotakan 5 - 6 orang. Lakukan diskusi
terpimpin untuk menjawab pertanyaan:
1) Persiapan administratif dan edukatif apa saja akan diselenggarakan
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang
berlangsung selama 12 minggu?
2) Buatlah format soal tes masuk bagi calon peserta seperti biasa dilakukan
dengan tes Ballox Box!
3) Persyaratan pelatih apa dalam kasus SLPHT di atas!
4) Tentukan fasilitas edukatif apa yang diperlukan untuk pelatihan PHT
tersebut di atas terutama untuk praktek selama 12 minggu tersebut!
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal latihan tersebut di atas, maka Anda perlu
memahami secara tepat apa itu SL dan PHT.
1) Lihat uraian tentang persiapan administratif dan edukatif dan sesuaikan
dengan program pelatihan SLPHT.
2) Lihat uraian tentang pre-test melalui model SLPHT.
3) Persyaratan pelatih mencakup antara 2 (dua) hal penting yaitu
penguasaan materi tentang PHT dan kemampuan metodologi (cara
melatih), uraikan.
4) Fasilitas edukatif yang dibutuhkan mencakup lahan praktek &
pertanaman/hewan/ikan, peralatan lapangan, tempat pertemuan &
fasilitasnya, dan sebagainya.
RA NG KUMA N

Langkah awal yaitu persiapan latihan yang mencakup baik di bidang


surat menyurat, kepesertaan, jadwal, pembiayaan, dan sebagainya
(persiapan administratif). Selain itu yang penting juga adalah persiapan
edukatif (proses pelatihan) yang mencakup hal-hal seperti pelatih, jadwal
kuliah & praktek dan acara pembukaan, penutupan, penugasan, evaluasi,
dan sebagainya.
Pelaksanaan latihan dimulai dengan perubahan di mana
panitia/petugas perlu mempersiapkan acara yang perlu disusun, fasilitas
pertemuan dan undangan. Sesudah acara pembukaan dapat dilanjutkan
dengan acara seperti penjelasan tentang proses pelatihan, hal dan
tanggung jawab/kewajiban peserta dan tes awal (pretest).
Pelaksanaan latihan mengacu kepada kurikulum dan silabi, proses
pembelajaran yang spesifik pola pelatihan serta jam kuliah & praktek
yang direncanakan.
Masalah yang muncul selama proses pelatihan perlu diidentifikasi
dan segera dicari solusi pemecahannya baik menyangkut kepesertaan,
jadwal latihan, fasilitas, dan sebagainya.
Sebelum dilakukan acara penutupan, pelatih perlu diakhiri dengan
evaluasi akhir (post test) untuk mengukur keberhasilan pelatihan. Surat
Tanda Tamat Pelatihan perlu diserahkan pada acara penutupan tersebut.
TES F O RMATIF 5
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Persiapan administratif suatu pelatihan mencakup hal-hal berikut ini,
kecuali ....
A. panitia menyiapkan instrumen tes masuk
B. panitia menyiapkan surat keputusan penyelenggara latihan
C. mempersiapkan administrasi ujian saringan masuk dan olahan
datanya
D. menentukan kurikulum dan jadwal latihan
2) Pelatih atau widyaiswara berperan penting dalam proses pembelajaran
suatu pelatihan. Kualifikasi pelatih di antaranya adalah ....
A. menguasai bidang ilmu dan teknologi yang diajarkan
B. mampu menjelaskan secara tepat dalam proses pembelajaran
C. mampu menyebarkan inovasi kepada peserta
D. pejabat fungsional yang berpengalaman

3) Persiapan-persiapan latihan seperti di bawah ini, kecuali ....


A. mempersiapkan kurikulum dan silabi latihan
B. menjelaskan kepada peserta proses pembelajaran selama masa
latihan
C. menjelaskan tata cara praktek di lapangan dan laboratorium
D. fasilitas yang dibutuhkan selama latihan
4) Dalam pelaksanaan latihan, tujuan proses pembelajaran hendaknya lebih
ditekankan kepada ....
A. Menciptakan inovasi baru bagi peserta latihan.
B. Menyampaikan hal-hal yang bersifat praktis sehingga peserta
terdorong menggunakannya.
C. Sifatnya ilmiah dan teoritis.
D. Menyesuaikan dengan kebutuhan peserta latihan.
5) Khusus pelatihan PNS, kualifikasi pelatihan antara lain harus berasal
dari pejabat ....
A. Struktural
B. Fungsional
C. Teknisi
D. Kepemerintahan
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 5 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 5.
Jumlah Jawaban yang Benar
Jumlah Soal

100%

Tingkat penguasaan =
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang


belum dikuasai.

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif 1
1) B
2) B
3) B
4) A
5) A
Tes Formatif 2
1) B
2) D
3) C
4) A
5) D
Tes Formatif 3
1) A
2) D
3) B
4) C
5) B
Tes Formatif 4
1) C
2) B
3) D
4) A
5) B
Tes Formatif 5
1) D
2) A
3) D
4) B
5) B

Daftar Pustaka
Anonimous. (1988). Latihan Partisipatif. Solo: YIS.
Anonimous. (1996). Belajar dari Pengalaman. Jakarta: Deptan.
Anonimous. (1995). Petunjuk Latihan berdasarkan Deskripansi Kerja.
Petunjuk bagi Peserta. Jakarta: Deptan.
Anonimous. (2001). Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Yayasan Pengembangan
Sinar Tani.
Mounder, A. (1972). Agricultural Extension, a Reference Mannual. Rome:
FAO.
Soebagio Atmodiwirio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadirya
Jaya.

Anda mungkin juga menyukai