Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4

- Jasmine Vryza Q (023002106007)


- Hana Alifah N (023002106009)

Pengukuran Laporan Keuangan Yang Digunakan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (lanjutan)


Instrumen keuangan (lanjutan)
1. Aset Keuangan (lanjutan)
Penilaian model bisnis (lanjutan)
 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif
lain.
Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan
mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan dan persyaratan
kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu memperoleh arus kas
yang semata dari pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and
interest) dari jumlah pokok terutang.

 Aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.


Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika aset keuangan
dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam
rangka mendapatkan arus kas kontraktual dan persyaratan kontraktual dari aset
keuangan yang pada tanggal tertentu memperoleh arus kas semata dari
pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and interest) dari
jumlah pokok terutang.

2. Liabilitas Keuangan
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori sebagai berikut :
 Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai nilai wajar melalui laba rugi jika
diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau
jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas nilai wajar melalui laba
rugi kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai arus kas.

● Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi


Grup mengklasifikasikan seluruh liabilitas keuangan sehingga setelah pengakuan
awal liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kecuali :
1) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
2) Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak
memenuhi syarat penghentian pengakuan atau ketika pendekatan keterlibatan
berkelanjutan diterapkan.
3) Kontrak jaminan keuangan.
4) Komitmen untuk menyediakan pinjaman dengan suku bunga di bawah pasar.
5) Imbalan kontijensi yang akan diselesaikan dengan kas, dimana Grup bertindak
selaku pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi. Setelah
pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.

3. Sukuk mudharabah yang diterbitkan


Sukuk mudharabah yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal. Biaya-biaya
yang timbul dari penerbitan surat berharga dicatat sebagai beban yang ditangguhkan
yang disajikan dalam akun “Aset lain-lain” dan diamortisasi secara garis lurus selama
jangka waktu surat berharga.

4. Penentuan nilai wajar


Nilai wajar adalah pengukuran berbasis pasar. Pengukuran/penetapan nilai wajar
bertujuan untuk mengestimasi harga dimana transaksi teratur untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Ketika tidak terdapat pasar aktif atau harga suatu instrumen keuangan yang identik
tidak dapat diobservasi, Grup dapat mengukur nilai wajar menggunakan teknik
penilaian sesuai jenis instrumen keuangan.

Grup dapat melakukan pengukuran nilai wajar, dengan hirarki sebagai berikut :
1. Input Level 1, yaitu harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik yang dapat diakses Grup pada tanggal pengukuran.
2. Input Level 2, yaitu input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak
langsung.
3. Input Level 3, yaitu input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi:
● Di pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut
● Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset
atau liabilitas tersebut.

Nilai wajar suatu aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan
digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset dan liabilitas tersebut dengan
asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.
Pengukuran nilai wajar aset non-keuangan memperhitungkan kemampuan pelaku
pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomi dengan menggunakan aset dalam
penggunaan tertinggi dan terbaiknya atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar
lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan
terbaiknya.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti
efek-efek dan obligasi pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku
pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang
dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti
Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker. Investasi dalam unit
reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada
tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi
tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, dealer, broker dan
harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu
transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan
tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang
besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih
harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-
efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya
sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-
efek tersebut.

Untuk obligasi pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar
ditentukan dengan menggunakan model internal berdasarkan nilai kini dari arus kas
masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan
menggunakan faktor deflator.

5. Reformasi acuan suku bunga


Untuk pengukuran instrumen keuangan yang menggunakan biaya perolehan
diamortisasi (aset keuangan instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai biaya
perolehan diamortisasi dan nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, serta
liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi), perubahan arus
kas kontraktual masa depan dari instrumen keuangan tersebut yang terjadi akibat
reformasi suku bunga (perubahan suku bunga acuan kontraktual dari sebelumnya suku
bunga LIBOR menjadi suku bunga acuan alternatif) akan mengubah tingkat suku
bunga efektif instrumen keuangan tersebut. Perubahan arus kas kontraktual tersebut
tidak mempengaruhi biaya perolehan diamortisasi instrumen keuangan dimaksud, dan
tidak berdampak pada laba atau rugi (penerapan praktis).
Penerapan praktis tersebut dapat diterapkan jika dan hanya jika 2 (dua) persyaratan
berikut terpenuhi :
1. Perubahan arus kas kontraktual tersebut diperlukan sebagai akibat langsung dari
reformasi acuan suku bunga
2. Suku bunga acuan alternatif pengganti secara ekonomis setara (economically
equivalent) dengan suku bunga acuan yang digunakan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai