2. Liabilitas Keuangan
Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori sebagai berikut :
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai nilai wajar melalui laba rugi jika
diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau
jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas nilai wajar melalui laba
rugi kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai arus kas.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi. Setelah
pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.
Ketika tidak terdapat pasar aktif atau harga suatu instrumen keuangan yang identik
tidak dapat diobservasi, Grup dapat mengukur nilai wajar menggunakan teknik
penilaian sesuai jenis instrumen keuangan.
Grup dapat melakukan pengukuran nilai wajar, dengan hirarki sebagai berikut :
1. Input Level 1, yaitu harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik yang dapat diakses Grup pada tanggal pengukuran.
2. Input Level 2, yaitu input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak
langsung.
3. Input Level 3, yaitu input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas terjadi:
● Di pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut
● Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset
atau liabilitas tersebut.
Nilai wajar suatu aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan
digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset dan liabilitas tersebut dengan
asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.
Pengukuran nilai wajar aset non-keuangan memperhitungkan kemampuan pelaku
pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomi dengan menggunakan aset dalam
penggunaan tertinggi dan terbaiknya atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar
lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan
terbaiknya.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti
efek-efek dan obligasi pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku
pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang
dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti
Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker. Investasi dalam unit
reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada
tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi
tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, dealer, broker dan
harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu
transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan
tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang
besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih
harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-
efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya
sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-
efek tersebut.
Untuk obligasi pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar
ditentukan dengan menggunakan model internal berdasarkan nilai kini dari arus kas
masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan
menggunakan faktor deflator.