Anda di halaman 1dari 7

PSAK 68

Pengukuran Nilai wajar

Pengertian
Pada PSAK 68 nilai wajar didefinisikan sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu
aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi yang
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Dari definisi tersebut kita dapat mencatat
beberapa unsur/elemen nilai wajar, yaitu harga, aset atau liabilitas, transaksi dan pelaku pasar.
Tujuan
 Mendefinisikan nilai wajar (fair value).
 Menetapkan dalam satu pernyataan, suatu kerangka pengukuran nilai wajar.
 Mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan ketika pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran
nilai wajar atau pengungkapan mengenai nilai wajar dan pengukuran, seperti nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual.
Persyaratan pengukuran dan pengungkapan dalam pernyataan ini tidak diterapkan untuk hal
sebagai berikut:
(a) Transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran
Berbasis Saham;
(b) Transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
(c) Pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan
merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net realizable value) dalam PSAK 14:
Persediaan atau nilai pakai (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
Pengungkapan yang disyaratkan dalam pernyataan ini tidak disyaratkan untuk hal sebagai
berikut:
(a) Aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja;
(b) Investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK
18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya; dan
(c) Aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya pelepasan
sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.

 PENGUKURAN

Ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam suatu transaksi pada tanggal tertentu dengan asumsi
bahwa pelaku pasar bertindak dengan kepentingan ekonomi terbaik ketika menentukan harga.
Aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari aset atau liabilitas yang berdiri
sendiri (misalnya instrumen keuangan atau aset nonkeuangan) atau sekelompok aset,

1
sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas (misalnya suatu unit penghasil kas atau
bisnis).

Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi penjualan aset atau pengalihan liabilitas
terjadi di pasar utama (principal market) atau pasar yang paling menguntungkan (most
advantageous market). Pasar utama merupakan pasar dengan volume dan tingkat aktivitas
terbesar untuk aset atau liabilitas. Sedang pasar yang paling menguntungkan adalah pasar yang
memaksimalkan jumlah yang akan diterima untuk menjual aset atau meminimalkan jumlah yang
akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas setelah memperhitungkan biaya transaksi dan biaya
transportasi. Oleh karena itu dalam pengukuran nilai wajar entitas harus memiliki akses ke pasar
utama atau pasar yang paling menguntungkan pada tanggal pengukuran, meskipun entitas juga
tidak perlu untuk dapat menjual aset atau mengalihkan liabilitas.

Harga yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar adalah harga pada tanggal pengukuran
dalam kondisi pasar saat ini, terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung
atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Harga yang digunakan tidak perlu
disesuaikan dengan biaya transaksi, karena biaya transaksi dicatat sesuai PSAK yang berlaku.

Penerapan pada Aset Nonkeuangan

Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomik dari aset tersebut dengan mempergunakan aset dalam
penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest best and use), atau menjualnya kepada pelaku
pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
Dalam menentukan highest best and use suatu aset nonkeuangan, entitas mempertimbangkan:
(a) penggunaan secara fisik dimungkinkan, menentukan harga berdasarkan keadaan aset.
(b) penggunaan secara hukum diizinkan, memperhatikan batasan hukum atas penentuan
harga.
(c) penggunaan layak secara keuangan, jika telah memenuhi dua hal diatas yang kemudian
apakah aset sesuai dengan kemampuannya menghasilkan pendapatan sebagai timbal
balik.

Premis Penilaian Aset Nonkeuangan


Premis penilaian adalah sesuatu yang dianggap benar untuk menilai aset, apabila:
(a) Penggunaan aset/liabilitas secara maksimal dapat memberikan kontribusi/timbal balik
yang maksimal pula ketika digunakan secara kombinasi dengan aset/liabilitas lain.
(b) Penggunaan aset nonkeuangan secara maksimal dapat menyediakan nilai maksimum
kepada pelaku pasar secara terpisah.

Hasil penilaian yang dapat terjadi:


(a) Nilai wajar sama, baik ketika digunakan secara terpisah/kombinasi.
(b) Nilai wajar dapat berupa harga aset dan biaya tambahan, contohnya: biaya pasang.

2
(c) Nilai wajar senilai barang jadi, sedangkan barang yang sesungguhnya masih dalam proses
pengerjaan.
(d) Nilai wajar diperoleh dari kontribusi dari setiap aset pelengkap dalam hal menggunakan
metode multi-period ecess earning.
(e) Nilai wajar dapat diperoleh dari gabungan atas seluruh kelompok aset.

Pengukuran pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri

Prinsip umumnya adalah:


1. Liabilitas/instrumen keuangan dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Pengalihan tersebut juga mengasumsikan:
a) Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan bersedia
memenuhi kewajiban tersebut.
b) Instrumen ekuitas akan tetap beredar dan pihak yang menerima pengalihan mengambil
alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrumen tersebut.
2. Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas/instrumen ekuitas tidak
tersedia sedangkan ternyata item yang dimaksud dimiliki oleh pihak lain, nilai wajar
diukur dari pihak lain tersebut.
3. Ketika harga kuotasian tidak tersedia dan item yang identik juga tidak dimiliki oleh
pihak lain, nilai wajar diukur menggunakan teknik penilaian dari perspektif pelaku pasar
yang memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim atas ekuitas.
4. Nilai wajar mencerminkan resiko wanprestasi, dan nilainya sama ketika sebelum dan
sesudah pengalihan, sehingga ketika melakukan pengukuran harus mempertimbangkan
dampak resiko kredit dan faktor lain yang mungkin membuat kewajiban tidak akan
terpenuhi.
5. Adanya batasan untuk mencegah pengalihan. Beberapa input tidak boleh dimasukkan
dalam pengukuran nilai wajar agar tidak mempengaruhi nilai akhir dari suatu
liabilitas/instrumen ekuitas.
6. Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu
(demand feature) (contohnya giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada
saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat disyaratkan
untuk dibayar.

Pengukuran pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Dengan Posisi Saling Hapus
Dalam Risiko Pasar Atau Risiko Kredit Pilihan Lawan

Contoh posisi saling hapus:


Entitas syariah memiliki piutang muharabah di sisi asetnya dan juga mempunyai utang
muharabah di sisi kewajibannya, maka antara piutang muharabah dan utang muharabah tidak
diperbolehkan untuk saling hapus. Misal, piutang muharabah Rp. 10.000.000,- sedangkan utang
muharabah Rp. 6.000.000,- maka piutang muharabah neto Rp 4.000.000,- Saling hapus seperti
ini tidak diperbolehkan oleh PSAK ini karena informasinya akan meyesatkan pembaca laporan

3
keuangan entitas syariah tersebut. Dengan saling hapus ini pembaca akan dapat memperoleh
pemahaman bahwa piutang muharabah entitas tersebut Rp. 4.000.000,- sementara entitas tidak
memiliki utang muharabah. Jadi, disini terjadi kehilangan informasi penting , yaitu entitas tidak
memiliki utang muharabah padahal pada kenyataannya entitas memiliki utang muharabah Rp.
6.000.000,- Aset yang dilaporkan sebesar nilai, setelah dikurangi dengan penyisihan, tidak
termasuk kategori saling hapus.
a. Risiko pasar terdiri atas tiga jenis risiko:
1. Risiko mata uang adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan
perubahan nilai tukar mata uang asing.
2. Risiko suku bunga atas nilai wajar adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan
yang disebabkan perubahan suku bunga pasar.
3. Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat
perubahan harga pasar, terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan oleh
faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor
yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di paasar. Risiko pasar
tidak hanya mencakup potensi kerugian tetapi juga potensi keuntungan.
b Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal
memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur
neto terhadap risiko pasar/kredit maka entitas diizinkan untuk mengukur nilai wajar berdasarkan
 Harga yang akan diterima pada posisi net long, ketika menjual aset
 Harga yang akan dibayar pada posisi net short, ketika mengalihkan liabilitas
Hal tersebut diperbolehkan hanya jika entitas melakukan seluruh hal berikut:
a Mengelola kelompok aset dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur neto entitas
terhadap risiko pasar atau risiko kredit dari pihak lawan sesuai dengan risiko manajemen
atau strategi investasi entitas yang terdokumentasi;
b Menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci entitas, sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi; dan
c Disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan liabilitas
keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada setiap akhir periode
pelaporan.

Eksposur adalah objek yang rentan terhadap risiko dan apabila risiko yang diprediksikan benar-
benar terjadi maka akan mempengaruhi kinerja keuangan.
 Eksposur terhadap risiko pasar
a Untuk mengukur nilai wajar entitas menerapkan harga dalam bid-ask spread yang
paling mempresentasikan nilai wajar. (bid-ask spread adalah persentase selisih antar
bid price dengan ask price)
b Entitas memastikan bahwa risiko pasar kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan secara substansial adalah sama.
 Eksposur terhadap risiko kredit pihak lawan tertentu

4
Ketika mengukur nilai wajar ini, entitas harus memperhitungkan dampak perjanjian atas
risiko kredit, yang terjadi, yaitu jika terjadi gagal bayar, baik jika pihak lawan mengalami
ataupun entitas sendiri yang mengalami gagal bayar.

Teknik Penilaian Pengukuran


Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang
memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Teknik penilaian yang dapat digunakan secara luas:
1. Pendekatan pasar
Pendekatan pasar (market approach) merupakan teknik penilaian yang menggunakan harga
dan informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan aset,
liabilitas atau kelompok aset dan liabilitas yang identik atau sebanding, seperti bisnis.
2. Pendekatan biaya
Pendekatan biaya mencerminkan jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk
menggantikan kapasitas manfaat (service capacity) aset (sering disebut dengan biaya
pengganti saat ini)
3. Pendekatan penghasilan
Pendekatan penghasilan mengkonversikan jumlah masa depan (misalnya arus kas atau
penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal saat ini (yaitu didiskontokan).

 PENGUNGKAPAN

Tujuannya adalah membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:


a Aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang/tidak berulang dalam
laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, dan mengetahui teknik dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebutt.
b Pengukuran nilai wajar yang berulang menggunakan input level 3, berkaitan dengan
dampak terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.

Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas mempertimbangkan seluruh hal sebagai


berikut:
a Level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan;
b Berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c Berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu dilaksanakan; dan
d Apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk
mengevaluasi informasi kuantitatif yang diungkapkan.

Hal-hal umum yang diungkapkan:


a Alasan pengukuran
b Level hierarki dimana nilai wajar dikategorikan
c Jumlah perpindahan antar level, alasan perpindahan dan kebijakan entitas menentukan
kapan perpindahan dapat terjadi

5
d Nilai wajar yang dikategorikan input level 2 dan level 3 diberikan penjelasan mengenai
teknik penilaian dan input yang digunakan

6
7

Anda mungkin juga menyukai