Anda di halaman 1dari 3

 

Cost  sebagai bahan olahan akuntansi

Sepakatan dapat diartikan sebagai terukur atau diukur oleh dua pihak yang
independen. Penghargaan sepakatan disebut juga dengan agregat-harga
(price-aggregate). Penghargaan sepakatan atau agregat-harga netral terhadap
pihak yang bertransaksi. Istilah cost dapat mengganti measured consideration atau
price-aggregate asalkan dimaknai secara luas (in a broad sense). Cost dalam arti
luas dapat diserap menjadi kos dan menjadi
data dasar akuntansi dalam penyediaan informasi semantik Kos tidak sama maknanya
dengan biaya (expense).

Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas asumsi
bahwa kos faktor produksi yang
diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik
penalaran tersebut adalah bahwa
 para pelaku ekonomi bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam
setiap keadaan. Acapkali terjadi
 bahwa pihak-pihak yang melakukan transaksi tidak bertindak sepenuhnya mengikuti
mekanisme pasar yang berlaku.

Penghargaan Sepakatan sebagai bukti

Pihak yang melakukan pertukaran merupakan pihak yang independen dan setara dalam
hal kemampuan dan kehendak (arm's length bargaining). Satuan mata uang stabil. Kos
merupakan pengukur bukan elemen statemen keuangan. Biaya tidak tepat sebagai padan
kata cost. Kos merepresentasi besarnya jasa di balik angka kos. Kos merupakan
pengukur semua elemen statemen keuangan yang berbasis kos historis.

Pengukuran Kos

Dalam praktiknya, pemerolehan asset merupakan proses yang tidak terjadi begitu saja
selesai dlam satu kegiatan tetapi terdiri dari serangkaian kegiatan, misalnya
menempatkan order, menerima barang, meneliti kecocokan, mengangkut barang, mencoba
barang, menyimpan atau menempatkan barang, dan akhirnya menggunakan barang. Besar
kecilnya
kos yang harus dicatat pertama-kali sebagai pengukur suatu asset pada saat
pemerolehan ditentukan oleh dua hal yaitu: (1) batas kegiatan yang disebut
pemerolehan dan
(2) jenis penghargaan.

1. Batas Kegiatan
Batas kegiatan berkaitan dengan masalah unsur pengorbanan sumber ekonomik apa saja
yang membentuk kos suatu asset. Secara teoritis dan sebagai ketentuan umum, batas
akhir kegiatan untuk memasukkan unsur kos sebagai bagian dari kos asset, adalah
saat dimulainya penggunaan asset. Kos utama merupakan unsur kos yang mempresentasi
penghargaan sepakatan pada waktu suatu asset diperoleh atau pada saat pertukaran.
Pada umumnya pertukaran merupakan kegiatan utama dalam serangkaian kegiatan
pemerolehan suatu asset sampai asset siap digunakan.

2.Jenis Penghargaan
Masalah ini berkaitan dengan penentuan kos utama yang harus dicatat. Dalam
transaksi pertukaran, penghargaan sepakatan dapat
dinyatakan dalam berbagai bentuk sumber ekonomik atau instrument yang diserahkan
oleh pemeroleh asset. Bentuk instrument
mempengaruhi dasar penentuan kos utama.
Agar penghargaan yang telah disetujui dapat dicatat dalam system akuntansi,
penghargaan tersebut harus dinyatakan dalam satuan uang. Persyaratan ini akan mudah
dilakukan kalau penghargaan
tersebut berwujud uang tunai (kas). Bila transaksi terjadi dalam mekanisme pasar
bebas antara pihak independen, kos tunai (
cash cost ) adalah pengukur asset yang paling valid dan objektif.

Kalau sumber ekonomik nonkas merupakan penghargaan yang digunakan dalam transaksi,
pengukur yang ideal untukmenentukan kos asset yang diperoleh adalah jumlah rupiah
uang tunai yang akan
diperoleh seandainya sumber ekonomik tersebut dijual dulu secara tunai kepada umum.
Jumlah rupiah melekat ini disebut jumlah setara tunai (money or cash equivalent)
atau kos tunai terkandung atau
implicit (implied cash cost) dari penghargaan yang diserahkan oleh
pemeroleh asset.

Kos Dalam Barter.

Barter atau pertukaran asset adalah pemerolehan asset adalah pemerolehan asset
(biasanya asset berwujud atau nonmoneter) dengan penghargaan berupa asset berwujud
atau nonmoneter lainnya. Bila hal ini terjadi, pengukuran asset yang
diperoleh bergantung pada apakah asset yang dipertukarkan sejenis (similar) atau
taksejenis (dissimilar).

Dalam barter, dapat pula terlibat kas sebagai tembok baik dari pihak kesatuan usaha
atau dari lawan barter. Bila dalam barter aset sejenis tembok diberikan oleh lawan
barter, maka barter tersebut tidak murni sejenis tetapi campuran.

Adapun prinsip-prinsip penentuan kos aset yang


diterima dalam barter atau pertukaran :
1. Pertukaran tak sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai wajar / pasar aset yang diserahkan atau
nilai
wajar aset yang diterima, mana yang lebih mudah atau jlas ditentukan. Untung atau
rugi yang timbul diakui pada saat pertukaran

2. Pertukaran tak sejenis, dengan pembayaran tombok


Aset yang diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok
atau nilai wajar / pasar aset yang diterima. Dalam hal ini, nilai pasar aset yang
diserahkan menunjukkan kas yang akan diterima seandainya aset tersebut dijual.
Untung atau rugi yang timbul diakui pada saat pertukaran.

3. Pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok


Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku atau nilai pasar aset yang
diserahkan, manayang lebih rendah. Ini berarti bahwa kalau terjadi untung maka
untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada
saat transaksi.

4. Pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok


Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku aset yang diserahkan ditambah tombok
atau nilai pasar aset yang diserahkan ditambah tombok mana yang lebih rendah. Ini
juga berarti bahwa kalau terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya
kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat transaksi.

5. Pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok


Jika terjadi rugi: aset yang diterima dicatat sebesar harga pasar aset yang
diserahkan
dikurangi kas yang diterima. Ini berarti rugi yang terjadi diakui semua pada saat
terjadinya transaksi.

Anda mungkin juga menyukai