Anda di halaman 1dari 17

MODUL SEMINAR AKUNTANSI

(EBA 711)

MODUL SESI 13
FAIR VALUE

DISUSUN OLEH
TIM DOSEN FEB UNIVERSITAS ESA UNGGUL

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 17
FAIR VALUE

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


 Mampu memberikan analisa dan penjelasan mengenai penilaian asset
dengan Fair Value

B. Akuntansi Fair Value


Pengertian Fair Value

a. Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan
sebagai dasar pertukaran dari aktiva atau penyelesaian kewajiban antara
pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar (arm's length transaction). (PSAK no 10).
b. Fair value sebagai tingkat harga dimana aset dapat ditukar pada
transaksi sekarang antara pihak-pihak yang mengetahui dan bersedia.
Untuk hutang, fair value diartikan sebagai jumlah yang akan dibayarkan
untuk mentransfer kewajiban kepada debitor baru dari FASB

Bahwa model akuntansi berdasarkan metode historical costtidak mengakui


adanya perubahan nilai bersifat ekonomis, dan cenderung membiarkan
perusahaan memilih sendiri apakah dan kapan mengakui adanya perubahan
tersebut. Ini mendorong adanya bias dalam pemilihan apa yang dilaporkan, dan
memperburuk kompromi model historical cost dapat mendorong kebijakan
manajemen investasi yang tidak baik, menjual saham yang menguntungkan dan
menahan saham yang merugikan.

B. Cara Menghitung Fair Value

Dalam standar akuntansi keuangan sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) 55, konsep fair value memiliki tiga hierarki, yaitu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 17
Level 1: harga Dikutip (disesuaikan) di pasar aktif untuk aktiva yang identik atau
kewajiban, yaitu mereka yang tersedia di pasar dan biasanya diperoleh dari
berbagai sumber.
Biasanya instrumen yang telah listing langsung di bursa diklasifikasikan sebagai
Level 1. seberapa aktif pasar dan bagaimana instrumen yang diperdagangkan
harus dipertimbangkan Pasar aktif adalah satu di mana transaksi dilakukan
secara rutin dan secara wajar's. Misalnya, jika aktivitas perdagangan untuk
keamanan adalah harga rendah dan tidak diperbarui secara teratur, keamanan
kemungkinan harus diklasifikasikan sebagai Level 2 atau Level 3
Level 2: Masukan selain harga pasar termasuk dalam Level 1 yang diamati
untuk aktiva atau kewajiban, baik secara langsung (yaitu sebagai harga) atau
tidak langsung (yaitu berasal dari harga).
Level 3: Masukan untuk aktiva atau kewajiban yang tidak berdasarkan pasar
yang dapat diobservasi (input tidak teramati).

jika pasar tidak aktif, menurut Jusuf, penentuan nilai bisa menggunakan
transaksi-transaksi wajar terkini antara pihak-pihak yang mengerti dan
berkeinginan.
Jika pasar tidak aktif, maka penentuan nilai wajar menggunakan teknik
penilaian. Teknik penilaian utamanya berdasarkan pada asumsi internal
perusahaan terhadap future cash flow appropriately risk-adjusted discount rates.
Indikasi pasar tidak aktif adalah sebagai berikut :
1. peningkatan yang signifikan selisih antara ask price dengan bid price
2. pihak yang melakukan suatu tindakan billing jumlahnya terlalu kecil.
3. adanya volatilitas harga pasar yang sginifikan.
4. jumlah efek yang ditransaksikan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah
efek yang beredar.
5. penurunan signifikan terhadap volume dan level aktivitas perdagangan.
6. Dalam penilain suatu asset terkadang memerlukan jasa dari profesi untuk
menilai suatu asset.
C. Peranan Profesi Penilai (Appraisers) dalam penerapan Fair Value
Penilai, sebagai satu profesi, merupakan orang yang dianggap kompeten
memberikan oponi nilai yang kebetulan di disitu dibutuhkan untuk kepentingan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 17
keuangan/akuntansi. Maka, penilai menyesuaikan apa yang diinginkan oleh
suatu laporan keuangan itu. Sebenarnya, penilaian pada awalnya dilakukan
untuk agunan. Karena, pada awalnya penilaian memang lebih banyak
digunakan untuk menilai agunan. Itu bisa berbeda kalau tujuannya untuk
laporan keuangan.
Untuk kepentingan laporan keuangan, sebenarnya, di sana ada asset berupa
tanah dan bangunan yang tujuannya bukan untuk dijual, tapi untuk diteruskan
penggunaannya secara operasional sebagai bagian usahanya. Misalnya, kantor
sebagai aset operasional, maka dicatatkan sebagai aset tetap di dalam neraca.
Aset tetap itulah yang diatur dalam PSAK 16.

Dalam penilaian properti, secara konvensional ada tiga metode atau hierarki
disesuaikan dengan standar akuntansi :
menggunakan pendekatan pasar.
Yang gunakan adalah harga pasar. Pendekatan yang mengambil langsung
pembandingnya dari property sejenis yang nilai di pasar.
mempertimbangkan nilai pendapatan
Misalnya perkantoran, karena dia menghasilkan pendapatan, maka metodenya
menggunakan pendekatan pendapatan.
pendekatan biaya

D. Kebaikan Menggunakan Fair Value

a. Relevance. Banyak orang percaya bahwa standard akuntansi historical cost


telah banyak kehilangan relevansinya karena kegagalannya mengukur realitas
ekonomi. Hampir semua orang setuju bahwa peristiwa ekonomi---yaitu, kejadian
yang mengubah waktu kapan arus kas diterima dan jumlahnya yang akan
datang – harus tercermin (terungkap) dalam laporan keuangan lembaga. Akan
tetapi, seringkali model historical cost hanya mengukur transaksi sudah selesai
dan gagal mengakui adanya perubahan nilai riil lain yang dapat terjadi.

b. Reliability. Masalah yang selalu ada yang tidak dapat dihindari adalah bahwa
model akuntansi berdasarkan historical cost tidak mengakui adanya perubahan
nilai bersifat ekonomis, dan cenderung membiarkan perusahaan memilih sendiri

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 17
apakah dan kapan mengakui adanya perubahan tersebut. Ini mendorong
adanya bias dalam pemilihan apa yang dilaporkan, dan memperburuk
kompromi kenetralan dan dipercayainya informasi keuangan.

E. Keburukan Menggunakan Fair Value

a. Fair value berusaha menyediakan informasi yang transparan dengan menilai


aset pada tingkat harga yang dihasilkan jika segera dilikuidasi-sehingga sangat
sensitif terhadap pasar.

b. Akuntansi fair value bekerja melalui akuntansi mark-to-market (MTM), yaitu


aset dicantumkan pada harga pasar mereka jika diperdagangkan secara
terbuka. Menggunakan akuntansi mark-to-market akan berakibat perubahan
yang terus-menerus pada laporan keuangan perusahaan ketika nilai aset
mengalami kenaikan dan penurunan serta laba dan rugi yang dicatat. Hal ini
membuat semakin sulit untuk memastikan apakah laba dan rugi diakibatkan
oleh keputusan bisnis yang dibuat manajemen atau oleh perubahan yang terjadi
di pasar.

c. Volatility. Lembaga keuangan mengatakan bahwa mereka takut akuntansi


berdasarkan pasar akan menyebabkan volatility kinerja lembaga (karena
semakin mudahnya nilai item-item aktiva dan pasiva berfluktuasi). Walaupun
sebenarnya lembaga keuangan yang senantiasa mengelola bahaya yang
mengancam asset dan liability hanya sedikit takut dengan market value
accounting Laporan keuangan lembaga keuangan yang kurang efektif dalam
mengelola risiko akan tercermin pada volatility yang selalu ada dalam setiap
usahanya. Para investor dan kreditur akan memiliki informasi yang lebih
berguna dan relevan dalam membedakan risiko antar perusahaan, ketika
mengambil keputusan investasi dan keputusan pemberian kredit (jika
menggunakan MVA).

Fair Value
Berdasarkan FASB Concept Statement No.7 dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 17
pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara
partisipan di pasar dan tanggal pengukuran (Perdana, 2011).

FASB, dalam Statement yang terbaru 157, pengukuran fair value mengesahkan
fair value sebagai exit value, dengan tanda setuju dari IASB kepada beberapa
reservasi minor : “ fair value adalah harga yang akan diterima dengan menjual
satu aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu kewajiban dalam
transaksi
antara peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.” (Penman, 2007;33)

Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati
untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang
berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.

IAI dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84 manyatakan bahwa: Dasar dari
definisi fair value adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan
beroperasi selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk melikuidasi, untuk
membatasi secara material skala operasinya atau transaksi dengan persyaratan
yang merugikan. Dengan demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima
atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang
dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang
wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen

Nilai wajar didefinisikan dalam IFRS sebagai, “the amount for which an asset
could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arm’s length
transaction.” Nilai wajar ini digunakan untuk mengukur:

Satu aset
Sekelompok aset
Satu liabilitas
Sekelompok liabilitas
Konsiderasi bersih dari satu atau lebih aset dikurangi satu atau lebih liabilitas
terkait
Satu segmen atau divisi dari sebuah entitas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 17
Satu lokasi atau wilayah dari suatu entitas
Satu keseluruhan entitas
Yang dimaksud dengan pengukuran di atas bukan merupakan pengukuran awal.
Untuk pengukuran awal (saat aset diakuisisi atau liabilitas muncul), entitas tetap
menggunakan dasar kos pada saat terjadinya transaksi. Setelah pengukuran
awal (biasa disebut sebagai pengukuran setelah pengukuran awal), yaitu saat
pelaporan keuangan (dan untuk pelaporan seterusnya, selama aset masih
dikuasai), entitas boleh memilih model kos (berdasar kos historis) atau model
revaluasi (berdasar nilai wajar) untuk mengukur pos-pos laporan keuangannya.

Dari definisinya, dapat disimpulkan bahwa nilai wajar diukur menggunakan


dasar ketika aset (atau liabilitas) dapat ditukar, bukan ketika aset (liabilitas)
benar-benar ditukar. Cara mengukur ‘ketika aset (liabilitas) dapat ditukar’ adalah
menggunakan:

Pendekatan Pasar. Dalam pendekatan ini, nilai wajar diukur berdasarkan harga
pasar atau informasi relevan lain yang dihasilkan dari transaksi di pasar. Hal ini
termasuk harga aset (liabilitas) sejenis yang ada di pasar, dan metode penilaian
lain yang konsisten dengan pendekatan pasar. Urutan yang digunakan jika nilai
wajar menggunakan pendekatan pasar adalah, pertama harga pasar aset
(liabilitas) pada saat pelaporan, jika tidak terdapat harga pasar aset (liabilitas)
maka menggunakan harga pasar aset (liabilitas) sejenis, jika tidak terdapat
harga pasar aset (liabilitas) sejenis maka menggunakan model yang konsisten
dengan pendekatan pasar (contohnya model matrix pricing, dll)
Pendekatan Penghasilan. Pendekatan ini menggunakan teknik penilaian untuk
mengubah nilai masa depan (contohnya aliran kas atau laba) ke nilai kininya
terdiskonto (discounted). Pengukuran nilai wajar dalam pendekatan ini
menggunakan dasar nilai yang dilihat dari harapan pasar kini atas nilai aset
(liabilitas) masa depan. Pendekatan ini termasuk menggunakan nilai kini
(present value, option pricing).
Pendekatan Kos. Pendekatan kos disebut juga pendekatan kos pengganti kini
(current replacement cost). Kos pengganti ini adalah jumlah yang diperlukan
untuk menggantikan suatu aset.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 17
Pendekatan nilai wajar seperti yang ditunjukkan di atas memiliki banyak celah
untuk dilakukannya fraud. Pertama, jika nilai wajar didasarkan pada harga pasar,
maka akan ada kemungkinan bahwa harga pasar suatu aset ada dalam kisaran
tertentu. Misalnya, mobil kijang tahun 1998 pada saat pelaporan di tahun 2002
harganya belum tentu sama antara satu penjual dengan penjual lain. Mobil
kijang ini pasti akan ada dalam kisaran harga. Oleh karena itu, penilai harus
menentukan harga pasar yang mana yang akan diambil untuk disajikan. Dalam
hal ini, fraud untuk meningkatkan nilai aset dapat terjadi. Namun kembali lagi
bahwa kisaran harga yang akan diambil seharusnya cukup ‘wajar’.
Kemungkinan fraud kedua adalah, jika tidak tersedia pasar, maka penilai akan
menggunakan model yang konsisten dengan pendekatan pasar. Penggunaan
model untuk menentukan nilai wajar ini merupakan celah untuk dilakukannya
fraud. Kemungkinan fraud ketiga adalah, jika pengukuran nilai wajar
menggunakan pendekatan penghasilan, maka akan ada celah dalam
melakukan perhitungan nilai harapan pasar masa kini atas nilai masa depannya.
Kemungkinan keempat adalah, penentuan estimasi kos pengganti. Estimasi
merupakan suatu hal yang sangat sulit ditentukan kebenarannya. Entitas
maupun penilai dapat melakukan justifikasi atas dasar estimasi yang dilakukan.
Hal ini merupakan suatu celah untuk dilakukannya fraud.

Berbagai kemungkinan lain dapat terjadi dalam pengukuran nilai wajar. Hal ini
dikarenakan nilai wajar tidak berdasarkan pada bukti historis, namun didasarkan
pada seberapa bernilainya aset (liabilitas) pada saat pelaporan. Tidak adanya
bukti historis ini (kecuali untuk pendekatan pasar yang observable), merupakan
suatu celah untuk dilakukannya fraud. Entitas biasanya cenderung untuk
meningkatkan nilai aset dan pendapatannya atau menurunkan nilai liabilitas dan
biayanya. Oleh karena itu, penggunaan nilai wajar merupakan suatu tantangan
baru bagi profesi jasa penilai dan auditor.

Warren Buffet berkata , anda untuk berada di banyak masalah ketika anda
mulai membangun fiktif angka yang tertera pada nilai. Tapi apakh itu fair value ?
Definisi fair value pasar adalah total biaya yang mana aset bisa ditukar , atau
tidak dapat dipercaya, antara mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi.
Dari dewan standar akuntasi finansial di 2006 medefinisikan ulang fair value

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 17
sebagai: tingkat harga yang masih akan diterima untuk menjual aset atau harga
untuk mentransfer dan tidak dapat dipercaya dengan mengingatkan para pelaku
pasar di tanggal sampai sekarang belum dilakukan pengukuran.

Sejarah Akuntansi Fair Value

Fair Value telah baru-baru ini menjadi sangat dipublikasikan , sangat penting
untuk dicatat bahwa penggunaan fair value dalam pelaporan keuangan ini
bukan hal yang baru. Fair value telah lebih efisien revolusi dari tahun 1960-an.
Konsep pasar yang lebih efisien didasarkan pada premis bahwa pasar secara
akurat mencerminkan realitas dan ekonomi bahwa dikatakan demikian kepada
harga pasaran yang akan memberikan yang paling benar memperkirakan nilai
aset atau tanggung jawab.

Fair Value Pernyataan Dari FASB

Badan standar akuntansi keuangan ditujukan nilai pasar pertama pada tahun
1990. Hal ini ditujukan pada bulan januari 2009. Terbesar mencocokkan
tanggal penggunaan dengan nilai pasar pernyataan no.157 pada tahun 2006,
pengukuran pasar Fair Value. FASB yang bergerak ke arah perluasan peringkat
fair nilai dimotivasi oleh sisa keluar dari S & L, isu-isu krisis, kemajuan teknologi,
peningkatan kompleksitas transaksi, dan masyarakat umum bagi peningkatan
permintaan akuntansi transparansi.

FASB 157 dirancang untuk mencapai tujuan:


(1) menyediakan kerangka kerja untuk fair value pengukuran.
(2) mengubah definisi dari fair value.
(3) menjelaskan pada saat ini para pelaku pasar.
(4) memperkenalkan konsep prinsip pasar pasar dan paling menguntungkan.
(5) memperkenalkan program fair value hirarki.
(6) memperkenalkan konsep defensif penilaian.

Argumen Terhadap Pendekatan Nilai Wajar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 17
Meskipun kita telah melihat secara ringkas alasan dan pendekatan nilai
wajar,
Investigasi yang lebih teliti seharusnya membantu.
Kekurangan f udara v alue sebuah ccounting
Penentang akuntansi nilai wajar, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 157,
menawarkan serangkaian alasan mengapa hal itu tidak tepat :
(1) Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang diakui dengan
pendekatan nilai wajar,
akan tetap belum terealisasi. Dengan demikian, nilai wajar menciptakan
persepsi yang salah
dari volatilitas yang besar. "Sebagian besar volatilitasnya mencair dari waktu ke
waktu seperti itu
Laba meningkat dan menurun dari penyesuaian nilai wajar menjadi nol
efek pada uang tunai dalam banyak kasus. Ini menyesatkan karena khawatir.
Dengan kata lain, nilai wajar menciptakan harga dan pasang surut yang tidak
pantas di neraca yang tidak mencerminkan kesehatan ekonomi yang
mendasarinya
korporasi.
(2) Berbagai jenis aset keuangan tidak sesuai dengan penilaian wajar.
Dengan demikian seorang manajer akan dipaksa untuk menilai aset tersebut
berdasarkan "nilai keluar" mereka yang tidak mencerminkan perbedaan nyata
dalam bagaimana perusahaan berniat untuk menggunakan atau menyebarkan
aset. "Ada perbedaan besar antara keduanya menilai aset untuk tujuan
perolehan dan penilaiannya mereka seolah-olah mereka akan atau bisa
dilikuidasi.

Argumen Standar Akuntansi Dipandang Sebagai Alat Kebijakan Fiskal


Haruskah Standar Akuntansi Dipandang Sebagai Alat Kebijakan Fiskal
Untuk Merangsang Atau Pertumbuhan Ekonomi Moderat, Atau Lebih Tepatnya
Sebagai Alat Untuk Menghasilkan Netral Dan Pengukuran Objektif Kinerja
Keuangan Perusahaan Publik?, Nilai pengaturan standar independen paling
besar saat terjadi menjadi sulit Semakin serius tekanan di pasaran, semakin
penting itu adalah untuk mempertahankan kemerdekaan. Conrad Hewitt,
mantan kepala akuntan di SEC yang mengundurkan diri pada Januari 2009,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 17
kata perwakilan dari ABA, American International Group Inc., Fannie Mae dan
Freddie Mac semua melobi dia selama dua tahun terakhir untuk menangguhkan
peraturan nilai adil. Eksekutif "akan mendatangi saya di sore hari dengan
argumen, 'Anda sudah harus menangguhkannya, '"kata Hewitt, SEC, yang
mengawasi FASB, akan menolaknya tuntutan mereka, dan "keesokan paginya
pelobi mereka akan pergi ke Kongres," dia berkata. Bagaimanapun, diskusi ini
membuat kita memiliki pertanyaan berikut untuk dikejar:
(1) Apakah ketergantungan pada nilai wajar membuat nilai itu tidak mungkin
akurat (dan karena itu membangun perlindungan risiko yang tepat) keuangan
tertentu instrumen, seperti sekuritas berbasis mortgage?
(2) Apakah penggunaan mark - to - market menyebabkan efek "bola salju" di
mana "Penjualan ulang" dari satu perusahaan secara tidak tepat mengurangi
nilai semua perusahaan lain yang memegang aset ini? (3) Apakah penggunaan
mark-to-market menyebabkan kerugian "belum direalisasi" yang berlebihan
tidak pernah disadari?

Sudahkah GAAP Sudah Berbasis Prinsip


Terlepas dari kebanyakan orang percaya bahwa GAAP adalah
pendekatan berbasis aturan, SEC berpendapat bahwa setidaknya sebagian
sudah merupakan pendekatan "berbasis prinsip". SEC menyatakan sebagai
berikut, "Banyak yang berpendapat bahwa A.S. GAAP memberikan contoh
pendekatan berbasis aturan ke pengaturan standar Namun, kami tidak
sepenuhnya setuju. Sementara kita setuju itu standar tertentu menderita akibat
short-comings dari pendekatan berbasis peraturan,
Banyak orang lain lebih dekat dengan jenis pendekatan berbasis
prinsip yang kami tetapkan disini. Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
FASB Konsep (SFAC) tampaknya memperkuat pandangan ini. Pernyataan
Konsep ini dimaksudkan untuk: Pernyataan Konsep membuat Kerangka
Konseptual yang klaim FASB adalah "sistem koheren yang saling terkait tujuan
dan fundamental yang diharapkan untuk menghasilkan standar yang konsisten
dan yang menentukan sifat, fungsi dan batas akuntansi dan pelaporan
keuangan."
Sementara pembentukan tujuan dan konsep dasar mungkin tidak
secara langsung menyelesaikan akuntansi keuangan dan melaporkan masalah,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
17
"tujuan memberi arahan, dan konsep adalah alat untuk memecahkan masalah",
FASB menambahkan bahwa tujuan dan fundamental konsep akan membantu
dalam pengembangan dan revisi standar dengan, "menyediakan Dewan
dengan landasan bersama dan dasar pertimbangan untuk mempertimbangkan
manfaat alternatif. "

Perkembangan Terkini "Present Fairly"


Peristiwa terkini mengungkapkan pentingnya konsep "presentasi yang
adil ". Dalam contoh sejarah mengulanginya sendiri, Bernie Ebbers, yang
pertama CEO WorldCom berpendapat bahwa penuntut tidak menuduh atau
membuktikannya Akuntansi WorldCom tidak sesuai dengan GAAP. Ebbers
mengklaim Itu, di mana tuduhan penipuan didasarkan pada akuntansi yang
tidak tepat, ketidakberesan harus menjadi pelanggaran terhadap GAAP, karena
perusahaan yang mematuhi GAAP harus harus memenuhi persyaratan
pengungkapan SEC. Pengadilan Banding untuk Sirkuit Kedua secara eksplisit
reaffi memutuskan keputusan di Continental Vending menyatakan bahwa: Kami
tidak melihat alasan untuk berangkat dari Simon. Yang pasti, GAAP mungkin
memiliki relevansi dalam usaha itikad baik tergugat untuk mematuhi GAAP atau
kepercayaan saran akuntan mengenai GAAP dapat meniadakan klaim
pemerintah atas sebuah niat untuk menipu. Jika pemerintah membuktikan
bahwa terdakwa bertanggung jawab untuk laporan keuangan yang secara
sengaja dan menyesatkan investor undang-undang [penipuan sekuritas]
memuaskan. Pemerintah tidak diperlukan sebagai tambahan untuk menang
dalam pertempuran saksi ahli atas penerapan individu Aturan GAAP.

Argumen Pendekatan Berbasis Aturan


Meskipun antusiasme baru-baru ini untuk mengadopsi pendekatan
berbasis prinsip, pendukung pendekatan berbasis aturan percaya bahwa
masalah serius mungkin timbul dan manfaat penting hilang jika FASB dan SEC
bergerak ke arah ini. Terlepas dari definisi yang tepat tentang peraturan dan
prinsip, pendukung percaya kerangka pengaturan standar saat ini (mungkin
dengan beberapa penyesuaian) menyelesaikan tujuannya. Pembela
pendekatan berbasis aturan berpendapat bahwa hal itu mendorong konsistensi
dan komparatif."

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
17
Artinya, jika hal serupa diperhitungkan sama cara, baik lintas
perusahaan atau dari waktu ke waktu, menjadi mungkin untuk menilai keuangan
laporan entitas yang berbeda, atau entitas yang sama pada titik waktu yang
berbeda, jadi untuk melihat peristiwa ekonomi yang mendasarinya."
Pendukung berbasis peraturan Kerangka kerja berpendapat bahwa
kecuali jika kita dapat menempatkan informasi dalam konteks, itu adalah sangat
sedikit gunanya kita dalam mengambil keputusan. Misalnya, bayangkan jika
memang begitu menginformasikan bahwa sebuah mobil tertentu baru-baru ini
ditandai - turun menjadi $ 30.000. Haruskah Anda melakukan pembelian?
Sebelum membuat keputusan sepertinya masuk akal bahwa Anda ingin tahu ?
(1) harga mobil sebelum mark-down, iya berapa harga yang telah dikurangi?
Anda mungkin juga ingin ketahui.
(2) harga mobil sejenis yang saat ini ada di pasaran. Tanpa Informasi ini, akan
sulit untuk menentukan apakah atau tidak $ 30.000 adalah harga yang bagus
Argumen

Pendekatan Berbasis Prinsip


Pendekatan berbasis aturan mengarah pada godaan fokus pada
kepatuhan terha dap surat peraturan daripada kepatuhan terhadap
maksud dari peraturan. Kerentanan teori etis yang diusulkan untuk apa yang
disebut "Game" sering diberikan sebagai keberatan terhadap teori etika tertentu.

Sintesis Jurnal dan Artikel


Reformasi atas standar-standar akuntansi terhadap basis pengukuran
akuntansi yang menggunakan nilai wajar (fair value) telah menimbulkan suatu
perdebat an yang sengit terutama dalam tahun-tahun terakhir ini. Hal ini
terutama karena munculnya konvergensi akuntansi internasional yang
cenderung menggunakan pendekatan nilai wajar sebagai basis pengukuran dan
pelaporan akuntansi. Di Indonesia, hal ini dirasakan ketika Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) melansir rencana konvergensi akuntansi internasional,
sehingga diperlukan revisi menyeluruh terhadap PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) sesuai dengan IFRS (International Financial Reporting
Standards).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
17
Salah satu masalah atau kendala terpenting yang mungkin dihadapi dalam
penerapan IFRS mengharuskan banyak perusahaan atau entitas bisnis
merubah pengukuran serta pelaporan akuntansinya yang sebagian besar
berdasarkan pada nilai historis ( historical cost), menjadi pengukuran serta
pelaporan berdasarkan nilai wajar (fair value). Meskipun terdapat tren menuju
penerapan standar akuntansi berbasis nilai wajar, reformasi ini telah
menimbulkan berbagai kontroversi dari berbagai kalangan. Terdapat beberapa
kelompok dan kalangan yang mendukung penerapan nilai wajar namun
terdapat juga kelompok yang meragukan penerapan ini. Perdebatan yang
belum terselesaikan juga masih muncul dalam dunia akademis tentang value
relevance dari penerapan nilai wajar ini. Saat ini Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) sedang dalam proses mengadopsi IAS 41 tentang
Akuntansi Agrikultur kedalam PSAK. Studi ini ditujukan Sebagai analisis
pendahuluan mengenai kemungkinan dampak penerapan PSAK yang
mengadopsi IAS 41.
IAS (International Accounting Standard) No. 41 membawa perdebatan-
perdebatan ini ke dalam ruang lingkup akuntansi agrikultur. Banyak pihak yang
bersikap kritis terhadap persyaratan penerapan nilai wajar terhadap aset
biologis dan perubahan nilainya yang harus diakui dalam laporan laba rugi
perusahaan. Penttinen et al. (2004) menyatakan ba hwa penerapan nilai wajar
akan menyebabkan fluktuasi yang tidak realistis pada laba bersih perusahaan-
perusahaan kehutanan. Herbohn & Herbohn (2006) serta Dowling & Godfrey
(2001) menekankan pada meningkatnya volatilitas, manipulasi dan
subyektifitas dari pendapatan yang dilaporkan. Herbohn & Herbohn (2006)
menghitung koefisien varians dari laba serta keuntungan dan kerugian aset-
aset kayu pada delapan perusahaan publik dan lima perusahaan pemerintah.
Mereka menyatakan bahwa pengukuran menggunakan nilai wajar akan
meningkatkan volatilitas
laba. Sedangkan Argiles & Soft (2001) dapat menerima pengukuran
menggunakan nilai wajar untuk aset biologis karena hal tersebut menghindari
kompleksitas dalam menghitung biaya. Hal ini dikarenakan banyak pertanian-
pertanian keluarga di negara-negara barat terutama di Uni Eropa, yang tidak
memiliki sumber daya dan kemampuan untuk melaksanakan prosedur-
prosedur dan perhitungan akuntansi. Sifat industri pertanian membuat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
17
perhitungan berdasarkan nilai historis untuk aset biologis menjadi sulit karena
aset mengalami proses kelahiran, perkembangan, kematian, demikian pula
kerumitan dalam hal alokasi biaya bersama (joint costs). Alokasi biaya tidak
langsung juga merupakan salah satu sumber lain kompleksitas perhitungan
biaya di pertanian. Kroll (1987) menyatakan bahwa kompleksitas dalam
penilaian aset dengan menggunakan nilai historis merupakan suatu halanga n
utama dalam penilaian dengan basis nilai historis. Oleh karena itu, penilaian
dengan menggunakan nilai wajar harus mempertimbangkan keseimbangan
antara manfaat dan biayanya. Kemudahan (simplicity) dalam perhitungan
merupakan keuntungan utama dalam menerapkan nilai wajar dibandingkan
penggunaan nilai historis. Tetapi sampai saat ini belum ada kesepakatan dalam
literatur-literatur sebelumnya dalam hal apakah terjadi volatilitas yang
abnormal dalam pendapatan dan laba, relevansi nilai, perataan pendapatan
(income smoothing) serta terjadi peningkatan atau penurunan profitabilitas
akibat penerapan nilai wajar.
Penelitan ini bermaksud untuk menyediakan bukti empiris pengukuran aset
biologis menggunakan nilai wajar dalam ruang lingkup industri agrikultur,
dengan menggunakan sampel perusahaan-perusahaan agrikultur yang
menggunakan nilai wajar dan nilai historis dalam perhitungan aset biologis.
Penelitan ini meliputi analisis deskriptif yang mencakup perbandingan pada
komponen-komponen aset, pendapatan dan laba masing-masing, meliputi nilai
absolut dan nilai standar deviasinya. Selain itu, penelitan ini juga
membandingkan perhitungan income smoothing index (ISI) di antara kelompok-
kelompok tersebut. Setelah memberikan penjelasan deskriptif, penelit ian ini
mencoba melihat adanya pengaruh penggunaan pendekatan nilai wajar
terhadap volatilitas laba dengan menggunakan persamaan regresi. Dengan
segala keterbatasan yang ada, terutama adalah keterbatasan data penelitian,
keterbatasan metode penelitian, penelitian ini terutama dimaksudkan untuk
memberikan gambaran awal mengenai penerapan pendekatan nilai wajar dan
nilai historis dalam penilaian aset perusahaan, khususnya penilaian aset
biologis pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam bidang agrikultur.

Aset Biologis dan Perlakuan Akuntansinya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
17
Menurut IAS 41, aset biologis didefinisikan sebag ai tumbuh-tumbuhan dan
hewan-hewan yang hidup yang dikendalikan atau dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari kejadian masa lampau. Pengendalian atau penguasaan
tersebut dapat melalui kepemilikan atau jenis perjanjian legal lainnya. Dalam
mengukur nilai wajar aset biologis, IAS 41 memberikan hierarki atas metode-
metode yang seharusnya digunakan untuk menentukan nilai wajar. Metode
yang paling dianjurkan adalah dengan menggunakan harga transaksi pasar
paling kini atas aset biologis (mark-to-market) yang terdapat pada pasar aktif.
Yang kedua, dapat pula menggunakan harga pasar aset yang sejenis (similar
asset / sector bencmark) dengan aset biologis yang ingin dinilai, penilaian ini
dikenal dengan istilah market-determined prices. Yang ketiga, jika harga pasar
tidak tersedia, standar yang ada menganjurkan untuk menggunakan model
diskonto arus kas (discounted-cash flows model) yang biasa disebut mark-to-
model. Terakhir, apabila semua hal di atas tidak tersedia dan tidak dapat diukur
secara andal, maka aset biologis harus diukur pada harga perolehannya
dikurangi dengan akumulasi depresiasi dan pernurunan nilainya.
Keuntungan atau kerugian dari penilaian aset biologis dapat muncul pada
pengakuan awal aset biologis yaitu sebesar selisih antara nilai perolehan awal
aset biologis dengan nilai wajar aset biologis setelah dikurangi perkiraan biaya-
biaya pada titik penjualan (estimated point-of-sale costs). Keuntungan atau
kerugian terhadap penilaian aset biologis juga dapat muncul pada pengukuran
setelah pengakuan awal, yaitu sebesar selisih antara nilai wajar terakhir aset
biologis setelah dikurangi perkiraan biaya-biaya pada titik penjualan dengan
nilai wajar aset biologis sebelumnya setelah dikurangi perkiraan biaya-biaya
pada titik penjualan pada saat itu. Perubahan nilai wajar suatu aset biologis
dapat disebabkan oleh pertumbuhan, kematian, produksi dan penghasilan yang
menyebabkan perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif,
generasi aset yang baru atau tambahan aset biologis. Selain itu, perubahan
nilai wajar aset biologis juga dapat disebabkan oleh perubahan pasar atau
perekonomian di suatu negara. Perubahan-perubahan tersebut meliputi antara
lain perubahan inflasi, nilai tukar mata uang, pertumbuhan ekonomi,
permintaan, atau kebijakan pemerintah.
Suatu entitas harus mengungkapkan jumlah keseluruhan keuntungan atau
kerugian yang muncul pada pengakuan awal aset biologis dan produk agrikultur

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
17
dan dari perubahan nilai wajar dikurangi dengan perkiraan biaya-biaya pada
titik penjualan. Metode dan asumsi yang digunakan dalam menentukan nilai
wajar juga harus diungkapkan. Nilai wajar dikurangi dengan perkiraan biaya-
biaya pada titik penjualan terhadap produk agrikultur yang dipanen selama
periode tersebut harus diungkapkan pada titik panen. Ketika nilai wajar tidak
dapat diukur dengan andal, maka pengungkapan tambahan diperlukan.

Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia. (2014). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan


Akuntan Indonesia.
Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. (2013). Intermediate Accounting Fifteenth
Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 /
17

Anda mungkin juga menyukai