(EBA 711)
MODUL SESI 13
FAIR VALUE
DISUSUN OLEH
TIM DOSEN FEB UNIVERSITAS ESA UNGGUL
a. Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan
sebagai dasar pertukaran dari aktiva atau penyelesaian kewajiban antara
pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar (arm's length transaction). (PSAK no 10).
b. Fair value sebagai tingkat harga dimana aset dapat ditukar pada
transaksi sekarang antara pihak-pihak yang mengetahui dan bersedia.
Untuk hutang, fair value diartikan sebagai jumlah yang akan dibayarkan
untuk mentransfer kewajiban kepada debitor baru dari FASB
jika pasar tidak aktif, menurut Jusuf, penentuan nilai bisa menggunakan
transaksi-transaksi wajar terkini antara pihak-pihak yang mengerti dan
berkeinginan.
Jika pasar tidak aktif, maka penentuan nilai wajar menggunakan teknik
penilaian. Teknik penilaian utamanya berdasarkan pada asumsi internal
perusahaan terhadap future cash flow appropriately risk-adjusted discount rates.
Indikasi pasar tidak aktif adalah sebagai berikut :
1. peningkatan yang signifikan selisih antara ask price dengan bid price
2. pihak yang melakukan suatu tindakan billing jumlahnya terlalu kecil.
3. adanya volatilitas harga pasar yang sginifikan.
4. jumlah efek yang ditransaksikan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah
efek yang beredar.
5. penurunan signifikan terhadap volume dan level aktivitas perdagangan.
6. Dalam penilain suatu asset terkadang memerlukan jasa dari profesi untuk
menilai suatu asset.
C. Peranan Profesi Penilai (Appraisers) dalam penerapan Fair Value
Penilai, sebagai satu profesi, merupakan orang yang dianggap kompeten
memberikan oponi nilai yang kebetulan di disitu dibutuhkan untuk kepentingan
Dalam penilaian properti, secara konvensional ada tiga metode atau hierarki
disesuaikan dengan standar akuntansi :
menggunakan pendekatan pasar.
Yang gunakan adalah harga pasar. Pendekatan yang mengambil langsung
pembandingnya dari property sejenis yang nilai di pasar.
mempertimbangkan nilai pendapatan
Misalnya perkantoran, karena dia menghasilkan pendapatan, maka metodenya
menggunakan pendekatan pendapatan.
pendekatan biaya
b. Reliability. Masalah yang selalu ada yang tidak dapat dihindari adalah bahwa
model akuntansi berdasarkan historical cost tidak mengakui adanya perubahan
nilai bersifat ekonomis, dan cenderung membiarkan perusahaan memilih sendiri
Fair Value
Berdasarkan FASB Concept Statement No.7 dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau
FASB, dalam Statement yang terbaru 157, pengukuran fair value mengesahkan
fair value sebagai exit value, dengan tanda setuju dari IASB kepada beberapa
reservasi minor : “ fair value adalah harga yang akan diterima dengan menjual
satu aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu kewajiban dalam
transaksi
antara peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.” (Penman, 2007;33)
Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati
untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang
berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.
IAI dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84 manyatakan bahwa: Dasar dari
definisi fair value adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan
beroperasi selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk melikuidasi, untuk
membatasi secara material skala operasinya atau transaksi dengan persyaratan
yang merugikan. Dengan demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima
atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang
dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang
wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen
Nilai wajar didefinisikan dalam IFRS sebagai, “the amount for which an asset
could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arm’s length
transaction.” Nilai wajar ini digunakan untuk mengukur:
Satu aset
Sekelompok aset
Satu liabilitas
Sekelompok liabilitas
Konsiderasi bersih dari satu atau lebih aset dikurangi satu atau lebih liabilitas
terkait
Satu segmen atau divisi dari sebuah entitas
Pendekatan Pasar. Dalam pendekatan ini, nilai wajar diukur berdasarkan harga
pasar atau informasi relevan lain yang dihasilkan dari transaksi di pasar. Hal ini
termasuk harga aset (liabilitas) sejenis yang ada di pasar, dan metode penilaian
lain yang konsisten dengan pendekatan pasar. Urutan yang digunakan jika nilai
wajar menggunakan pendekatan pasar adalah, pertama harga pasar aset
(liabilitas) pada saat pelaporan, jika tidak terdapat harga pasar aset (liabilitas)
maka menggunakan harga pasar aset (liabilitas) sejenis, jika tidak terdapat
harga pasar aset (liabilitas) sejenis maka menggunakan model yang konsisten
dengan pendekatan pasar (contohnya model matrix pricing, dll)
Pendekatan Penghasilan. Pendekatan ini menggunakan teknik penilaian untuk
mengubah nilai masa depan (contohnya aliran kas atau laba) ke nilai kininya
terdiskonto (discounted). Pengukuran nilai wajar dalam pendekatan ini
menggunakan dasar nilai yang dilihat dari harapan pasar kini atas nilai aset
(liabilitas) masa depan. Pendekatan ini termasuk menggunakan nilai kini
(present value, option pricing).
Pendekatan Kos. Pendekatan kos disebut juga pendekatan kos pengganti kini
(current replacement cost). Kos pengganti ini adalah jumlah yang diperlukan
untuk menggantikan suatu aset.
Berbagai kemungkinan lain dapat terjadi dalam pengukuran nilai wajar. Hal ini
dikarenakan nilai wajar tidak berdasarkan pada bukti historis, namun didasarkan
pada seberapa bernilainya aset (liabilitas) pada saat pelaporan. Tidak adanya
bukti historis ini (kecuali untuk pendekatan pasar yang observable), merupakan
suatu celah untuk dilakukannya fraud. Entitas biasanya cenderung untuk
meningkatkan nilai aset dan pendapatannya atau menurunkan nilai liabilitas dan
biayanya. Oleh karena itu, penggunaan nilai wajar merupakan suatu tantangan
baru bagi profesi jasa penilai dan auditor.
Warren Buffet berkata , anda untuk berada di banyak masalah ketika anda
mulai membangun fiktif angka yang tertera pada nilai. Tapi apakh itu fair value ?
Definisi fair value pasar adalah total biaya yang mana aset bisa ditukar , atau
tidak dapat dipercaya, antara mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi.
Dari dewan standar akuntasi finansial di 2006 medefinisikan ulang fair value
Fair Value telah baru-baru ini menjadi sangat dipublikasikan , sangat penting
untuk dicatat bahwa penggunaan fair value dalam pelaporan keuangan ini
bukan hal yang baru. Fair value telah lebih efisien revolusi dari tahun 1960-an.
Konsep pasar yang lebih efisien didasarkan pada premis bahwa pasar secara
akurat mencerminkan realitas dan ekonomi bahwa dikatakan demikian kepada
harga pasaran yang akan memberikan yang paling benar memperkirakan nilai
aset atau tanggung jawab.
Badan standar akuntansi keuangan ditujukan nilai pasar pertama pada tahun
1990. Hal ini ditujukan pada bulan januari 2009. Terbesar mencocokkan
tanggal penggunaan dengan nilai pasar pernyataan no.157 pada tahun 2006,
pengukuran pasar Fair Value. FASB yang bergerak ke arah perluasan peringkat
fair nilai dimotivasi oleh sisa keluar dari S & L, isu-isu krisis, kemajuan teknologi,
peningkatan kompleksitas transaksi, dan masyarakat umum bagi peningkatan
permintaan akuntansi transparansi.
Daftar Pustaka