Anda di halaman 1dari 20

MODUL SEMINAR AKUNTANSI

(EBA 711)

MODUL SESI 9
KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI

DISUSUN OLEH
TIM DOSEN FEB UNIVERSITAS ESA UNGGUL

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 20
KANDUNGAN INFORMASI AKUNTANSI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


Mampu menganalisis dan menjelaskan informasi akuntansi merubah perilaku
pengguna dalam pengambilan keputusan

B. Definisi
Laporan keuangan telah menjadi media terbaik untuk mengkomunikasikan
sejauh mana kinerja organisasi kepada berbagai pemangku kepentingan
organisasi. Untuk memfasilitasi peran komunikatif laporan keuangan, diperlukan
beberapa karakteristik kualitatif yang membuatnya relevan untuk pengambilan
keputusan oleh investor. Keputusan investor dikatakan kualitatif dan
terinformasi, ketika laporan keuangan yang menjadi dasar keputusan para
investor berkualitas tinggi. Para pemangku kepentingan badan-badan
perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk mengevaluasi nilai ekonomi
perusahaan dengan asumsi bahwa ada hubungan antara angka akuntansi dan
nilai pasar perusahaan. Menggambar dari jatuhnya pasar modal baru-baru ini di
seluruh dunia, akan tampak bahwa relevansi nilai informasi akuntansi diragukan.

Ini tampaknya telah memberikan kepercayaan pada temuan beberapa peneliti,


bahwa relevansi nilai informasi akuntansi telah berkurang dari waktu ke waktu
(Holthausen & Watt, 2001; Goodwin & Ahmad, 2006). Peneliti seperti, Collins,
Maydew dan Weiss (1997) mengambil pandangan tandingan menyimpulkan
bahwa relevansi nilai informasi akuntansi telah sedikit meningkatkan lembur dan
bahwa temuan peneliti yang menyimpulkan bahwa relevansi nilai informasi
akuntansi telah berkurang adalah prematur. Perbedaan dalam metodologi yang
diadopsi oleh peneliti dan praktik akuntansi oleh perusahaan telah dikemukakan
sebagai kemungkinan alasan untuk bertentangan dengan temuan dalam
penelitian relevansi nilai (Granham & King, 2000; Beisland, 2010; Abiodun,
2012).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 20
Relevansi nilai dipandang sebagai bukti kualitas dan kegunaan angka akuntansi
dan dengan demikian, dapat diartikan sebagai kegunaan data akuntansi untuk
proses pengambilan keputusan investor dan keberadaannya biasanya oleh
korelasi positif antara nilai pasar dan nilai buku (Takacs, 2012). Studi penilaian
terutama ditujukan untuk menghubungkan angka akuntansi dengan ukuran nilai
perusahaan dengan pandangan untuk menilai karakteristik angka akuntansi dan
hubungannya dengan nilai perusahaan (Barth, 2000). Studi relevansi nilai
menilai seberapa baik angka akuntansi tertentu mencerminkan informasi yang
digunakan oleh investor dalam menilai nilai ekuitas perusahaan tetapi mereka
tidak dirancang untuk menilai kegunaan angka akuntansi. Penelitian relevansi
nilai memberikan wawasan yang signifikan terhadap pertanyaan yang menarik
bagi setter standar dan konstituen nonakademik lainnya (Barth, Beaver &
Landsman, 2000).

Dengan demikian peneliti termotivasi untuk mempelajari sejauh mana informasi


akuntansi merangkum harga saham di pasar saham Nigeria sebagai indikator
relevansi nilai. Studi tentang kemungkinan harga pasar saham yang terdaftar di
Bursa Efek Nigeria menjadi cerminan dari informasi akuntansi sangat penting
bagi investor serta pembuat kebijakan. Bukti terbaru menunjukkan bahwa pasar
saham memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi (Healy & Williston,
2005; Charles, 2008). Dalam upaya untuk menguatkan atau menolak yang
disebutkan sebelumnya, persepsi investor institusi dan individu tentang
relevansi nilai berbagai item laporan keuangan untuk penilaian ekuitas juga
dipertimbangkan. Nilai dan kualitas informasi akuntansi ditentukan oleh
seberapa baik memenuhi kebutuhan pengguna (Khanagha, 2011). Oleh karena
itu, aliran informasi yang dapat diandalkan sangat penting untuk pertumbuhan
Bursa Efek Nigeria - tanpa itu, penabung akan menyimpan simpanan mereka
dengan susah payah di bawah kasur mereka. Mungkin tidak berlebihan untuk
mengatakan bahwa Bursa Efek Nigeria tidak akan berfungsi dengan baik tanpa
informasi akuntansi yang relevan dan dapat diandalkan. Kekurangan di Bursa
Efek Nigeria akan mempengaruhi ekonomi Nigeria karena pasar modal adalah
mesin pertumbuhan ekonomi (Okeke, 2004). Oleh karena itu, studi tentang
apakah harga pasar saham yang terdaftar di Bursa Efek Nigeria mencerminkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 20
informasi akuntansi tidak hanya penting bagi investor tetapi juga penting untuk
pertumbuhan ekonomi Nigeria.

Meskipun penelitian telah dilakukan di daerah ini di Nigeria, Oyerinde (2011);


Abubakar (2011); Abiodun (2012); dan baru-baru ini Olugbenga dan Atanda
(2014), sejauh pengetahuan kami belum ada studi banding yang dilakukan
mengenai relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan di berbagai sektor di
Nigeria kecuali studi yang dilakukan oleh Oshodin dan Mgbame (2014), yang di
sektor perbankan dan perminyakan. Studi ini berlabuh pada studi Ohlson
(1995); Oshodin dan Mgbame (2014) yang menyatakan relevansi nilai akuntansi
sebagai rata-rata tertimbang dari nilai buku dan pendapatan. Selain itu, temuan
dalam penelitian sebelumnya masih tidak meyakinkan tentang relevansi nilai
EPS dan BVPS. Dengan demikian, studi ini menilai apakah EPS lebih relevan
dengan nilai daripada BVPS dan dengan demikian, membandingkan relevansi
nilai dari informasi akuntansi dalam hal pendapatan dan nilai buku bersih pada
harga saham sektor perbankan dan manufaktur di Nigeria

Sintesis Jurnal dan Artikel


Dalam penggabungan usaha melalui akuisisi, selisih lebih antara biaya
perolehan dan bagian perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan
kewajiban yang dapat diidentifikasi (identifiable assets and liabilities) diakui
sebagai goodwill. Goodwill merupakan cerminan atas lebih tingginya
kekuatan potensi laba perusahaan yang diakuisisi daripada nilai wajarnya.
Dalam prakteknya, goodwill merupakan cerminan pembayaran premium
untuk mendapatkan perusahaan yang diakuisisi. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 tentang Akuntansi Penggabungan
Usaha menyatakan bahwa goodwill harus diamortisasi sebagai beban
selama masa manfaatnya. Periode amortisasi goodwill selama 5 tahun
dan dapat diperpanjang sampai dengan 20 tahun dengan alasan yang
tepat. Rasionalisasi atas
amortisasi ini adalah bahwa goodwill sebagai asset perusahaan dialokasikan
sebagai biaya
sepanjang masa manfaatnya dan nilainya akan berkurang akibat dikonsumsi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 20
Semakin tinggi prospek perusahaan yang diakuisisi dan semakin besar
keinginan perusahaan pengakuisisi untuk membeli perusahaan yang
diakuisisi, akan semakin besar selisih nilai pembelian dengan nilai
wajarnya. Sehingga seringkali goodwill yang ditimbulkan dari akuisisi
bernilai sangat besar. Hal ini dapat sangat memberatkan perusahaan
pengakuisisi karena beban amortisasi goodwill yang besar, sehingga nilai laba
menjadi jauh lebih kecil. Statement of Financial Accounting Standards
(SFAS) No.142 yang dikeluarkan Financial Accounting Standards Board
(FASB) mengenai Goodwill and Other Intangible Assets tidak mewajibkan
perusahaan pengakuisisi untuk mengamortisasi goodwill. Standar tersebut
merupakan revisi atas kebijakan FASB sebelumnya yang mewajibkan
perusahaan pengakuisisi mengamortisasi goodwill dengan periode
maksimal 40 tahun. FASB menganjurkan untuk mengevaluasi nilai goodwill
terhadap kemungkinan penurunan nilai (impairment) dan menghapus nilai
goodwill sebesar penurunannya ketika penurunan nilai tersebut terjadi.
Penurunan nilai terjadi ketika nilai buku goodwill melebihi nilai wajarnya.
Goodwill yang tidak diamortisasi dihubungkan dengan pengujian penurunan
nilai berbasis nilai wajar (fair value-based impairment test) akan lebih
memenuhi keandalan laporan keuangan dalam hal penyajian yang jujur
(representational faithfulness) dan mengandung informasi keuangan yang
berguna bagi pengambilan keputusan.
Perubahan terhadap SFAS No.142 dilatarbelakangi oleh pendapat yang
menyatakan bahwa umur ekonomis goodwill tidak dapat diprediksi secara
andal dan pola penurunan nilainya juga tidak dapat ditentukan secara pasti.
Pola penurunan nilai goodwill suatu perusahaan belum tentu mengikuti
pola garis lurus. Selain itu, pola penurunan nilai goodwill pada masing-
masing perusahaan berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhi penilaian terhadap goodwill, seperti kinerja perusahaan. Hal
ini menyebabkan pengungkapan amortisasi goodwill secara merata setiap
periodenya gagal memenuhi karakteristik kualitatif representational faithfulness.
Selain itu banyak juga terdapat kasus beban amortisasi goodwill yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba. First Call Corp., sebuah
perusahaan analis prediksi laba di Amerika Serikat mengadakan penelitian
yang hasilnya mendukung adanya pengaruh unsure signifikan amortisasi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 20
goodwill terhadap laba. First Call membantu perusahaan untuk menghitung
dan melaporkan laba per saham sebelum amortisasi goodwill.
Contohnya, MindSpring Enterprises melaporkan rugi bersih per saham
sebesar US$0.93, namun memiliki laba per saham sebelum amortisasi
goodwill sebesar US$0.94 (Moehrle and Wallace, 2001). Moehrle dan
Wallace (1999) menyimpulkan bahwa laba, baik laba akrual maupun laba
kas, menjelaskan pengembalian saham lebih baik daripada arus kas.
Sedangkan dalam penelitian selanjutnya, Moehrle dan Wallace (2001)
menemukan bahwa 2 ukuran laba akrual, yaitu laba sebelum amortisasi
goodwill dan pos luar biasa serta laba setelah amortisasi goodwill dan
sebelum pos luar biasa, lebih dapat menjelaskan return daripada arus kas;
sementara kedua ukuran laba akrual tadi memiliki kandungan informasi
yang relatif sama. Laba akrual merupakan laba yang terdiri dari unsur-
unsur akrual/non-kas, seperti depresiasi dan amortisasi. Laba kas
merupakan laba yang mengeluarkan unsur-unsur akrual/non-kas, yaitu laba
sebelum depresiasi dan amortisasi. Sedangkan arus kas adalah jumlah
kas yang sebenarnya dihasilkan perusahaan melalui kegiatan operasi,
pendanaan, dan investasi. Ukuran arus kas yang relevan dengan ukuran
laba adalah arus kas operasional karena terdiri dari unsur-unsur pembentuk
laba bersih.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Moehrle
dan Wallace (2001), yaitu menguji manfaat kandungan informasi yang
terdapat dalam amortisasi goodwill, untuk kondisi yang berlaku Indonesia.
Namun penelitian ini memodifikasi model penelitian yang digunakan Moehrle
dan Wallace.

MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI

FASB menyadari bahwa terdapat perbedaan dan kemajemukan pemakai


informasi keuangan. Namun dalam kenyataanya, FASB memfokuskan pada
kelompok pemakai utama (investor dan kreditur) yang dianggap lebih tertarik
pada jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan. Alasan
memfokuskan perhatiannya pada investor dan kreditur karena pemakai-
pemakai lainnya memiliki persamaan kepentingan dengan investor maupun

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 20
kreditur dan perhitungan manfaat-biaya yang dilakukan FASB terbatas bagi
investor dan kreditur saja.

DATA DAN MODEL AKUNTANSI PENILAIAN PERUSAHAAN

Model penilaian dividen dari Gordon merupakan langkah awal yang sangat
bermanfaat dalam memahami hubungan antara data-data akuntansi dengan
nilai perusahaan. Model ini mengatakan bahwa nilai suatu perusahaan bagi
pemegang sahamnya adalah nilai sekarang dari dividen-dividen yang
diharapkan akan diterima di masa yang akan datang.
Beaver mempergunakan model penilaian dividen untuk merumuskan peran laba
akuntansi dalam penilaian perusahaan sebagai berikut:
1. Harga-harga surat berharga saat ini didefinisikan sebagai suatu fungsi
dari dividendividen yang diharapkan akan diterima di masa yang akan datang.
2. Deviden masa depan itu sendiri merupakan fungsi dari laba operasi
masa depan.
3. Laba akuntansi dapat dipergunakan untuk menilai laba operasi dimasa
depan.
Oleh karena itu, informasi laba periode berjalan merupakan data yang informatif
karena kemampuannya untuk memprediksi laba dan deviden masa depan.
Miller dan Modigliani, menyatakan bahwa nilai teoritis perusahaan dapat
diselusuri ke dalam hasil penelitian, mereka mengemukakan bahwa kebijakan
dividen tidak relevan untuk penilaian (valuation) suatu perusahaan. Dengan
mengabaikan dampak pajak, mereka menunjukkan bahwa nilai perusahaan
dapat ditentukan tanpa dipengaruhi oleh dividen, yaitu dengan nilai sekarang
(present value) dari arus kas masa depan.
FASB mengadopsi (secara implisit) model penilaian dengan arus kas. Dalam
SFAC No.1 peranan pelaporan keuangan disebutkan antara lain membantu
investor, kreditur dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian prospek arus kas bersih perusahaan. Lebih lanjut, FASB
menyatakan bahwa sistem akuntansi akrual dan angka laba akrual lebih
berguna bagi tujuan ini dibandingkan sistem kas basis yang lebih sederhana.
…..akuntansi akrual pada umumnya memberikan indikasi yang lebih baik
mengenai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan cash flow yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 20
menguntungkan baik saat ini maupun di masa yang akan datang, dibandingkan
dengan informasi yang terbatas pada efek finansial dari penerimaan dan
pengeluaran kas (SFAC No.1, Kata Pengantar).
Beaver sependapat dengan pernyataan ini dan berargumentasi bahwa “akrual
dapat dipandang sebagai suatu bentuk peramalan masa yang akan datang…”
Terdapat bukti empiris bahwa arus kas masa yang akan datang diproyeksikan
dengan lebih baik dengan menggunakan data akrual dari pada data arus kas.
Dan dalam penelitian pasar modal, harga harga surat berharga lebih tinggi
korelasinya dengan laba akrual dari pada arus kas atau aliran modal kerja.
Implikasi dari literatur teoritis ini adalah bahwa sistem akuntansi akruallah yang
digunakan sebagai atribut dalam menentukan penilaian perusahaan, yaitu data
arus kas bersih. Namun demikian, nilai informasi dalam pelaporan keuangan
bagi investor bukan dilihat dari peranannya sebagai catatan historis, namun
lebih pada kegunaannya dalam merevisi penilaian investor terhadap arus kas
masa depan.
Teori Surplus Bersih
Suatu teori baru mengenai penilaian surat-surat berharga yang lebih dekat
dengan konsep dan angka akuntansi adalah CST dari Ohlson, Feltham, dan
Ohlson. Inti metode ini dalah nilai buku ekuitas sama dengan nilai buku awal
ditambah laba dikurangi dividen. Dasar premis yang digunakan adalah bahwa
semua elemen laba dan rugi masuk ke income, yang membentuk surplus bersih.
Penilaian ekuitas perusahaan akan didasarkan pada nilai buku awal periode
ditambah nilai sekarang dari laba abnormal yang diharapkan terjadi di masa
depan. Laba abnormal adalah laba di atas laba normal yang diharapkan. Jadi
laba abnormal adalah jumlah selisih di atas atau di bawah (biasanya di atas)
laba normal yang diharapkan. Laba normal sama dengan nilai buku awal
periode dikalikan dengan biaya modal ekuitas.
Beaver membahas penyebabnya meningkatnya laba abnormal, yaitu:
1. Dalam memilih projek investasi, selisih positif nilai sekarang di atas
biaya projek tidak dicantumkan di neraca.
2. Banyak prosedur penandingan (matching) dan pengakuan (recognition)
dalam konsep biaya historis cenderung bersifat konservatif.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 20
NILAI INFORMASI BAGI INVESTOR
Seperti telah disebutkan sebelumnya, manfaat informasi akuntansi bagi investor
telah diinvestigasi secara empiris melalui hubungan antara data akuntansi yang
tersedia untuk publik dengan perubahan harga sekuritas perusahaan. Jika ada
hubungan yang signifikan, maka ada bukti bahwa informasi akuntansi berguna
bagi penilaian perusahaan. Terdapat beberapa studi dalam hal ini antara lain:
1. Efficient-Market Hypotesis (EMH), model ini mengacu kepada
kecepatan respon adanya pengumuman informasi baru tentang sekuritas di
pasar modal. Ada 3 bentuk EMH yaitu :
1. Bentuk yang lemah, menyatakan bahwa harga sekuritas mencerminkan
informasi yang terkandung dalam urutan harga-harga masa lalu (historis);
2. Bentuk yang semi-kuat, menyatakan bahwa harga-harga
mencerminkan semua informasi baik masa lalu maupun masa kini yang tersedia
bagi publik;
3. Bentuk yang kuat, menyatakan bahwa harga-harga mencerminkan
semua informasi (baik yang publik maupun yang privat).
2. Dasar teori penelitian pasar modal atau harga sekuritas, berasal dari
teori portofolio, yaitu teori tentang pilihan investasi yang rasional dan
memaksimumkan utilitas. Secara sederhana dinyatakan bahwa: risiko dapat
dikurangi dengan memegang investasi portofolio. Risiko yang dapat dihapuskan
disebut sebagai risiko yang tidak sistematik (dapat didiversifikasi), sedangkan
risiko portofolio sisanya disebut risiko sistematik (tidak dapat didiversifikasi).
Dalam teori portofolio, risiko sistematik didefinisikan sebagai selisih atau
penyimpangan dari return investasi yang diharapkan.
3. Capital Asset Pricing Model (CAPM) telah dikembangkan untuk
menentukan harga saham secara individu. Langkah pertamanya adalah
menghubungkan risiko sekuritas secara individu dengan pasar secara
keseluruhan. Pasar dianggap sebagai portofolio yang didiversifikasi. Suatu
hubungan dibuat antara return dari saham secara individu dan return pasar
dalam suatu periode waktu tertentu. Jika tingkat return dari saham secara
individu > dari rata-rata pasarnya, maka risiko sistematiknya juga harus lebih
besar, karena adanya hubungan langsung antara tingkat risiko dengan return

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 20
yang diharapkan. Return yang lebih tinggi harus dibarengi dengan risiko yang
lebih tinggi juga.
Kandungan Informasi dari Pengumuman Laba
Bukti yang paling kuat yang dihasilkan dari riset pasar modal adalah mengenai
kandungan informasi dari angka-angka laba akuntansi tahunan. Suatu studi
yang dipublikasikan pada tahun 1968 menunjukkan bahwa arah perubahan laba
akuntansi yang dilaporkan (dari tahun sebelumnya) berkorelasi positif dengan
perubahan harga sekuritas. Studi itu juga menemukan bahwa perubahan harga
mengantisipasi hasil laba, dan bahwa tidak ada perubahan harga abnormal
sebulan setelah pengumuman laba. Hal ini konsisten dengan bentuk semi-kuat
dari hipotesis pasar yang efisien. Hasil ini tidaklah mengherankan. Kita akan
mengharapkan laba akuntansi menjadi bagian dari informasi yang digunakan
oleh investor dalam menilai risiko dan return.
Kebijakan Akuntansi Alternatif dan Harga Sekuritas
Jenis riset harga sekuritas yang lebih kompleks telah melakukan pengujian
mengenai efek dari kebijakan akuntansi alternatif terhadap harga sekuritas.
Tujuan awal pengujian ini untuk menginvestigasi apa yang disebut sebagai
hipotesis investor yang naif. Riset telah menunjukkan bahwa harga sekuritas
bereaksi terhadap angka-angka laba akuntansi. Kebijakan akuntansi alternatif,
misalnya kebebasan dalam memilih metode depresiasi dan persediaan, dapat
mempengaruhi laba yang dilaporkan, tidak berdampak pada arus kas
perusahaan.
Alternatif Yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas
Salah satu studi yang paling awal adalah yang membandingkan perusahaan
yang menggunakan metode penyusutan yang dipercepat (akselerasi) dengan
yang menggunakan garis lurus. Perbedaannya, yaitu:
Menyajikan angka laba akuntansi yang berbeda karena mereka
menggunakan metode depresiasi yang berbeda.
Perbedaan dalam multiple price-earnings. Perusahaan yang menggunakan
metode akselerasi mempunyai laba yang lebih rendah, namun multiple price-
earningnya lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan
garis lurus. Walaupun demikian, ketika laba perusahaan yang menggunakan
metode akselerasi disesuaikan (ajusmen) ke metode garis lurus, maka price-
earningnya antara kedua kelompok itu tidak berbeda secara signifikan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 20
Alternatif Yang Berpengaruh Terhadap Arus Kas: Pendekatan LIFO
Satu jenis perubahan kebijakan akuntansi yang memang menimbulkan reaksi
terhadap harga sekuritas adalah perubahan akuntansi persediaan dari FIFO ke
LIFO. Perubahan ke LIFO dikaitkan dengan perubahan positif harga sekuritas.
Walaupun demikian, LIFO telah menurunkan laba akuntansi pada periode
dimana harga-harga persediaan meningkat. Dalam periode ketika harga
persediaan meningkat, beban pajak akan menurun untuk perusahaan yang
memakai LIFO, dalam hal ini arus kas terpengaruh secara riil akibat perubahan
kebijakan akuntansi.
Alternatif Dengan Konsekuensi Arus Kas Tidak Langsung-Teori Keagenan
Konsekuensi tak langsung terjadi saat perubahan kebijakan akuntansi
mempengaruhi nilai perusahaan lebih melalui efek tak langsung pada pemilik
dibandingkan pengaruhnya secara langsung pada arus kas perusahaan.
Perubahan full costing ke succesful efforts, dianggap hanya sebagai perubahan
dalam pengalokasian biaya eksplorasi pada laporan laba rugi. Oleh karena itu
diharapkan bahwa tak ada reaksi harga sekuritas yang akan terbukti karena tak
ada konsekuensi arus kas langsung bagi perusahaan.
Beberapa Pertanyaan Lebih Lanjut Mengenai Efisiensi Pasar
Ou dan Penman dalam studi yang ekstensif memunculkan ide tentang analisis
saham fundamental. Analisis fundamental berasumsi bahwa pasar modal
adalah tidak efisien dan bahwa saham-saham yang dihargai kurang dari yang
seharusnya dapat ditemukan dengan melakukan analisis laporan keuangan.
Pandangan ini secara langsung berlawanan dengan pandangan pasar efesien
yang menganggap bahwa harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang
tersedia bagi publik (bentuk semi-kuat dari hipotesis itu). Pengukuran yang
dipergunakan adalah akuntansi tradisional, seperti return on asset, rasio marjin
kotor, dan prosentase perubahan aktiva lancar dalam suatu model multivariate
untuk memprediksi apakah laba tahun-tahun yang mengikuti akan meningkat
atau menurun. Jadi riset Ou dan Penman ini mengindikasikan bahwa pasar
tidaklah seefisien seperti yang dikatakan dan dipercaya oleh para
pendukungnya, dan bahwa analisis fundamental masih penting dilakukan untuk
tujuan investasi. Studi ini juga mengimplikasikan bahwa standar akuntansi yang
lebih “baik” bisa meningkatkan kemampuan prediktif dari informasi akuntansi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
20
Lev memusatkan studinya pada isu yang melengkapi faktor-faktor yang
dipelajari oleh Ou dan Penman. Khususnya, adalah poin yang meliputi antar
periode dan dalam satu tahun periode (studi lintas seksi), korelasi antara angka
laba dengan return saham adalah terlalu rendah. Dengan kata lain, laba hanya
memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan (seperti yang diukur dengan R2,
koefisien korelasi) perubahan dalam harga saham. Lev percaya bahwa salah
satu alasan untuk situasi ini adalah rendahnya kualitas angka laba yang
dilaporkan.
Jadi paper Lev, Ou dan Penman adalah saling melengkapi karena yang satu
menemukan penjelasan yang lemah mengenai hubungan antara laba dan
return saham, sementara yang lain melihat adanya peranan prediktif data
akuntansi di pasar yang bisa saja kurang efisien dari pada yang dikira
sebelumnya.
Aliran Pasca Pengumuman Laba
Abarbanell dan Bushee menyimpulkan bahwa para analis kurang merespon
tanda-tanda yang sangat fundamental pada sekuritas, yang pada gilirannya
dapat membawa pada peramalan yang salah yang dapat mengakibatkan
penyesuaian harga sekuritas yang tidak lengkap. Sloan menemukan bukti
bahwa pemegang saham tidak dapat membedakan dengan baik mana porsi
laba yang mengakibatkan arus kas dan mana yang akrual.
Informasi Akuntansi dan Penentuan Risiko
Riset pasar modal telah menginvestigasi kegunaan angka akuntansi untuk
menentukan risiko sekuritas dan portofolio. Studi-studi ini telah menemukan
korelasi tinggi antara variasi laba akuntansi dengan beta, yaitu ukuran risiko
pasar. Korelasi yang tinggi ini mengimplikasikan bahwa data akuntansi dapat
berguna untuk menentukan risiko. Beberapa riset lainnya telah berupaya untuk
menentukan apakah kebijakan akuntansi alternative mempunyai dampak
terhadap risiko. Tujuan riset semacam ini adalah untuk mengidentifikasi
bagaimana kebijakan atau pengungkapan akuntansi alternatif bisa
mempengaruhi kegunaan angka akuntansi untuk menentukan risiko.
Studi-studi lainnya menguji hubungan antara rasio-rasio finansial dengan beta.
Beberapa rasio dan perhitungan yang diuji, termasuk dividend pay-out ratio,
leverage, tingkat pertumbuhan, ukuran aktiva, likuiditas, dan bunga sebelum
pajak, juga laba dan variabilitas laba. Secara umum, pengujian-pengujian ini

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
20
mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara rasio berbasis akuntansi
dengan pengukuran pasar atas risiko, yaitu beta.
Ringkasan Penelitian Pasar Modal
Bukti-bukti empiris dari riset pasar modal telah mendukung pernyataan-
pernyataan berikut ini:
1. Laba akuntansi nampaknya memiliki kandungan informasi dan
mempengaruhi harga sekuritas.
2. Kebijakan akuntansi alternatif yang tidak membawa akibat langsung
maupun tak langsung pada arus kas perusahaan nampaknya tidak
mempengaruhi harga sekuritas, namun isu ini tidak sepenuhnya pasti demikian.
3. Kebijakan akuntansi alternatif yang berakibat langsung atau tak
langsung pada arus kas perusahaan atau pemiliknya memang berpengaruh
terhadap harga-harga sekuritas.
4. Ada insentif untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu, jika
memungkinkan, yang berpengaruh terhadap kas secara tak langsung.
5. Pengukuran risiko berbasis akuntansi berkorelasi dengan pengukuran
risiko pasar, menandakan bahwa angka akuntansi berguna sebagai penentu
risiko.
Pada awal tahun 1970-an ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa
riset pasar modal dapat digunakan sebagai dasar untuk ;
1. memilih kebijakan akuntansi yang terbaik
2. mengevaluasi konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi alternatif
terhadap harga sekuritas.
Kebijakan akuntansi yang paling mempengaruhi harga sekuritas dianggap
sebagai yang paling berguna. Dengan kata lain, kebijakan semacam itulah yang
paling mempunyai kandungan informasi. Argumentasi ini mempunyai segi
intuitif karena riset yang didasarkan secara deduktif telah terbukti tidak mampu
untuk memecahkan debat teori akuntansi normative mengenai bentuk akuntansi
yang paling diinginkan.

Survei Terhadap Para Investor


Survei terhadap investor telah dilaksanakan di beberapa negara dan
menunjukkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
20
tingkat kemampuan membaca informasi akuntansi yang rendah. Setengah dari
investor yang disurvei mengindikasikan bahwa mereka membaca laporan
keuangan. Tipe survei lain telahmeminta investor untuk memberi bobot
kepentingan tipe-tipe informasi investasi yang berbeda, termasuk informasi
akuntansi.

INFORMASI AKUNTANSI DAN MODEL PENILAIAN LINTAS SEKSI


Model penilaian lintas seksi berupaya untuk mengestimasi model teoritis dari
penilaian ekuitas. Model ini digunakan untuk menyelidiki bagaimana komponen
laporan keuangan berhubungan dengan penilaian pasar terhadap perusahaan.
Bila sebuah komponen disebut dengan aset atau pendapatan, maka komponen
tersebut memiliki hubungan yang positif dengan nilai pasar, demikian pula
sebaliknya apabila sebuah komponen disebut dengan kewajiban atau beban,
maka memiliki hubungan yang negatig dengan nilai pasar.

PERANAN AUDITING DALAM PROSES PELAPORAN KEUANGAN


Asumsi yang mendasari riset pasar modal adalah informasi keuangan yang
handal dan telah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Peran
independen auditor adalah membuktikan asumsi dasar tersebut telah dilakukan.
Penelitian menemukan jika
pengumuman laba perusahaan yang diikuti dengan penerbitan laporan audit
yang qualified secara rata-rata menyebabkan respon harga saham yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan penerbitan laporan audit yang unqualified.
Dengan kata lain, penerbitan laporan audit yang qualified menyebabkan
investor menjadi lebih skeptis terhadap laba perusahaan yang diumumkan.

DATA AKUNTANSI DAN KREDITUR


Beberapa riset yang berbeda telah mengemukakan:
1. Kegunaan dari data akuntansi dalam memprediksi kebangkrutan
perusahaan (meliputi kredit macet)
2. Hubungan antara data akuntansi dan peringkat obligasi yang dianggap
sebagai proxy resiko kegagalan pembayaran
3. Hubungan antara data akuntansi dengan estimasi premi resiko suku
bunga utang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
20
4. Riset eksperimental dalam peran data akuntansi dalam keputusan
pemberian kredit.

KEGUNAAN DARI ALOKASI AKUNTANSI


Alokasi akuntansi adalah pengakuan dari jenis biaya yang diakui lebih dari satu
periode akuntansi seperti biaya penyusutan aset tetap, amortisasi godwill, dan
sebagainya. Terdapat banyak metode dalam alokasi akuntansi, tetapi tidak ada
cara yang pasti benar untuk mengalokasikan biaya-biaya tersebut, karena tak
ada satu metode alokasi.
Cara lain untuk menggambarkan dilemma ini adalah dengan menyatakan
bahwa tidak ada alokasi yang sepenuhnya mampu mempertahankan diri
melawan metode lainnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua
alokasi akuntansi pada dasarnya bersifat arbitrar. Secara konsep hal ini
merupakan ide yang sangat mengganggu dan memukul inti logika dari konsep
akuntansi historical cost. Oleh karena itu laporan keuangan yang bebas alokasi
telah disarankan sebagai cara yang lebih baik untuk menyajikan informasi yang
berguna.
Walaupun demikian, kenyataan bahwa akuntansi alokasi adalah arbitrar tidak
membuktikan bahwa informasi tersebut tidak berguna. Riset pasar modal di
area kebijakan akuntansi alternatif mendukung kearbitraran dari alokasi
akuntansi kebijakan alternatif yang tidak ada pengaruhnya terhadap arus kas
tidak berdampak terhadap harga sekuritas. Hal ini mendukung argumentasi
bahwa alokasi adalah arbitrar dan tak mengandung informasi bagi pemakai.
Karena alokasi memiliki nilai, maka FASB seharusnya mengurangi fleksibilitas
alokasi akuntansi. Dengan adanya bukti dari riset pasar modal, maka tidak ada
alasan untuk membiarkan fleksibilitas arbitrary. Alokasi akan berguna
khususnya jika ia berusaha untuk menyajikan informasi mengenai fenomena
yang riil. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai efficient contracting.

PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian mengenai kandungan informasi yang terdapat dalam amortisasi
goodwill dilakukan oleh Moehrle dan Wallace (1999). Moehrle dan
Wallace menyimpulkan bahwa kandungan informasi laba setelah amortisasi
sebelum pos luar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
20
biasa tidak berbeda jauh dengan laba sebelum amortisasi dan pos luar
biasa. Selanjutnya, kedua laba tersebut lebih informatif daripada arus kas
operasi. Hasil penelitian ini mendukung proposal FASB yang ketika itu
diajukan mengenai dihapusnya ketentuan untuk mengamortisasi goodwill.
Vincent (1997) menemukan bahwa investor menyesuaikan angka akuntansi
terhadap perusahaan-perusahaan yang menggunakan metode purchase
dan pooling of-interest sehingga dapat saling diperbandingkan. Lindenberg
& Ross (1999) menyimpulkan bahwa semakin besar amortisasi goodwill,
semakin besar nilai price-to-earnings sehingga meniadakan efek amortisasi
Duvall (1992) menemukan bahwa sejumlah besar perusahaan tidak
mengungkapkan amortisasi goodwill, walaupun nilainya material. Baridwan
(1997) menghasilkan kesimpulan bahwa pengungkapan informasi terhadap
arus kas memberikan nilai tambah bagi pemakai.
Sedangkan penelitian mengenai kandungan informasi relatif antara laba
akrual dengan arus kas sudah lebih banyak lagi dilakukan. Ball & Brown
(1968); Beaver & Dukes (1972); Budiarko (1985); Dechow (1994); Biddle
(1995) dan Moehrle & Wallace (1999) mendapatkan kesimpulan yang
sama bahwa korelasi laba/komponen akrual dengan pengembalian saham
lebih kuat daripada dengan laba/komponen kas. Moehrle & Wallace (1999)
menambahkan kesimpulan bahwa kondisi seperti itu diakibatkan oleh laba
negatif.
Rayburn (1986); Wilson (1986 & 1987); Bowen; Burgstahler & Dahley
(1987);
dan Baridwan (1997) menyimpulkan bahwa laba akrual dan arus kas
berkorelasi sama kuatnya dengan pengembalian saham. Beaver, Griffin &
Landsman (1982) menemukan bahwa korelasi arus kas dengan
pengembalian saham lebih kuat daripada laba akrual. Cahyani (1999)
menemukan bahwa korelasi laba akrual dan arus kas dengan
pengembalian saham tidak signifikan. Kurniawan (2000) menambahkan
kesimpulan Cahyani (1999) bahwa walaupun tidak signifikan, namun arah
korelasi laba akrual dan arus kas adalah positif. Sedangkan kesimpulan
yang didapat pada penelitian yang dilakukan oleh Triyono (1998) adalah
bahwa total arus kas, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas
pendanaan tidak berkorelasi signifikan terhadap harga saham.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
20
Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa
secara umum laba akrual dapat menjelaskan pengembalian saham lebih
baik relatif
dibandingkan dengan arus kas operasi. Ukuran kinerja yang semakin
bergerak menjauhi laba akrual dan semakin mendekati arus kas, maka
ukuran tersebut semakin kehilangan kekuatan untuk menjelaskan
pengembalian saham.
C. Latihan

a. Latihan soal ke-1


b. Latihan soal ke-2
c. Latihan soal ke-n

D. Kunci Jawaban

a. Jawaban latihan soal ke-1


b. Jawaban latihan soal ke-2
c. Jawaban latihan soal ke-n

Referensi
Abayedeera, N. (2010). Value relevance of information in Hi-Tech industries in
Australia: Accounting information and intangible assets disclosures. Global
Review of Accounting and Finance, Vol. 1, No. 1, pp. 77-99.
Abiodun, B.Y. (2012). Significance of accounting information on corporate values of
firms in Nigeria. Research Journal in Organizational Psychology & Educational
Studies 1(2) 105-113.
Abubakar, S. (2011). Value relevance of accounting information of listed new
economy firms in Nigeria: An empirical investigation using Ohlson model.
Agrawal, A. (2011). What leads to change in share price? Retrive from www.
Wikipedia
Amir, E., Harris, T. S., & Venutti, E. K. (1993). A comparison of the value relevance
of U.S. versus Non- U.S. GAAP accounting measures using forms 20-F
reconciliations. Journal of Accounting Research, 31(7), 230-264.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 /
20
Barth, M. E, Beaver, W.H., & W. R. Landsman (2000). The Relevance of Value
Relevance Research, Journal of Accounting Research , 26 (2), 331-352.
Beaver, W. H. (2002). Perspective on Recent Capital Market Research. The
Accounting Review. Vol. 77, pp. 453-474.
Beisland, A.E. ( 2009). Essays on the Value Relevance of Accounting Information,
Working paper of Norwegian school of Economics and Business Administration.
Beisland, L. A. (2010). Is the value relevance of accounting information consistently
understated? The Open Business Journal, 3, 1-7
Collins, D., Maydew, E., & Weiss, I. S. (1997). Changes in the value relevance of
earnings and book values over the past forty years. Journal of Accounting and
Economics 24(1), 39- 67.
Francis, J., & Schipper, K. (1999). Have financial statements lost their
relevance?.Journal of Accounting Research, 37(2), 319-352.
Germon, H., & G.K. Meek (2001). Accounting: An International Perspective, McGraw
Hill, Singapore.
Ghayoumi, A. F., Nayeri, M. D., Ansari, M. & Raeesi, T. (2011). Value relevance of
accounting information: Evidence from Iranian emerging stock market. Word
Academy of Science, Engineering and Technology 78
Glezakos, M., Mylonakis, J., & Kafouros, C. (2012). The Impact of Accounting
Information on Stock Prices: Evidence from the Athens Stock Exchange.
International Journal of Economics and Finance, 4(2), 56–68.
Goodwin, J., & Ahmad, K. (2006). Longitudinal value relevance of earnings and
intangible assets: Evidence from Australian firms. Journal of International
Accounting, Auditing & Taxation 15, 72-91.
Halonen, E., Pavlovic, J., & Persson, R. (2013). Value relevance of accounting
information and its impact on stock prices: Evidence from Sweden.
Healy, P.M., & Williston, J.R. (2005). The Challenges Facing Auditors and Analysts in
U.S. Capital Markets. Lecture series of Business Administration Harvard Business
School Harvard University. Working Paper.
Holthausen, R. W., & Watts, R. L. (2001). The relevance of value relevance literature
for financial accounting standard setting. Journal of Accounting & Economics 31,
3-75

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 /
20
Kehinde, J. S (2012). Share price change: the efficient market hypothesis and the
white noise hypothesis dichotomy. Internal Journal of Humanities and Social
Science, 2(22), 195- 200.
Khanagha, J.B. (2011). Value Relevance of Accounting Information in the United
Arab Emirates, International Journal of Economics Finance Issues 1(2), 33-45.
Khanagha, J. B., Mohamad, S., Hasssan, T., & Sori, Z. M. (2011). The impact of
reforms on the value relevance of accounting: Evidence from Iran. African
Journal of Business Management, 5(1), 96-107.
Khanna, M. (2014). Value relevance of accounting information: An Empirical Study of
Selected Indian Firms. International Journal of Scientific and Research
Publications, Volume 4, Issue 10, October 2014 1 ISSN 2250-3153 www.ijsrp.org
Menaje, P. M. (2012). Impact of selected financial variables on share price of publicly
listed firms in Philippines. American International Journal of Contemporary
Research, 2(9), 98-104.
Nilson, H. (2003). Essays on the Value Relevance of Financial Statement Information.
Working Paper, Umea Universitet.
O’Hara, T., Lazdowski, C., Moldovean, C., & Samuelson, S. (2000). Financial
Indicators of stock performance: West Haven. American Business Review
Ohlson, J. (1995). Earnings, book values and dividends in equity valuation.
Contemporary Accounting Research, 11(2), 661-687.
Okeke, F.(2004). Fiscal Sustainability And The Challenges of a Responsive Capital
Market in Global Perspective. Nigerian Stock Market Annual ,Lagos.
Oshodin, E., & Mgbame, C.O. (2014). The comparative study of value relevance of
financial information in the nigeria banking and petroleum sectors. Journal of
Business Studies Quarterly Vol. 6, No. 1
Oyerinde, D. T. (2009). Value relevance of accounting information in emerging stock
market in Nigeria. Proceeding of the 10th annual international conference.
International academy of African business and development (IAABD), Uganda.
Scott, W.R. (2003). Financial Accounting Theory. Prentice Hall, Toronto, 3rd ed.
Shehzad, K., & Ismail, A. (2014). Value relevance of Accounting Information and its
Impact on Stock Prices: Case Study of Listed Banks at Karachi Stock Exchange.
Journal of Economic Info, 3(1), 40-48, 2014
Suadıye, G. (2012). 'Value Relevance of Book Value & Earnings Under the Local
GAAP and IFRS: Evidence from Turkey', Ege Academic Review, 12, 3, pp. 301-31

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 /
20
Vijitha, P., & Nimalathasan, B. (2014). Value relevance of accounting information and
share price: A study of listed manufacturing companies in Sri Lanka. Merit Research
Journal of Business and Management Vol. 2(1) pp. 001-006.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 /
20

Anda mungkin juga menyukai