Disusun Oleh:
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Relevansi nilai informasi akuntansi merupakan konsep yang membahas tentang berbagai
makna dan ukuran yang berkenaan dengan akuntansi. Informasi akuntansi diprediksi
memiliki nilai relevansi, karena informasi akuntansi secara statistik berhubungan dengan
nilai pasar saham (Beaver, 2002; Cao, 2005; Hand, 2005; Rahmawati, 2005; Gallizo dan
Salvador, 2006; Ragab dan Omran, 2006; Liu dan Liu, 2007; Puspitaningtyas, 2007;
Sallebrant et al., 2007; Tan dan Lim, 2007; Ulusoy, 2008; Vishnani dan Shah, 2008;
decision usefulness meng- asumsikan bahwa investor adalah individu yang rasional.
Artinya, individu yang mem- pertimbangkan trade-off antara tingkat return yang
diharapkan dan tingkat risiko yang akan dihadapi dalam keputusan inves- tasinya, dan
memilih tindakan yang akan menghasilkan expected utility yang paling tinggi. Investor
akan mencari risiko yang terendah untuk saham-saham yang me- miliki tingkat return yang
sama, sebaliknya investor akan memilih tingkat return yang tertinggi untuk saham-saham
yang memiliki risiko yang sama. Oleh karenanya, investor sangat membutuhkan informasi
mengenai tingkat return dan tingkat risiko dari ke- giatan investasinya (Samuelson dan
Marks, 2003; Sulistio, 2005; Suharli dan Oktarina, 2005; Puspitaningtyas, 2007).
Informasi yang akurat harus sesuai dengan karakteristik kualitatif: (1) relevansi dan
SFAC No.1 tentang the objective of financial reporting for business enterprise (FASB
1978) (paragraf 5) sebagai berikut: (1) “Financial reporting should provide information that
is useful to present and potential investors and creditors and other users in making rational
informasi yang berguna bagi investor atau kreditor yang ada sekarang maupun calon
investor/ kreditor dan para pengguna lain dalam melakukan investasi, kredit, dan
(2) “Financial reporting should provide information to help present and potential investors
and creditors and other users in assessing the amounts, timing, and uncertainty of
prospective cash receipts from dividends or interest and the proceeds from the sale,
informasi untuk membantu investor atau kreditor yang ada sekarang maupun calon
investor/ kreditor dan para pengguna lain dalam menaksir (memprediksi) jumlah,
penentuan waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan kas yang prospektif dari deviden atau
bunga dan hasil-hasil yang diperoleh dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya suatu
Untuk mengetahui kualitas informasi akuntansi bisa dilakukan indikasi malalui ikatan yang
kuat yaitu return/harga saham juga laba (EPS) dan nilai buku ekuitas (BVPS) karena
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh implementasi IRFS terhadap relevansi
nilai yang mampu memberikan pengaruh pengambilan keputusan ekonomik pada seluruh
II. ISI
A. LANDASAN TEORI
1. Relevansi Nilai
modal (stock market values) dengan berbagai angka dalam penilaian fundamental
Nilai relevansi sendiri bisa dilakukan pengukuran memalui cara melaksanakan estimasi
hubungan statistic diantara informasi yang ditampilkan pada laporan keuangan dengan
nilai saham pada pasar. Serta kualitas informasi akuntansi yang baik dilakukan indikasi
dengan terdapatnya ikatan yang kuat antara return/harga saham serta laba juga nilai
pengungkapan minimal yang sudah menjadi syarat oleh standar akuntansi yang berlaku.
kebutuhan informasi pada penggunaan laporan keuangan, serta juga mampu dipakai
guna melakukan pemastian pengendalian kualitas kinerja dengan taat pada hukun serta
Konsep decision usefulness atas informasi akuntansi memegang peranan penting dalam
informasi akuntansi yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan untuk membuat
keputusan terbaik. Konsekuensinya dari konsep ini adalah bahwa informasi akuntansi
yang terkandung dalam laporan keuangan harus memberikan nilai manfaat (useful)
2010)
4. Signaling Theory
keuangan mampu dipakai untuk perusahaan guna memberi sinyal yang positif ataupun
negative mengenai keadaan perusahaan yang sesungguhnya dan juga memberikan titik
B. HASIL PENELITIAN
1. Metode penelitian
laporan keuangan sebuah perusahaan yang dapat dilakukan pada website BEI. Analisis
menggunakan SPSS.
Populasi yang terkait yaitu seluruh perusahaan yang terdapat pada BEI di tahun 2015
sampai dengan 2017. Sampel pada penelitian yaitu 9 sektor perusahaan yang terdaftar
pada BEI yang diklasifikasikan ke dalam Jakarta Stock Industrial Classification. Untuk
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = populasi
Variabel Penelitian
a. Konvergensi IFRS
diberikan skor 0.
Σ𝑆𝐶𝑂𝑅𝐸𝚤𝐵𝑌
𝑀𝐴𝑁𝐷𝑆𝐶𝑂𝑅𝐸𝐵𝑌 =
Σ𝑀𝐴𝑋𝚤𝐵𝑌
b. Variabel Dependen
Earing Per Share Earning per share dipakai guna melakukan pengukuran laba
bersih per lembar saham, yang akan dipakai selaku bahan pertimbangan perusahaan
ketika melakukan penentuan nilai dividen yang mana akan dilakukan pembagian
Book Value Per Share ialah rasio nilai buku ekuitas seluruh perusahaan, juga
merupakan gambaran asset bersih yang menjadi milik perusahaan dalam tahun
tersebut. Dengan hal tersebut, perusahaan melalui nilai BVPS yang tinggi
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
BVPS =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilaksanakan guna tahu akan data yang dipakai oleh peneliti
mempunyai pola distribusi normal ataupun tidak normal. Data yang tidak normal
dikatakan sebagai data yang tidak valid dan sebaliknya. Hal tersebut dapat diketahui
dengan melihat tabel P-Plots (hasil olah SPSS) dan dengan melihat Kolomogrov
Smirnov yang diamati dalam N-Par test, di mana nilai signifikansi harus di atas atau
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan guna mengetahui apa ada perbedaan antara varians
dengan residual guna keseluruhan variabel yang dipakai pada penelitian. Dalam
dilihat pada scatterplot. Jika titik-titik yang dihasilkan menyatu maka telah terjadi
c. Uji Autokorelasi
periode berjalan dengan periode pada tahun sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan
Model persamaan berikut dipakai guna mencari tahu akan pengaruh diantara
variabel bebeas dan variabel terikat apakah psitif ataupun negatif. Dengan kata lain
terdapat lebih dari 1 variabel bebas yang dapat memberikan pengaruh dengan
memakai nilai signifikansi (0,05). Di bawah ini adalah model regresi yang
digunakan:
Model 1:
Keterangan:
Hasil yang didapatkan dalam melakukan uji R2 yaitu nilai besaran variansi dari
variabel terikat terhadap variabel terikat. Perihal tersebut ditunjukkan dalam tabel
Hasil yang didapatkan ketika melakukan uji F dapat dibagai sebagai patokan unruk
tercermin pada tabel anova yakni hasil olah data SPSS yang ditunjukkan dengan
Hasil yang didapatkan dari melakukan uji t yakni mengetahui kelayakan diantara
variabel bebas ke variabel terikat (berpengaruh atau tidak). Perihal berikut bisa
tercermin dengan melihat tabel coefficient, yang mana wajib mempunyai nilai
- Nilai dari EPS menggunakan nilai yang wajar dengan penyajian angka
akuntansi
b. Pengaruh Mandatory Konvergensi IFRS terhadap BVPS (Book Value Per Share)
- Hasil uji t pada model-2 yaitu 0,110 yang memperlihatkan lebih dari 0,05
karena nilai buku per lembar saham perusahaan bukan prioritas utama yang
mengkonvergensi IFRS.
kami sebut sebagai Jurnal I dengan penelitian lain yang sejenis yaitu sebagai berikut:
Investasi Vol. 2 No. 2, hal: 115-126, Juli 2001 yang disebut sebagai jurnal IV
a. Tujuan penelitian keempat jurnal tersebut adalah untuk mengetahui Relevansi nilai
Jurnal 1: Metode yang digunakan pada Jurnal I yaitu metode gabungan kuantitatif
Jurnal 2: Metode yang digunakan pada Jurnal II yaitu metode kualitatif dengan
metode wawancara semi terstruktur kepada analis sekuritas yang memberi advokasi
Jurnal 3: Metode yang digunakan pada Jurnal III yaitu metode gabungan kuantitatif
perusahaan, serta data laporan perdagangan saham perusahaan real estate dan
Jurnal 4: Metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui Kajian Pustaka
(angket)
Jurnal 1: Populasi seluruh perusahaan yang terdapat di BEI tahun 2015 sampai
2017. Sampel penelitian yaitu 9 sektor perusahaan pada BEI yang diklasifikasikan
Jurnal I
Hasil uji t pada dua model menunjukkan hasil yang berbeda, dimana besaran
untuk model pertama yakni 0,004 yang lebih kecil dari 5%. Bukti empiris tersebut
berdampak pada laba per lembar saham perusahaan. Cerminan yang bisa
ditampilkan melalui melihat laba per lembar saham perusahaan ialah hal yang
sering digunakan bagi para investor untuk mengetahui kinerja dari suatu
perusahaan, karena dalam hal ini nilai dari EPS menggunakan nilai yang wajar
dengan penyajian berupa angka-angka akuntansi. Hasil penelitian ini juga dapat
Dengan kata lain laporan keuangan yang tersaji saat ketika perusahaan
mengimplementasikan SAK konvergensi IFRS akan terlihat lebih baik
Share)
Dibuktikan dengan hasil uji t 0,110 yang memperlihatkan lebih dari 0,05. Hasil
penelitian berikut tak mampu sejalan dengan teori kegunaankeputusan yang mana
laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pemakainya dalam hal ini investor dan
kreditur. Hal tersebut disebabkan karena nilai buku per lembar saham perusahaan
bukan prioritas utama yang dilihat oleh investor dalam pengambilan keputusan
investasi. Investor akan lebih tertarik dengan melihat laba yang dihasilkan oleh
Jurnal II
antara lain:
1. “Sebuah konsep valuasi akuntansi yang cukup baik.” (Petikan wawancara dengan
Desember 2010).
4. “Suatu konsep tentang bagaimana infor- masi akuntansi dapat bermanfaat untuk
jika disajikan dalam bentuk rasio. Dan, akan lebih bermanfaat jika dapat diguna-
5. “Suatu konsep tentang informasi akun- tansi yang digunakan sebagai pertimba-
Jurnal III
bahwa dari ke enam variabel independen hanya ada satu variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap risiko investasi saham, yaitu current ratio. Namun demikian,
penelitian. Ada beberapa tanda koefisien regresi yang tidak konsisten dengan
prediksi penelitian, hanya sales growth dan price earning ratio yang menunjukkan
debt equity ratio, total assets turn over return on investment, sales growth, dan price
pengaruh terhadap risiko investasi saham dari suatu perusahaan, namun secara
statistik menunjukkan tidak signifikan. Ini dapat diartikan bahwa variabel debt
equity ratio, total assets turnover, return on investment, sales growth, dan price
earning ratio tidak berdampak langsung terhadap risiko investasi saham. Mengapa
debt equity ratio, total assets turnover, return on investment, sales growth, dan price
earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi saham? Alasan
tidak optimal, dimana terdapat kontribusi dan imbas dari masalah krisis finansial
operasional pasar modal dunia termasuk BEI. Krisis finansial global telah
saham yang cenderung turun. Kondisi pasar modal yang tidak stabil mengakibatkan
prediksi terhadap kondisi pasar sulit dilakukan, hal ini karena ekspektasi pelaku
tidak stabil dan cenderung menurun. Pada saat periode pengamatan, kondisi
ekonomi menunjukkan bahwa faktor makro atau faktor lain –selain ke lima variabel
investasi saham. Sehingga data gagal untuk memberikan bukti mengenai hubungan
antara informasi (variabel) akuntansi dan risiko investasi saham. Hal ini
hubungan informasi akuntansi dan risiko investasi saham. Namun demikian, hasil
investment, sales growth, dan price earning ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko investasi saham, memperkuat konsep tentang makna dari risiko
investasi saham. Bahwa, risiko investasi saham yang disimbolkan dengan beta (â)
pengukur risiko investasi, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui
Sumber risiko ini berasal dari faktor eksternal perusahaan (makro), seperti
terjadinya inflasi, perubahan tingkat suku bunga, perubahan kurs valuta asing, dan
penelitian Tandelilin (1997) yang menemukan bahwa faktor ekonomi makro seperti
perubahan tingkat pendapatan daerah bruto (PDB), tingkat inflasi, dan tingkat suku
dengan bukti empiris dimana hasil analisis menunjukkan bahwa untuk koefesien
regresi yang secara statistik signifikan tidak memiliki koefisien determinasi (R2)
yang besar. Artinya, informasi akuntansi memiliki kemampuan yang relatif kecil
untuk menjelaskan variasi variabel risiko investasi saham. Pengaruh Current Ratio
terhadap risiko investasi saham Current ratio memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap risiko investasi saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian
Belkaoui (1978) dan Farrelly et al. (1985). Namun demikian, hasil ini tidak
konsisten dengan prediksi penelitian. Pengaruh positif current ratio terhadap risiko
investasi saham, bermakna bahwa semakin tinggi current ratio maka semakin tinggi
pula risiko investasi saham. Peningkatan current ratio, secara teknis dapat dianggap
sebenarnya. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menekan profitabilitas, hal ini
karena terdapat banyak dana yang terikat pada unsurunsur current assets yang pada
pengukuran current ratio, tidak hanya meliputi uang tunai (cash) dan surat berharga
jangka pendek tetapi juga account receivable dan inventory. Meskipun cash dan
surat berharga jangka pendek dapat dianggap sama dengan kepemilikan risk-free
assets, namun account receivables dan inventory dianggap bukan sebagai risk-free
memiliki hubungan positif dengan risiko investasi saham dari suatu perusahaan.
Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap risiko investasi saham Nilai koefisien debt
equity ratio menunjukkan tanda negatif (-). Hasil ini konsisten dengan penelitian
oleh Chun & Ramasamy (1989) dan Sufiyati dan Na’im (1998). Namun demikian,
hasil ini tidak konsisten dengan prediksi penelitian. Pengaruh negatif debt equity
ratio terhadap risiko investasi saham, bermakna bahwa semakin tinggi debt equity
ratio maka semakin rendah risiko investasi saham. Peningkatan debt equity ratio
akan membawa keuntungan bagi perusahaan berupa tax shield dimana perusahaan
dapat mengurangi bagian dari earning yang seharusnya dibayarkan untuk pajak,
keuntungan bagi pemegang saham. Pada kondisi ini, perusahaan dinilai memiliki
risiko investasi saham yang rendah. Pengaruh Total Assets Turnover terhadap risiko
investasi saham Nilai koefisien total assets turnover menunjukkan tanda positif (+).
Hasil ini tidak konsisten dengan prediksi penelitian. Pengaruh positif total assets
turnover terhadap risiko investasi saham, bermakna bahwa semakin tinggi total
assets turnover maka semakin tinggi pula risiko investasi saham. Perusahaan
dengan tingkat perputaran total aktiva yang tinggi dinilai mempunyai risiko
investasi saham yang tinggi, karena perusahaan dengan tingkat perputaran total
memperoleh earning secara berlebih. Adanya aliran earning yang berlebih ini
positif (+). Hasil ini konsisten dengan penelitian oleh Dhingra (1982) dan Tandelilin
(1997). Namun demikian, hasil ini tidak konsisten dengan prediksi penelitian.
bahwa semakin tinggi return on investment maka semakin tinggi pula risiko
(keuntungan) akan diikuti pula oleh risiko investasi saham yang semakin tinggi.
Teori investasi menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif di antara return
yang tinggi diperlukan investasi dana yang tinggi pula. Untuk menarik dana
melebihi risk-free rate of return). Dengan demikian, potensi risiko investasi saham
Pengaruh Sales Growth terhadap risiko investasi saham Nilai koefisien sales growth
menunjukkan tanda positif (+). Hasil ini konsisten dengan penelitian oleh Dhingra
Pengaruh positif sales growth terhadap risiko investasi saham, bermakna bahwa
semakin tinggi sales growth maka semakin tinggi pula risiko investasi saham.
Pertumbuhan penjualan dari suatu perusahaan, baik sebagai hasil mengeksplorasi
perusahaan adalah sebagai tanggapan terhadap persepsi yang nyata ataukah hanya
Pengaruh Price Earning Ratio terhadap risiko investasi saham Nilai koefisien price
earning ratio menunjukkan tanda positif (+). Hasil ini menunjukkan konsistensi
dengan prediksi penelitian, bahwa price earning ratio berpengaruh positif terhadap
risiko investasi saham. Pengaruh positif price earning rato terhadap risiko investasi
saham, bermakna bahwa semakin tinggi price earning ratio maka semakin tinggi
pula risiko investasi saham. Price earning ratio yang tinggi mengindikasikan
tingginya harga saham sehingga layak untuk dibeli dengan harapan di masa akan
datang harga pasar saham akan terus meningkat. Penilaian saham yang tinggi akan
Validasi model prediksi Hasil uji beda untuk validasi model regresi menunjukkan
penyeleksian informasi yang dibutuhkan dan memiliki nilai manfaat (useful) bagi
Jurnal IV
terlibat dalam perusahaan yaitu ekstern dan intern. Pemisahan ini menimbulkan
informasi yang akurat bagi pemakai informasi meskipun tidak secara spesifik
ditujukan untuk pemakai informasi tertentu. Informasi yang dapat dipakai sebagai
Kriteria yang harus dipenuhi adalah (1) Relevance dan Reliability yang disebut
yaitu Cost - Benefitdan Materiality. Hal yang penting pula untuk dicermati bahwa
informasi selain memenuhi criteria tersebut diatas agar berguna, pemakai informasi
akibat (1) teknik dan metode yang diterapkan dalam menyusun atau menyajikan
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Relevansi nilai informasi akuntansi merupakan konsep yang membahas tentang berbagai
makna dan ukuran yang berkenaan dengan akuntansi. Informasi akuntansi diprediksi
memiliki nilai relevansi, terutama price earning ratio menunjukkan relevansi yang
usefulness.
B. Pembelajaran
diambil penggunaan laporan keuangan. Teori keputusan satu orang dan spesialisnya
rasional bagi investor yang menghindari resiko. Pada Bab ini juga mengatakan bahwa
Laporan keuangan yang berbasis biaya historis merupakan sumber efektivitas biaya
mendatang.
bagi para pengguna laporan keuangan yaitu investor dan kreditur. Dengan kata lain,
membuat informasi mengenai laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik