Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“CASH FLOW”

KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA :

1. ABDUL LATIF

2. REZANIYA SAHRA AENI

3. NELA SANDIA ARINI

FAKULTAS EKONOMI/AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

T.A. 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
segala rahmat, kami bisa menyelesaikan tugas makalah Pengauditan II tentang “CASH
FLOW”. Makalah ini dapat digunakan sebagai sumber guna menambah pengetahuan, sebagai
bahan diskusi, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar. Makalah ini kami buat
sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami Keterampilan
Bertanya secara lebih lanjut.

Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya
telah dilakukan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, tak ada gading yang tak retak
namun pasti dalam makalah ini massih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan
makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang materi Keterampilan Bertanya. Semoga keberhasilan selalu berpihak
pada kita semua.

Anjani, Oktober 2023

Penulis

Kelompok 7
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Laporan Arus Kas
2. Relevansi Kas
3. Pelaporan Arus Kas dan Operasi
4. Metode Tidak Langsung
5. Metode Langsung
6 .Konversi dari Tidak Langsung ke Metode Langsung
7 .Penyesuaian Komponen arus Kas
8. Tambahan Pengungkapan dan Pennyesuaian
9 .Analisis Implikasi Arus Kas
10. Keterbatasan dalam Pelaporan Arus Kas
11. Penafsiran Arus Kas dan Laba Bersih
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Riset relevansi nilai secara spesifik melakukan pengujian argumentasi

melalui prediksi asosiasi antara variabel dependen yang berbasis harga

sekuritas dan variabel independen informasi akuntansi. Angka akuntansi

dianggap memiliki nilai relevan bila secara signifikan berhubungan dengan

variabel dependen. Riset relevansi nilai didasarkan pada dua kombinasi basis

teoritis, yaitu valuation theory dan argumen kontekstual akuntansi tentang

bagaimana variabel akuntansi berhubungan dengan nilai pasar ekuitas

(Beaver, 2002). Riset relevansi nilai mengombinasikan pendekatan nilai buku

dan laba akuntansi.

Riset relevansi nilai (misalnya, Jones, 1991; Ohlson, 1995; Dechow et al.,

1995; Burgstahler dan Dichev, 1997; Francis dan Schipper, 1999; Barth et al.,

1999; Marquardt dan Wiedman 2004) menyatakan relevansi nilai bergantung

dari kualitas informasi yang tersedia. Ketersediaan informasi yang disajikan

akan direspon investor untuk menilai kinerja perusahaan (Subramanyam,

1996; Beaver, 2002). Permasalahan yang berhubungan dengan relevansi nilai, Jurnal Riset Akuntansi
Aksioma
Vol. 19, No. 1, Juni 2020
185
yaitu apakah kualitas informasi yang disajikan sesuai kondisi perusahaan
sesungguhnya.
Kualitas informasi berhubungan dengan perilaku penyusun laporan, yaitu
pihak manajemen karena laporan keuangan merupakan bentuk tanggung
jawab manajemen atas sumber daya pemilik. Akses informasi internal dan
prospek perusahaan di masa mendatang yang dimiliki lebih banyak oleh
manajemen dibandingkan investor dapat menimbulkan asimetri informasi.
Kondisi ini dapat mendorong pihak manajemen berperilaku opportunistic dan
memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan kepentingannya, di samping
standar akuntansi memberikan fleksibilitas untuk memilih seperangkat
kebijakan jika kinerja manajemen diukur berdasarkan laba (Healy, 1985).
Perilaku disfunctional behaviour ini disebut sebagai perilaku manajemen laba
(earning management).
Konsekuensi perilaku manajemen laba ini, yaitu laporan keuangan tidak
lagi mencerminkan kondisi sesungguhnya dan menyebabkan investor tidak
bisa menyandarkan diri sepenuhnya pada informasi yang disajikan untuk
mengukur kinerja perusahaan (Marquardt dan Wiedman, 2004). Untuk
menjamin ketersediaan informasi yang lebih baik, pihak investor berusaha
mencari metode alternatif lain mengukur kinerja perusahaan, yaitu arus kas.
Ohlson (1995), Solomon (1995), Brugstahler dan Dichev, (1997), Collins
et al. (1997), Francis dan Schipper (1999), Barth et al. (1999), Beaver (2002),
dan Marquardt dan Wiedman (2004) menyatakan terdapat dua cara
pengukuran umum yang digunakan investor untuk menentukan nilai infomasi
akuntansi, yaitu pendekatan rugi laba dan pendekatan neraca. Pendekatan
rugi laba diukur berdasarkan nilai laba sedangkan pendekatan neraca diukur
berdasarkan nilai buku. Meskipun demikian, terdapat pertentangan tentang
relevansi nilai berdasarkan pendekatan laba dan nilai buku (Solomons, 1995).
Solomons (1995) menyatakan pendekatan neraca lebih berguna menilaiperusahaan dibandingkan
pendekatan laba karena menggambarkan kondisi

sumber daya perusahaan dengan lebih tepat. Barth dan Landsman (1995)

menyatakan dalam pasar yang sempurna, fair value accounting based balance

sheet lebih menyajikan seluruh informasi yang relevan, sedangkan income

statement memberikan informasi yang terlalu berlebihan dan realisasi income

yang tidak relevan. Brugstahler dan Dichev (1997), Francis dan Schipper

(1999), dan DeFond (2002) menyatakan pendekatan nilai buku lebih

dipercaya oleh pihak investor dibandingkan dengan pendekatan laba dengan

alasan laba memberikan informasi operasi perusahaan per periode, sedangkan

nilai buku memberikan informasi nilai bersih sumber daya perusahaan jangka

panjang. Selain itu nilai buku mengandung unsur kas dan setera kas.

Relevansi nilai menurut Beaver (1968) merupakan explanatory power dari

informasi akuntansi, misalnya laba akuntansi dan nilai buku hubungannya

dengan nilai perusahaan yang direpresentasikan dengan harga saham. Angka

akuntansi dianggap sebagai nilai yang relevan bila secara signifikan

berhubungan dengan variabel dependen dan informasi laba rugi dan neraca

merupakan bentuk relevansi nilai yang tercermin dalam harga saham.

Penelitian ini merupakan pengembangan studi sebelumnya yang

dilakukan oleh Bruhstahler dan Dichev (1997), Collins et al. (1997), Rangan

(1998), Teoh et al. (1998), Francis dan Shipper (1999), Barth et al. (1999),

Lev dan Zarrowin (1999), Dontoh et al., (2004), dan Marquardt dan Weidman

(2004) yang menjelaskan hubungan relevansi nilai dengan menambahkan

informasi arus kas operasi.


LATAR BELAKANG
Relevansi nilai secara spesifik menjelasakan hubungan antara variabel

dependen yang berbasis harga sekuritas dan variabel independen informasi

akuntansi. Terdapat dua cara pengukuran umum yang digunakan investor

untuk menentukan nilai infomasi akuntansi, yaitu pendekatan rugi laba dan

pendekatan neraca yang keduanya berbasis accrual. Penelitian menggunakan

pendekatan kualitatif dengan responden penelitian Tenaga Pengajar (Dosen)

yang berkecimpung dalam mata kuliah Pasar Modal, Akuntan

Berpraktek/konsultan, dan anggota IAI Wilayah NTB, hasil penelitian secara

umum menyatakan bahwa pendekatan akrual memiliki dampak kecil terhadap

perubahan harga saham, berbeda dengan arus kas.

Kata Kunci: Relevansi Nilai, akrual, arus kas operasi

RUMUSAN MASALAH
-Dapat Mengetahui Laporan Arus Kas Secara Meyeluruh

TUJUAN

Masih dari sumber yang sama, ada beberapa tujuan dan manfaat dengan dibuatnya laporan arus
kas, antara lain sebagai berikut.

Untuk memprediksi arus kas di masa datang. Pemasukan dan pengeluaran kas biasanya tidak jauh
berbeda, sehingga bisa diprediksi dengan laporan arus kas saat ini.
Untuk memprediksi kemampuan perusahaan membayar utang dan dividen.
Untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. Informasi laporan
arus kas bisa untuk menilai aktivitas perusahaan.
Menginformasikan laporan kepada investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan.
Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Laporan arus kas menjadi salah satu dasar pengambilan kebijakan manajemen selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Analisis Arus Kas

Analisis arus kas merupakan aspek penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan karena analisis
ini menekankan pada kas yang tersedia untuk membayar tagihan dan melakukan pembelian—
umumnya, uang yang dibutuhkan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis.

Perusahaan, investor, dan analis memeriksa arus kas untuk berbagai alasan, termasuk untuk
mengetahui stabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan dan untuk menginformasikan keputusan
tentang kemungkinan berinvestasi di suatu Perusahaan

Mengapa Analisis Arus Kas Penting

Uang tunai penting untuk setiap bisnis. Memiliki cukup uang untuk membayar tagihan, membeli aset
yang dibutuhkan, dan menjalankan bisnis untuk menghasilkan keuntungan sangat penting bagi
kesuksesan dan umur panjang perusahaan.

Perusahaan harus memahami seberapa baik perusahaan menghasilkan uang dan berapa banyak
uang yang dimilikinya. Dengan begitu, pihaknya dapat mengambil tindakan korektif, jika diperlukan.
Saat Anda melacak keuangan Anda, termasuk dari mana uang tunai berasal dan ke mana perginya,
Anda dapat menempatkan diri Anda pada posisi yang lebih baik untuk merencanakan aktivitas bisnis
dan operasi perusahaan yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan.

Analisis arus kas memeriksa arus kas yang masuk dan keluar dari suatu perusahaan—dari mana
asalnya, apa yang digunakan, dan jumlahnya masing-masing. Angka arus kas bersih untuk setiap
periode dihitung sebagai aset lancar dikurangi kewajiban lancar.

Arus kas positif yang berkelanjutan menunjukkan perusahaan yang beroperasi dengan pijakan yang
kuat. Arus kas negatif yang berkelanjutan dapat mengindikasikan perusahaan berada dalam kesulitan
keuangan.

Laporan arus kas

Sebelum dapat menganalisis arus kas, perusahaan harus menyiapkan laporan arus kas yang
menunjukkan semua arus kas masuk yang diterima dari operasi berkelanjutan dan sumber investasi
eksternal, serta semua arus kas keluar untuk aktivitas bisnis dan investasi selama kuartal tertentu.

Tiga bagian berbeda dari laporan arus kas mencakup arus kas dari aktivitas operasi (CFO), arus kas
dari aktivitas investasi (CFI), dan arus kas dari aktivitas pendanaan (CFF).

Arus Kas Dari Operasi

Bagian ini melaporkan jumlah kas dari laporan laba rugi yang semula dilaporkan berdasarkan basis
akrual. Beberapa item yang termasuk dalam bagian ini adalah piutang, hutang, dan hutang pajak
penghasilan.
Jika klien membayar piutang, itu akan dicatat sebagai kas dari operasi. Perubahan aset lancar atau
kewajiban lancar (barang-barang yang jatuh tempo dalam satu tahun atau kurang) dicatat sebagai
arus kas dari operasi.

Arus Kas Dari Investasi

Bagian ini mencatat arus kas dari belanja modal dan penjualan investasi jangka panjang seperti aset
tetap yang berkaitan dengan pabrik, properti, dan peralatan. Barang tertentu mungkin termasuk
kendaraan, furnitur, bangunan, atau tanah.

Pengeluaran lain yang menghasilkan arus kas keluar dapat mencakup akuisisi bisnis dan pembelian
sekuritas investasi. Arus kas masuk berasal dari penjualan aset, bisnis, dan sekuritas.

Investor biasanya memantau belanja modal yang digunakan untuk pemeliharaan, dan penambahan,
aset fisik perusahaan untuk mendukung operasi dan daya saing perusahaan. Singkatnya, investor
ingin melihat apakah dan bagaimana suatu perusahaan berinvestasi pada dirinya sendiri.

Arus Kas Dari Pembiayaan

Transaksi utang dan ekuitas dilaporkan di bagian ini. Arus kas apa pun yang mencakup pembayaran
dividen, pembelian kembali atau penjualan saham, dan obligasi akan dianggap sebagai arus kas dari
aktivitas pendanaan. Uang tunai yang diterima dari pengambilan pinjaman atau uang tunai yang
digunakan untuk membayar utang jangka panjang juga akan dicatat di sini.

Meskipun analisis arus kas dapat mencakup beberapa rasio, indikator berikut memberikan titik awal
bagi investor untuk mengukur kualitas investasi arus kas suatu perusahaan.

Arus Kas Operasi/Penjualan Bersih

Rasio ini, yang dinyatakan sebagai persentase arus kas operasi bersih perusahaan terhadap penjualan
bersih, atau pendapatan (dari laporan laba rugi), memberi tahu kita berapa dolar uang tunai yang
dihasilkan untuk setiap dolar penjualan.

Tidak ada persentase pasti yang harus dicari, namun semakin tinggi persentasenya, semakin baik.
Perlu juga dicatat bahwa rasio industri dan perusahaan akan sangat bervariasi. Investor harus
melacak kinerja indikator ini secara historis untuk mendeteksi perbedaan yang signifikan dari rata-
rata arus kas/hubungan penjualan perusahaan serta bagaimana rasio perusahaan dibandingkan
dengan perusahaan sejenis.

Penting juga untuk memantau bagaimana arus kas meningkat seiring dengan peningkatan penjualan
karena penting bahwa arus kas bergerak pada tingkat yang sama dari waktu ke waktu.
Arus Kas Bebas

Arus kas bebas (FCF) sering kali didefinisikan sebagai arus kas operasi bersih dikurangi belanja modal.
Arus kas bebas merupakan pengukuran penting karena menunjukkan seberapa efisien suatu
perusahaan dalam menghasilkan uang tunai. Investor menggunakan arus kas bebas untuk mengukur
apakah suatu perusahaan memiliki cukup uang tunai, setelah mendanai operasi dan belanja modal,
untuk membayar investor melalui dividen dan pembelian kembali saham.

Untuk menghitung FCF dari laporan arus kas, cari item arus kas dari operasi—juga disebut sebagai
"kas operasi" atau "kas bersih dari aktivitas operasi"—dan kurangi pengeluaran modal yang
diperlukan untuk operasi saat ini.

Anda dapat melangkah lebih jauh dengan memperluas apa yang termasuk dalam angka arus kas
bebas. Misalnya, selain belanja modal, Anda dapat memasukkan dividen untuk jumlah yang akan
dikurangkan dari arus kas operasi bersih untuk mendapatkan angka arus kas bebas yang lebih
komprehensif. Angka ini kemudian dapat dibandingkan dengan penjualan, seperti yang ditunjukkan
sebelumnya.

Praktisnya, jika sebuah perusahaan mempunyai riwayat pembayaran dividen, maka perusahaan
tersebut tidak dapat dengan mudah menangguhkan atau menghilangkannya tanpa menimbulkan
rasa sakit yang nyata bagi pemegang saham. Bahkan pengurangan pembayaran dividen, meskipun
tidak terlalu merugikan, merupakan masalah bagi banyak pemegang saham.

Untuk beberapa industri, investor menganggap pembayaran dividen sebagai pengeluaran tunai yang
diperlukan, serupa dengan belanja modal.

Penting untuk memantau arus kas bebas selama beberapa periode dan membandingkan angkanya
dengan perusahaan dalam industri yang sama. Jika arus kas bebas positif, hal ini menunjukkan
perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, termasuk mendanai aktivitas operasinya dan membayar
dividen.

Cakupan Arus Kas Bebas yang Komprehensif

Anda dapat menghitung rasio arus kas bebas komprehensif dengan membagi arus kas bebas dengan
arus kas operasi bersih untuk mendapatkan rasio persentase. Sekali lagi, semakin tinggi
persentasenya, semakin baik.

Contoh Analisis Arus Kas

Katakanlah Perusahaan Acme membuat laporan arus kas yang menunjukkan arus kas di bawah ini. Ini
akan menggunakannya untuk melakukan analisis arus kas dasar.

Arus kas dari operasi


Pendapatan bersih $400,000

Gaji $65.000

Depresiasi $10,000

Kas bersih dari operasi $315.000

Arus kas dari investasi

Penjualan peralatan $100,000

Pembelian properti $75.000

Kas bersih dari investasi $25.000

Arus kas dari pembiayaan

Pembayaran pinjaman $20,000

Kas bersih dari pembiayaan ($20.000)

Perubahan bersih di akun tunai $320,000

Laporan arus kas Acme menunjukkan bahwa arus kas bersih untuk periode keuangan adalah
$320.000. Sebagian besar arus kas positif berasal dari operasinya.

Itu berarti Acme menghasilkan sebagian besar pendapatan dari operasinya. Jika terus melihat
pernyataan tersebut, seorang investor juga akan melihat bahwa Acme membeli properti dan
membayar pinjaman. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan kasnya untuk
tujuan pertumbuhan dan mengurangi posisi utangnya. Investor harus senang dengan hal itu.

Itu berarti Acme menghasilkan sebagian besar pendapatan dari operasinya. Jika terus melihat
pernyataan tersebut, seorang investor juga akan melihat bahwa Acme membeli properti dan
membayar pinjaman. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan kasnya untuk
tujuan pertumbuhan dan mengurangi posisi utangnya. Investor harus senang dengan hal itu.

Arus Kas Positif

Arus kas positif selalu menjadi tujuannya. Jika hal ini berlanjut selama beberapa periode berturut-
turut, hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu menjalankan operasi yang sehat dan
dapat tumbuh dengan sukses.

Namun, perhatikan arus kas investasi positif dan arus kas operasi negatif. Hal ini dapat menimbulkan
masalah jika, misalnya, arus kas dari penjualan investasi digunakan untuk membayar biaya
operasional.

Arus Kas Negatif

Arus kas negatif mungkin mengindikasikan sesuatu selain masalah keuangan. Misalnya, arus kas
investasi mungkin negatif karena perusahaan membelanjakan uangnya untuk aset yang
meningkatkan operasi dan produk yang dijualnya.

Arus Kas Bebas

Memiliki arus kas bebas adalah keuntungan besar. Ini adalah arus kas yang tersedia setelah
membayar biaya operasional dan membeli aset modal yang dibutuhkan. Perusahaan dapat
menggunakan arus kas bebasnya untuk melunasi utang, membayar dividen dan bunga kepada
investor, dan banyak lagi.

Margin Arus Kas Operasi

Rasio margin arus kas operasi membandingkan kas dari aktivitas operasi dengan pendapatan
penjualan pada periode tertentu. Margin yang positif menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu
mengkonversi penjualan menjadi uang tunai dan dapat menunjukkan profitabilitas dan kualitas laba.

Margin positif menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu mengkonversi penjualan menjadi
uang tunai dan dapat menunjukkan profitabilitas dan kualitas laba.

Keterbatasan Analisis Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan data masa lalu. Ini mungkin tidak terlalu membantu para analis dan
investor yang ingin menilai perusahaan sebagai investasi dengan tepat. Misalnya, data arus kas yang
menunjukkan investasi yang dilakukan menunjukkan arus keluar (yang dapat menyebabkan arus kas
negatif). Namun investasi tersebut dapat menghasilkan arus kas positif, keuntungan, dan
pertumbuhan besar di masa depan.

Itu tidak menggambarkan laba bersih suatu perusahaan karena tidak termasuk item non tunai.
Laporan laba rugi harus diperiksa untuk menentukan hal ini.

Ini tidak menyajikan gambaran lengkap tentang likuiditas perusahaan, hanya kas yang tersedia pada
akhir suatu periode.
Bagaimana Arus Kas Diperhitungkan

Ada dua bentuk akuntansi yang menentukan bagaimana pergerakan uang tunai dalam laporan
keuangan perusahaan. Mereka adalah akuntansi akrual dan akuntansi kas.

Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual digunakan oleh sebagian besar perusahaan publik. Ini melaporkan pendapatan
sebagai pendapatan saat diperoleh, bukan saat perusahaan menerima pembayaran. Beban
dilaporkan pada saat terjadinya, meskipun belum ada pembayaran tunai.

Misalnya, jika suatu perusahaan mencatat penjualan, pendapatannya diakui dalam laporan laba rugi,
namun perusahaan tersebut mungkin tidak menerima uang tunai sampai kemudian hari. Dari sudut
pandang akuntansi, perusahaan akan memperoleh keuntungan dan membayar pajak penghasilan
atas keuntungan tersebut. Namun, tidak ada uang tunai yang ditukar.

Transaksi tersebut kemungkinan besar akan melibatkan arus kas keluar pada awalnya, karena
perusahaan membutuhkan uang untuk membeli inventaris dan memproduksi produk yang akan
dijual.

Merupakan hal yang umum bagi bisnis untuk memperpanjang jangka waktu 30, 60, atau bahkan 90
hari bagi pelanggan untuk membayar faktur. Penjualan tersebut akan menjadi piutang usaha tanpa
berdampak pada uang tunai sampai tertagih.

Akuntansi Kas

Akuntansi kas adalah metode akuntansi di mana penerimaan pembayaran dicatat pada periode
penerimaannya, dan pengeluaran dicatat pada periode pembayarannya. Dengan kata lain,
pendapatan dan beban dicatat masing-masing pada saat kas diterima dan dibayarkan.

Keuntungan perusahaan ditampilkan sebagai laba bersih pada laporan laba rugi. Laba bersih adalah
keuntungan bagi perusahaan. Namun, karena akuntansi akrual, laba bersih tidak berarti bahwa
seluruh piutang tertagih dari pelanggan.

Dari sudut pandang akuntansi, perusahaan mungkin untung, namun jika piutang sudah lewat jatuh
tempo atau tidak tertagih, perusahaan bisa mengalami masalah keuangan. Bahkan perusahaan yang
menguntungkan pun bisa gagal mengelola arus kas mereka secara memadai, itulah sebabnya laporan
arus kas adalah alat yang penting bagi analis dan investor.

Apa Analisis Arus Kas?


Analisis arus kas adalah proses memeriksa jumlah kas yang masuk ke suatu perusahaan dan jumlah
kas yang keluar untuk menentukan jumlah bersih kas yang ditahan. Setelah diketahui apakah arus kas
positif atau negatif, manajemen perusahaan dapat mencari peluang untuk mengubahnya guna
meningkatkan prospek bisnis.

Apa 3 Jenis Arus Kas?

Ketiga jenis arus kas tersebut adalah arus kas dari operasi, arus kas dari investasi, dan arus kas dari
pendanaan.

Bagaimana Cara Menghitung Analisis Arus Kas?

Cara dasar untuk menghitung arus kas adalah dengan menjumlahkan angka aset lancar dan
mengurangkan total kewajiban lancar tersebut. Setelah Anda memiliki angka arus kas, Anda dapat
menggunakannya untuk menghitung berbagai rasio (misalnya, arus kas operasi/penjualan bersih)
untuk analisis arus kas yang lebih mendalam.

Garis bawah

Jika arus kas perusahaan terus-menerus positif, ini merupakan indikasi kuat bahwa perusahaan
berada dalam posisi yang baik untuk menghindari pinjaman berlebihan, mengembangkan bisnisnya,
membayar dividen, dan melewati masa-masa sulit.

Arus kas bebas merupakan indikator evaluatif penting bagi investor. Sistem ini menangkap semua
kualitas positif uang tunai yang diproduksi secara internal dari operasi perusahaan dan memantau
penggunaan uang tunai untuk belanja modal.

2. Manajemen laba merupakan cara yang digunakan manajemen untuk

meningkatkan nilai laporan keuangan. Scott (2003) menyatakan terdapat

banyak alasan yang mendasari manajemen melakukan manajemen laba.

Jurnal Riset Akuntansi Aksioma

Vol. 19, No. 1, Juni 2020

187

Manajemen laba dapat dilihat dari perspektif teori kontrak dan perspektif

laporan keuangan. Dilihat dari sisi teori kontrak, manajemen laba dapat

digunakan sebagai jalan untuk memperkecil biaya untuk melindungi

perusahaan dari konsekuensi kontrak yang dilakukan. Dari sisi laporan

keuangan manajer dapat mengubah nilai pasar perusahaan melalui tindakan

manajemen laba.

Manajer dapat memilih berbagai kebijakan akuntansi untuk mengambil


kebijakan memaksimalkan nilai perusahaan. Healy (1985) menjelaskan dan

memprediksi perilaku manajer dalam melakukan pilihan terhadap kebijakan

akuntansi. Hasil temuannya menyatakan manajer perusahaan cenderung

untuk meningkatkan earnings perusahaan berdasarkan bonus plan. Dikatakan

juga bahwa net income memotivasi manajer menggunakan kebijakan

akuntansi agar income barada di antara bogey dan cap. Healy juga

menjelaskan perilaku manajer melakukan kontrol terhadap net income melalui

kontrol terhadap akrual dan perubahan kebijakan akuntansi.

Beberapa motivasi manajer melakukan manajemen laba di samping

rencana bonus, di antaranya yaitu:

a. Motivasi Kontraktual

Manajer melakukan manajemen laba jika terdapat kontrak perjanjian

antara perusahan dengan manajer untuk manaikkan earnings.

b. Motivasi Politik

Perusahaan bersekala besar dengan aktivitas yang terkait dengan banyak

individu cederung untuk mengurangi biaya politik mereka dengan cara

menerapkan kebijakan akuntansi tertentu, misalnya kebijakan akuntansi

politik untuk mengurangi pelaporan net income yang terlalu tinggi ketika

laba perusahaan besar agar tidak terlihat terlalu mencolok.

c. Motivasi Pajak

Manajer mengambil keputusan tertentu untuk mengurang pajak yang

dibayarkan, misalnya penggunaan metoda perhitungan persediaan dengan

menggunakan metoda LIFO atau FIFO.

d. Perubahan CEO

Hipotesis bonus plan memprediksi pengunduran diri CEO merupakan

strategi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan upaya

meningkatkan bonus manajer tersebut.

e. Initial publik offering (IPO)

Pada penerbitan saham awal (IPO), perusahaan biasanya tidak memiliki

patokan harga saham. Informasi akuntansi dapat digunakan memprediksi

dan menentukan harga saham.


f. Untuk mengkominikasikan informasi kepada investor

Pola dari manajemen laba menurut Scott (2003) yaitu:

a. Taking a Bath

Terjadi pada saat organisasi mengalami tekanan atau reorganisasi,

misalnya menyewa CEO baru. Manajer yang tidak dapat meningkatkan net

income di atas bogey akan melakukan taking a bath dan menyimpan bonus

untuk periode berikutnya dengan cara menghapus earning ke depan dan

menyimpannya untuk keperluan mendatang.

b. Minimalisasi Pendapatan

Perusahaan dengan laba yang terlalu besar dengan alasan tertentu akan

mengurangi labanya.

c. Maksimalisasi Pendapatan

Perusahaan mungkin terikat pada pola maksimalisasi pendapatan bersih

dan berusaha untuk memaksimalkan laporan untuk meningkatkan bonus.

d. Income Smoothing

Manajer memiliki insentif untuk melaporkan income secara tepat pada

posisi antara bogey dan cap.

Beberapa literatur dan penelitian yang berhubungan dengan manajemen

laba dan relevansi nilai (Solomons, 1995; Rangan, 1998; DeFond, 2002; Barth

et al., 1999; Marquardt dan Wiedman, 2004) menyatakan relevansi nilai dari

informasi akuntansi dipengaruhi oleh perilaku manajemen laba. Relevansi nilai

secara umum dihasilkan dari dua model pengukuran yaitu berdasarkan

laporan rugi laba dan neraca. Perusahaan yang melakukan manajemen laba

umumnya memiliki relevansi nilai yang lebih kecil dibandingkan yang tidak

melakukannya, dan investor lebih menyukai mengukur relevansi nilai

perusahaan berdasarkan pendekatan neraca (nilai buku) dibandingkan rugi

laba (net income) karena diasumikan pendekatan rugi laba memiliki unsur

akrual lebih banyak dan hanya mengukur kinerja perusahaan per periode.

Penelitian ini mencoba mengembangkan pendekatan lain dengan

memasukkan unsur penlian arus kas operasi dalam analisis.


3. Laporan Arus Kas

yang terdapat di dalam laporan ini yaitu: aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode penuh.

Berdasarkan SAK Laporan arus kas pada koperasi merupakan jenis laporan keuangan yang
menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas.

Komponen -ETAP, catatan atas laporan keuangan koperasi terdiri dari:

Informasi umum berisikan mengenai pendirian nama dan tempat kedudukan, NPWP, SIUP dan TDP,
visi dan misi, produk, rincian unit usaha simpan pinjam dan perdagangan, mekanisme

pengelolaan dana, susunan pengurus dan pengawas, ekuitas, dan rekening koran.

1. Ikhtisar kebijakan akuntansi, yakni dasar penyusunan laporan keuangan, transaksi dalam
mata uang asing, kas dan setara kas, pinjaman yang diberikan kepada anggota, piutang unit
usaha, penyisihan penghapusan pinjaman tidak tertagih, biaya dibayar dimuka, aset tetap,
aset lain-lain, tabungan koperasi, simpanan berjangka, pengakuan pendapatan dan beban,
dan reklasifikasi akun.
2. Informasi rinci yang mendukung pos-pos laporan keuangan yang telah disajikan dengan
urutan penyajian.

4.Arus Kas Metode Langsung

Saat menggunakan metode langsung, Anda mendaftar arus kas di bagian operasi dari laporan arus
kas. Arus kas akibat operasi timbul dari pengumpulan piutang pelanggan dan uang yang dibayarkan
kepada pemasok, karyawan, dan lainnya.

Bagian ini juga melaporkan kas yang dibayarkan untuk pajak penghasilan dan bunga. Masalah dalam
menggunakan menggunakan metode langsung adalah bahwa perusahaan mungkin tidak menyimpan
informasi dalam bentuk yang diperlukan. Misalnya, perusahaan yang menggunakan akuntansi akrual
bersama-sama penjualan tunai dan kredit – mereka harus membuat ketentuan khusus untuk
melacak penjualan tunai secara terpisah.

5.Arus Kas Metode Tidak langsung

Dalam metode tidak langsung, Anda menyesuaikan pendapatan bersih untuk mengubahnya
dari basis akrual menjadi berbasis kas.

Ini mengharuskan Anda untuk menambah kembali pengeluaran non tunai seperti depresiasi,
amortisasi, provisi kerugian untuk piutang dagang, dan segala kerugian atas penjualan aset
tetap.

Anda juga menyesuaikan laba bersih untuk perubahan antara saldo awal dan akhir dalam
aset lancar – tidak termasuk uang tunai – dan kewajiban lancar untuk periode tersebut.
Akun-akun ini termasuk piutang, persediaan, persediaan, aset dibayar di muka, kewajiban
hutang, dan pendapatan yang ditangguhkan.
6.Arus Kas Langsung vs Tidak Langsung Perbedaan Utama

• Salah satu perbedaan utama metode langsung vs metode tidak langsung adalah jenis
transaksi yang digunakan untuk menghasilkan laporan arus kas. Metode tidak
langsung menggunakan laba bersih sebagai basis dan mengubah pendapatan
menjadi arus kas melalui penggunaan penyesuaian. Metode langsung hanya
memperhitungkan transaksi tunai dan menghasilkan arus kas dari operasi.
• Metode tidak langsung memastikan untuk mengkonversi laba bersih dalam hal arus
kas secara otomatis. Metode langsung , di sisi lain, mencatat transaksi tunai secara
terpisah dan kemudian menghasilkan laporan arus kas.
• Metode tidak langsung membutuhkan persiapan karena penyesuaian yang dilakukan
membutuhkan waktu. Waktu persiapan untuk metode langsung tidak banyak karena
hanya menggunakan transaksi tunai.
• Keakuratan metode tidak langsung sedikit kurang karena menggunakan
penyesuaian. Metode langsung relatif lebih akurat karena penyesuaian tidak
digunakan di sini.

7. Komponen Laporan Arus Kas

Komponen laporan arus kas dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu operasi, investasi dan
pendanaan.
1. Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi merupakan komponen utama dalam laporan arus kas. Ada dua hal yang
dicatat sebagai aktivitas operasi, yaitu kas masuk dan kas keluar yang bukan dari aktivitas
investasi maupun pendanaan.

Kas masuk yaitu penerimaan dari penjualan, piutang, bunga, dividen, refund dari penyuplai.
Sedangkan kas keluar misalnya pembelian barang dan jasa yang akan dijual, bunga yang
dibayarkan atas utang perusahaan, pembayaran gaji dan pajak.
2. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi ini seperti membeli dan menjual tanah, bangunan, peralatan, atau
instrumen keuangan yang bukan untuk diperdagangkan. Kas masuk misalnya dari penjualan
aktiva tetap, penjualan surat berharga yang berupa investasi, penagihan pinjaman jangka
panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).

Arus kas keluar dari kegiatan ini misalnya pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap,
pembelian investasi jangka panjang, pemberian pinjaman pada pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan ini berhubungan dengan transaksi yang diperoleh atau diserahkan
kembali kepada investor dan kreditur. Kas masuk misalnya pengeluaran saham, wesel,
obligasi, surat utang hipotek, dan lain-lain. Sedangkan arus kas keluar seperti pembayaran
untuk dividen, pembagian lainnya untuk pemilik, pembelian saham pemilik (treasury stock),
pembayaran utang pokok dana yang dipinjam.
8.Tambahan Pengungkapan dan Penyesuaian
Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara
teknis informasi disajikan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen
keuangan beserta informasi lain yang berpaut (Suwardjono, 2008).
Informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan diantaranya sebagai:
pos statemen keuangan, catatan kaki (catatan atas statemen keuangan),
penggunaan istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung,
lampiran, penjelasan auditor dalam laporan auditor, dan komunikasi
manajemen dalam bentuk surat atau pernyataan resmi.
9. mplikasi Analisis Arus Kas
Keterbatasan dalam pelaporan arus kas sebagai berikut :
a. Pada praktiknya, tidak mensyaratkan pengungkapan tersendiri dari arus kas yang
terkait dengan pos luar biasa.
b. Bunga atau dividen yang diterima dan bunga yang dibayarkan, masuk klasifikasi
arus kas operasi. Banyak user yang menganggap Bungan yang dibayarkan sebagai
arus kas keluar dari aktivitas pendanaan.
c. Pajak penghasilan diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Hal ini dapat
mendistorsi analisis dari tiap aktivitas jika manfaat atau biaya pajak diatribusikan
pada setiap aktivitas terkait.
d. Penghapusan keuntungan atau kerugian atas penjualan aset tetap sebelum pajak
atau investasi dari aktivitas operasi yang dapat mendistorsi analisis. Hal tersebut
terjadi karena pajak yang terkait tidak dihapus, melainkan menyisakan total beban
pajak dalam aktivitas operasi
Menginterprestasi arus kas dan laba neto arus kas operasi menjadi sebuah pandangan
luas dari aktivitas operasi dibandingkan dengan laba neto. Arus jas operasi dapat
mencakup seluruh aktivitas terkait dengan laba perusahaan, pendapatan dan beban serta
permintaan kas untuk aktivitas ini. Sedangkan laba neto akan bergantung pada estimasi,
penangguhan, alokasi, dan valuasi yang pertimbangannya terkadang terlalu subjektif
dibandingkan dengan faktor yang menentukan arus kas.

10. Laporan arus kas umumnya disusun dengan menggunakan metode tidak langsung (dimana
bagian aktivitas operasi dimulai dengan laba bersih) karena mudah untuk dilakukan. Akibatnya,
perusahaan tidak sepenuhnya menyadari aktivitas operasi spesifik mana (misalnya transaksi dengan
pelanggan, transaksi dengan pemasok, biaya operasional, dll.) yang berkontribusi terhadap arus
masuk dan arus keluar kas.
Jika disajikan dengan metode langsung, maka laporan arus kas, yang merupakan satu-satunya
laporan keuangan dasar yang mencerminkan transaksi berdasarkan basis kas, menjadi sulit untuk
direkonsiliasi dengan laporan keuangan dasar lainnya (khususnya neraca dan laporan laba rugi) yang
disajikan dalam metode langsung. dasar akrual.
Laporan arus kas adalah yang paling tidak penting di antara laporan keuangan dasar, terutama
selama periode likuiditas dan solvabilitas tinggi. Ketika sebuah bisnis sedang berkembang dan tidak
memerlukan pendanaan eksternal atau peluang investasi, laporan arus kas cenderung diabaikan.
Beberapa bagian dari laporan arus kas (yaitu, beberapa informasi tambahan non-kas) hanya
disajikan untuk memenuhi persyaratan undang-undang dan standar akuntansi. Hal ini tidak
berdampak signifikan terhadap pengambilan keputusan bisnis.
Transaksi yang tercermin dalam laporan arus kas bersifat spesifik dan/atau terjadi satu kali saja.
Transaksi yang tercermin dalam laporan arus kas tidak dapat diekstrapolasi berdasarkan tren masa
lalu (tidak seperti pendapatan dan beban). Laporan arus kas tidak dapat digunakan dengan
sendirinya sebagai alat peramalan. Laporan laba rugi tahun berjalan, bukan laporan arus kas tahun
berjalan, berfungsi sebagai titik awal untuk perkiraan arus kas.
Di antara semua laporan keuangan dasar, laporan arus kas memiliki item baris yang paling
dinamis/sering berubah. Beberapa item baris yang berkaitan dengan transaksi tunai besar yang tidak
berulang (atau sering terjadi) (seperti penerbitan saham biasa dan pembayaran dividen) dihapus jika
tidak ada item yang muncul pada kedua tahun yang disajikan. Beberapa item baris laporan arus kas
digabungkan dengan item baris terkait dalam satu tahun dan kemudian dipecah dan disajikan ke
dalam item baris terpisah pada tahun berikutnya dan, pada tahun-tahun berikutnya, item-item baris
yang berbeda ini bolak-balik tergantung pada seringnya klasifikasi ulang akun dilakukan. dalam item
baris neraca (biasanya item baris umum seperti “Aset lain-lain” dan “Liabilitas lain-lain”). Beberapa
transaksi yang tidak ingin diperhatikan oleh manajemen tidak tercermin dalam laporan arus kas
sama sekali. Semua ini berkontribusi pada kesulitan dalam melakukan analisis tren konsisten yang
bermakna.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi laporan arus kas adalah laporan yang merangkum informasi mengenai
arus kas masuk (1.1. Kesimpulan
penerimaan) dan arus kas keluar (pembayaran) untuk suatu periode
waktu tertentu. Tujuan dari laporan arus kas sendiri adalah untuk memberikan
informasi yang relevan mengenai kas masuk dan kas keluar sebuah perusahaan
selama satu periode. Berdasarkan permasalahan yang ada ,maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Aplikasi terkomputerisai ini bisa memudahkan bagian keuangan dalam
memasukkan transaksi-transaksi keuangan yang berlangsung.
2. Penggunaan teknologi komputerisasi dapat membantu dalam mengambil
keputusan yang akurat dan cepat.
3. Proses kas masuk dan kas keluar pada PT. Sabda Resik Mulia masih manual,
dimana masih menggunakan Microsoft Excel.
4. Kebiasaan dalam menyimpanan file-file penting yang masih menggunakan
buku-buku atau kertas-kertas.
5. Proses pembelian dan permintaan barang masih menggunakan surat jalan dan
menunggu waktu yang lama untuk persetujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Bawelle R. Rando. 2016. Analisis Arus Kas Bersih Operasi Sebagai Alat Ukur

Kinerja Keuangan Pada Industri Rokok Di BEI.Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi. Vol. 16. No. 03: 847-859.

Brigham, Eugene F, dan F. Houston, 2005. Fundamentals of Financial

Management. Orlando, Harcourt Inc.

Burhan Bunging. 2011, Metodelogi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Public Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Kencana: Jakarta.

Christiawan J. Yulius, Yuwana Vina. 2014. Analisa Kemampuan Laba Dan Arus

Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan.

Business Accounting Review. Vol. 2. No. 1: 1-10.

Darsono & Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. C.V

Andi Offeset.Yogyakarta.

Djarwanto, 2010. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi kedua. BPFE-

Yogyakarta.

Dareho T. Herlina. 2016. Analisis Laporan Arus Kas Untuk Menilai Kinerja

Keuangan Pada PT. Ace Hardware Indonesia Tbk. Jurnal EMBA. Vol. 4.

No. 2: 662-672.

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan MenengahI. Bumi Aksara: jakarta.

Indriantoro, Nu., Bambang Supomo, 2009. Metode Penelitian Bisnis untuk

Akuntasi dan Manajemen, Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Jumingan, 2006. Analisis Laporan keuangan. Bumi Aksara: Jakarta.

Kartikahadi Hans. et al. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis

IFRS. Penerbit Salemba Empat.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers: jakarta.

Lam, Nelson., dan Lau, Peter. 2014. Akuntansi Keuangan: Perspektif IFRS. Edisi

Kedua. Salemba empat: jakarta.

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, ANDI,

Yogyakarta.

Natalia Rawung. 2016. Analisis Pendapatan Asli Daerah Dan Pencatatan Pada

Dinas pendapatan Kota manado. Jurnal EMBA. Vol. 1 No. 1: 496-502


Rudianto, 2009.Pengantar Akuntansi. Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai