Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH REVIEW JURNAL PENELITIAN

Analisis Nilai Wajar Saham Publik Dalam Tender Offer


(Studi Kasus PT Bentoel Internasional Investama Tbk)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Keuangan


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hadri Kusuma, MBA.

Disusun Oleh:

Andyana Septy Wijayanti (21919004)


Anika Mailina (21919005)
Ari Susanti (21919006)

PRODI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


PAPER REVIEW HASIL PENELITIAN

Judul : Analisis Nilai Wajar Saham Publik Dalam Tender Offer

(Studi Kasus PT Bentoel Internasional Investama Tbk)


Penulis : Herlitah
Tahun : 2014
Nama Jurnal : Econosains
Volume : Volume XII Nomor 2 tanggal 2 Agustus 2014
Halaman : 118-125
Instansi Penulis : Universitas Negeri Jakarta

I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Model nilai sekarang (present value model) menyediakan informasi yang

relevan sepenuhnya kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini,

informasi yang relevan didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek

ekonomi perusahaan di masa depan, terutama terkait dengan aset dan liabilitas.

Scoot, 2006 dalam Dwi, Fauzy (2019:1).

Ada beberapa metode dalam menilai harga saham, tetapi pada kasus tender

offer yang diteliti oleh peneliti nilai harga sahamnya memerlukan perlakukan

khusus karena dalam proses tender offer ada pemegang saham yang menolak atas

suatu tindakan (corporate action) yang dilakukan oleh pemegang saham

mayoritas. Peneliti tertarik untuk mendalami kasus tender offer yang terjadi pada

PT. Bentoel Internasional Tbk. Dalam hal akuisisi. Harga tender offer yang

ditetapkan adalah di level Rp873 per saham, jauh lebih tinggi daripada harga rata-

rata perdagangan harian 90 hari terakhir yaitu Rp543 per saham.

II.2 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan nilai

wajar (present value model) pada kondisi akuntansi yang ideal pada perhitungan

2
harga saham PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. dalam hal tender offer

akuisisi oleh PT British American Tobacco.

II. ISI

II.1 LANDASAN TEORI

A. Akuntansi dalam Kondisi Tidak Ideal

3
Menurut Scoot, 2006 dalam Dwi, Fauzy (2019:1) Model nilai sekarang

(present value model) menyediakan informasi yang relevan sepenuhnya

kepada pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini informasi yang relevan

didefinisikan sebagai informasi mengenai prospek ekonomi perusahaan di

masa depan, terutama terkait dengan dividen, arus kas, dan profitabilitas.

Menurut Scoot, 2006 dalam Dwi, Fauzy (2019:1) Dengan kondisi

dimana laporan keuangan tersebut relevan maka informasi juga bisa

diandalkan, kita dapat menemukan informasi yang dapat diandalkan sebagai

informasi yang tepat dan bebas dari bias. Kita juga dapat mengeksplorasi

kondisi dimana nilai pasar aset-aset dan kewajiban dapat melayani sebagai

ukuran tidak langsung dari nilai. Hal ini hanya terjadi di bawah kondisi yang

ideal. Jika kondisi tidak ideal, permasaIahan fundamental akan timbul untuk

penilaian aset dan pengukuran pendapatan.

1) Present Value dan Net Present Value

Present Value (nilai sekarang) menghitung nilai uang pada waktu sekarang

bagi sejumlah uang yang akan kita miliki beberapa waktu kemudian

(Indriyo dkk, 1989:124).

Rumus dari Present Value (PV) adalah:

PV = FN / (1 + i)n
Net Present Value merupakan selisih antara PV Penerimaan dengan Pv

pengeluaran. NPV yang positif menunjukkan bahwa PV penerimaan > PV

pengeluaran. Karena itu NPV yang positif berarti investasi yang

diharapkan akan meningkatkan kekayaan pemodal. Karenanya investasi

tersebut dinilai menguntungkan.

2) Model PV Dibawah Kepastian


4
Model nilai sekarang secara luas digunakan dalam ekonomi dan keuangan,

dan memiliki pengaruh yang dipertimbangkan pada akuntansi selama

beberapa tahun. Pertama-tama kita mempertimbangkan versi yang

sederhana di bawah kondisi yang pasti. “Kepastian” diartikan bahwa arus

kas masa depan perusahaan dan tingkat bunga dalam ekonomi secara luas

diketahui dengan pasti. Hal ini disebut sebagai kondisi yang ideal.

Dibawah kondisi yang ideal dari arus kas masa depan yang diketahui

dengan pasti dan tingkat bunga tetap yang bebas resiko dalam ekonomi,

memungkinkan untuk menyiapkan laporan keuangan yang relevan dan

andal. Proses arbritase memastikan bahwa nilai pasar dari sebuah aset

setara dengan nilai sekarang dari arus kas masa depannya. Nilai pasar

perusahaan kemudian adalah nilai aset keuangannya ditambah nilai aset

modalnya (dikurangi kewajiban). Laba bersih untuk periode setara arus kas

ditambah atau dikurangi perubahan dalam nilai keuangan ini dan aset

modal selama periode atau ekuivalen dengan nilai pasar awal perusahaan

dikalikan dengan tingkat bunga. Bagaimanapun juga, meskipun laba bersih

dapat dihitung secara sempurna, ia tidak berisi informasi, karena investor

dapat dengan mudah menghitungnya sendiri. Seluruh "tindakan" terdapat

dalam neraca, yang menunjukkan nilai perusahaan. Karena

ketidakrelevansian deviden, keseluruhan kesimpulan ini bebas dari

kebijakan deviden perusahaan.

3) Model PV Dibawah Ketidakpastian

Ketidakpastian kejadian masa depan seperti keadaan ekonomi yang disebut

keadaan alami (states of nature), atau keadaan untuk jangka pendek (states

for short). Karakteristik kondisi yang ideal dibawah ketidakpastian, yaitu:

5
1. Tingkat bunga yang diberikan tetap pada arus kas perusahaan masa

depan yang didiskontokan,

2. Susunan keadaan alami yang lengkap dan diketahui secara publik,

3. Keadaan probabilitas yang objektif dan diketahui secara publik, dan

4. Realisasi keadaan dapat diobservasi secara publik.

Perbedaan antara kondisi yang pasti dan kondisi yang tidak pasti adalah

yang laba bersih yang diharapkan dan direalisasi yang diperlukan tidak

lagi sama dibawah kondisi yang tidak pasti, dan perbedaan itu disebut laba

abnormal (abnormal earning). Bagaimanapun, laporan keuangan

berdasarkan pada nilai sekarang yang diharapkan berlanjut relevan dan

dapat diandalkan. Laporan keuangan relevan karena didasarkan pada arus

kas masa depan yang diharapkan. laporan keuangan dapat diandalkan

karena nilai laporan keuangan secara objektif merefleksikan arus kas masa

depan yang diharapkan dan, sebagai dalam kasus kepastian dan tidak

memungkinkan terjadinya manipulasi oleh manajemen. Keseluruhan

dalam kesimpulan ini independen dari kebijakan deviden perusahaan sejak

ketidakrelevansian deviden berlanjut untuk dipegang.

B. Valuasi Saham

Menurut Damodaran dalam Gayuh, Rafif (2020:4) Valuasi harga saham

adalah suatu proses yang dilakukan investor maupun analis keuangan untuk

mengestimasi harga wajar suatu saham sesuai dengan keaktifan investor dalam

pasar modal. Harga wajar suatu saham sering juga disebut nilai intrinsik

(intrinsic value), yaitu suatu nilai saham yang dianggap benar-benar mewakili

performa suatu perusahaan. Tujuan valuasi saham adalah untuk memberikan

gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan. Jika

6
nilai wajar saham suatu perusahaan lebih tinggi daripada nilai overvalued dan

jika sebaliknya maka saham tersebut undervalued.

1. Metode Valuasi Saham:

1) Devidend Discoubted Model (DDM)

Metode penelitian menggunakan DDM adalah dengan instrinsic value

saham suatu perusahaan berdasarkan estimasi pendapatan deviden

yang dibagikan kepada stakeholders dan mendiscounting nilainya ke

present value. Metode valuasi DDM memiliki beberapa variasi

perhitungan yang berhubungan dengan proyeksi pertumbuhan

perusahaan.

2) Discounted Cash Flow (DCF)

Metode Discounted Cash Flow (DCF) adalah metode valuasi saham

yang menggunakan konsep time value of money. Menurut Damodaran

(2002), Discounted Cash Flow (DCF) adalah metode valuasi saham

yang menggunakan future free cash flow (FFCF) dan diskon weighted

average cost of capital (WACC) untuk mendapatkan nilai di masa

depan yang potensial dalam melaksanakan investasi. Damodaran

(2002) dalam Gayuh, Rafif (2020:4) juga berpendapat bahwa

Discounted Cash Flow (DCF) ini digunakan untuk menilai ekuitas

dalam bisnis, menilai perusahaan secara keseluruhan, dan untuk

menilai bagian kecil dari perusahaan.

Discounted Cash Flow (DCF) bertujuan untuk memperkirakan nilai

sekarang dari pengembalian yang diharapkan di masa depan atas

investasi. DCF memperkirakan nilai sekarang dari suatu aset dengan

mendiskontokan arus kas operasi perusahaan yang diharapkan di masa

7
depan untuk menentukan nilai intrinsik dan menentukan apakah

harganya cukup untuk mengkompensasi investor atas resiko yang

dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DCF adalah metode

evaluasi yang digunakan oleh investor untuk memperkirakan nilai

sekarang dari arus kas masuk masa depan dari suatu investasi untuk

menentukan apakah investasi yang dilakukan layak atau tidak layak.

3) FCFF (Free Cash Flow to Firm)

FCFF didefinisikan sebagai arus kas yang tersedia untuk pemasok

modal perusahaan setelah semua biaya operasi sudah dibayarkan dan

investasi dalam modal kerja (persediaan) dan modal kerja tetap telah

ditentukan. FCFF (Free Cash Flow to Firm) juga didefinisikan sebagai

jumlah arus kas bersih bagi perusahaan yang dijadikan sebagai dasar

untuk mencari nilai perusahaan berdasarkan ekuitas maupun

liabilitasnya. FCFF berasal dari arus kas operasi dikurangi capital

expenditures (CAPEX). Penggunaan metode FCFF digunakan dalam

kasus tertentu yaitu:

a) Perusahaan yang memiliki FCFE bernilai negatif. Dalam hal ini,

penggunaan FCFF untuk menilai ekuitas perusahaan mungkin

adalah hal yang paling mudah. Analis akan mendiskontokan FCFF

untuk menemukan nilai sekarang dari aset operasi (menambahkan

nilai kelebihan uang tunai dan surat berharga dan aset non

operasional yang signifikan lainnya untuk mendapatkan total nilai

perusahaan) dan kemudian dikurangi nilai pasar hutang untuk

mendapatkan estimasi nilai intrinsik ekuitas.

b) Perusahaan dengan struktur modal yang berubah – ubah.

8
4) WACC (Weighted Average Cost of Capital)

Biaya modal atau cost of capital merepresentasikan biaya yang

sebenarnya dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh

pendanaan. Sumber pendanaannya sendiri dapat berasal dari 2 jenis

sumber, yaitu:

1) Ekuitas/Equity berupa:

a. Saham biasa (common stock),

b. Saham preferen (preferred stock),

c. Laba ditahan (retained earnings).

2) Debt/Hutang jangka panjang, misalnya obligasi atau pinjaman

bank jangka panjang.

5) Cost of Equity (Ke)

Cost of equity merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh

investor ketika mereka menginvestasikan uangnya ke dalam perusahan.

Hal ini juga berarti bahwa biaya ekuitas atau cost of equity merupakan

biaya kesempatan (opportunity cost) bagi investor. Cost of equity

merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dalam melakukan

investasi dalam perusahaan (Damodaran, 2002) dalam Gayuh, Rafif

(2020:4).

6) Beta (β)

Dalam melakukan perhitungan nilai perusahaan, diperlukan

perhitungan atas risiko bisnis perusahaan terhadap risiko pasar yang

diwakili oleh nilai beta. Beta merupakan tingkat resiko yang dimiliki

perusahaan, dapat mempengaruhi tingkat pengembalian hasil investor.

Beta suatu saham dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu raw beta

9
dan adjusted beta. Adapun makna angka beta adalah apabila beta

positif, maka pergerakan harga saham searah dengan pergerakan

indeks pasar. berdasarkan besaran angka beta saham, maka dapat

dibedakan:

a. Beta < 1, Dalam jangka panjang volatilitas return saham akan

searah dengan indeks pasar, namun dengan volatilitas yang lebih

kecil.

b. Beta = 1, Dalam jangka panjang volatilitas return saham akan

searah dengan indeks pasar, dengan volatilitas yang sama dengan

volatilitas pasar.

c. Beta > 1, Dalam jangka panjang volatilitas return saham akan

searah dengan indeks pasar, dengan volatilitas yang lebih besar.

7) Risk Free Rate (Rf)

Risk free rate merupakan tingkat pengembalian bebas risiko atau

tingkat pengembalian bebas risiko atau tingkat pengembalian yang

diketahui secara pasti oleh investor. Menurut Damodaran (2002), suatu

aset dikatakan sebagai risk free asset jika diketahui expected return

dari aset tersebut (actual return sama dengan expected return).

8) Risk Premium (Rm)

Pada umumnya perhitungan estimasi risk premium dilakukan dengan

menggunakan data historis dari tingkat pengembalian aset risk free

yaitu sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah. Menurut Damodaran

(2002) risk premium merupakan suatu tingkat pengembalian yang

diterbitkan oleh aset risk free.

9) Cost of Debt (Kd)

10
Menurut Damodaran (2002), biaya hutang (Cost of Debt) digunakan

untuk mengukur seberapa besar pinjaman (hutang) perusahaan dari

kreditor yang digunakan untuk membiayai atas penggunaan sumber

daya. menurut Prihadi (2013), Biaya utang ditentukan oleh:

1. Tingkat bunga yang berlaku sekarang,

2. Tingkat risiko kebangkrutan perusahaan

3. Tingkat pajak terkait utang.

10) Margin of Safety (MOS)

Bagi para investor yang berpengalaman, konsep Margin of Safety

(MOS) sangat penting dalam memilih ibligasi dan saham yang

bagus. Margin of Safety merupakan besaran persentase yang

dihasilkan dari selisih harga pasar dengan nilai intrinsik. Menurut

Jason Zweig (2003) Margin of Safety berfungsi sebagai pengaman

bagi investor agar investor tidak terlalu bergantung pada estimasi

akurat masa depan. Jika margin besar, maka cukup diasumsikan

bahwa laba masa depan tak akan jatuh terlalu jauh dibawah laba

masa lalu sehingga investor merasa cukup terlindungi dari gejolak

yang mungkin terjadi.

II.2 HASIL PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan gabungan dari kuantitatif dan kualitatif. Data

sekunder yang dipergunakan berupa laporan tahunan dari laporan keuangan

PT Bentoel yang telah diaudit tahun 2005-2008. Data pendukung didapatkan

oleh peneliti dari berbagai sumber. Peneliti menggunakan metode pendekatan

penghasilan Arus Kas Terdiskonto / Discounted Cash Flow (DCF) untuk

11
menghitung Arus Kas Bersih terhadap Ekuitas / Free Cash Flow to The Equity

(FFE). Sumber data kuantitatif yang digunakan untuk perhitungan diperoleh

dari situs www.damodaran.com, www.bloom-berg.com, www.idx.com, dan

www.bi.go.id. Data kualitatif pendukung analisis diperoleh dari

www.ptbentoel.co.id.

B. Pembahasan

a. Tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut:

1) Pengumpulan data-data sekunder berupa laporan neraca, laporan rugi

laba dan laporan arus kas periode 2005-208 beserta data pendukung

lainnya;

2) Pengelolaan dan penyesuaian data laporan keuangan

3) Penghitungan ratio financial dari data laporan keuangan tahun 2005-

2008 sebagai dasar melakukan proyeksi

4) Memproyeksikan laporan keuangan dengan metode weighted moving

average (WMA)

5) Menghitung net investment in operating capital untuk menentukan

besarnya free cash flow dalam masa proyeksi

6) Menentukan tingkat pertumbuhan setelah setahun terminal, yang

diasumsikan akan selalu kontan

7) Menghitung free cash flow untuk tahun setelah tahun terminal.

8) Menghitung discout rate, yang digunakan untuk mendiskon free cash

flow pada setiap tahun proyeksi dan pada tahun terminal

9) Menghitung nilai sekarang dari semua cash flow pada setiap tahun

proyeksi dan tahun terminal

12
10) Menghitung nilai wajar perusahaan dengan menjumlahkan semua

nilai sekarang tersebut.

b. Penilaian PT. Bentoel dengan pendekatan pendapatan

Tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penilaian PT.

Bentoel dengan pendekatan pendapatan yaitu sebagai berikut:

1) Melakukan estimasi neraca dan laporan rugi laba tahun 2009-2010

dengan menggunakan weighted moving average sehingga didapatkan

estimasi penjualan bersih selama periode proyeksi serta akun-akun

yang ada di dalam laporan keuangan tersebut.

2) Melakukan estimasi free cash flow 2009-2010 berdasarkan hasil

estimasi akun-akun neraca dan rugi laba tahun 2009-2010.

3) Melakukan estimasi tingkat pertumbuhan konstan dengan asumsi

perusahaan bersifat on going. Nilai perusahaan adalah nilai kini dari

arus kas periode waktu tetap ditambah nilai kini arus kas bebas waktu

kekal (terminal value)

4) Menghitung biaya hutang (cost of debt). Berdasarkan data yang

dimiliki dan tarif pajak sebesar 30%, maka cost of debt PT. Bentoel

didapatkan nilai 8,44%

5) Menghitung biaya ekuitas (cost of equity) sehingga didapat nilai

11,46%

6) Menghitung Risk Free Rate (RFR) menggunakan suku bunga

sertifikat bank Indonesia sebagai dasar tingkat pengembalian aset

bebas resiko, didapatkan angka 6,5%.

7) Menghitung discout rate menggunakan Weighted Average Cost of

Capital (WACC) berdasarkan data diperoleh nilai sebesar 11.46%.

13
Setelah itu, peneliti melakukan perhitungan Nilai Wajar PT. Bentoel Tbk.

dengan tahapan sebagai berikut:

1) Menghitung total present value dari setiap estimasi free cash flow

pada tahun proyeksi 2009-2010 untuk per tanggal 1 Agustus 2009

2) Menghitung free cash flow tahun terminal dan didapatkan nilai

Rp4.771.310.604.522,00.

3) Menghitung terminal value dengan rumus Terminal Value of Aset =

FCF2011 / ke-g. Didapatkan nilai Rp3.621.469.114.847,00.

4) Menghitung present value dari terminal value dengan menggunakan

cost of equity (ke) 11,46% didapatkan PV Terminal Value

Rp3.621.469.114.847,00.

5) Menghitung nilai wajar dengan cara menjumlahkan present value dari

total present value FCF 2009-2010 dengan present value dari terminal

value. Berdasarkan hasil perhitungan peneliti diperoleh nilai saham

minoritas per lembar saham per 1 Agustus 2009 adalah Rp1.291,00.

Perhitungan ini tidak menggunakan minority interest, melainkan

menggunakan premi kendali sebagai penambah dari saham minoritas

sebesar 100%.

c. Hasil penelitian

Setelah melakukan analisis data sebagaimana disebutkan di atas, peneliti

memperoleh hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Harga saham PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. saat itu yang

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia maupun saat penawaran

tender offer bila dibandingkan dengan nilai wajar menggunakan DCF

adalah undervalued.

14
2) Hasil estimasi nilai wajar saham PT. Bentoel Internasional Investama

Tbk. dengan menggunakan metode discounted cash flow pada tanggal

1 Agustus 2009 adalah sebesar Rp1.258.891.156.441,00.

C. Perbandingan dengan Penelitian Lain yang Sejenis

Kami membandingkan jurnal penelitian “Analisis Nilai Wajar Saham Publik

dalam Tender Offer (Studi Kasus PT. Bentoel Internasional Investama Tbk)”,

kami menyebutnya Jurnal I dengan penelitian lain yang sejenis yaitu sebagai

berikut:

a. Penelitian berjudul “Penilaian Nilai Wajar Saham PT Ciputra

Development Tbk oleh Sheane (Universitas Tarumanegara)” diterbitkan

pada Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Volume 02/No.3/Mei-

2018 halaman 54-63, selanjutnya disebut Jurnal II; dan

b. Penelitian berjudul “Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2011)” oleh Ulfa Yulfita

(Universitas Sam Ratulangi) diterbitkan pada Jurnal EMBA Vol.1 No.3

September 2013 Hal. 1089-1099, selanjutnya kami sebut Jurnal III.

Hasil perbandingan di antara ketiga jurnal sebagai berikut:

a. Tujuan penelitian ketiga jurnal tersebut serupa yaitu untuk mengetahui

nilai saham perusahaan objek penelitian, apakah overvalued, undervalued

atau wajar. Namun, penilaian harga saham pada Jurnal I memerlukan

perlakuan khusus karena perusahaan berada dalam proses tender offer.

b. Metode yang digunakan pada Jurnal I yaitu metode gabungan kuantitatif

dan kualitatif sedangkan pada Jurnal II dan III menggunakan metode

analisis kuantitatif.

15
c. Data yang digunakan sebagai bahan penelitian pada ketiga jurnal sama,

yaitu menggunakan data sekunder berupa prospectus perusahaan, laporan

tahunan perusahaan dan publikasi resmi lainnya.

d. Terdapat perbedaan pada populasi dan sampel, dimana pada Jurnal I dan

Jurnal II objek penelitiannya adalah satu perusahaan terbuka sedangkan

Jurnal III menggunakan 14 sampel dari total populasi sebanyak 141

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2009-2011.

e. Perhitungan Nilai Wajar saham pada Jurnal I, II, dan III sama-sama

menggunakan perhitungan dengan metode Discounted Cash Flow

Valuation (DCF) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

WACC = (D x Rd) X (1-Tax) + (E x RE)


Dimana:

D = Tingkat Modal

Rd = Cost of Debt

Tax = tingkat pajak

E = Tingkat Modal dan Ekuitas

RE = Cost of Equity

Untuk menghitung Tingkat Modal (D) menggunakan rumus:

Total Utang
D= x 100 %
Total Utang dan Ekuitas
Tingkat Modal dan Ekuitas ( E ) dihitung menggunakan rumus:

Total Ekuitas
E= x 100 %
Total Utang dan Ekuitas
Cost of Equity (ke) dihitung menggunakan rumus:

Cost of Equity( ke)=Rf + β ( Rm−Rf )

16
f. Dari ketiga jurnal yang direviu, semua jurnal menggunakan pendekatan

rumus yang sama dalam menentukan cost of equity, dengan rincian

variabel sebagai berikut:

No Jenis Rate Bentoel Ciputra Bursa Efek


1 RRF Suku bunga SBI Tingkat suku Tidak

bunga BI disebutkan
2 Rm Tidak disebutkan IHSG Tidak

disebutkan
3 Beta Tidak disebutkan Tidak disebutkan Tidak

disebutkan
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asumsi yang digunakan

untuk menghitung cost of equity pada ketiga jurnal tidak sepenuhnya jelas

dan lengkap sehingga menyulitkan pereview untuk menentukan apakah

asumsi yang digunakan sudah mencerminkan kondisi akuntansi yang ideal.

III. PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Berdasarkan ketiga jurnal penelitian tersebut, disimpulkan bahwa:

a. Perhitungan nilai wajar saham dengan metode Discounted Cash Flow

Valuation (DCF) beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:

1) Hasil penelitian pada Jurnal I (PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.)

menghasilkan nilai saham yang undervalued, pada Jurnal II (PT. Ciputra

Development Tbk. ) menghasilkan nilai saham yang overvalued,

sedangkan pada Jurnal III menghasilkan nilai wajar saham yang tidak

terlalu berbeda.

2) Hasil pengolahan data nilai instrinsik saham yang didapat dengan metode

Discounted Free Cash Flow merupakan hasil dari perkiraan yang tentunya

17
mengandung suatu unsur ketidakpastian, oleh karena itu sebaiknya para

investor dapat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

3) Dalam menentukan keputusan investasi, calon investor perlu melakukan

analisis yang lebih mendalam dengan mempertimbangkan kondisi internal

dan eksternal dari

III.2 RELEVANSI DENGAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada Chapter 2 “Accounting Under Ideal Condition” disebutkan

bahwa Model present value ini memberikan informasi yang paling relevan bagi

pengguna laporan keuangan. Dalam konteks ini, kita mendefinisikannya sebagai

informasi yang relevan, sebagai informasi tentang prospek ekonomi masa depan

perusahaan, yaitu dividen, arus kas, dan profitabilitas. Perhatian kita adalah pada

kondisi di mana laporan keuangan yang relevan juga akan dapat diandalkan, di

mana informasi yang dapat dipercaya akan dapat mewakili posisi keuangan dan

hasil operasional perusahaan. Kita juga akan mengeksplorasi kondisi di mana nilai

pasar dari suatu aset dan kewajiban dapat berfungsi sebagai ukuran tidak langsung

dari present value. Ini akan menjadi kasus dalam kondisi ideal (yang akan

ditentukan kemudian). Jika kondisi tidak ideal (yang biasanya merupakan kasus),

masalah mendasar muncul untuk penilaian aset dan pengukuran pendapatan.

Di bawah kondisi ideal arus kas masa depan yang diketahui dengan pasti dan

tingkat bunga tertentu dalam perekonomian, dimungkinkan untuk menyusun

laporan keuangan yang sepenuhnya relevan dan andal. Proses arbitrase

memastikan bahwa nilai pasar suatu aset sama dengan nilai sekarang dari arus kas

masa depan. Nilai pasar perusahaan adalah nilai financial assets bersih ditambah

nilai capital assets nya (dikurangi berbagai kewajiban).

18
Penelitian terhadap Nilai Wajar Saham PT. Bentoel Internasional Investama TBk.

menggunakan Present Value Under Uncertainty. Kita dapat melihat pada materi

pembelajaran bab II bahwa Kondisi ideal di bawah ketidakpastian ditandai oleh

(1) tingkat bunga tetap dan tertentu di mana arus kas masa depan perusahaan

didiskontokan, (2) seperangkat kondisi alamiah yang lengkap dan diketahui

publik, (3) probabilitas keadaan yang objektif dan diketahui publik, dan (4)

realisasi keadaan yang dapat diamati secara publik.

Present Value Under Uncertainty mengandung resiko estimasi. Resiko estimasi

yaitu kondisi dimana investor tidak mengetahui keadaan alami mana yang benar-

benar akan terjadi (atau sudah terjadi, seperti keadaan ekonomi, tetapi ini tidak

diketahui sampai periode akhir).

DAFTAR PUSTAKA:

Dwi, Fauzy dkk. 2019. Chapter 2 Accounting Under Ideal Condition. Universitas
Muhammadiyah Surakarta: Surakarta
Gayuh, Rafif. 2020. Valuasi Nilai Wajar Saham dengan Metode DCF (Discounted Cash
Flow) dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Perusahaan Pertambangan
Tahun 2015-2019. Skripi SI, Universitas Semarang, Fakultas Ekonomi: Semarang.
Herlitah. 2014. Analisis Nilai Wajar Saham Publik dalam Tender Offer (Studi Kasus PT
Bentoel Internasional Investama Tbk). Jurnal Ecosains. Volume XII, Nomor 2.
Scott, R. William. 2015. Financial Accounting Theory. Seventh Edition. Pearson Prestice
Hall: Toronto.
Sheane. 2018. Penilain Nilai Wajar Saham PT Ciputra Development Tbk. Jurnal Manajemen
Bisnis dan Kewirausahaan. Volume 02. No.3:56-63.
Yulfita, Ulfa. 2013. Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Periode 2009-2011). Jurnal EMBA. Vol.1 No.3. ISSN 2303-1174.

19
20

Anda mungkin juga menyukai