0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan6 halaman
Metode investigasi yang cocok untuk menghentikan kejahatan penipuan secara kelompok dan berkaitan dengan cyber crime meliputi penyelidikan untuk mengumpulkan informasi dan bukti, pelacakan jejak digital pelaku, dan kerja sama internasional karena sering melibatkan negara lain.
Metode investigasi yang cocok untuk menghentikan kejahatan penipuan secara kelompok dan berkaitan dengan cyber crime meliputi penyelidikan untuk mengumpulkan informasi dan bukti, pelacakan jejak digital pelaku, dan kerja sama internasional karena sering melibatkan negara lain.
Metode investigasi yang cocok untuk menghentikan kejahatan penipuan secara kelompok dan berkaitan dengan cyber crime meliputi penyelidikan untuk mengumpulkan informasi dan bukti, pelacakan jejak digital pelaku, dan kerja sama internasional karena sering melibatkan negara lain.
A. Eka Apriyani Kasim ( kelompok 9 selaku kelompok pembahas) 1. Apakah kasus serupa yakni penipuan dgn melakukan pencurian identitas secara online pernah terjadi di Indonesia ? Jawaban : Pernah, yaitu : a. Modus 1: Pemalsuan akun palsu media sosial Kasus ini dimuat dalam berita di situs news.detik.com pada Jumat, 28 September 2018. Modus yang dilakukan adalah memalsukan akun media sosial atas nama Martha Catur Wurihandini, istri dari Pradi Supriatna yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok. Pelaku penipuan mengkloning akun Facebook milik Martha lalu menghubungi orang-orangn yang dikenalnya untuk meminta diisikan pulsa. Mengetahui bahwa namanya dicatut untuk melakukan penipuan demi keuntungan pihak lain, Pradi mengambil langkah awal yaitu dengan menginfokan kepada teman- teman di media sosial bahwa ada akun palsu yang mengatasnamakan Martha. Informasi tentang penipuan ini diperoleh dari salah satu rekan Martha yang menjadi salah satu korbannya. Rekan tersebut mengaku dihubungi oleh pelaku yang mengaku sebagai Martha dan meminta dikirimi pulsa. Ini adalah salah satu pesan berisi penipuan yang mengatasnamakan Martha. “Assalamualaikum wr wb, bisa tolong saya sebentar kalau tidak merepotkan? Bisa tolong isikan pulsa ke nomor simpati saya sebentar, soalnya pulsa saya sedang kosong, sudah diisi lewat M-banking lagi eror, ada yang perlu dihubungin, nanti uang saya ganti.” b. Modus 2: Mencatut foto dan melakukan penipuan via WhatsApp Kasus yang kedua adalah penipuan via Whatsapp yang dimuat di situs berita Detik pada Kamis, 14 September 2017. Korban penipuan adalah pria bernama Imam Bahauddin yang foto profilnya dipasang oleh akun lain oleh pelaku. Pelaku kemudian menghubungi teman-teman korban untuk melancarkan aksinya. Salah satu teman korban yang dihubungi adalah adik korban sendiri. Pelaku menghubungi adik korban via telepon lalu meminta sejumlah uang dengan dalih bahwa sopir korban sedang sakit dan memerlukan perawatan. Pelaku yang mengaku sebagai korban mengatakan bahwa ia telah kehabisan uang. Sayangnya, adik korban tertipu dan mengirimkan sejumlah uang sebanyak 2 kali karena foto profil WhatsApp yang sangat meyakinkan. Korban yang mengetahui hal ini kemudian langsung melapor ke Polda Metro Jaya untuk ditindak lebih lanjut. c. Modus 3: Penipuan dengan cara membajak email nasabah bank Kasus ketiga dimuat di situs berita Kompas pada 9 Maret 2018. Modus yang dilakukan adalah membajak email milik salah satu nasabah bank DBS Singapura. Jumlah yang yang berhasil diperoleh para pelaku dari modus penipuan ini mencapai USD 1.8 juta. Para pelaku membajak email milik salah satu nasabah lalu mengirimkan perintah pencairan dana pada pihak bank. Uang sejumlah itu ditransfer ke 3 negara yaitu Indonesia, China, dan Hong Kong. Menurut pihak kepolisian, komplotan penipu ini bernama kelompok Nigeria karena para pelakunya berasal dari negara tersebut. Kasus ini kemudian diusut oleh aparat setempat dengan membuat laporan kepada pihak kepolisian dengan melibatkan para petugas yang ada di negara-negara tujuan pengiriman dana. d. Modus 4: Pembobolan internet banking Kasus berikutnya masih tergolong baru, dimuat di situs berita Detik pada 1 Juli 2020. Kasus ini terjadi di Kepulauan Riau, yaitu penipuan dengan modus pembobolan internet banking korban. Modus yang dijalankan adalah mengakses kartu SIM korban secara ilegal untuk bisa membobol internet banking miliknya. Uang yang ada di rekening korban kemudian ditransfer ke beberapa rekening pelaku melalui internet banking. Jumlah kerugian yang diderita oleh korban mencapai lebih dari Rp 415 juta. Pelaku mengaku mendapatkan data korban secara acak e. Modus 5: Pemalsuan KTP untuk membobol kartu kredit Kasus kelima dimuat di situs berita Detik pada 8 Juni 2020. Pembobolan kartu kredit di wilayah Jakarta Pusat ini dilakukan oleh seorang perempuan. Korbannya adalah nasabah Bank Mega yang menggunakan kartu kredit. Akibat ulah pelaku, kerugian yang harus ditanggung mencapai miliaran rupiah. Modus yang dilakukan oleh pelaku adalah memalsukan KTP milik korban lalu mengajukan kredit pada pihak bank. Kasus ini terbongkat ketika Bank Mega menerima laporan dari salah satu korban yang menemukan adanya transaksi kredit hingga mencapai Rp 1 miliar. Pelaku tidak bekerja sendirian, melainkan bersama seorang rekan yang memberikan identitas palsu kepada pelaku. f. Modus 6: Pencurian kartu SIM Seorang wartawan terkenal mengaku telah menjadi korban penipuan setelah kartu SIM-nya diganti oleh orang tidak dikenal ketika ia sedang bepergian ke luar negeri. Berita ini dimuat di situs Kompas pada 20 Januari 2020. Kartu SIM tersebut kemudian digunakan oleh penipu untuk mengakses rekening milik korban dan mengirimkan uang yang ada di dalamnya pada 100 rekening berbeda.
g. Modus 7: Pembobolan rekening melalui struk transaksi
Kasus ini terjadi di Sumatera Selatan pada 12 September 2019. Modus yang dilakukan adalah melakukan penarikan uang di rekening korban menggunakan identitas palsu, Identitas ini berhasil dibuat oleh para pelaku dengan mengambil struk penarikan yang ada di ATM. Pelaku memalsukan KTP dan buku tabungan milik korban. h. Modus 8: Pembobolan rekening melalui data pemilih di situs KPU Kasus terakhir dimuat di situs Merdeka pada 23 Juli 2020. Pelaku mencuri identitas korban melalui data pemilih yang ada di situs KPU. Mereka kemudian membuat KTP palsu sesuai dengan identitas korban lalu mencairkan sejumlah dana yang ada di rekening korban.
Sumber : https://www.simulasikredit.com/contoh-contoh-kasus-pencurian- identitas/ 2. Menurut kelompok anda, bagaimana cara pencegahan yg dapat dilakukan pihak
bank agar kasus serupa tidak kembali terjadi!
- Untuk cek bisa dilakukan : o Verifikasi Individu yakni proses yang dilakukan sebelum pelanggan/pengunjung menggunakan sebuah layanan. Dengan verifikasi individu dapat memastikan bahwa orang tersebut sesuai dengan informasi identitas yang diberikannya. Verifikasi individu ini bisa dilakukan dengan identitas digital yakni bentuk digital dari identitas fisik yang dapat membuka kesempatan individu untuk mengakses dan memperoleh layanan online. Dengan identitas digital dapat mengindari penyalahgunaan data. o Penerbitan buku cek dengan starndar pengamanan yaitu dengan mengaplikasikan encoding MICR (pengkodean karakter) yang dapat dibaca oleh mesin pembaca MICR. o Penyandian cek dengan teknologi tumbukan (impact) yang akan menjamin tinta magnetic dari tinta menyerap ke dalam serat kertas sehingga membuat pelaku krimial tidak dapat mengubah informasi pada bagian MICR o Perngarsipan cek secara digital. Solusi ini memindai gambar cek dan membaca MICR untuk diarsipkan ke basis data yang aman. Jika terjadi perselisihan angka, cek digital dapat diambil kembali dengan mudah tanpa perlu menunggu cek fisik diterima dari gudang penyimpanan.Untuk keamanan ekstra, solusi ini juga mampu memindai fitur UV pada cek, sehingga memungkinkan staf Anda untuk memverifikasi fitur pengaman. o Dengan mengamati sejumlah cek yang dikembalikan, staf dapat menduga cek yang memiliki warna sedikit berbeda merupakan cek palsu. Selanjutnya, setelah melalui inspeksi lebih menyeluruh, staf dapat mengetahui bahwa material cek palsu tampak sedikit rusak (seperti ada noda atau perbedaan warna) akibat proses penghapusan dan pengubahan informasi yang dipaksakan. Sumber : https://www.murni.co.id/id/solusi/sistem-pemrosesan-cek/solusi- pendeteksi-cek-palsu
- Untuk pembukaan kartu kredit :
o Saat pembukaan kartu kredit tidak hanya dengan syarat ktp namun harus melampirkan slip gaji. o Saat pengisian kartu kredit, pemohon harus mengisi referensi orang yang mana nantinya orang tersebut akan dikonfirmasi tentang hubungannya dengan si pemohon kartu kredit o Pihak bank melakukan konfirmasi ke perusahaan/tempat dia bekerja apakah benar orang yang meminta apliaksi kartu kredit tersebut bekerja diperusahaan tersebut.
B. Nadya Nikita ( kelompok 9 selaku kelompok pembahas)
1. Metode investigasi seperti apa yg cocok untuk menghentikan kejahatan
tersebut, mengingat kejahatan itu dilakukan secara kelompok dan berkaitan
dengan cyber crime? Jawaban : Metode investigasi yang bisa dilakukan : Tahapan pertama adalah penyelidikan. Fokus utama tahapan ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang dilanjutkan dengan pegumpulan bukti berdasarkan tujuan penyelidikan. Tujuan penyelidikan dapat diketahui dengan menjawab 5W plus 1H. Informasi yang didapatkan tidak cukup jika tidak disertakan bukti fisik. Bukti fisik yang memenuhi ketentuan hukum untuk jadi bukti adalah keberadaan sidik jari, dokumen yang digunakan untuk transaksi, atau bukti file di storage. - Membandingkan detail kejadian yang ada dengan bukti yang ditemukan, misal pada kasus di atas dilakukan pencocokan antara bukti fisik dengan yang ada di komputer pelaku. - Untuk pencegahan sendiri dapat dilakukan dengan berbagai hal seperti sentralisasi data (KTP elektronik), otentikasi, atau verifikasi berjenjang. Sumber: https://bplfoundation.or.id/2017/06/15/investigasi-pemalsuan- dokumen/