Anda di halaman 1dari 2

Pembuka:

Selamat pagi semuanya. Salam Kemanusiaan. Yang saya hormati, bapak Cecep
selaku dosen pembimbing, dan juga mahasiswa dan mahasiswi disini yang saya
banggakan. Sebelum kita mulai, mari kita panjatkan syukur kepada Tuhan yang
Maha Esa untuk kehadiran para hadirin dalam kegiatan kali ini. Saya selaku
mahasiswa akan membahas mengenai hasil riset saya yakni modus penipuan yang
bertebaran disekitar kita.

Isi: Dilansir dari indonesiabaik.id dan CfDS UGM, sebanyak 1700 responden di 34
provinsi pada Agustus, 66,6% pernah menjadi korban penipuan online. SMS/telepon
menjadi media utama dalam kasus penipuan online, di mana mencapai 64,1%. Bisa
kita lihat, modus penipuan ini sudah bertumbuh pesat disekitar kita. Dengan adanya
era teknologi digital yang berkembang, banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk
melakukan penipuan secara digital. Mari kita akui bahwa teknologi telah membawa
kemudahan tetapi juga membawa risiko, terutama dalam hal keamanan finansial dan
privasi. Di balik layar, pelaku modus penipuan ini sering kali sangat terampil dalam
memanipulasi emosi dan memanfaatkan ketidaktahuan kita tentang risiko online.
Menurut webstie indonesiabaik.id, bentuk penipuan digital dapat berupa pembagian
hadiah melalui link, pinjaman digital, krisis keluarga, investasi ilegal, pengiriman
tautan berkedok virus, judi slot online, dan masih banyak lagi. Sayangnya, masih
banyak warga yang seringkali percaya terhadap penipuan tersebut.
Saya ambil satu contoh kasus, dilansir dari kompas.com, seorang warga
Pulogadung berinisial AH (31) yang mengalami kerugian Rp 848 juta, link yang
merujuk ke grup WhatsApp bernama Tokped, digunakan para tersangka untuk
merugikan AH, baru dibuat sekitar dua hingga tiga bulan lalu. Modusnya, pelaku
membentuk jaringan lalu merekrut orang yang membuat buku tabungan rekening
dan ATM," tutur dia dalam kesempatan yang sama. Dalam grup itu, para korban
akan ditawarkan sebuah tugas dan disuruh menyetor uang dalam nominal yang
telah ditentukan. Setelah menyetor, uang akan dikembalikan beserta keuntungan
dalam nominal yang telah ditentukan.
Selanjutnya, korban yang berharap mendapat keuntungan yang dijanjikan terus
melakukan transfer, hingga uang dalam rekening korban habis.

Penting bagi kita untuk memahami dan mewaspadai berbagai modus penipuan
yang mungkin mengancam. Pertama, penipuan melalui telepon atau pesan teks, di
mana pelaku menyamar sebagai bank atau lembaga keuangan untuk memperoleh
informasi pribadi korban. Kedua, penipuan melalui email atau pesan elektronik
palsu, yang sering kali menyerupai surat resmi dari institusi terpercaya untuk
meminta informasi sensitif. Ketiga, penipuan melalui situs web palsu atau phising,
yang mencoba mengelabui pengguna agar memasukkan informasi pribadi atau
keuangan. Keempat, penipuan melalui investasi palsu atau skema ponzi, di mana
korban diiming-imingi keuntungan besar namun pada akhirnya kehilangan uangnya.
Kelima, penipuan melalui media sosial, di mana pelaku menggunakan identitas
palsu untuk mengelabui dan menipu pengguna yang kurang waspada. Untuk
mencegah penipuan ini, penting bagi kita untuk selalu waspada, tidak memberikan
informasi pribadi secara sembarangan, memverifikasi keaslian situs web atau pesan
sebelum memberikan informasi sensitif, dan selalu memeriksa keabsahan investasi
sebelum melakukan transaksi. Selain itu, pendidikan dan peningkatan kesadaran
masyarakat tentang modus penipuan juga sangat penting untuk melindungi diri dari
ancaman tersebut.

Maka dari itu, marilah kita semua kurangi rasa penasaran kita. Kita sebagai manusia
yang hidup di era digital, sudah selayaknya kita selalu waspada dan memperluas
wawasan kita. Jangan mudah percaya terhadap sesuatu yang asing dan tidak
dikenal. Lindungi data-data pribadi kita sendiri, karena yang namanya jejak digital,
tentunya tidak akan bisa hilang. Semua bergantung terhadap diri kita sendiri. Sedikit
kesalahan pun bisa membuat seluruh data-data pribadi dan mobile-banking kita
akan hilang tercuri.

Penutup: Mari kita bentuk dan sebarkan wawasan kita terhadap masyarakat, supaya
kita dapat mencegah terjadinya penipuan yang berdampak pada kita. Dengan
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kehati-hatian kita, kita dapat
bersama-sama menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan terpercaya bagi
kita semua. Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan kata dan
sebagainya. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai