1, 2023
Halwa Sabilah
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Hukum Pidana Islam
Keywords: Abstrak
Pendahuluan
Zaman semakin berkembang dengan maraknya penipuan melalui media digital
telah menjadi ancaman serius dalam masyarakat saat ini (Utami et al., 2021)
Dengan semakin luasnya penggunaan internet dan adopsi teknologi digital,
para penipu telah menemukan cara baru untuk mengeksploitasi orang-orang
secara online. Mereka menggunakan berbagai metode seperti phishing,
penipuan investasi, penipuan motif menyebarkan undangan pernikahanan, dan
penipuan pembayaran online untuk mencuri informasi pribadi, mengelabui
orang, dan mendapatkan keuntungan finansial secara ilegal. Penipuan ini sering
101
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
102
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yuridis normative. Adapun yang menjadi
fokus penelitian ialah penyalahgunaan media sosial sebagai sarana oknum
untuk melakukan penipuan. Di era digital yang terus berkembang, media sosial
telah menjadi platform yang sangat populer dan luas digunakan oleh
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang fenomena penipuan melalui media sosial, serta memberikan
dasar bagi pengembangan strategi dan kebijakan yang lebih efektif dalam
melawan penipuan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
metode penipuan, strategi pencegahan yang tepat dapat dikembangkan untuk
melindungi masyarakat dari ancaman penipuan online dan menjaga integritas
dan kepercayaan dalam penggunaan media sosial.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang didasarkan pada data
primer dan sekunder. Data primer yang digunakan dalam studi ini berupa
deskripsi teks berita online, yang diperoleh melalui proses pembacaan pada
1.000 berita online dengan menggunakan kata kunci pencarian “penipuan
103
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
melalui media digital” melalui mesin pencarian Google. Proses pencarian dan
pembacaan pada berita online tersebut dilakukan oleh tiga orang penulis
melalui personal computer, dari tanggal 20 Maret 2022 sampai dengan 18
Januari tahun 2023. Pembacaan pada 1.000 berita online difokuskan pada
judul-judul berita dan menghasilkan tiga tema dominan, diantaranya; marak
penipuan modus undangan pernikahan, modus penawaran kerja melalui APK,
motif mengirim paket. Dari tiga tema tersebut, kemudian dilakukan eksplorasi
terhadap isi berita secara mendalam untuk menemukan bentuk, perlakuan,
studi ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui website,
buku, yang relevan.
104
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
Dari tabel diatas dapat dilihat bagaimana dalam era digital, orang dapat
dengan mudah menipu orang lain dengan cara memberikan undangan
pernikan, mengirim foto paket agar korban mengklik foto tersebut, memberikan
pekerjaan dengan hanya mengklik link subscriber, memberikan perkerjaan
dengan aplikasi LinkedIn menyebarkan undangan pernikahan secara digital.
Salah satu taktik yang umum digunakan adalah membuat situs web palsu yang
terlihat seperti dari lemabag resmi. Penipu ini mungkin mencuri informasi
pribadi korban melalui formulir online yang mereka sediakan, atau mereka bisa
mengarahkan korban untuk melakukan pembayaran atas layanan yang
sebenarnya tidak ada. Selain itu, penipu juga dapat memanfaatkan platform
media sosial dengan membuat akun palsu yang mengaku sebagai pasangan
pengantin dan meminta kontribusi keuangan untuk acara pernikahan yang
sebenarnya tidak ada. Penting untuk selalu berhati-hati dan memeriksa keaslian
undangan pernikahan digital yang diterima, verifikasi informasi dengan sumber
yang dapat dipercaya, dan tidak memberikan informasi pribadi atau melakukan
transaksi keuangan tanpa melakukan pengecekan yang tepat. Jika ada
kecurigaan tentang penipuan, segera laporkan kegiatan tersebut kepada
otoritas yang berwenang untuk tindakan lebih lanjut.
Penyebaran privasi data telah menjadi isu yang semakin penting di era
digital ini. Dalam lingkungan yang terus terhubung secara online, pengguna
sering kali harus berbagi informasi pribadi mereka dengan berbagai platform
dan layanan. Namun, kekhawatiran tentang penggunaan dan penyalahgunaan
data pribadi semakin meningkat. Data pribadi dapat tersebar melalui berbagai
cara, seperti pelacakan online, pengumpulan data oleh perusahaan, serangan
peretasan, dan berbagi informasi dengan pihak ketiga tanpa persetujuan yang
jelas. Penyebaran privasi data yang tidak diinginkan dapat mengakibatkan
dampak serius, termasuk pencurian identitas, penyalahgunaan informasi
pribadi, dan manipulasi perilaku. Oleh karena itu, penting bagi individu dan
organisasi untuk memperhatikan keamanan dan privasi data mereka, serta
mempertimbangkan langkah-langkah untuk melindungi dan mengendalikan
informasi pribadi mereka, berikut data dibawah ini yang menyebabkan
beberapa faktor tersebarnya data pribadi.
105
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa privasi data yang tersebar menjadi
perhatian utama di era digital saat ini. Dengan perkembangan teknologi dan
ketergantungan kita pada internet, data pribadi kita semakin mudah terpapar
dan diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Kelemahan keamanan, serangan
siber, dan kurangnya kesadaran pengguna terhadap risiko yang terkait dengan
privasi data, semuanya berkontribusi pada penyebaran yang mudah.
Perlindungan privasi data menjadi penting, baik melalui tindakan pribadi seperti
penggunaan kata sandi yang kuat dan kehati-hatian dalam berbagi informasi
pribadi, maupun melalui regulasi yang ketat yang mengatur penggunaan dan
perlindungan data pribadi.
106
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
Dapat kita lihat dari table diatas bahwa sanksi bagi penipuan dalam
hukum pidana Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Pasal 28 ayat (1) UU ITE mengatur setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik. Allah SWT dalam Al-Quran
mengingatkan umat manusia untuk menjauhi perilaku penipuan dan
menekankan pentingnya keadilan dalam bertransaksi. Ayat-ayat seperti Surah
Al-Baqarah ayat 9 dan hadis Nabi Muhammad SAW juga menekankan
pentingnya kejujuran dan integritas dalam segala aspek kehidupan, termasuk
dalam bertransaksi. Dari perspektif hukum pidana dan nilai-nilai agama,
penipuan dianggap sebagai tindakan yang serius dan dapat dikenai sanksi
pidana sebagai bentuk pembalasan hukum dan menjaga tatanan sosial yang
adil.
107
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
108
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
109
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
ketertiban sosial, serta merugikan individu yang menjadi korban. Dalam Islam,
setiap individu bertanggung jawab di hadapan Allah SWT atas perbuatannya,
termasuk penipuan, dan akan mendapatkan ganjaran atau hukuman yang
sesuai di akhirat. Oleh karena itu, umat Muslim ditegaskan untuk menjauhi
penipuan dan mengutamakan kejujuran sebagai bagian integral dari ajaran
agama mereka. Sebagaimana Islam memandang penipuan menekankan
pentingnya integritas moral dan etika dalam setiap aspek kehidupan. Islam
menekankan bahwa kejujuran merupakan prinsip yang harus dijunjung tinggi
oleh setiap individu. Penipuan merusak kepercayaan antara sesama manusia
dan melanggar prinsip-prinsip keadilan. Islam mengajarkan umatnya untuk
senantiasa berlaku jujur dan amanah dalam bertransaksi, berbisnis, serta
berinteraksi dengan sesama. Kejujuran dianggap sebagai landasan yang kuat
untuk menjaga ketertiban sosial, melindungi hak-hak individu, dan menciptakan
hubungan yang harmonis dalam masyarakat. Dalam Islam, pelaku penipuan
akan mendapatkan konsekuensi di dunia ini dan di akhirat. Oleh karena itu,
umat Muslim ditekankan untuk menghindari penipuan serta mengutamakan
nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam segala tindakan.(Silistari, 2020)
Hukum Pidana Islam juga menegaskan bahwa penipuan adalah tindakan
kejahatan yang melanggar prinsip-prinsip moral dan etika dalam Islam. Dalam
pandangan Islam, penipuan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak individu
dan merusak keadilan dalam masyarakat. Hukum Pidana Islam mengatur
berbagai bentuk penipuan, baik dalam konteks transaksi bisnis, pertukaran
barang, maupun dalam aspek kehidupan sosial lainnya. Menurut (Yulianingsih
& Suciyani, 2021) Dalam Hukum Pidana Islam, penipuan dapat dikategorikan
sebagai salah satu dari beberapa tindakan kejahatan yang dikenal sebagai ta'zir
(hukuman yang ditentukan oleh hakim berdasarkan kebijaksanaan dan
keadilan). Pelaku penipuan dapat dikenai sanksi dan hukuman yang sesuai
dengan tingkat kesalahan dan kerugian yang ditimbulkan. Prinsip keterbukaan
dan kejujuran di dalam Islam mendorong umat Muslim untuk menjaga
integritas moral dan etika dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam
transaksi dan interaksi sosial. Islam mengajarkan umatnya untuk berlaku adil,
jujur, dan amanah dalam segala tindakan mereka. Penipuan dianggap sebagai
tindakan yang melanggar prinsip-prinsip tersebut dan berpotensi merusak
keadilan dan ketertiban sosial.
Dalam penegakan Hukum Pidana Islam terhadap penipuan, penting
untuk memperhatikan prinsip-prinsip bukti yang kuat dan keadilan. Ada
persyaratan yang harus dipenuhi dalam memproses kasus penipuan, seperti
adanya bukti yang cukup, pengakuan dari pelaku, atau kesaksian yang dapat
dipertanggung jawabkan. Hakim memiliki kewenangan untuk menentukan
sanksi dan hukuman yang sesuai dengan tingkat pelanggaran dan kerugian
yang ditimbulkan. Selain penegakan hukum, Islam juga mendorong umatnya
untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan dalam mengenali tanda-tanda
penipuan serta melibatkan masyarakat dalam pencegahan dan pengungkapan
tindakan penipuan. Masyarakat Muslim diajarkan untuk berhati-hati, berpikir
kritis, dan bertindak dengan kebijakan dalam setiap transaksi dan interaksi
sosial guna mencegah jatuh ke dalam perangkap penipuan. Dalam kesimpulan,
110
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
111
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
112
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas bawasannya, penipuan melalui
digital telah menjadi ancaman serius di era digital saat ini. Metode penipuan
online terus berkembang dan semakin rumit, memanfaatkan teknologi dan
akses mudah ke internet. Penipuan tersebut mencakup phising, penipuan lewat
email, penipuan melalui media sosial, dan masih banyak lagi. Penipuan digital
dapat menyebabkan kerugian finansial, kehilangan data pribadi, dan kerugian
lainnya bagi para korban. Untuk melindungi diri dari penipuan digital, penting
bagi pengguna internet untuk tetap waspada dan meningkatkan kesadaran
tentang metode penipuan yang ada. Selain itu juga Hukum Pidana Islam
melihat Fenomena penipuan di era digital terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat
9 dan Surah An-Nahl serta hukum pidana positif mengatur sanksi dalam
penipuan melalui digital KUHP Pasal 28 ayat (1) UU ITE dengan ini Dengan
adanya ketentuan tersebut, penipuan melalui digital dapat dikenai sanksi
pidana sesuai dengan hukum positif yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa
penegakan hukum terhadap penipuan melalui digital diatur dan dilakukan
dalam kerangka hukum yang ada. Dengan demikian, baik dari perspektif
Hukum Pidana Islam maupun hukum pidana positif, penipuan melalui digital
dianggap sebagai tindakan yang melanggar prinsip-prinsip keadilan dan etika,
serta dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk menjawab permasalahan tentang penipuan digital, ada beberapa
metode yang bisa digunakan. Beberapa metode yang umumnya digunakan
untuk melawan penipuan digital: a.) Kesadaran dan Pendidikan: Meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang berbagai bentuk penipuan
digital, seperti phishing, skimming, atau malware. Melalui kampanye
penyuluhan dan pendidikan, orang-orang dapat belajar mengenali tanda-tanda
penipuan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. b.)
Keamanan dan Enkripsi Data: Menggunakan metode keamanan yang kuat
untuk melindungi data pribadi dan keuangan. Ini termasuk penggunaan
enkripsi pada komunikasi online, penggunaan kata sandi yang kuat, dan
penggunaan teknologi keamanan seperti firewall dan antivirus. c.) Verifikasi
Identitas: Memastikan identitas pengguna secara akurat sebelum memberikan
113
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
114
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
Referensi
Aisyah Meutia Sari R.H. (2020). Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap
Penipuan ( Blackmagic ) Dalam. In repository.unissula.ac.id.
Al Jum’ah, M. N. (2019). ANALISA KEAMANAN DAN HUKUM UNTUK
PELINDUNGAN DATA PRIVASI. Cyber Security Dan Forensik Digital.
https://doi.org/10.14421/csecurity.2018.1.2.1370
Ali, M. H. (2012). Cyber Crime Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE (Perspektif Hukum Pidana Islam).
Repositori.Uin.
Amin Muftiadi. (2022). Studi kasus keamanan jaringan komputer: analisis
ancaman phisingterhadap layanan online banking. Hexatech: Jurnal Ilmiah
Teknik.
Firmansyah, M. F. (2022). Sanksi Pidana Penipuan Dalam Pembelian Online
Perfektif Hukum Pidana Dan Hukum Pidana Islam. Edulaw: Journal of
Islamic Law ….
Irawan, D. (2020). MENCURI INFORMASI PENTING DENGAN MENGAMBIL ALIH
AKUN FACEBOOK DENGAN METODE PHISING. JIKI (Jurnal Llmu Komputer
& Lnformatika). https://doi.org/10.24127/jiki.v1i1.671
Maulidya, R., & Rozikin, M. (2022). ANALISIS RETROSPEKTIF KEBIJAKAN SATU
DATA INDONESIA. Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara.
https://doi.org/10.25157/dak.v9i2.7884
Miftakhur Rokhman Habibi, I. L. (2020). Kejahatan Teknologi Informasi (Cyber
Crime) dan Penanggulangannya dalam Sistem Hukum Indonesia. Al-
Qanun: Jurnal Kajian Sosial Dan Hukum Islam, vol.23 no.
https://jurnalfsh.uinsby.ac.id/index.php/qanun/article/view/1132
Oetary, Y., & Hutauruk, R. H. (2022). Kajian Yuridis Terhadap Tindak Pidana
Dalam Aspek Perundungan Dunia Maya (Cyberbullying): Perspektif Hukum
Pidana Di Indonesia. Jurnal Komunitas Yustisia.
Pautina, Y. B., Ismail, Y. L., & ... (2022). Pengaruh Kepercayaan Dan
Kemudahan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Aplikasi Belanja Online
Shopee (Studi Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas …. JAMBURA: Jurnal
Ilmiah ….
Rahmad, N. (2019). Kajian Hukum terhadap Tindak Pidana Penipuan Secara
Online. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah.
Rahman, S., & Arief, A. (2022). Efektivitas Penyelidikan Dalam Pengungkapan
Tindak Pidana Penipuan Online Melalui Media Elektronik Internet Di
Polrestabes Makassar. Journal of Lex Generalis (JLG).
Silistari. (2020). Tindak pidana penipuan jual beli online menurut undang -
undang ite dan hukum pidana islam. In Universitas Islam Negeri Sultahan
Thaha Saifuddin Jambi.
Simorangkir, E. N. (2021). PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN TINDAK PIDANA
PENIPUAN ONLINE (STUDI KASUS DI KEPOLISIAN SUMATERA UTARA).
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum.
Utami, S. D., Carudin, C., & Ridha, A. A. (2021). ANALISIS LIVE FORENSIC
PADA WHATSAPP WEB UNTUK PEMBUKTIAN KASUS PENIPUAN
115
Sharia and Law Proceeding Halwa Sabilah
Vol. 1, No. 1, 2023 Penipuan Digital: Antara Penipuan Dan Privasi Data
Dalam Hukum Pidana Islam. 101 - 116
116