Anda di halaman 1dari 7

HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA

DALAM DEMOKRASI

DOSEN PENGAMPUH;

Bapak AHMAD GHOZALI SYAFE’I,Drs,M.Si

Di susun oleh :

Lusi oktavia Bahar (12340124169)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

TAHUN 2023
# Undangan, Informasi, dan Transaksi Elektronik
Pendahuluan
Undangan, informasi, dan transaksi elektronik adalah bagian integral dari kehidupan modern.
Dengan kemajuan teknologi, penggunaan undangan, informasi, dan transaksi elektronik
semakin umum dan mendominasi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

## Undangan Elektronik
Undangan elektronik adalah penggunaan media elektronik untuk mengirim undangan acara,
pertemuan, atau acara sosial lainnya. Keuntungan undangan elektronik meliputi penghematan
biaya cetak dan pengiriman, kemudahan pengelolaan, dan respons cepat dari para undangan.
Namun, tantangan yang mungkin timbul termasuk keamanan data dan keaslian undangan.

## Informasi Elektronik
Informasi elektronik merujuk pada pertukaran data dan informasi melalui media elektronik
seperti email, situs web, dan aplikasi pesan. Penggunaan informasi elektronik memungkinkan
akses cepat terhadap berita, informasi produk, dan sumber daya lainnya. Namun, penting
untuk memperhatikan keabsahan informasi elektronik dan sumbernya.

## Transaksi Elektronik
Transaksi elektronik mencakup pembelian, penjualan, atau pertukaran barang dan layanan
yang dilakukan secara elektronik, seperti melalui platform e-commerce atau perbankan
online. Keuntungan transaksi elektronik termasuk kenyamanan, efisiensi, dan pelacakan
transaksi yang mudah. Namun, keamanan transaksi dan perlindungan konsumen adalah
perhatian utama dalam konteks transaksi elektronik.

## Tantangan dan Keamanan


Meskipun undangan, informasi, dan transaksi elektronik menawarkan berbagai manfaat,
tantangan terkait keamanan data, privasi, dan keaslian informasi juga perlu diperhatikan.
Ancaman keamanan seperti peretasan data, phishing, dan pencurian identitas menjadi risiko
yang harus diatasi dalam konteks elektronik.

## Kesimpulan
Undangan, informasi, dan transaksi elektronik telah mengubah cara kita berinteraksi,
berkomunikasi, dan bertransaksi. Penting untuk memahami manfaat dan tantangan yang
terkait dengan penggunaan elektronik dalam konteks ini, serta mengambil langkah-langkah
untuk memastikan keamanan dan keaslian informasi elektronik.
Dengan demikian, penggunaan undangan, informasi, dan transaksi elektronik dapat
memberikan manfaat yang besar jika dikelola dengan bijaksana dan diimbangi dengan kehati-
hatian dalam hal keamanan dan privasi.

# Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Internet

## Pendahuluan
Teknologi informasi dan internet telah membawa manfaat besar bagi masyarakat modern,
namun juga meningkatkan risiko penyalahgunaan yang perlu diperhatikan. Penyalahgunaan
teknologi informasi dan internet dapat mencakup berbagai perilaku merugikan yang
melibatkan penggunaan teknologi tersebut.

## Penyalahgunaan Teknologi Informasi


Penyalahgunaan teknologi informasi mencakup tindakan seperti peretasan data, pencurian
identitas, penyebaran malware, dan kegiatan kriminal lainnya yang melibatkan penggunaan
sistem komputer dan jaringan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian finansial dan merusak
reputasi individu maupun perusahaan.

## Penyalahgunaan Internet
Penyalahgunaan internet mencakup berbagai perilaku negatif seperti penipuan online,
penyebaran konten ilegal atau berbahaya, pelecehan online, dan kegiatan ilegal lainnya yang
melibatkan penggunaan internet. Penyalahgunaan internet juga dapat mencakup kecanduan
terhadap media sosial, perjudian online, dan konsumsi konten yang tidak pantas.

## Dampak Sosial dan Psikologis


Penyalahgunaan teknologi informasi dan internet juga dapat memiliki dampak sosial dan
psikologis yang serius. Kecanduan terhadap media sosial dan permainan online dapat
menyebabkan isolasi sosial, gangguan tidur, dan masalah kesehatan mental lainnya. Selain
itu, penipuan online dan pelecehan cyber dapat merusak kepercayaan dan kesejahteraan
individu.

## Upaya Penanggulangan
Untuk mengatasi penyalahgunaan teknologi informasi dan internet, diperlukan upaya yang
melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga penegak hukum, perusahaan teknologi,
dan masyarakat umum. Upaya tersebut meliputi peningkatan keamanan sistem komputer,
pendidikan publik tentang kesadaran cyber, serta penegakan hukum terhadap aktivitas
kriminal yang melibatkan teknologi informasi dan internet.

## Kesimpulan
Penyalahgunaan teknologi informasi dan internet merupakan tantangan serius dalam
masyarakat modern. Penting bagi individu, organisasi, dan pemerintah untuk meningkatkan
kesadaran akan risiko penyalahgunaan tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk
melindungi diri dari ancaman tersebut. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat
memanfaatkan teknologi informasi dan internet dengan aman dan bertanggung jawab

#Kasus Penyalahgunaan Teknologi Internet dan Penyelesaiannya

## Pendahuluan
Penyalahgunaan teknologi internet telah menyebabkan berbagai kasus yang merugikan.
Melalui studi kasus, kita dapat memahami tantangan yang dihadapi dan langkah-langkah
yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.

## Kasus Penipuan Online


Salah satu contoh kasus penyalahgunaan teknologi internet adalah penipuan online. Seorang
individu atau kelompok memanfaatkan platform online untuk menipu orang lain dengan
menawarkan produk atau layanan palsu, atau dengan mengelabui mereka untuk memberikan
informasi pribadi atau keuangan.

### Penyelesaiannya
- Peningkatan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang tanda-tanda penipuan online dan
cara melindungi diri mereka sendiri.
- Kolaborasi dengan Platform E-commerce: Kerjasama antara pihak berwenang dan platform
e-commerce untuk mengidentifikasi dan menindak penipuan online serta memperkuat
keamanan transaksi online.

## Kasus Pelecehan Cyber


Pelecehan cyber merupakan kasus penyalahgunaan teknologi yang melibatkan penggunaan
internet atau media sosial untuk melecehkan, mengintimidasi, atau mengancam individu atau
kelompok.
### Penyelesaiannya
- Hukum Perlindungan Terhadap Pelecehan Cyber: Pengesahan undang-undang atau
peraturan yang melindungi individu dari pelecehan cyber dan memberikan sanksi bagi pelaku
pelecehan.
- Pendidikan dan Kesadaran: Kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak
pelecehan cyber dan cara melaporkannya.

## Kasus Penyebaran Konten Berbahaya


Penyebaran konten berbahaya seperti hoaks, informasi palsu, atau konten yang tidak pantas
dapat menjadi ancaman serius dalam lingkungan digital.
Penyelesaiannya
- Filterisasi Konten: Pengembangan algoritma dan teknologi untuk mengidentifikasi dan
membatasi penyebaran konten berbahaya.
- Edukasi Publik: Program pendidikan tentang literasi digital dan kemampuan kritis untuk
membantu masyarakat memahami dan mengatasi konten berbahaya.

## Kesimpulan
Melalui penanganan kasus-kasus penyalahgunaan teknologi internet, kita dapat melihat
bahwa upaya penyelesaiannya sering melibatkan kombinasi pendidikan, kesadaran, regulasi,
kolaborasi dengan platform teknologi, dan penegakan hukum. Dengan pendekatan
komprehensif ini, kita dapat meminimalkan dampak negatif penyalahgunaan teknologi
internet dan menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi semua pengguna.

peran teknologi sistem informasi saat ini sangat penting dalam mendukung proses
berjalannya bisnis. apalagi di masa sekarang ini semua masyarakat tidak lepas dari yang
namanya sistem informasi seperti internet dan lain sebagainya. karena dengan sistem
informasi ini masyarakat menjadi tahu berita dan sesuatu yang ada saat ini ataupun sesuatu
yang sedang mereka cari melalui sistem informasi. begitu juga penerapan sistem informasi ke
proses bisnis , dimana perusahaan mencari info sesuatu yang mereka inginkan supaya
tercapainya tujuan perusahaan. dengan teknologi sistem informasi ini perusahaan sangat
diuntungkan mulai dari efisiensi biayanya, kemudahan dalam mencari informasi, serta
mencapai tujuan perusahaan dan masih banyak lagi.

namun meskipun teknologi informasi ini mendatangkan banyak keuntungan bagi sebagaian
masyarakat ataupun organisasi, namun ada juga beberapa oknum yang menyalahgunakan
teknologi informasi ini untuk kepentingan pribadi. misalnya seperti kasus berita hoax yang
sering kali dijadiin penyalahgunaan informasi untuk menitpu semua masyarakat yang
membacanya, padahal dari berita hoax itu bisa menimbulkan perkara yang sangat tidak
menguntungkan bagi yang diberitakan "difitnah", karena dengan berita hoax masyarakat
yang tidak mengetahui faktanya bisa saja termakan fitnah seperti membenci orang yang
diberitakan padahal apa yang diberitakan itu tidak sesuai faktanya, dan jelas itu sangat
merugikan pihak yang diberitakan tersebut.
lalu juga sering dijadikan ajang penipuan, biasanya kasus seperti ini sering muncul karena si
penipu sudah mengetahui informasi tentang orang yang akan jadi sasarannya mulai dari no
hp, lalu keberadaan sasarannya, misalnya seperti ini penipu mencoba menghubungi pihak
keluarga yang di jadikan sasaran lalu si penipu menyamar menjadi dokter rumah sakit untuk
mengabari keluarga korban misalnya anaknya yang dijadikan kasus kecelakan dan si penipu
mencoba menghubungi keluarga korban untuk minta kelanjutan pihak rumah sakit untuk
melakukan operasi dan setelah itu memintah transfer biaya operasi sebesar sekian-sekian.
padahal posisi anak itu sedang berada di sekolah dan tidak terjadi kecelakan apa-apa padanya.
dan itu jelas saat keluarga korban penipuan mendengar anaknya kecelakaan sudah pasti
langsung percaya karena anaknya tidak ada di rumah dan langsung mengikuti arahan si
penipu untuk mentransfer uang. itulah mengapa taknologi informasi bisa disalahgunakan
sebagai ajang penipuan karena si penipu bisa menghubungi pihak keluarga dan berhasil
membuat keluarganya panik karena penipu tau anaknya tidak ada bersama keluarganya.

cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu jangan langsung percaya terhadap berita hoax dan
juga apabila ada call center dari no yang dikenal yang di iming-imingi harus transfer uang
sekian-sekian jangan langsung lakukan, cek dulu kebenarannya supaya tidak terjebak oleh si
penipu bisa dengan cara pertama menghubungi pihak yang dilaporkan apakah benar atau
tidak, lalu apabila memang sudah diketahui kebenarannya dan ternyata itu adalah penipuan
bisa langsung menghubungi polisi untuk menangkap oknum yang menyalahgunakan
teknologi informasi tersebut. begitu juga dengan berita hoax jangan langsung percaya dengan
berita tersebut karena bisa mendatangkan fitnah dan kebencian terhadap orang yang
diberitakan atau yang lain sebagainya, cek dulu kebenarannya terlebih dahulu.

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dibagi
menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan
pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi
elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law
on eCommerce[4] dan UNCITRAL Model Law on eSignature.[5] Bagian ini dimaksudkan
untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya
guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik.

Beberapa materi yang diatur, antara lain:


pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal
6 UU ITE);
tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE);
dan
penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam UU ITE,
antara lain:
konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran
nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
akses ilegal (Pasal 30);
intersepsi ilegal (Pasal 31);
gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);
Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua
institusi pendidikan yakni Universitas Padjadjaran(Unpad) dan Universitas Indonesia(UI).
Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama
dengan para pakar di Institut Teknologi Bandung yang kemudian menamai naskah
akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI
menamai naskah akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.

Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim
yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.

Anda mungkin juga menyukai