Anda di halaman 1dari 7

REVIEW ANALITICAL JURNAL

DETEKSI FRAUD MELALUI AUDIT PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF:


ANALISIS MULTI- GRUP GENDER DAN PENGALAMAN
Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Akuntansi
Dosen Pengampu Arief Rahman, SE, M.Com,. Ph.D

Disusun Oleh:
Nadya Nikita Sheena S (21919019)
Rica Rahayu (21919024)
Rapon Yuniar Suhardi (21919023)

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2022

Judul : DETEKSI FRAUD MELALUI AUDIT


PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF: ANALISIS
MULTI- GRUP GENDER DAN PENGALAMAN
Penulis : Brian Efflin Syahputra, Dekar Urumsah
Tahun : 2019
Nama Jurnal : Jurnal akuntansi dan bisnis
Volume : 19 no 1
Halaman : 31-42
Instansi : Universitas Teknologi Yogya- karta, Indonesia, Universitas
Islam Indonesia
Penulis
Pendahuluan : Semakin maraknya kasus fraud yang terjadi saat ini telah
menuntut banyak pihak untuk menemukan suatu metode
yang paling efektif untuk mendeteksi fraud. Hal ini
ditujukan agar kedepannya fraud dapat diminimalisir.
Permasalahan : Apakah ada pengaruh audit forensic dan audit investigative
terhadap pendeteksian fraud?
Tujuan : Untuk menganalisis pengaruh audit forensic dan audit
investigative terhadap pendeteksian fraud
Tinjauan : 1. Agency Theory
Pustaka
Menurut teori keagenan (agency theory) organisasi
ialah bentuk dari hubungan ker- jasama yang terikat
dalam sebuah kontrak antara pemilik organisasi
(principal) dan manajemen (agent) (Jensen &
Meckling, 1976).

2. Fraud

Fraud merupakan suatu perbuatan yang sengaja


dilakukan ataupun diniatkan guna menghilangkan
uang ataupun harta yang dimiliki seseorang dengan
cara yang ille- gal/penipuan, penuh akal bulus atau
me- lalui cara lain yang sifatnya tidak adil
(Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nasional Nomor:
KEP.46/MEN/II/2009).

Penyebab yang mendorong seseorang untuk


melakukan tindakan fraud pada awalnya hanya
terdapat tiga faktor utama, yang kemudian dikenal
dengan fraud trian- gle (Cressey, 1953). Ketiga
faktor penyebab tersebut antara lain: (1) pressure
(tekanan): suatu kondisi yang mendorong si pelaku
untuk melakukan tindakan fraud, seperti tekanan
keuangan dan tekanan atas gaya hidup pelaku yang
berlebihan; (2) oppor- tunity (kesempatan): suatu
kondisi dan per- sepsi ketika si pelaku mengetahui
adanya peluang yang tinggi baginya untuk
melakukan tindakan fraud tanpa diketahui orang
lain; dan (3) rationalization (rasionalisasi): suatu
proses pencarian pembenaran oleh si pelaku
sebelum akan melakukan tindakan fraud
(Tuanakotta, 2010; Cressey, 1953).
Hipotesis : H1: Audit forensik berpengaruh positif terhadap
pendeteksian fraud

H2: Audit investigasi berpengaruh positif terhadap


pendeteksian fraud

H3: Gender sebagai variabel moderasi berpengaruh positif


terhadap pendeteksian fraud

H4: Pengalaman sebagai variabel moderasi berpengaruh


positif terhadap pendeteksian fraud
Metode : - Pendekatan kuantitatif dengan metode survei
melalui penyebaran kuesioner untuk menguji model
Penelitian dan
penelitiannya
pengumpulan - Penentuan sample dengan Teknik convenient
sampling
data
- Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 25
pertanyaan, yang kemudian akan disebarkan pada
auditor yang bekerja di BPK RI kantor perwakilan
pusat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur,
Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi
Su- matera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Lampung, Provinsi Jambi,
Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Sulawesi
Selatan, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Maluku
Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Bali,
dan Provinsi Papua Barat. Selain itu auditor yang
bekerja di BPKP kantor perwakilan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan re-
sponden dalam penelitian ini.
- Analisis data dengan menggunakan smartPLS

Model :
penelitian
Variabel :
penelitian

Variabel Moderasi : Gender dan pengalaman


Hasil : - Berdasarkan table dibawah menunjukkan bahwa
baik hipotesis pertama (H1) maupun hipotesis
penelitian
kedua (H2) sama-sama memiliki nilai path
coefficient positif dan sama-sama memiliki nilai t-
statistik yang lebih besar dari 1.96 (alpha 5%).
Dapat disimpulkan bahwa audit forensik dan audit
investigasi terbukti ber- pengaruh positif terhadap
pendeteksian fraud.

- Hasil pengujian efek moderasi dari gender (H3) dan


pengalaman (H4) dengan menggunakan smith-
Satterthwaite t test disajikan pada Tabel dibawah.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari dua
hubungan yang dibangun, semuanya memiliki nilai
t-statistik yang lebih besar 1.65 (alpha 1%).
Disimpulkan bahwa gender terbukti sebagai
variabel moderasi. Pada Tabel 7 dapat dilihat
bahwa dari dua hub- ungan yang dibangun,
semuanya memiliki nilai t-statistik yang lebih besar
1.96 (alpha 5%). Dapat disimpulkan bahwa
pengalaman terbukti sebagai variabel moderasi.

Kesimpulan : - Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa


audit foren- sik dan audit investigasi terbukti ber-
pengaruh positif terhadap pendeteksian fraud.
- Selain itu, gender dan pengalaman juga terbukti
sebagai ariable moderasi yang berpengaruh positif
terhadap pendeteksian fraud.

Keterbatasan - Keterbatasan :
dan saran
1. Penelitian ini tidak dilakukan secara komprehensif
pada seluruh auditor yang bekerja di BPK dan
BPKP seluruh Indonesia.
2. Penyebaran kuesioner dilakukan pada pada masa-
masa yang cukup sibuk bagi responden, terutama
responden yang bekerja di BPK. Hal ini sedikit
menghambat proses pengembalian kuesioner dalam
penelitian ini.

- Saran

1. Peneliti selanjutnya akan lebih baik jika


penelitiannya dil- akukan secara komprehensif
(respondennya mencakup seluruh perwaki- lan
auditor BPK dan BPKP setiap kantor perwakilan
provinsi).
2. Bagi peneliti selanjutnya di- harapkan untuk
menambahkan faktor po- tensial lainnya yang dapat
memengaruhi pendeteksian fraud, seperti whiste-
blowing.

Point-point Di dalam pembahasan :


yang di
- Merujuk pada hasil dari penelitian ini yang
sepakati membuktikan bahwa audit forensik terbukti
signifikan terhadap pendeteksian fraud maka
harapannya berbagai lembaga audit, terutama
lembaga audit pemerintah seperti BPK dan BPKP
dapat senantiasa untuk memanfaatkan audit ini
untuk dijadikan sebagai metode yang akan
digunakan kedepannya dalam hal kaitannya untuk
mendeteksi dan mengungkapkan fraud.

Pendukung :

Pernyataan ini di dukung oleh penelitian Enofe et.al


(2015) yang berjudul forensic audit and corporate fraud.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
pemanfaatan sering layanan audit forensik akan secara
signifikan membantu dalam deteksi, pencegahan serta
pengurangan insiden penipuan dalam dan bisnis.
Sehingga audit forensik diputuskan menjadi alat yang
efisien dan efektif melawan penipuan perusahaan.

Didalam pembahasan:

- Namun, perlu di catat bahwa efektifnya


pelaksanaan audit ini juga sangat bergantung pada
sumber daya yang harus dimiliki oleh kedua
lembaga tersebut sehingga baik BPK maupun
BPKP juga harus senantiasa mempersiapkan
dengan baik sumber daya mereka, seperti
menyediakan perlengkapan teknologi yang
memadai dan menyiapkan dengan baik setiap
tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan
audit ini melalui berbagai jenis pendidikan dan
pelatihan.

Pendukung :

Pernyataan ini didukung oleh penelitian Alao


(2016) yang berjudul FORENSIC AUDITING
AND FINANCIAL FRAUD IN NIGERIAN
DEPOSIT MONEY BANKS (DMBS). Dalam
penelitian tersebut menyatakan bahwa Auditor
forensik perlu memiliki keterampilan untuk
menentukan mendapatkan bukti agar dapat
menyajikan temuan dan penjelasan dengan cara
yang dapat digunakan untuk mendukung tindakan
administratif, perdata atau pidana

Point-point - Di dalam pengambilan sampel peneliti


menggunakan Teknik convenient sampling yang
yang tidak
mana pengambilan sampel dilakukan dengan
sepakat memilih sampel seacara bebas sekehendak peneliti.
Menurut kami pengambilan sampel dipakai
menggunakan teknik lain seperti teknik purposive
sampling yang mana pengambilan sampel dengan
meggunakan kriteria tertentu. Misalnya sudah
menjadi auditor di BPK selama 3 tahun.

Pendukung :

Hal ini didukung oleh penelitian Syahputra dkk


yang berjudul pendeteksian fraud : peran big data
dan audit forensic yang dalam penelitiannya
menggunakan teknik purposive sampling yang
mana memakai kriteria tertentu yanitu seorang
auditor yang memiliki pengalaman kerja sebagai
seorang auditor lebih dari 6 tahun dan memiliki
pendidikan terkahir sarjana.

Anda mungkin juga menyukai