Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ria azura

NIM : 1702121798
Mata Kuliah: Seminar Akuntansi Kuangan
Kuis

1. Tiomin Olivianti - Apakah SAK ETAP berpengaruh terhadap perpajakan?


Jawaban:
Sak ETAP tentu memiliki pengaruh terhadap perpajakan. Jika wajib pajak merupakan
entitas tanpa akuntabilitas publik maka wajib pajak tersebut akan menggunakan SAK
ETAP (kecuali jika regulator menyatakan lain). Oleh karena itu, pemeriksa pajak
harus memahami SAK ETAP untuk perlakuan akuntansi atas hal-hal yang tidak diatur
dalam peraturan pajak.
Oleh karena adanya kemungkinan terjadi perbedaan pengaturan antara SAK ETAP –
SAK Umum – Peraturan Perpajakan, maka regulator pajak perlu mengatasi perbedaan
penafsiran yang sangat mungkin terjadi di lapangan. Sehingga, pemeriksa pajak yang
satu dan yang lain tidak akan memiliki penafsiran yang berbeda cukup signifikan atas
suatu hal/item (item bisa digunakan dalam standar untuk menggantikan pos, unsur,
atau hal-hal lain terkait transaksi/laporan keuangan) tertentu.

2. Ria Azura - Apakah semua perusahaan wajib menggunakan/memakai sak etap untuk
pelaporan keuangannya?
Jawaban:
Tidak semua perusahaan wajib menggunakan atau memakai sak etap dalam pelaporan
keuangan. Adapun yang boleh menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah :
a. Entitas tanpa Akuntablitas Publik, yaitu : Entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan.Yaitu : perusahaan yang tidak terdaftar di bursa
efek dan bukan perusahaan bank, bukan perusahaan asuransi, bukan
perusahaan pialang atau pedagang efek, bukan perusahaan dana pensiun,
bukan perusahaan reksa dana, bukan perusahaan bank investasi).
b. Entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit

Entitas yang memiliki akuntabilitas signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Sehingga perusahaan yang tidak boleh menggunakan SAK ETAP wajib menggunakan
SAK Besar atau SAK sesuai bidang usaha masing-masing.

3. Firdaus - Apakah kesederhanaan berikut mempengaruhi kualitas laporan sak etap


tersebut?
Jawaban:
Karakteristik SAK ETAP yang lebih sederhana dari sak umum tentu mempengaruhi
kualitas laporan SAK ETAP tersebut. Tujuan dari SAK ETAP adalah untuk
memberikan kemudahan bagi entitas skala kecil dan menengah. SAK ETAP
memberikan kemudahan karena lebih sederhana dibandingkan dengan SAK Umum
(IFRS) yang dinilai lebih rumit untuk dipahami serta diterapkan bagi sebagian besar
entitas usaha di Indonesia yang berskala kecil dan menengah. SAK ETAP sehingga
lebih mudah dalam implementasinya namun tetap memberikan informasi yang handal
dalam penyajian laporan keuangan.
Contohnya pada Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan. Entitas
anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.

4. Annisa Mutia Rama - Apakah permasalahan yang dihadapi dalam implementasi SAK
ETAP?
Jawaban:
Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan SAK-ETAP ini yaitu kurangnya
pengetahuan tentang SAK ETAP, belum adanya tenaga akuntansi yang profesional,
kurang memahami pentingnya pencatatan dan penyusunan laporan keuangan,
penyajian pelaporan keuangan pada UMKM juga masih sederhana yakni sebagian
besar UKM hanya membuat laporan laba rugi. Hal ini disebabkan oleh kurang
efektifnya sosialisasi dari pihak yang berkompeten tentang SAK ETAP. Sehingga
laporan keuangan yang disusun UMKM terkesan seadanya dan tidak memberikan
informasi yang cukup.

5. Nadhira Maysha Fatihani - Apa yang dimaksud dengan historical cost concepts?
Apakah ada kelemahan dan kelebihan dari penggunaan historical cost concept inii?
Jawaban:
Historical Cost Principle adalah prinsip yang menghendaki digunakannya harga
perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan-
harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang
tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara
dua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi
dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi
lainnya.
Kelebihan Historical cost:
 Historical cost relevan dalam membuat keputusan ekonomi
 Historical cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya, tidak pada
kemungkinan.
 Selama sejarah, laporan keuangan yang menggunakan historical cost sangat
berguna.
 Pengertian terbaik mengenai konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual
dari historical cost.
 Akuntan harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal
 Seberapa bergunanya laporan keuangan tergantung dari current cost atau exit
price
 Perubahan dalam harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.Terjadi
ketidakcukupan data dalam membenarkan penolakan historical cost accounting.

Kelemahan historical cost : Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena
pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang
didasarkan pada suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu
pada saat pencatatan terjadinya biaya tersebut.

Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah
apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di
samping itu juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva
dalam valuta asing yang dikuasai persahaan sehingga mengalami kesulitan dalam
perhitungan selisih kurs yang tepat.

6. Nurmawati - Bagaimana prinsip pengakuan dalam SAK ETAP?


Jawaban :
 Pengakuan dalam laporan keuangan
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan
akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi
dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan
pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa
kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam Laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan
yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur secara andal.
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal
tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip
pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.
 Saling hapus

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan
dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.
7. Deya Haziratul - Mengapa SAK etap perlu direvisi?dan apakah SAK ETAP bisa jauh
lebih baik pelaporan keuangannya dari SAK sebelum direvisi?
Jawaban:
Revisi diperlukan karena Dalam perkembangannya, terdapat kebutuhan SAK yang
lebih sederhana dari SAK ETAP bagi UMKM karena SAK ETAP dianggap masih
terlalu kompleks dan tidak sesuai dengan kebutuhan pelaporan keuangan UMKM.
Sehingga pada tahun 2016, DSAK IAI telah menerbitkan suatu pilar SAK baru yaitu
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM).
Entitas mikro, kecil, dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang
signifikan, sebagaimana didefinisikan dalam SAK ETAP, yang memenuhi definisi
dan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No 20
Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah setidak-tidaknya selama 2
tahun berturut-turut.

8. Arifin Abdullah - Siapa Saja Yang Boleh Menggunakan Standar Akuntansi Keuangan
Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Jawaban:
Adapun yang boleh menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah Entitas tanpa Akuntablitas Publik, yaitu :
 Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.Yaitu : perusahaan
yang tidak terdaftar di bursa efek dan bukan perusahaan bank, bukan
perusahaan asuransi, bukan perusahaan pialang atau pedagang efek, bukan
perusahaan dana pensiun, bukan perusahaan reksa dana, bukan perusahaan
bank investasi).
 Entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit

Anda mungkin juga menyukai