Skor pengungkapan CIFAR untuk kedua skor pengungkapan kebijakan akuntansi dan
pengungkapan secara keseluruhan telah menjalani uji validitas yang luas .Sebagai contoh, peringkat
kebijakan pembukuan Frost dan Ramin di tingkat negara bagian 1997 untuk lima negara menguatkan
pernyataan CIFAR. Membandingkan penilaian saya sendiri mengenai pengungkapan kebijakan
akuntansi terhadap CIFAR untuk sampel dari 21 perusahaan menunjukkan adanya tumpang tindih
substansial (korelasi 0,82). Saya juga membandingkan keseluruhan skor pengungkapan CIFAR
terhadap "Penghargaan Laporan Tahunan Terbaik" berbagai negara dan dengan nilai Botosan di tahun
7
1997. Perbandingan ini memberikan dukungan lebih lanjut untuk validitas skor cifar. Atas dasar
pemeriksaan ini, saya menyimpulkan bahwa skor CIFAR menangkap variasi yang berarti dalam
pengungkapan perusahaan.
2.1 Kaitan dengan standar akuntansi yang berlaku kalau ada PSAK berapa
Konsistensi Akuntansi terkait dengan Prinisip yang berlaku umum dalam
akuntansi. Kaitan dengan PSAK terdapat pada PSAK No 1 yakni tentang
penyajian laporan keuangan dimana Pernyataan ini mengatur persyaratan
penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan
minimal isi laporan keuangan. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan
SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan
keuangan entitas syariah
3. Kesimpulan
konsistensi akuntansi dikaitkan dengan proxy kualitas laba dan pengolahan
informasi dari pelaku pasar. Kami meneliti efek ini baik dari waktu ke waktu untuk
perusahaan yang sama dan relatif terhadap perusahaan lain dalam industri yang
sama. Penelitian Ini menemukan hasil yang konsisten dengan hipotesis ini.
Secara khusus, Penelitian Ini menemukan bahwa konsistensi dalam kebijakan
akuntansi dari waktu ke waktu adalah faktor yang signifikan untuk banyak proxy
kualitas laba. Dalam tes pengolahan informasi, kita menemukan bahwa
konsistensi akuntansi yang lebih tinggi dari waktu ke waktu terkait dengan
asimetri informasi yang lebih rendah.
Penelitian Ini juga menemukan bahwa konsistensi akuntansi cross-sectional
mempengaruhi estimasi proxy kualitas akrual dan pengolahan informasi dari
analis dan investor. Perusahaan dengan konsistensi akuntansi cross-sectional
yang lebih tinggi memiliki residual yang lebih kecil yang dihasilkan dari model
akrual. Dalam tes pengolahan informasi kami, Penelitian Ini juga menemukan
bahwa konsistensi akuntansi cross-sectional yang lebih besar dikaitkan dengan
(1) cakupan analis yang lebih besar, akurasi perkiraan yang lebih besar, dan
penurunan dispersi perkiraan; (2) likuiditas yang lebih rendah dan lebih kecil bid-
ask spread; dan (3) lebih besar return saham sinkronisitas. Hasil ini menyoroti
wawasan potensial yang pengguna laporan keuangan dapat memperoleh
dengan membandingkan perusahaan bisnis dan akuntansi kebijakan
pengungkapan di waktu dan dalam suatu industri. Penelitian di masa depan bisa
meneliti peran konsistensi akuntansi di daerah lain, seperti kontraktor utang dan
kompensasi manajemen kontrak.