ekonomik Negara secara efisien, masalahnya bukan lagi netral atau tidak melainkan
relevan atau tidak.
Keterbandingan (Comparability)
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi
bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para
pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan anatara dua perangkat
fenomena ekonomik (misalnya dua perangkat statemen keuangan yang
merepresentasi kegiatan dua badan usaha ). Informasi tentang suatu badan usaha
akan bertambah tingkat kebermanfaatannya bila dapat dibandingkan dengan
informasi serupa tentang beberapa badan usaha yang sama untuk suatu perioda
yang lain atau suatu saat yang lain.
Dua hal atau lebih dapat dibandingkan kalau mempunyai beberapa
karakteristik bersama (characteristics common) sebagai basis perbandingan.
Comtoh karakteristik bersama dua perusahaan misalnya asset, pertumbuhan
( growth), ukuran (size), cacah pegawai, likuiditas dan laba. perbandingan dilakukan
biasanya dengan menilai/mengukur karakteristik bersama tersebut secara
kuantitatif. asset, kewajiban dan laba, misalnya biasanya sudah terukur secara
kuantitatif sebagaimana terefleksi dalam statemen keuangan. Perbandingan akan
bermakna (meaningful) hanya jika kuantitas (magnitude) karakteristik bersama
dihasilkan dengan dasar, standar, prosedur atau metoda yang sama.
Standar akuntansi dimaksudkan dengan menjamin bahwa kualitas
keterbandingan antarbadan usaha tinggi. Sementara itu, standar akuntansi juga
memberi keleluasaan (discretion) bagi badan usaha untuk memilih perlakuan
akuntansi yang paling sesuai dengan kondisi badan usaha. Karena itulah terjadi
tarik-menarik antara perlunya keseragaman (infirmity) dan keseragaman (diversity)
perlakuan akuntansi. Hendrikansen dan van breda (1992, hlm. 142) menunjukkan
argumen para pendukung masing-masing pendekatan.
Pendukung keseragaman
1. Adanya berbagai metoda akuntansi yang diperbolehkan menjadikan
perbadingan antar perusahaan sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.
2. Keleluasaan untuk memilih metoda yang cocok dapat membuka kesempatan
bagi manajemen untuk memanipulasi informasi untuk kepentingannya.
3. Keseragaman yang ditentukan sendiri oleh profesi atau sektor swasta akan
lebih bermanfaat dibandingakan keseragaman yang dipaksakan oleh
autoritas (SEC/BAPEPMatau pemerintah).
Pendukung keragaman
1. Keseragaman akan membatasi kebebasan manajemen untuk menentukan
metoda terbaik dalam konteks kegiatan perusahaannya.
lebih penting adalah apakah suatu informasi yang telah memenuhi batas atas
(benefit > kos) dan kriteria berpautan dan keterujian kemudian harus dilaporkan
dalam seperangkat statemen keuangan.
Secara praktis dan teoritis, akan banyak informasi yang memenuhi kriteria
tersebut. Kalau informasi yang memenuhi kriteria tersebut harus dimasukkan dalam
statemen keuangan akan terlau banyak memuat informasi sehingga akan menjadi
sangat tebal. Para pemakai belum tentu menggunakan semua informasi karena
informasi yang berpaut dengan keputusan dan teruji belum tentu penting bagi
mereka. Keputusan untuk tidak mencantumkan suatu informasi dalam statemen
keuangan dapat disebabkan oleh pertimbangan bahwa investor tidak tertarik
dengan informasi tersebut (masalah keterpautan) atau karena jumlah rupiah
informasi akuntansi terlalu kecil untuk mempengaruhi keputusan (masalah penting
atau tidak).
Oleh karena itu, diperlukan atas bawah untuk menyaring informasi mana
yang dianggap penting dan tidak sehingga perlu diakui atau tidak. Penting tidaknya
informasi biasanya dievaluasi atas dasar besar kecilnya jumlah rupiah (magnitude)
objek informasi dibandingkan dengan besar kecilnya jumlah rupiah objek
keputusan. Pada umumnya, penting tidaknya suatu informasi diukur secara
kuantitatif. Ambang batas (threshold) kuantitatif untuk menyaring informasi untuk
diakui adalah materialitas.
Materialitas adalah besar kecilnya atau magnituda suatu penghilangan
(omission) atau penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang
menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangn seorang bijaksana (reasonable
person) yang mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau terpengaruh
oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajiaan tersebut. Untuk menjadi
material, magnituda informasi harus dievaluasi bersamaan dengan kondisi-kondisi
yang melingkupi informasi tersebut. Artinya, magnituda (jumlah rupiah) itu sendiri
tidak cukup untuk basis pertimbangan materialitas tanpa memperhatiakan sifat
objek atau pos dan kondisi-kondisi yang melatarbelakangi suatu keputusan.
Pertimbangan materialitas lebih banyak dihadapi oleh manajemen dan
auditor ditataran badan usaha (penyajian statemen keuangan ) daripada oleh
perekayasa atau penyusun standar. Auditor sangat berkepentingan dengan
materialitas karena kewajaran dalam laporan auditor dinyatakan dalam batas-batas
dalam semua hal yang material (in all material respect). Oleh karena itu, ada
kebutuhan akan adanya pedoman materialitas kuantitatif (quantitative materiality
guidelines) yang diterbitkan oleh perekayasa atau penyusun standar. Dalam hal ini,
FASB berpendapat bahwa tidak ada standar umum materialitas yang dapat di
formulasi dengan memasukkan semua faktor atau variabel yang masuk dalam
suatu pertimbangan orang berpengalaman. Materialitas merupakan pertimbangan
individual dan hanya dapat dibuat oleh mereka yang mempunyai semua fakta
tentang kondisi-kondisi yang melingkupi suatu keputusan. Pedoman umum yang
Jadi, keberpautan juga merupakan kriteria pengakuan suatu pos (objek) untuk
masuk sebagai elemen statemen keuangan.
Elemen-elemen statemen keuangan
Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk (construct)
yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau
merepresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat
membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus
menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut. Kegiatan badan usaha disini
meliputi kondisi fisis dan non fisis serta proses ekonomik badan usaha.
Bila statemen keuangan dianalogi dengan peta jalan (road map), gambar
jalan, lebar gambar jalan, panjang gambar jalan, arah , nama jalan, kelas jalan
(raya, provinsi, atau gang) dan jembatan yang tercetak dalam dalam peta
merupakan elemen-elemen fenomena atau realitas fisis jalan dalam wilayah yang
dipetakan. Dengan hanya melihat peta, diharapkan orang yang melakukan
pejalanan kesuatu tempat dapat membayangkan kondisi fisis dan arah jalan
meskipun dia belum pernah melewati jalan tersebut. Agar orang tersebut tidak
tersesat, informasi jalan dalam peta harus terandalkan (reliable) yaitu dapat diuji
kebenarannya. Artinya, apa yang termuat dalam peta benar-benar menggambarkan
keadaan senyatanya jalan-jalan yang disimbolkan dalam peta. Inilah yang disebut
ketepatan penyimbolan (representational faithfulness). apa yang dimuat dalam peta
tentu saja harus berpaut (relevant) dengen tujuan pembuatan peta. Peta pariwisata,
peta demografi, atau peta geologi jelas akan berbeda dengan peta jalan.
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi
semantik yang dikandung statemen keuangan. Informasi semantik terdiri atas
elemen (object), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Jadi, elemen-elemen
statemen keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik yang ingin
disampaikan dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan
keuangan menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan akhirnya
menentukan banyaknya elemen statemen keuangan.
Telah disebutkan sebelum ini bahwa keputusan investasi dan kredit yang
menjadi fokus pelaporan, informasi semantik yang harus dicukupi adalah: posisi
keuangan, kemampuan melaba, kinerja manajemen, dan pertanggungjawaban
manajemen. Elemen-elemen umum dalam tujuan tersebut adalah :
1. Aliran kas bersih masa datang ke badan usaha
2. Sumber daya ekonomik badan usaha
3. Klaim terhadap sumber ekonomik tersebut terdiri dari :
a. Entitas atau badan usaha lain
b. Pemilik
4. Perubahan elemen di atas akibat transaksi, kejadian, atau keadaan
Definisi elemen
Makna atau definisi elemen mengacu pada kelas objek luas (misalnya aset datau
biaya). Rincian elemen berupa objek atau kejadian ekonomik tertentu (misalnya kas
atau penjualan barang dagangan) yang memenuhi definisi elemen tidak disebut
sebagai elemen tetapi sebagai pos (item). Pos-pos yang secara formal termuat
dalam statemen keuangan merupakan representasi (penyimbolan dalam kata dan
Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu
entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan
atau produksi berang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang
membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Biaya adalah aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas
atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain
yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali
kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali
kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Sepuluh elemen diatas disebut secara eksplisit oleh FASB dalam SFAC No. 2
walaupun aliran kas bersih disebut secara eksplisit dalam tujuan 2 pelaporan
keuangan, elemen-elemen pembentuk aliran kas bersih tidak didefinisi dalam
kerangka konseptual. FASB mendefinisi elemen aliran kas dalam bentuk standar
yaitu statement of financial accounting standards No. 95, statement of cash flows
aliran kas bersih terdiri atas tiga aliran berikut ini.
Aliran kas dari kegiatan operasi adalah aliran kas (masuk dan keluar) yang
berkaitan dengan kegiatan yang meliputi semua transaksi dan kejadian yang bukan
termasuk dalam kegiatan investasi dan pendanaan. Kegiatan operasi biasanya
melibatkan produksi dan pengiriman barang dan penyerahan jasa. Aliran kas dari
kegiatan operasi biasanya merupakan pengaruh terhadap kas transaksi dan
kejadian lain yang dimasukkan dalam penentuan laba.
Aliran kas dari kegiatan investasi adalah aliran kas bersih (masuk dan keluar)
yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemberian dan pelunasan pinjaman
dan perolehan dan penjualan instrumen utang atau ekuitas, gedung, pabrik,
perlengkapan, dan aset produktif lainnya yaitu aset yang dipeliharan atau
digunakan dalam produksi barang atau jasa oleh badan usaha (selain material yang
menjadi bagian dari sediaan badan usaha)
Aliran kas dari kegiatan pendanaan adalah aliran kas bersih (masuk dan keluar)
yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemerolehan dana dari pemilik dan
pemberian imbalan (return on), dan kembalian (return of) investasinya: peminjaman
uang dan pembayaran jumlah yang dipinjam, atau penyelesaian utang tersebuit
dengan cara lain; dan pemerolehan dan pembayaran sumber dana lain yang
diperoleh dari kreditor atas kredit jangka panjang.