Anda di halaman 1dari 6

RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL

Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang
diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC). Financial Accounting Standards Board yang disingkat
dengan FASB adalah organisasi nirlaba independen yang bertanggung jawab untuk

menetapkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk perusahaan dan organisasi
nirlaba di Amerika Serikat, mengikuti prinsip GAAP.
Rerangka FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu :

1. Tujuan pelaporan  keuangan (bisnis dan nonbisnis)


2. Karakteristik kualitatif informasi
3. Elemen statemen keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang)

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN USAHA


Karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu :
1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode – periode waktu
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
12. Substansi daripada bentuk
13. Materialitas

KARAKTERISTIK INFORMASI KUALITATIF


Rerangka konseptual merupakan baru bagi penyusun standar untuk memutuskan apakah suatu
objek atau kajadian harus diwajibkan, melalui standar akuntansi, untuk dilaporkan oleh badan
usaha atau organisasi. Ada dua level atau tataran kebijakan akuntansi yaitu tataran penyusun
standar dan tataran badan usaha secara individu. Karena merupakan konstitusi yang harus dipacu
dalam pembuatan kebijakan akuntansi tersebut, maka rerangka konseptual harus menetapkan
kriteria untuk mewujudkan apakah suatu objek yang layak untuk pembayarannya dengan tujuan
pelaporan keuangan.
Kriteria yang menjadi kriteria kebijakan akuntansi sangat eratnya dengan masalah apakah
informasi suatu objek yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan pihak pemakai yang
dituju. Kebermanfaatan (kegunaan) merupakan suatu fakta yang hanya dapat ditentukan secara
kualitatif. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut kualitatif (karakteristik kualitatif)
atau kualitas informasi akuntansi. 

Nilai Informasi
Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) informasi tersebut:
1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu,sekarang,
atau masa datang.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatuharapan
dalam kondisi ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
Keterpahamian (dapat dimengerti)
Keterpahamian adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya
oleh pemakai. Dua faktor yang mempengaruhi keterpahamaan informasi yaitu pemakai dan
informasi itu sendiri. Dalam menetapkan tujuan, FASB menetapkan kriteria kebermanfaatan atas
dasar dasar pemakai dan informasi sebagai berikut (SFAC No. 1, prg.34):
Informasi harus dipahami oleh mereka yang memiliki filepemahaman yang wajar tentang bisnis
dan kegiatan ekonomi dan sedangbersedia mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar.
Keberpautan (Relevance )
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat
dengan mudah menentukan pilihan. Bila dilakukan dengan tujuan pelaporan, keuangan
keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakailain
dalam menyusun prediksi prediksi tentang beberapa munculan (hasil) dari kejadian masa lalu,
sekarang, dan masa datang atau dalam konfirmasi atau mengkoreksi harapan-harapannya. 
Nilai Prediktif (Ketepatan waktu)
 Nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalammeningkatkan
probabilitas bahwa pemakai harapan-harapan akan muncul / hasil suatu kejadian masa lalu atau
masa yang datang akan terjadi. Skor prediksi disini adalah kemampuan informasi dalam
memperbaiki kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan prediksi. Dengan
kata lain, nilai prediktif adalah kemampuan informasi dalam memperbaiki kemampuan atau
kapasitas pembuat keputusan untuk membuat prediksi.
Nilai Balikan (Feed back) 
Nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam ulang dan
mengkoreksi harapan-harapan pemakai di masa lalu. Jadi, nilai balikan adalah kemampuan
informasi untuk dijadikan dasar jika keputusan-Keputusan masa lalu adalah tepat dengan
datangnya informasi tersebut.
Ketepatwaktuan (Ketepatan waktu)
Ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan
sebelum informasi tersebut hilang untuk mempengaruhi keputusan. Informasi tersedianya lama
setelah kejadian yang direncanakan tanggapan atau keputusan berlalu akan menjadikan informasi
tersebut tidak mempunyai nilai lagi. Dalam hal tertentu, mengejar keberpautan dan
ketepatwaktuan untuk mencapai kebermanfaatan harus dibarengi dengan kualitas lain yaitu
keakuratan / presisiatau keterandalan. Jadi, ada saling korban (trade-off) antara ketepatwaktuan
dan keakuratan / reliabiltas untuk mendapatkan kebarmanfaatan.
Keterandalan (Keandala)
Keterandalan adalah kemampuan information untuk memberikan keyakinan bahwa informasi
tersebut benar atau valid. Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi
kalau pemakai mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap kebanaran informasi. 
Ketepatan Penyimbolan
Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur ataudeskripsi
(representasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi.  Dalam akuntansi, fenomena yang
ingin direpresentasi adalah kondisi fisis, kondisi keuangan, dan kegiatan badan usaha berupa
sumber ekonomik, kewajiban keuangan, dan transaksi atau kejadian yang mengubah sumber
ekonomik dan kewajiban tersebut. Ketepatan penyimbolan dalam akuntansi dua hal yaitu
ketepatandeskripsi atau definisi (misalnya aset, kas, piutang, kewajiban) dan
validitas pengukuran. 
Keterujian (verifikasi)
Keterujian adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada para
pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk pengujian secara independen
ketepatan peyimbolan (kebenaran / validitas informasi). 
Kenetralan
Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakterbiasan
dalam perlakuan akuntansi. Kenetralan berarti bahwa baik dalam merumuskan atau
mengimplementasikan standar, perhatian utama adalah relevansi dan reliabilitas informasi yang
dihasilkan bukan pengaruh standar tersebut terhadap pihak pemakai tertentu.
Keterbandingan (Perbandingan)
Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai Identifikasi
persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik. Informasi tentang suatu
badan usaha akan bertambah tingkat kebermanfaatannya bila ia dapat dibandingkan dengan
informasi yang serupa. Jadi kebermanfaatan informasi tentang suatu objek akan meningkat jika
informasi tersebut dibandingkan dengan suatu patok duga(patokan).
Pendukung keseragaman:
1. Adanya berbagai metode akuntansi yang diwujudkan menjadikan perbandingan
antarperusahaan sulit bahkan tidak mu ngkin dilakukan.
2. Keleluasaan untuk memilih metode yang cocok dapat membuka kesempatan
bagimanajemen untuk memanipulasi informasi untuk kepentingannya.
3. Keseragaman yang ditentukan sendiri oleh profesi atau sektor swasta akan
lebih bermanfaat dibandingkan keseragaman yang dipaksakan oleh autoritas(SEC /
BAPEPAM atau pemerintah).
Keseragaman menjamin keterbandingan yang tinggi tetapi dapat mengurangi relevansidan
reliabilitas informasi badan usaha secara individu. Oleh karena itu, dapat dicapai
suatukeseimbangan antara kebutuhan untuk mecapai keterbandingan yang tinggi tanpa
harusrelevansi dan reliabilitas.
Pendukung keragaman:
1. Keseragaman akan membatasi kebebasan manajemen untuk menentukan metodeterbaik
dalam konteks kegiatan perusahaannya.
2. Keseragaman prosedur yang kaku justru akan membandingkan perbandingan,
karenainformasi tidak lagi berpaut dan andal untuk kegiatan nyata tiap perusahaan.
3. Keseragaman yang menghalangi perubahan yang diperlukan untuk menujuke perbaikan.

Materialitas
Tidak semua informasi disajikan dalam laporan keuangan, hal ini disebabkan oleh pertimbangan
bahwa investor tidak tertarik pada informasi yang tidak berpengaruh terhadap keputusannya atau
karena jumlah rupiah informasi akuntansi terlalu kecil untuk mempengaruhi keputusan. Oleh
karena itu, diperlukan batas bawah untuk menyaring informasi mana yang penting dan tidak,
sehingga perlu laporan atau tidak. Penting tidaknya informasi biasanya dievaluasi atas dasar
besar-kecilnya jumlah rupiah (besarnya) objek informasi dibandingkan dengan jumlah rupiah
objek keputusan. Padaumumnya, hal ini diukur secara kuantitatif. Ambang batas (ambang)
kuantitatif untuk menyaring informasi untuk adalah materialitas.
Materialitas adalah besarkecilnya atau magnitude suatu penghilangan atau penyalah
sajian informasi akuntansi yang menjadikan
besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada inform
asi tersebur berubah atau dukungan oleh penghilangan / pengabaian penyalah sajian
tersebut. Untuk menjadi material, mangnituda informasi harus dievaluasi bersama dengan
kondisi-kondisi yang melingkupi informasi tersebut. Pertimbangan meterialitas lebih banyak
di dekat oleh manajemen atau auditor di tataran badan usaha (penyaji statemen keuangan)
melayani oleh perekayasa atau penyusun standar. Auditor sangat berkepentingan dengan
materialitas karenakewajaran dalam laporan auditor dinyatakan dalam batas-batas dalam semua
hal materialitas 
Bobot Keterpautan dan Keterandalan
Keberpautan dan keterandalan harus melekat pada suatu informasi agar informasi tersebut
bermanfaat. Kriteria ini juga menjadi kriteria yang harus dipenuhi dalam pengakuan informasi
untuk disajikan dalam laporan keuangan. 

Anda mungkin juga menyukai