DEFINISI AKUNTANSI
Menurut Kieso: Akuntansi ad. pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasi informasi
keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan.
Akuntansi Keuangan (Financial accounting) adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan
penyusunan laporan keuangan secara berkala untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan kepada
pihak pihak di luar perusahaan.
JURNAL
a. Jurnal umum
b. Jurnal khusus
c. Jurnal penyesuaian
d. Jurnal penutup
e. Jurnal pembalik
SIKLUS AKUNTANSI
Tujuan pelaporan keuangan: menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk investor
saat ini ataupun menghadirkan calon investor, pemberi pinjaman, kreditor dlm membuat
keputusan tentang penyediaan sumber daya bagi entitas
Karakteristik kualitatif
(Conceptual framework IFRS) SFAC no.2
Kualitas dasar : Kualitas dasar :
1. Relevance 1. Relevance
Nilai prediksi Nilai prediksi
Nilai konfirmasi / nilai feedback Nilai feedback
Materialitas? Timeliness (tepat waktu)
2. Faithfull representation (reliable) 2. Reliable
Kelengkapan Verifiability (dpt diperiksa)
Netralitas Faithfullness repsentation
Bebas dari kesalahan Netralitas
Kualitas sekunder (Peningkatan kualitas) : Kualitas sekunder (Peningkatan kualitas) :
1. Comparability (dpt dibandingkan) Comparability (dpt dibandingkan)
2. Verifiability (dpt diverifikasi) Consistence (konsisten)
3. Timeliness (tepat waktu)
4. Inderstandibility (dpt dipahami)
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
1. Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu
perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai
prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para
pemakainya untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan
peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu
prediksi sangat tergantung dari kemampuan para pemakai dalam menganalisis informasi
dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung
atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para
pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi
kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk
menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para
pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam
mempengaruhi keputusan yang diambil.
2. Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas
dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah
informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika
diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan
memperoleh kesimpulan yang sama pula.
Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi
keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu
laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam penyajiannya ada
kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang
dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan
penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada
semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan
hanya ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang
berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai
akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
1. Kualitas Primer
a. Relevance, adalah Kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan dengan
mengubah atau menguatkan harapan harapan mengenai hasil yang akan dicapai sebagai
konsekuensi dari tindakan atau peristiwa. Laporan keuangan dikatakan relevan apabila
memenuhi 3 nilai/sifat yaitu :
● Predictive Value
Kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa peristiwa
di masa lalu, sekarang dan akan datang.
● Feedback Value
Kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengoreksi atau mempertegas
harapan harapan terdahulu (nilai umpan balik)
● Timelines
Informasi belum hilang kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan.
b. Reliability, adalah Kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi bebas dari bias dan
kesalahan serta menyajikan dengan benar yang seharusnya disajikan. Laporan keuangan
dikatakan reliabilitas apabila memenuhi 3 nilai/sifat yaitu:
● Verifiability
Ditunjukkan ketika pengukur pengukur independen, dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama serta mendapatkan hasil yang sama pula.
● Representational faithfulness
Kesesuaian antara data akuntansi dan peristiwa peristiwa yang seharusnya disajikan oleh
data keuangan.
● Neutrality
Tidak adanya bias, tidak memihak, tidak menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak
lain dalam penyajian informasi.
2. Kualitas Sekunder yaitu comparability include consistency
Informasi tentang sebuah informasi akan lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan
informasi serupa menyangkut perusahaan lain.
Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah
keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan
terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi
tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu memiliki nilai prediktif
(prediktif value). Informasi yang relevan akan membantu pemakai menjastifikasi atau mengoreksi
ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu memiliki nilai umpan balik (feed-back value). Agar relevan,
informasi juga harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitas (kadaluarsa) untuk mempengaruhi keputusan yang diambil; yaitu tepat waktu (timeliness).
Reliabilitas. Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara tepat, serta
bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak
memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Dalam reliabilitas terdapat
tiga karakteristik. Pertama Daya-uji atau verifable (verifiability) yakni mampu dibuktikan
kebenarannya. Kedua, jujur atau ketepatan penyajian (representational faithfulness) berarti angka-
angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi. Ketiga,
Netralitas (neutrality) berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu
Menurut SFAC
1. Aktiva. Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan
oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Kewajiban. Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari
kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu – kewajiban timbul oleh transaksi atau kejadian masa
lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa depan.
3. Ekuitas. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi kewajibannya.
Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
4. Investasi Oleh Pemilik. Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan
atau menaikkan kepentingan kepemilikan (ekuitas) di dalamnya.
5. Distribusi Kepada Pemilik. Penurunan aktiva bersih suatu perusahaan yang diakibatkan oleh
pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada
pemilik.
6. Laba Komprehensif (comprehensive income). Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah
entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan
berdasarkan dari pemilik.
7. Pendapatan (revenue). Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama
atau operasi sentral perusahaan.
8. Beban (expense). Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau
operasi sentral perusahaan.
9. Keuntungan (gains). Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulakan
oleh transaksi peripheral (tidak utama) atau insedentil dan dari semua transaksi serta kejadian
lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal
dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
10. Kerugian (loses). Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi peripheral (tidak utama) atau insidentil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya
dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama periode kecuali yang berasal dari beban
atau distribusi kepada pemilik.
Aset tetap : properti yang dimiliki perusahaan dan punya manfaat jangka panjang. Cth : Gedung
yang dijadikan sebagai kantor operasional, Kendaraan (mobil perusahaan, truk, forklift, pickup,
dll), Perangkat computer, Alat dan mesin manufaktur, Furniture, Tanah, Fasilitas kantor
Kriteria :
a. Berwujud
b. Periode manfaat lebih dari 1 tahun
c. Digunakan dlm operasional perusahaan
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
e. Biaya perolehan dpt diukur scr andal dan dapat disusutkan
Aset lancar : aset dengan tingkat likuiditas tinggi, sehingga dapat diubah bentuknya menjadi kas
dengan cepat.
Kegunaan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor,
dan pihak lain untuk menilai hal berikut :
- Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan
- Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan melunasi kewajiban
- Alasan perbedaan laba neto dan arus kas neto dari aktivitas operasi
- Transaksi kas dan nonkas atas investasi dan pendanaan selama periode berjalan
Metode tidak langsung menghitung pergerakan arus kas dari aktivitas operasional dengan
menggunakan informasi akuntansi akrual dan selalu dimulai dengan nilai laba bersih. Laba
bersih kemudian disesuaikan dari perubahan dalam akun aset dan kewajiban di laporan
neraca. Perbedaan tersebut yang akan menambah atau mengurangi nilai laba bersih untuk
mendapatkan nilai arus kas dari aktivitas operasional. Komponen yang terdapat pada format
arus kas tidak langsung adalah:
- Beban Depresiasi dan Amortisasi
- Untung/ Rugi atas Pelepasan Aset Tetap
- Piutang Usaha
- Beban Dibayar di muka
- Persediaan
- Utang Usaha
- Utang Pajak Penghasilan
b. Metode langsung (metode laporan laba rugi) – metode pembuatan laporan arus kas dengan
penggunaan informasi arus kas actual (basis kas) daripada basis akrual pada komponen
aktivitas operasional. Metode ini melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas
operasi dengan mengurangi pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi untuk
memperoleh arus kas neto dan aktivitas operasi. Perusahaan menyesuaikan setiap item dlm
laporan laba rugi dari basis akrual ke basis kas. Metode ini mencantumkan dari dan kepada
siapa arus kas masuk dan keluar berasal.
Berikut daftar jenis penerimaan kas dan pembayaran yang paling umum digunakan dalam
format laporan arus kas metode langsung:
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran/Pembelian kepada Pemasok
Pembayaran kepada Karyawan (Gaji Karyawan)
Pembayaran bunga dan pajak
Pembayaran Kas dari Pembelian Aset Tetap
Penerimaan Kas dari Penerbitan Saham
Dan lainnya
5. CALK
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva perusahaan l;ainnya atau pengurangan
kewajiban atau kombinasi keduanya akibat pengiriman atau produksi barang pemberian atau
penyerahan jasa selama periode tertentu
Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari satu periode ke periode sehingga penerapan
kebijakan yang konsisten diperlukan
Ketika perusahaan mengubah prinsip akuntansi, ia harus melaporkan perubahan itu menggunakan
aplikasi retrospektif. Secara umum, inilah yang harus dilakukan:
1) Menyesuaikan laporan keuangannya untuk setiap periode sebelumnya yang disajikan.
Dengan demikian, keuangan informasi pernyataan tentang periode-periode sebelumnya
berdasarkan pada akuntansi yang baru prinsip.
2) Ini menyesuaikan jumlah tercatat aset dan liabilitas pada awal pertama tahun disajikan.
Dengan demikian, akun-akun ini mencerminkan efek kumulatif pada periode sebelum yang
disajikan dari perubahan prinsip akuntansi baru. Perusahaan juga melakukan penyesuaian
terhadap saldo awal saldo laba atau komponen lain yang sesuai dari ekuitas pemegang
saham atau aset bersih pada awal tahun pertama disajikan.
RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan ad. alat untuk mengukur kinerja perusahaan brdasarkan data dlm lapkeu dalam
suatu periode.
1. Profitabilitas – kemampuan perusahaan dlm menghasilkan laba. Rasio ini dpt digunakan untuk
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Semakin tinggi nilai hasil
perhitungan rasio profitabilitas berarti semakin baik nilai keuntungan perusahaan.
Gross profit margin - ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan.
Gross Profit Margin = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan) /
Penjualan Netto x 100%
Net profit margin – kemampuan perusahaan dlm mendapat laba bersih
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto x 100%
Operating income ratio - kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi
sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Operating Income Ratio = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (HPP) – Earnings
Before Interest & Taxes (EBIT) / Penjualan Netto x 100%
Earning power of total investement – kemampuan perusahaan dalam mengelola modal
yang dimiliki dan diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Perhitungan ini sebagai acuan
investor atau pemegang saham dalam mengukur tingkat keuntungan investasi yang
ditanamkan dalam perusahaan.
Earning Power of Total Investment = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Jumlah Aktiva
x 100%
ROI - kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk
menutup investasi yang dikeluarkan.
Return on Investment = EAT / Jumlah Aktiva x 100%
ROE – kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas.
Equity = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Equity x 100%
Return on net worth - kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham.
Return on Net Worth = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Modal Sendiri x 100%
2. Likuiditas – mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dalam jangka pendek.
Semakin besar rasio likuiditas semakin sehat kondisi perusahaan
Rasio lancar (current ratio) – kemampuan membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yg segera jatuh tempo
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
Rasio cepat (quick ratio) – kemampuan membayar kewajiban atau utang lancer dgn aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%
Rasio kas (current ratio) – membandingkan kas dan aset lancer yg bisa segera menjadi kas
dgn hutang lancar
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang lancar
3. Solvabilitas – mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka Panjang. Semakin kecil rasionya semakin baik bagi perusahaan.
- Rasio utang trhadap aktiva (total debt to asset ratio) – Mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh
aktiva.
= total hutang / total aktiva
- Rasio utang trhadap ekuitas (total debt to equity ratio) – Menunjukkan hubungan antara
jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan
pemilik perusahaan.
= total hutang / total ekuitas
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin
juga tidak akan terjadi.
Liabilitas kontinjensi adalah :
a. kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadannya menjadi pasti dgn
terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa yg mendatang yg tidak
sepenuhnya berada dlm kendali entitas, atau
b. kewajiban kini yg timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tapi tidak diakui karena:
tidak trdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yg mengandung
manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya, atau
jumlah kewajiban tsb tidak dpt diukur scr andal
Istilah liabilitas kontinjensi digunakan untuk liabilitas yg tidak memenuhi kriteria pengakuan
Aset kontinjensi adalah asset potensial yg timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadannya menjadi
pasti dgn terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa mendatang yg tidak
sepenuhnya berasa dlm kendali entitas
Liabilitas kontinjensi Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi
Liabilitas kontinjensi diungkapkan, kecuali arus keluar sumber daya ug
mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil
Asset kontinjensi Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi
Aset kontinjensi diungkapkan, jika terdapat kemungkinan besar arus kas
masuk manfaat ekonomis akan diperoleh entitas
Terkait perlunya pencatatan atas kewajiban kontinjensi, akuntansi menggunakan dua kriteria utama,
yaitu kemungkinan terjadinya dan dapat diestimasi nilainya.
1. Ketika suatu transaksi kemungkinan besar akan terjadi di masa depan dan jumlahnya dapat
diestimasi secara wajar, maka, kewajiban tersebut harus dicatat di laporan keuangan seperti
biasa, yaitu pada neraca dan laporan laba rugi. Cth: penyisihan piutang tak tertagih dan
garansi yang diberikan perusahaan
2. Jika suatu transaksi mungkin terjadi , tapi tidak terlalu pasti, maka, kewajiban tersebut perlu
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Cth: pencemaran lingkungan
setempat akibat kesalahan pengelolaan limbah oleh perusahaan, kemungkinan perusahaan
mengalami kekalahan dalam proses peradilan terkait pelanggaran paten.
3. Bila kemungkinan terjadinya sangat kecil, maka, kewajiban tersebut tidak perlu dicatat
maupun diungkapkan.
Secara umum, seluruh provisi bersifat kontinjensi karena adanya ketidakpastian dalam waktu dan
jumlahnya. Namun dalam pernyataan ini, istilah “kontinjensi” digunakan untuk kewajiban dan aset
yang tidak diakui, karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadinya satu atau lebih
peristiwa di masa yang akan datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas. Sebagai
tambahan, istilah “kewajiban kontinjensi” digunakan untuk suatu kewajiban yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan.
Pernyataan ini membedakan antara:
a) Provisi yang diakui sebagai suatu kewajiban (dengan asumsi estimasi dapat dibuat dengan
andal) karena provisi tersebut merupakan kewajiban masa kini dan kemungkinan besar aliran
keluar sumber daya ekonomi dan potensi jasa akan keluar dari entitas untuk penyelesaian suatu
kewajiban; dan
b) Kewajiban kontinjensi yang tidak diakui sebagai kewajiban karena kewajiban kontinjensi tersebut
merupakan salah satu kewajiban berikut ini:
i. Kewajiban yang mungkin terjadi, karena belum adanya kepastian entitas memiliki kewajiban
kini yang akan menimbulkan keluarnya sumber daya ekonomi dan potensi jasa, atau
ii. Kewajiban kini yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam pernyataan ini (karena
kemungkinan terjadinya belum pasti (not probable) bahwa penyelesaian kewajiban tersebut
mengakibatkan keluarnya sumber daya ekonomi atau potensi jasa karena estimasi nilainya
tidak dapat dibuat
Godfrey Kieso
Provisi dan kontinjensi terjadi dimana Provisi adalah kewajiban yg tidak diketahui waktu serta
terdapat batas kabur antara kewajiban jumlahnya yg dikeluarkan untuk memenuhi kewajiban.
sekarang dan masa depan. PSAK 37 Provisi dilaporkan sebagai kewajiban lancar
ayat 12 terdapat tumpang tindih Provisi diakui ketika memenuhi kondisi:
definsisi yang menyatakan bahwa Garansi
semua ketentuan kontingen karena Kemungkinan besar (probable) menyebabkan arus
waktu atau jumlah tidak diyakini keluar sumber daya dlm pemenuhan kewajiban
Dapat diestimasi dengan handal
CAPITAL LEASING
Leasing adalah metode pembiayaan yang dilakukan melalui pengadaan barang modal maupun aset
untuk diberikan kepada perusahaan maupun individu. Biasanya, para penerima leasing merupakan
pengusaha yang menjalankan suatu kegiatan bisnis sehingga modal tersebut dibutuhkan guna
melancarkan aktivitas usaha.
Selain itu, leasing merupakan metode pembiayaan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam
kurun waktu tertentu. Cara pembayarannya yakni melalui cicilan sejumlah uang sesuai keputusan
bersama. Ketika debitur berhasil melunasinya, maka ia punya pilihan untuk membelinya
menggunakan nilai yang tersisa.
Contoh leasing adalah ketika seseorang ingin membeli motor atau mobil namun belum mampu
melunasinya, sehingga mereka akan menggunakannya sembari membayar cicilan kepada lessor.
Pihak yg terlibat lease:
Lessee (penyewa)
Lessor (pemilik)
Bank (penyedia dana) atau supplier (penyedia barang)
Capital lease adalah mekanisme leasing yang paling sering digunakan, yakni dengan cara
perusahaan memberikan berbagai macam kebutuhan benda modal nasabah. Nantinya, mereka akan
membayar pesanan tersebut di supplier dan mendapat pengembalian melalui cicilan lessee. Dengan
kata lain nasabah (lessee) tidak berhubungan langsung dengan supplier.
Capital lease atau pembiayaan modal adalah jenis leasing yang biasanya perusahaannya berasal
dari lembaga keuangan. Umumnya jenis leasing ini memberikan kesempatan bagi nasabah yang
membutuhkan kebebasan dalam mendapatkan barang atau modal yang disesuaikan dengan
kebutuhan usahanya.
Dalam praktiknya, lessor mengeluarkan dananya untuk membayar barang yang dibutuhkan kepada
supplier dan kemudian diserahkan kepada nasabah. Lessor akan mendapatkan keuntungan dari
nasabah dalam bentuk pembayaran secara berkala dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan
bersama.
Mengkapitalisasi adalah mencatat biaya atau pengeluaran pada neraca dengan tujuan menunda
pengakuan penuh atas beban tersebut. Jika perusahaan mengkapitalisasi sewa, perusahaan
mencatat nilai asset dan liabilitas yg umumnya sama dgn nilai sekarang dari pembayaran sewa,
setelah mengalihkan scr substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan ke lessee, lessor
mengakui pengjualan dgn menghapus asset dari laporan posisi keuangan dan menggantinya dgn
piutang.
Lessee Lessor
Setelah aset dikapitalisasi, lesse mencatat penyusutan asset sewaan. Lessor maupun lessee
memperlakukan pembayaran sewa sebagai pembayaran yg terdiri dari bunga dan pokok.
Jika lessee tidak mengapitalisasi sewa, maka tidak mencatat aset dam lessor tidak menghapusnya
dari pembukuan. Jika hal ini terjadi, maka lessee melakukan pembayaran sewa dgn mencatat beban
sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa.
Kriteria kapitalisasi:
1. Sewa mengalihkan kepemilikan asset kepada lessee
2. Sewa berisis opsi tawar menawar pembelian
3. Masa sewa adalah untuk Sebagian besar umur ekonomik asset
4. Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati seluruh nilai wajar
aset sewaan
Jika sewa tidak memenuhi salah satu dari keempat kriteria, maka dicatat sebagai sewa operasi
(operating leases). Operating Lease adalah pembiayaan dimana lessor membeli barang untuk
disewakan pada lessee dalam kurun waktu tertentu sesuai kesepakatan. Kemudian lessee hanya
perlu membayar biaya rental, sedangkan biaya lain telah ditanggung lessor.
Sewa diklasifikasi sbg sewa pembiayaan (finance lease) jika entitas mengalihkan scr substansial
seluruh risiko dan manfaat yg terkait dgn kepemilikan. Untuk dicatat sbg sewa pembiayaan, sewa
harus memiliki klausul “tidak dpt dibatalkan”
FASB (Financial Accounting Standard Board), badan yang menerbitkan standar akuntansi untuk
Amerika Serikat disamping menerbitkan standar akuntansi, juga menerbitkan Concept Statement
SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) yg merupakan pedoman untuk tuuan,
karakteristik kualitatif, dan pedoman lain dari fenomena ekonomi untuk pengakuan dan pengukuran
dalam pelaporan keuangan dan penyajiannya. SFAC sendiri menjadi guide bagi FASB dalam
mengembangkan standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat. Tujuan dari dokumen SFAC adalah
untuk memberikan gambaran umum tentang konsep, definisi, dan ide akuntansi.
Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan: (1) yang berguna bagi
mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis ekonomi untuk membuat
keputusan investasi serta kredit; (2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor
yang ada dan investor potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan; (3) tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber
daya tersebut, dan perubahan didalamnya. Dalam tujuan ini terlihat bahwa pengguna utama
yang berusaha dipenuhi kebutuhannya adalah investor dan kreditor atau investor potensial dan
kreditor potensial.
• SFAC No. 2 “Qualitative Characteristic of Accounting Statements of Bussines Enterprise,”
yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bisa bermanfaat.
• SFAC No. 3 “Elements of Financial Statements of Bussines Enterprise,” yang memberikan
definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti aktiva, kewajiban,
pendapatan, dan beban.
• SFAC No. 4 “Objective of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations,” yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi untuk organisai nirlaba.
• SFAC No. 5 “Recognition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprise,” yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman
tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan
waktunya.
• SFAC No. 6 “Elements of Financial Statements” yang menggantikan SFAC No. 3 dan
memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
• SFAC No. 7 “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements,” yang merupakan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang
diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
• SFAC No. 8 “Conceptual Framework for Financial Reporting” menggantikan SFAC No.1 dan
SFAC No.2. merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan yang terdiri dari sikap pelaporan
keuangan, tujuan pelaporan keuanga, pengguna informasi laporan keuangan, Informasi yang
dibutuhkan, Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan
klaim atas sumber daya, dan Perubahan dan klaim atas sumber daya.
HISTORICAL COST
Prinsip historical cost merupakan pencatatan dengan nilai harga pada saat terjadinya transaksi. Biaya
historis ad. nilai aset yg mengacu pada harga beli atau akuisisi.
Biaya historis dalam suatu aset akan mengacu pada harga beli atau nilai moneter aslinya.
Untuk dasar prinsip biaya historis, transaksi bisnis akan cenderung mencatat biaya
perolehan aslinya
Prinsip biaya historis juga memperhitungkan dan mencatat semua aset perusahaan
dengan harga/biaya asli maupun harga pembelian yang tercatat di neraca, serta berlaku
juga untuk pencatatan pada kewajiban.
Fair value didefinisikan sbg harga yg akan diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk
mengalihkan liabilitas dlm sebuah transaksi antar perlaku pasar pada tanggal pengukuran
Prinsip
- Pengukuran (historical cost vs
fair value)
- Pengakuan pendapatan
(mengharuskan perusahaan
mengakui pendapatan pada
periode akuntansi di mana
kewajiban kinerja dipenuhi)
- Pengakuan beban (let the
expense follow the revenue),
pengakuan beban berkaitan dgn
perubahan bersih aset dan
pendapatan produktif
- Pengungkapan penuh
(mengungkapkan detail yg
berpengaruh dan memberi
perbedaan bagi pengguna dan
cukup dapat dimengerti)
METODE PENYUSUTAN
a. Metode garis lurus – (biaya – nilai sisa)/umur eknomis. Alasan penggunaan nya adalah
lebih mudah digunakan dan diaplikasikan dalam akuntansi serta lebih mudah dalam
menentukan tarif penyusutannya. Meskipun memiliki kelebihan, namun metode ini juga
memiliki kekurangan antara lain beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama untuk
setiap periodenya.
Apakah memenuhi karakteristik reliable?
b. Metode aktivitas (unit pengunaan atau produksi) – [(biaya – nilai sisa) x jumlah jam tahun] /
total estimasi jam
c. Metode deminshing (accelerated) / beban dikurangi (dipercepat)
Jumlah angka tahun – pengurangan beban depresiasi berdasarkan penggunaan porsi dari
biaya yg bisa didepresiasi.
Saldo menurun – menggunakan tingkat depresiasi (%) yg merupakan perkalian dari metode
garis lurus
B. LIFO – Mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli/masuk adalah barang yang
pertama kali dijual/dikeluarkan. Dengan metode ini harga pokok barang yang terakhir dibeli
merupakan biaya yang ditetapkan dalam menghitung harga pokok penjualan. Hal ini dpt
membuat proses penataan barang lebih mudah.
Metode LIFO digunakan dalam perhitungan ketika biaya produksi suatu produk mengalami
peningkatan yang umumnya dikarenakan inflasi. Dengan tingkat inflasi yang terus naik
sepanjang waktu, maka sangat kecil kemungkinannya sebuah barang mengalami penurunan
harga. Dengan menggunakan metode ini, maka perusahaan akan menghasilkan laba yang
kecil sehingga dapat menghemat pajak. Pada saat terjadi inflasi, perhitungan harga beli
terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga sehingga mengurangi laba dan
menghasilkan pengurangan pajak.
Kelebihan: saat terjadi inflasi, pajak yg dihasilkan lebih rendah, laba rugi lebih akurat, dapat
membandingkan cost dan pendapatan saat ini. Jika harga naik maka harga barang menjadi
konservatif, laba operasi tidak terganggu dengan fluktuasi harga, dan jika terdapat fluktuasi
harga dapat meratakan laba tahunan
Kelemahan: laba yg dihasilkan lebih rendah dan metodenya cukup rumit sehingga tidak boleh
digunakan dan tidak diakui pajak
C. AVERAGE – Metode yg membagi rata jumlah nilai barang dgn kuantitas unit persediaan yg
ada. Mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya per-unit yang
sama. Berdasarkan metode ini harga pokok barang tersedia untuk dijual dialokasikan pada
dasar biaya rata rata tertimbang per-unit. Biasa digunakan perusahaan perdagangan dimana
brg tidak memiliki tanggal kadaluarsa
Kelebihan: lebih mudah dlm perhitungan harga pokok karena tdk perlu memperhatikan stok
brg yg pertama atau terakhir, lebih mudah penerapannya
Kelemahan: laba yg dihasilkan kurang actual/akurat
REKONSILIASI BANK
Penjelasan terjadwal terkait perbedaan antara kas yg tercatat di bank dan di perusahaan.
Item rekonsiliasi:
Deposit dlm perjalanan (deposit in transfer)
Cek beredar (outstanding checks) – Cek yang diterbitkan oleh perusahaan belum dicairkan oleh
pihak penerima. Hal ini menyebabkan kas di pembukuan perusahaan telah berkurang pada saat
penyerahan cek, namun kas di rekening bank belum berkurang. Sehingga kas di rekening koran
harus dikurangkan sebesar cek yang belum dicairkan pihak penerima.
Bank charges - Biaya yang dicatat oleh bank terhadap saldo deposan untuk barang-barang
seperti layanan bank, pencetakan cek, cek tidak cukup dana (NSF), dan penyewaan brankas.
Deposan mungkin tidak mengetahui biaya ini sampai diterimanya laporan bank.
Bank credit - Penagihan atau deposit oleh bank untuk kepentingan deposan yang mungkin tidak
diketahui deposan sampai dengan diterimanya bank statement. Contohnya adalah penagihan
wesel untuk deposan dan bunga yang diperoleh dari rekening giro berbunga.
Bank or depositor errors - Kesalahan baik dari pihak bank maupun dari pihak penyimpan
menyebabkan saldo bank tidak sesuai dengan saldo buku deposan.
Pembukuan Perusahaan/Deposan
(+)
1. Jasa Giro/Pendapatan bunga. Simpanan uang di bank akan mendapatkan bunga dari bank dan
langsung di kredit (memorandum kredit/nota kredit)/menambah ke rekening deposan. Hal ini akan
menyebabkan saldo kas di rekening koran bertambah dan di pembukuan perusahaan belum
dilakukan penambahan. Sehingga harus ditambah.
2. Penagihan Piutang/Wesel Tagih. Pihak debitur telah membayar kewajibannya ke perusahaan
melalui rekening di bank. Hal ini akan menyebabkan kas di rekening koran bertambah dan di
pembukuan perusahaan belum dilakukan penambahan. Sehingga harus ditambah..
3. Kesalahan Pencatatan. Perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan, pada saat menjurnal
kas di sisi debet lebih kecil dari seharusnya, atau pada saat menjurnal kas di sisi kredit lebih besar
dari seharusnya, atau menjurnal kas di sisi kredit padahal seharusnya bukan kas di sisi kredit.
Sehingga kesalahan pencatatan kas harus ditambah.
4. Cek Kosong. Perusahaan menyerahkan cek kosong kepada pihak lain dan mencatat pengurangan
kas di pembukuan perusahaan, namun kas di bank tidak berkurang karena cek kosong (saldo tidak
ada atau kurang) tidak bisa dicairkan. Sehingga pengurangan kas di pembukuan perusahaan
sebelumnya, harus ditambahkan kembali karena pihak lain belum menerima kas.
5. Cek Mundur. Perusahaan menyerahkan cek mundur kepada pihak lain dan mencatat
pengurangan kas di pembukuan perusahaan, namun kas di bank tidak berkurang karena cek mundur
tidak bisa dicairkan sampai tanggal pencairan yang tertera di cek. Sehingga pengurangan kas di
pembukuan perusahaan sebelumnya, harus ditambahkan kembali karena pihak lain belum menerima
kas.
6. Kenaikan Nilai Kurs. Kas di bank dalam bentuk mata uang asing di catat di pembukuan
perusahaan dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs pada saat uang asing tersebut diterima
(kurs historis). Mata uang asing pada tanggal neraca (31 des) harus disesuaikan dengan kurs pada
tanggal neraca. Apabila terjadi kenaikan kurs maka selisih kenaikan tersebut harus menambah saldo
kas di pembukuan perusahaan.
(-)
1. Biaya Administrasi Bank. Rekening di bank akan mendapatkan biaya administrasi dari bank dan
langsung di debet (memorandum debet/nota debet)/mengurang ke rekening deposan. Hal ini akan
menyebabkan saldo kas di rekening koran berkurang dan di pembukuan perusahaan belum dilakukan
pengurangan. Sehingga harus dikurang.
2. Kesalahan Pencatatan. Perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan, pada saat menjurnal
kas di sisi debet lebih besar dari seharusnya, atau pada saat menjurnal kas di sisi kredit lebih kecil
dari seharusnya, atau menjurnal kas di sisi debet padahal seharusnya bukan kas di sisi debet.
Sehingga kelebihan pencatatan kas harus dikurangi.
3. Cek Kosong. Perusahaan menerima cek kosong dari pihak lain dan mencatat penambahan kas di
pembukuan perusahaan, namun kas di bank pihak lain tersebut tidak bisa ditarik karena cek kosong
(saldo tidak ada atau kurang) tidak bisa dicairkan. Sehingga penambahan kas di pembukuan
perusahaan sebelumnya, harus dikurangkan kembali karena perusahaan tidak menerima pencairan
cek.
4. Cek Mundur. Perusahaan menerima cek mundur dari pihak lain dan mencatat penambahan kas di
pembukuan perusahaan, namun kas di bank pihak lain tersebut tidak bisa ditarik karena cek mundur
tidak bisa dicairkan sampai tanggal yang tertera di cek. Sehingga penambahan kas di pembukuan
perusahaan sebelumnya, harus dikurangkan kembali karena perusahaan tidak menerima pencairan
cek.
5. Penurunan Nilai Kurs. Kas di bank dalam bentuk mata uang asing di catat di pembukuan
perusahaan dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs pada saat uang asing tersebut diterima
(kurs historis). Mata uang asing pada tanggal neraca (31 des) harus disesuaikan dengan kurs pada
tanggal neraca. Apabila terjadi penurunan kurs maka selisih penurunan tersebut harus mengurangi
saldo kas di pembukuan perusahaan.
Rekening Koran/Laporan Bank
(+)
1. Setoran dalam Perjalanan (deposit in transit). Karyawan yang bertugas menyetorkan kas di
bank belum menyetorkan kas tersebut sampai pada tanggal neraca atau tanggal rekonsiliasi.
Sehingga kas di rekening koran harus ditambah.
2. Kesalahan Pencatatan. Pihak bank mencatat penyetoran kas terlalu kecil atau penarikan kas
terlalu besar. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan lebih kecil dari seharusnya. Sehingga
selisih tersebut harus ditambahkan di rekening koran.
3. Kesalahan Transfer. Bank salah mentransfer kas dari rekening perusahaan padahal seharusnya
dari rekening pihak lain. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan berkurang, padahal
seharusnya tidak berkurang. Sehingga jumlah kas yang salah transfer harus ditambahkan kembali.
(-)
1. Cek Beredar (outstanding checks). Cek yang diterbitkan oleh perusahaan belum dicairkan oleh
pihak penerima. Hal ini menyebabkan kas di pembukuan perusahaan telah berkurang pada saat
penyerahan cek, namun kas di rekening bank belum berkurang. Sehingga kas di rekening koran
harus dikurangkan sebesar cek yang belum dicairkan pihak penerima.
2. Kesalahan Pencatatan. Pihak bank mencatat penyetoran kas terlalu besar atau penarikan kas
terlalu kecil. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan lebih besar dari seharusnya. Sehingga
selisih tersebut harus dikurangkan di rekening koran.
3. Kesalahan Transfer. Bank salah mentransfer kas ke rekening perusahaan padahal seharusnya ke
rekening pihak lain. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan bertambah, padahal
seharusnya tidak bertambah. Sehingga jumlah kas yang salah transfer harus dikurangkan.
JENIS SAHAM
1. Saham biasa – saham atau surat berharga yg dimiliki oleh perusahaan. Karakteristik saham
biasa adalah dividen yg dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba. Pemilik saham memiliki
hak untuk ambil bagian dlm mengelola perusahaan dan memiliki hak suara dlm mengontrol
operasional perusahaan.
2. Saham preferen – saham atau surat berharga yang mempunyai karakteristik gabungan dari
saham biasa dengan obligasi. Jadi saham preferen ini bisa memberikan pendapatan tetap yang
berbentuk bunga obligasi. Keunggulan dari Preferred Stock ini yaitu lebih aman dari saham
biasa. Hal ini karena pemilik saham ini memiliki hak klaim pada aset dan seluruh kekayaan
perusahaan. Tak hanya itu, pemegang saham ini juga punya hak untuk didahulukan dalam
pembagian dividen. kelemahannya adalah sulit untuk diperdagangkan. Hal ini dikarenakan
jumlahnya yang sedikit yang berbeda dengan saham biasa yang jumlahnya relatif banyak. Selain
itu, hal suara pemegang preferred stock hanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan tambahan
saja. Sangat bertolak belakang dengan hak suara pemegang saham biasa yang bisa
menentukan dan memilih jajaran manajemen perusahaan.
Saham tresuri ad. saham yg diperoleh kembali oleh perusahaan setelah diedarkan
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
1. Pelaporan pada periode berjalan – pengaruh kumulatif ad. perbedaan laba tahun sebelumnya
antara metode baru dgn metode lama. Penyesuaian ini dilaporkan hanya dlm laporan laba rugi
tahun berjalan. Perusahaan tidak mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya
2. Pelaporan secara retrospektif – penyesuaian retrospektif atas laporan keuangan akan
Menyusun Kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dan prinsip
yg baru ditetapkan. Perusahaan menyajikan pengaruh kumulatif daru perubahan sebagai
penyesuaian atas laba ditahan awal tahun paling awal yg disajikan dlm laporannya
3. Pelaporan secara prospektif (dimasa depan) – hasil yg telah dilaporkan sebelumnya biasanya
tdk diubah. Saldo awal tidak perlu disesuaikan. Pendukung pendekatan ini berargumen bahwa
setelah manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yg dpt
diterima, maka laporan tsb sudah final, manajemen tdk dpt mengubah periode sebelumnya dgn
menerapkan prinsip baru.