DEFINISI AKUNTANSI
Menurut Kieso: Akuntansi ad. pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasi informasi
keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan.
Akuntansi Keuangan (Financial accounting) adalah bidang akuntansi yang berhubungan
dengan penyusunan laporan keuangan secara berkala untuk suatu unit ekonomi secara
keseluruhan kepada pihak pihak di luar perusahaan.
JURNAL
a. Jurnal umum
b. Jurnal khusus
c. Jurnal penyesuaian
d. Jurnal penutup
e. Jurnal pembalik
SIKLUS AKUNTANSI
TUJUAN AKUNTANSI
- Umum
Memberikan informasi mengenai keuangan, baik itu aktiva maupun passiva
perusahaan
Menyediakan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber ekonomi (netto)
perusahaan
Memberikan informasi keuangan perusahaan yang dapat membantu dalam pembuatan
estimasi potensi keuntungan perusahaan
Memberikan informasi mengenai perubahan pada berbagai sumber ekonomi
perusahaan, baik itu aset, hutang, serta modal.
Menyediakan informasi lainnya terkait laporan keuangan untuk membantu pengguna
laporan tersebut
- Khusus : tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan informasi dalam bentuk laporan yang
memuat posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar
sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP).
ORGANISASI AKUNTANSI
FASB (Financial Accounting Standard Board), badan yang menerbitkan standar akuntansi untuk
Amerika Serikat disamping menerbitkan standar akuntansi, juga menerbitkan Concept Statement
SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) yg merupakan pedoman untuk tuuan,
karakteristik kualitatif, dan pedoman lain dari fenomena ekonomi untuk pengakuan dan
pengukuran dalam pelaporan keuangan dan penyajiannya. SFAC sendiri menjadi guide bagi
FASB dalam mengembangkan standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat. Tujuan dari
dokumen SFAC adalah untuk memberikan gambaran umum tentang konsep, definisi, dan ide
akuntansi.
Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan: (1) yang berguna bagi
mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis ekonomi untuk
membuat keputusan investasi serta kredit; (2) untuk membantu investor yang ada dan
potensial, kreditor yang ada dan investor potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai
jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; (3) tentang sumber daya ekonomi,
klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan didalamnya. Dalam tujuan ini terlihat
bahwa pengguna utama yang berusaha dipenuhi kebutuhannya adalah investor dan kreditor
atau investor potensial dan kreditor potensial.
• SFAC No. 2 “Qualitative Characteristic of Accounting Statements of Bussines
Enterprise,” yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bisa
bermanfaat.
• SFAC No. 3 “Elements of Financial Statements of Bussines Enterprise,” yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan beban.
• SFAC No. 4 “Objective of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations,” yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi untuk organisai nirlaba.
• SFAC No. 5 “Recognition and Measurement in Financial Statements of Business
Enterprise,” yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan
dan kapan waktunya.
• SFAC No. 6 “Elements of Financial Statements” yang menggantikan SFAC No. 3 dan
memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
• SFAC No. 7 “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements,” yang merupakan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
• SFAC No. 8 “Conceptual Framework for Financial Reporting” menggantikan SFAC
No.1 dan SFAC No.2. merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan yang terdiri dari sikap
pelaporan keuangan, tujuan pelaporan keuanga, pengguna informasi laporan keuangan,
Informasi yang dibutuhkan, Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu
entitas, perubahan dan klaim atas sumber daya, dan Perubahan dan klaim atas sumber daya.
tujuan pelaporan keuanagan, yaitu kegunaan pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan
untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan
yang berguna untuk investor ekuitas saat ini dan potensial, pemberi penjaman, dan kreditor lain
untuk membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal. Informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan bagi penyedia modal juga dapat berguna untuk pengguna
pelaporan keuangan lainnya yang bukan merupakan penyedia modal. Pelaporan keuangan untuk
tujuan umum membantu pengguna yang tidak memiliki kemampuan untuk meminta seluruh
informasi keuangan yang mereka butuhkan dari suatu entitas dan karena itu harus mengandalkan
informasi yang diberikan dilaporan keuangan.
Bagian kedua membahasa cara-cara dimana tujuan (Tingkat pertama) ini dapat
diimplementasikan (Tingkat Ketiga). Tujuan kedua memberikan blok pembangun konseptual
yang menjelaskan karakteristik kualitattif dari informasi akuntansi dan memberikan unsur-unsur
laporan keuangan.
Merupakan jembatan antara tingkat 1 dan 3 mengapa akuntansi (tujuan) dan bagaiamana
akuntansi (pengakuan, pengukuran, dan penyajian laporan keuangan).
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Kualitas Dasar – Relevansi (Kemampuan informasi untuk memengaruhi keputusan
dengan mengubah atau menguatkan harapan harapan mengenai hasil yang akan dicapai)
Predictive value : informasi memiliki nilai sebagai input untuk proses prediksi
yang digunakan untuk membentuk harapan terkait masa depan.
Nilai konfirmasi : informasi membantu pengguna menginformasikan atau
memperbaiki harapan sebelumnya.
Materialitas : informasi dianggap materialitas apabila mengabaikan salah saji
yang bisa mempengaruhi pengguna dalam membuat keputusan.
Kualitas Dasar – Penyajian Jujur (Faithful Representation) ( angka2 dan penjelasan
sesuai dengan apa yang benar2 terjadi)
Kelengkapan : tersedianya semua informasi diperlukan untuk penyajian jujur
Netralitas : perusahaan tidak memilih informasi untuk mendukung pihak
berkepentingan atas pihak yang lain.
Bebas dan kesalahan : informasi yang disajikan lebih akurat
Peningkatan Kualitas
Dapat dibandingkan : membandingkan informasi yang dilaporkan dengan cara
yang sama untuk perusahaan yang berbeda.
Dapat diverifikasi : pengukur independen menggunakan metode yang sama dan
mendapatkan hasil yang sama.
Tepat waktu : informasi yang tersedia bagi pengambil keputusan sebelum
informasi tersebut kehilangan kemampuannya untuk memengaruhi keputusan.
Dapat dipahami : kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk cukup
terinformasi melihat signifikansinya.
Unsur Dasar :
Aset : sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan adanya manfaat ekonomi yang diharapkan diperoleh di masa depan.
Liabilitas : utang perusahaan masa kini dari entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi.
Ekuitas : hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.
Penghasilan : Kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Beban : Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk kas
keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Karakteristik kualitatif
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu
perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh
para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan
balik, dan tepat waktu.
Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya
untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa
lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari
kemampuan para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca
peluang bisnis di masa depan.
Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung atau
memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya.
Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah
dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar
ataukah perlu direvisi.
Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para
pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam
mempengaruhi keputusan yang diambil.
Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari
kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi
yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa
oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan
yang sama pula.
Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi
keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan
keuangan disajikan secara jujur jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara
transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan
laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan
laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang
berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan
yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada
pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas Primer
Predictive Value
Feedback Value
Kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengoreksi atau mempertegas harapan
harapan terdahulu (nilai umpan balik)
Timelines
Verifiability
Representational faithfulness
Kesesuaian antara data akuntansi dan peristiwa peristiwa yang seharusnya disajikan oleh data
keuangan.
Neutrality
Tidak adanya bias, tidak memihak, tidak menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain
dalam penyajian informasi.
Informasi tentang sebuah informasi akan lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan
informasi serupa menyangkut perusahaan lain.
Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan
tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu
pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa
depan; yaitu memiliki nilai prediktif (prediktif value). Informasi yang relevan akan
membantu pemakai menjastifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu
memiliki nilai umpan balik (feed-back value). Agar relevan, informasi juga harus tersedia
kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas (kadaluarsa)
untuk mempengaruhi keputusan yang diambil; yaitu tepat waktu (timeliness).
Reliabilitas. Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara
tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat diperlukan oleh individu-
individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari
informasi. Dalam reliabilitas terdapat tiga karakteristik. Pertama Daya-uji atau verifable
(verifiability) yakni mampu dibuktikan kebenarannya. Kedua, jujur atau ketepatan penyajian
(representational faithfulness) berarti angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan
mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi. Ketiga, Netralitas (neutrality) berarti bahwa
informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu
Comparability & Consistence (perbadingan vertical dan horizontal)
Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih
bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang
serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap dapat diperbandingkan
jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang
berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk mengenali dan
menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode
akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.
Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih
bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang
serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan
informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap
transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu,
perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan,
maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam
laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti
keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode
tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
Perbandingan Vertikal - perbandingan laporan keuangan dari suatu perusahaan dengan laporan
keuangan yang sama untuk periode-periode sebelumnya (consistency)
- Akuntansi Basis Kas Ketat, perusahaan mencatat pendapatan hanya ketika mereka
menerima uang tunai , dan mencatat beban hanya jika mengeluarkan uang tunai. Basis
kas mengabaikan perinsip pengaukuan pendapatan dan pengakuan beban. Akibatnya
laporan keuangan yang berbasis kas tidak sesuai dengan IFRS.
- Akuntansi basis kas modifikasi, hal ini menggabungkan antara basis kas dan basis akrual
dengan dengan memodifikasi yang memilki dukungan subtansial seperti mengapitalisasi
dan menyusutkan aset tetap dan mencatat persediaan.
- Akuntansi basis akrual artinya bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan
perusahaan dicatat pada periode dimana peristiwa itu terjadi.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Menurut SFAC
1. Aktiva. Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau
dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Kewajiban. Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari
kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu – kewajiban timbul oleh transaksi atau kejadian
masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa
depan.
3. Ekuitas. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi kewajibannya.
Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
4. Investasi Oleh Pemilik. Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk
mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan (ekuitas) di dalamnya.
5. Distribusi Kepada Pemilik. Penurunan aktiva bersih suatu perusahaan yang diakibatkan
oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan
kepada pemilik.
6. Laba Komprehensif (comprehensive income). Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah
entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan
berdasarkan dari pemilik.
7. Pendapatan (revenue). Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas
atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari
pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
8. Beban (expense). Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau
operasi sentral perusahaan.
9. Keuntungan (gains). Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang
ditimbulakan oleh transaksi peripheral (tidak utama) atau insedentil dan dari semua transaksi
serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode
kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
10. Kerugian (loses). Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan
oleh transaksi peripheral (tidak utama) atau insidentil dan dari semua transaksi serta kejadian
lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama periode kecuali yang berasal dari
beban atau distribusi kepada pemilik.
Aset tetap : properti yang dimiliki perusahaan dan punya manfaat jangka panjang. Cth :
Gedung yang dijadikan sebagai kantor operasional, Kendaraan (mobil perusahaan, truk,
forklift, pickup, dll), Perangkat computer, Alat dan mesin manufaktur, Furniture, Tanah,
Fasilitas kantor
Kriteria :
a. Berwujud
b. Periode manfaat lebih dari 1 tahun
c. Digunakan dlm operasional perusahaan
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
e. Biaya perolehan dpt diukur scr andal dan dapat disusutkan
Aset lancar : aset dengan tingkat likuiditas tinggi, sehingga dapat diubah bentuknya menjadi
kas dengan cepat.
Kegunaan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi untuk membantu investor,
kreditor, dan pihak lain untuk menilai hal berikut :
- Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan
- Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan melunasi kewajiban
- Alasan perbedaan laba neto dan arus kas neto dari aktivitas operasi
- Transaksi kas dan nonkas atas investasi dan pendanaan selama periode berjalan
b. Metode langsung (metode laporan laba rugi) – metode pembuatan laporan arus kas
dengan penggunaan informasi arus kas actual (basis kas) daripada basis akrual pada
komponen aktivitas operasional. Metode ini melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas
dari aktivitas operasi dengan mengurangi pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas
operasi untuk memperoleh arus kas neto dan aktivitas operasi. Perusahaan menyesuaikan
setiap item dlm laporan laba rugi dari basis akrual ke basis kas. Metode ini
mencantumkan dari dan kepada siapa arus kas masuk dan keluar berasal.
Berikut daftar jenis penerimaan kas dan pembayaran yang paling umum digunakan dalam
format laporan arus kas metode langsung:
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran/Pembelian kepada Pemasok
Pembayaran kepada Karyawan (Gaji Karyawan)
Pembayaran bunga dan pajak
Pembayaran Kas dari Pembelian Aset Tetap
Penerimaan Kas dari Penerbitan Saham
Dan lainnya
5. CALK
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva perusahaan l;ainnya atau pengurangan
kewajiban atau kombinasi keduanya akibat pengiriman atau produksi barang pemberian atau
penyerahan jasa selama periode tertentu
Aset : Sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari perestiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas.
Liabilitas : kewajiban entitas masa kini yang timbul dari perestiwa masa lalu, penyelesaiannya
diperkirakan mngakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.
Ekuitas : Hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas
TUJUAN LAPORAN ARUS KAS
Untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dari
suatu perusahaan selama satu periode.
Perubahan prinsip akuntansi mencakup perubahan metode penetapan harga persediaan dari FIFO
ke rata rata, atau perubahan akuntansi untuk kontra konstruksi persentasi penyelesaian menjadi
metode penyelesaiaan kontrak. Perusahaan menggunakan mentode Retrospektif terhadap laporan
keuangan.
Kekurangan, biasanya metode ini tidak dapat menyamakan biaya dengan pendapatan pada
periode bersangkutan. Metode ini juga tidak membuat piutang dalam laporan posisi
keuangan dinyatakan sebesar nilai realisasi kasnya.
Metode ini menjamin bahwa piutang perusahaan dicatat pada laporan posisi keuangan sebesar
nilai realisasi kasnya. Realisasi kas merupakan jumlah neto yang diharapkan akan diterima
perusahaan dalam bentuk tunai.
IFRS Mensyaratkan metode penyisihan ini untuk tujuan pelaporan keuangan saat nilai piutang
tak tertagih cukup material. Metode ini memiliki tiha fitur penting :
1. Perusahaan mengestimasi piutang tak tertagih
2. Perusahaan mendebit estimasi piutang tak tertagih pada akun beban piutang tak tertagih dan
mengkredit pada akun penyisihan piutang tak tertagih
3. Ketika perusahaan menghapus piutang tertentu mereka mendebit piutang yang benar benar
tidak tertagih pada akun penyisihan piutang tak tertagih dan mengkredit akun piutang.
PERSEDIAAN
item aset yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, atau barang yang
akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.
B. LIFO – Mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli/masuk adalah barang yang
pertama kali dijual/dikeluarkan. Dengan metode ini harga pokok barang yang terakhir
dibeli merupakan biaya yang ditetapkan dalam menghitung harga pokok penjualan. Hal
ini dpt membuat proses penataan barang lebih mudah.
Metode LIFO digunakan dalam perhitungan ketika biaya produksi suatu produk
mengalami peningkatan yang umumnya dikarenakan inflasi. Dengan tingkat inflasi yang
terus naik sepanjang waktu, maka sangat kecil kemungkinannya sebuah barang
mengalami penurunan harga. Dengan menggunakan metode ini, maka perusahaan akan
menghasilkan laba yang kecil sehingga dapat menghemat pajak. Pada saat terjadi inflasi,
perhitungan harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga
sehingga mengurangi laba dan menghasilkan pengurangan pajak.
Kelebihan: saat terjadi inflasi, pajak yg dihasilkan lebih rendah, laba rugi lebih akurat,
dapat membandingkan cost dan pendapatan saat ini. Jika harga naik maka harga barang
menjadi konservatif, laba operasi tidak terganggu dengan fluktuasi harga, dan jika
terdapat fluktuasi harga dapat meratakan laba tahunan
Kelemahan: laba yg dihasilkan lebih rendah dan metodenya cukup rumit sehingga tidak
boleh digunakan dan tidak diakui pajak
C. AVERAGE – Metode yg membagi rata jumlah nilai barang dgn kuantitas unit persediaan
yg ada. Mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya per-unit
yang sama. Berdasarkan metode ini harga pokok barang tersedia untuk dijual
dialokasikan pada dasar biaya rata rata tertimbang per-unit. Biasa digunakan perusahaan
perdagangan dimana brg tidak memiliki tanggal kadaluarsa
Kelebihan: lebih mudah dlm perhitungan harga pokok karena tdk perlu memperhatikan
stok brg yg pertama atau terakhir, lebih mudah penerapannya
Kelemahan: laba yg dihasilkan kurang actual/akurat
REKONSILIASI BANK
Penjelasan terjadwal terkait perbedaan antara kas yg tercatat di bank dan di perusahaan.
Item rekonsiliasi:
Deposit dlm perjalanan (deposit in transfer)
Cek beredar (outstanding checks) – Cek yang diterbitkan oleh perusahaan belum dicairkan
oleh pihak penerima. Hal ini menyebabkan kas di pembukuan perusahaan telah berkurang
pada saat penyerahan cek, namun kas di rekening bank belum berkurang. Sehingga kas di
rekening koran harus dikurangkan sebesar cek yang belum dicairkan pihak penerima.
Bank charges - Biaya yang dicatat oleh bank terhadap saldo deposan untuk barang-barang
seperti layanan bank, pencetakan cek, cek tidak cukup dana (NSF), dan penyewaan brankas.
Deposan mungkin tidak mengetahui biaya ini sampai diterimanya laporan bank.
Bank credit - Penagihan atau deposit oleh bank untuk kepentingan deposan yang mungkin
tidak diketahui deposan sampai dengan diterimanya bank statement. Contohnya adalah
penagihan wesel untuk deposan dan bunga yang diperoleh dari rekening giro berbunga.
Bank or depositor errors - Kesalahan baik dari pihak bank maupun dari pihak penyimpan
menyebabkan saldo bank tidak sesuai dengan saldo buku deposan.
Pembukuan Perusahaan/Deposan
(+)
1. Jasa Giro/Pendapatan bunga. Simpanan uang di bank akan mendapatkan bunga dari
bank dan langsung di kredit (memorandum kredit/nota kredit)/menambah ke rekening
deposan. Hal ini akan menyebabkan saldo kas di rekening koran bertambah dan di
pembukuan perusahaan belum dilakukan penambahan. Sehingga harus ditambah.
2. Penagihan Piutang/Wesel Tagih. Pihak debitur telah membayar kewajibannya ke
perusahaan melalui rekening di bank. Hal ini akan menyebabkan kas di rekening koran
bertambah dan di pembukuan perusahaan belum dilakukan penambahan. Sehingga harus
ditambah..
3. Kesalahan Pencatatan. Perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan, pada saat
menjurnal kas di sisi debet lebih kecil dari seharusnya, atau pada saat menjurnal kas di sisi
kredit lebih besar dari seharusnya, atau menjurnal kas di sisi kredit padahal seharusnya bukan
kas di sisi kredit. Sehingga kesalahan pencatatan kas harus ditambah.
4. Cek Kosong. Perusahaan menyerahkan cek kosong kepada pihak lain dan mencatat
pengurangan kas di pembukuan perusahaan, namun kas di bank tidak berkurang karena cek
kosong (saldo tidak ada atau kurang) tidak bisa dicairkan. Sehingga pengurangan kas di
pembukuan perusahaan sebelumnya, harus ditambahkan kembali karena pihak lain belum
menerima kas.
5. Cek Mundur. Perusahaan menyerahkan cek mundur kepada pihak lain dan mencatat
pengurangan kas di pembukuan perusahaan, namun kas di bank tidak berkurang karena cek
mundur tidak bisa dicairkan sampai tanggal pencairan yang tertera di cek. Sehingga
pengurangan kas di pembukuan perusahaan sebelumnya, harus ditambahkan kembali karena
pihak lain belum menerima kas.
6. Kenaikan Nilai Kurs. Kas di bank dalam bentuk mata uang asing di catat di pembukuan
perusahaan dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs pada saat uang asing tersebut
diterima (kurs historis). Mata uang asing pada tanggal neraca (31 des) harus disesuaikan
dengan kurs pada tanggal neraca. Apabila terjadi kenaikan kurs maka selisih kenaikan
tersebut harus menambah saldo kas di pembukuan perusahaan.
(-)
1. Biaya Administrasi Bank. Rekening di bank akan mendapatkan biaya administrasi dari
bank dan langsung di debet (memorandum debet/nota debet)/mengurang ke rekening
deposan. Hal ini akan menyebabkan saldo kas di rekening koran berkurang dan di
pembukuan perusahaan belum dilakukan pengurangan. Sehingga harus dikurang.
2. Kesalahan Pencatatan. Perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan, pada saat
menjurnal kas di sisi debet lebih besar dari seharusnya, atau pada saat menjurnal kas di sisi
kredit lebih kecil dari seharusnya, atau menjurnal kas di sisi debet padahal seharusnya bukan
kas di sisi debet. Sehingga kelebihan pencatatan kas harus dikurangi.
3. Cek Kosong. Perusahaan menerima cek kosong dari pihak lain dan mencatat penambahan
kas di pembukuan perusahaan, namun kas di bank pihak lain tersebut tidak bisa ditarik karena
cek kosong (saldo tidak ada atau kurang) tidak bisa dicairkan. Sehingga penambahan kas di
pembukuan perusahaan sebelumnya, harus dikurangkan kembali karena perusahaan tidak
menerima pencairan cek.
4. Cek Mundur. Perusahaan menerima cek mundur dari pihak lain dan mencatat
penambahan kas di pembukuan perusahaan, namun kas di bank pihak lain tersebut tidak bisa
ditarik karena cek mundur tidak bisa dicairkan sampai tanggal yang tertera di cek. Sehingga
penambahan kas di pembukuan perusahaan sebelumnya, harus dikurangkan kembali karena
perusahaan tidak menerima pencairan cek.
5. Penurunan Nilai Kurs. Kas di bank dalam bentuk mata uang asing di catat di pembukuan
perusahaan dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs pada saat uang asing tersebut
diterima (kurs historis). Mata uang asing pada tanggal neraca (31 des) harus disesuaikan
dengan kurs pada tanggal neraca. Apabila terjadi penurunan kurs maka selisih penurunan
tersebut harus mengurangi saldo kas di pembukuan perusahaan.
Rekening Koran/Laporan Bank
(+)
1. Setoran dalam Perjalanan (deposit in transit). Karyawan yang bertugas menyetorkan kas
di bank belum menyetorkan kas tersebut sampai pada tanggal neraca atau tanggal
rekonsiliasi. Sehingga kas di rekening koran harus ditambah.
2. Kesalahan Pencatatan. Pihak bank mencatat penyetoran kas terlalu kecil atau penarikan
kas terlalu besar. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan lebih kecil dari
seharusnya. Sehingga selisih tersebut harus ditambahkan di rekening koran.
3. Kesalahan Transfer. Bank salah mentransfer kas dari rekening perusahaan padahal
seharusnya dari rekening pihak lain. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan
berkurang, padahal seharusnya tidak berkurang. Sehingga jumlah kas yang salah transfer
harus ditambahkan kembali.
(-)
1. Cek Beredar (outstanding checks). Cek yang diterbitkan oleh perusahaan belum
dicairkan oleh pihak penerima. Hal ini menyebabkan kas di pembukuan perusahaan telah
berkurang pada saat penyerahan cek, namun kas di rekening bank belum berkurang. Sehingga
kas di rekening koran harus dikurangkan sebesar cek yang belum dicairkan pihak penerima.
2. Kesalahan Pencatatan. Pihak bank mencatat penyetoran kas terlalu besar atau penarikan
kas terlalu kecil. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan lebih besar dari
seharusnya. Sehingga selisih tersebut harus dikurangkan di rekening koran.
3. Kesalahan Transfer. Bank salah mentransfer kas ke rekening perusahaan padahal
seharusnya ke rekening pihak lain. Hal ini menyebabkan kas di rekening perusahaan
bertambah, padahal seharusnya tidak bertambah. Sehingga jumlah kas yang salah transfer
harus dikurangkan.
Dalam akuntansi niali waktu dari uang menunjukan hubungan antara waktu dan uang- bahwa
uang yang diterima saat ini bernilai lebih dari uang yang dijanjikan pada beberapa waktu di masa
depan. Hal in I dikarenakan adanya kesempatan untuk berinvestasi uang pada hari ini dan
menerima Bungan investasi.
Pelaporan keuangan menggunakan pengukuran yang berbeda beda dalam situasi yang berbeda
beda. Biaya Historis untuk peralatan, Nilai realisasi neto untuk persediaan , nilai wajar untuk
investasi. Menurut IASB pengukuran nilai wajar , ukuran nilai wajar yang paling berguna adalah
berdasarkan pada harga pasar di pasar aktif. (didasarkan pada harga kuotasian atai penutupan
harga saham) sehingga ukuran nilai wajar paling dapat diandalkan.
BUNGA
Pembayaran atas penggunaan uang. Suku Bunga merupakan persentasi dari jumlah pokok yang
terutang
Bungan sederhana : hanya sejumlah pokoknya atau imbal hasil atas atau pertumbuhan dari pokok
dari satu periode waktu rumusnya
Bungan = p * I * n
Bunga majemuk : dihitung atas nilai pokok dan atas setiap Bungan yang diperoleh yang belum
dibayar atau ditarik.
Persediaan dicatat sebagai biaya perolehan. Namun jika persediaan turun nilainya smapai pada
tingkat dibawah nilai aslinya perusahaan harus menurunkan nilai persediaan menjadi nilai
realisasi neto untuk melaporkan kerugian. Perusahaan meninggalkan biaya historis ketika
utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah
biaya aslinya.
Nilai Realisasi Neto (Net Realizable Value – NRF) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan
oleh perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan.