SEJARAH AKUNTANSI
Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia mulai dapat menghitung dan membuat
suatu catatan, dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun. Pada abad ke –15, terjadilah
perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang Venesia. Perkembangan
perdagangan ini memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik sehingga akuntansi mulai
berkembang.
Pada tahun 1494 Luca Pacioli menulis buku “SUMMA DE ARITHMETICA GEOMETRICA,
PROPORTIONI ET PROPORTIONALITE” yang salah satu babnya memuat akuntansi untuk
para pelaku usaha dengan sistem pembukan berpasangan yang disebut dengan sistem
kontinental. Sistem Kontinetal merupakan pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian,
yaitu debit dan kredit secara seimbang dan menghasilkan pembukuan yang sistematis serta
laporan keuangan yang terpadu. Dengan menggunakan sistem ini perusahaan mendapatkan
gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan, serta hak pemilik.
Pembukuan (bookkeeping) mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642 pada zaman
pendudukan Belanda dengan sistem kontinental. Pada zaman kemerdekaan dimulai pengiriman
akuntan dari Indonesia keluar negri (AS), dan sejak itu pula sistem akuntansi bergeser dari
sistem kontinental ke sistem Anglo Saxon (AS), karena dipandang lebih efisien dan praktis.
Seiring dengan perkembangan akuntansi, maka pada tahun 1953 berdirilah Ikatan Akuntan
Indonesia yang merupakan lembaga pengembangan akuntansi di Indonesia.
B. PENGERTIAN AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut sebagai ”Bahasa Bisnis” atau ”Bahasa Pengambilan Keputusan”,
karena semakin kita dapat memahami dan menguasai ilmu akuntansi, maka akan semakin baik
pulan untuk menangani dunia usaha, dan dapat menangani berbagai aspek keuangan suatu
perusahaan
1. Definisi dari sudut pemakai, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
2. Definisi dari sudut proses kegiatan, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu
organisasi.
b. Investor
c. Kreditor
d. Pemerintah
e. Karyawan
f. Pelanggan
Dalam hal ini termasuk konsumen dan pemasok (supplier) perlu mengetahui keadaan
keuangan perusahaan untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sehingga dapat
menjamin kelancaran pem bayaran barang yang dipasoknya.
g. Masyarakat
1. Dapat dipahami
Informasi akuntansi harus dapat dipahami, maksudnya informasi tersebut dinyatakan dalam
bentuk dan menggunakan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian atau
pengetahuan pemakai sehingga informasi dapat dipahami oleh pemakai. Informasi dapat
dipahami jika disajikan dalam bentuk yang digunakan dan jelas (tidak menimbulkan
penafsiran lain).
2. Relevan
Laporan keuangan harus memiliki relevansi dengan kebutuhan pemakai, artinya dapat
membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pada masa lalu.Suatu informasi dikatakan
relevan jika memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya (biaya tidak boleh lebih besar dari
manfaat
2. Dapat dimengerti
3. Relevan (menggunakan metode-metode yang dapat membantu pemakai)
4. Dapat dipercaya (dapat dipuji,netral,menyajikan yang seharusnya)
5. Nilai prediksi (ada gunanya bagi dasar prediksi masa depan)
6. Feedback
7. Tepat waktu
8. Dapat dibandingkan/konsisten
9. Materiality (cukup berarti)
LATIHAN